Be Mature – Jadilah Dewasa! – Nov 12

By Ps Lydia Yusuf

 

“Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik daripada yang jahat” – Ibrani 5:14

 

Kedewasaan merupakan sebuah proses. Tidak ada bayi yang tiba-tiba langsung berubah menjadi dewasa secara usia, iman, maupun karakter. Semua membutuhkan proses. Jadi, kita akan lebih bijaksana jika tidak menganggap diri kita lebih dewasa daripada orang lain. Firman Tuhan mengajarkan bahwa orang dewasa tidak lagi mengkonsumsi susu tetapi makanan keras = strong meat (daging yang keras). Kata “keras” didalam bahasa Yunani yaitu stereos, solid (kokoh, padat, penuh, kuat, murni). Artinya, orang dewasa lebih suka mengkonsumsi makanan yang keras, supaya otot-otot mulut dan giginya bisa terlatih. Sedangkan anak kecil (bayi yang menyusu), tidak mampu mencerna makanan keras. Ketika masih anak kecil, kita pada umumnya keras kepala, sok tahu, egois, menuntut keinginannya segera dipenuhi dan tidak mau mengerti orang lain. Akhirnya melalui proses yang berkesinambungan, kita menjadi dewasa sehingga bisa memahami pemikiran orang lain, berpikir panjang, tidak menuntut serta bisa menerima dan menyatukan pendapat orang lain yang berbeda dan tidak marah kalau ditolak.

 

Sampai hari ini, buku “Chicken Soup of the Soul” yang memiliki kisah luar biasa menjadi buku terlaris didunia. Pengarangnya adalah Jack Canfield dan Mark Victor Hansen. Mereka telah ditolak oleh 33 penerbit sebelum mereka berhasil menerbitkan bukunya. Saat itu mereka tidak peduli dengan komentar para editor yang mengatakan kumpulan cerita itu tidak laku dijual. Mereka hanya melangkah maju untuk ditolak, ditolak dan setelah kesekian kalinya, akhirnya mereka berhasil. Kini buku mereka sudah laku puluhan juta eksemplar dan diterjemahkan dalam puluhan bahasa. Untuk mencapai kesuksesan harus melalui proses, tidak ada yang instan. Ketika kedua pengarang ini ditolak, diperlukan sikap kedewasaan untuk terus bersemangat maju. Bagaimana dengan kita yang mengalami penolakan saat ingin bergerak maju, apakah anda akan berhenti dan menyerah??

 

“Menjadi tua itu adalah sebuah kepastian, menjadi dewasa adalah sebuah perjuangan”

 

Kedewasaan adalah sebuah proses perjuangan. Kerohanian yang dewasa didapatkan melalui ketaatan, mengasihi Tuhan dan hubungan intim dengan Tuhan, yaitu membaca, merenungkan serta mengaplikasikan Firman Tuhan. Dewasa rohani tidak terjadi dengan kekuatan manusia tetapi membutuhkan kekuatan Tuhan.

 

“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu” – 1 Korintus 13:11

 

Menjadi dewasa tidak terjadi secara tiba-tiba dan tidak juga ditentukan oleh umur orang tersebut. Menjadi dewasa adalah sebuah keputusan yang dilakukan hari demi hari untuk berubah dari bertindak seperti kanak-kanak, dari cara berpikir, dan berkata-kata. Sedangkan orang yang tidak dewasa adalah seorang yang terlalu percaya diri, namun tidak punya disiplin sama sekali.

 

“sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” – Efesus 4:13.

 

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kau kehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kau kehendaki” – Yohanes 21:18

 

Kedewasaan seseorang terlihat dari seberapa besar kekuatan untuk menanggung beban yang lebih besar. Dan, diapun tidak menggunakan kehendak bebasnya untuk melakukan dosa, namun menekan kehendak bebasnya dan berusaha untuk bertambah dewasa dalam segala hal. Bersyukurlah jika Tuhan mengijinkan tekanan terjadi karena ini merupakan kesempatan untuk menjadi dewasa. Orang yang dewasa, melihat tekanan sebagai sarana untuk semakin dekat dengan Bapa dan Raja. Segala sesuatu yang terjadi tidak ada yang kebetulan, Tuhan bermaksud mendewasakan kita melalui peristiwa yang terjadi diluar dugaan sehingga kita akan menjadi pribadi yang tahan uji, ditengah-tengah ujian dan pencobaan yang datang silih berganti. Dengan tetap mempunyai kommitmen yang teguh untuk mengasihi Yesus dengan sepenuh hati.

 

Kedewasaan tidaklah ditentukan oleh usia, melainkan oleh sikap menghadapi persoalan kehidupan. Kemauan bertumbuh dewasa walaupun melewati proses yang tidak nyaman dan melihat proses sebagai sarana Allah menyatakan rencana dan kehendakNya yang sempurna. Kita akan terus belajar untuk menjadi lebih dewasa dalam segala pikiran dan tindakan. Siapapun yang berhenti belajar dianggap sudah tua, walaupun usianya baru dua puluh tahun.

 

Bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan Tuhan dalam hidup adalah bukti kedewasaan rohani. Dewasa bukan hanya dari pembelajaran tetapi karena pergaulan intim dengan Bapa dan KebenaranNya yang menuntun kita pada proses pendewasaan.

 

“Orang yang dewasa rohani, ukuran keberhasilannya bukan kuantitas dari hasil, tetapi ketaatan menjalankan Firman dan motivasi menjalankan Firman”

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.