Jubah Istimewa Sang Kaisar

By Daisy Yolanda

 

Dalam dongeng karya Christian Andersen, dikisahkan ada seorang kaisar bodoh yang menomorsatukan penampilannya. Kaisar-kaisar yang lain memikirkan nasib bangsa, tetapi kaisar ini sibuk bercermin dan mengagumi jubah rupawan yang dimilikinya.

 

Suatu hari datanglah dua penenun licik yang bertujuan untuk menipu sang kaisar. Penenun itu mengatakan, bahwa mereka bisa menenun jubah dengan benang istimewa dan jubah yang mereka tenun khusus hanya untuk orang bijaksana. Hanya orang bijak yang pantas duduk dijabatannya, yang dapat melihat keindahan jubah karya mereka.

 

Karena merasa egonya tertantang, akhirnya sang kaisar meminta penenun membuatkan jubah tersebut. Si penenun pun berpura-pura memulai bekerja dengan alat tenunnya, yang sesungguhnya tidak ada satu helai benang pun yang ditenun.

 

Sebulan berlalu, sang kaisar pun mengirim penasihat kerajaan untuk memperhatikan perkembangan jubah yang sedang dikerjakan oleh si penenun. Ketika penasihat kerajaan tersebut menengok si penenun, ia tidak melihat satu helai benang pun di sana. Karena tidak mau dikira tidak pantas untuk jabatannya, maka ia pun berbohong pada kaisar bahwa jubah itu adalah jubah yang rupawan.

 

Selang beberapa waktu, sang penenun menyerahkan jubah istimewa kepada kaisar dan kemudian berpura-pura memakaikan jubah kepada kaisar yang penuh semangat dan tidak sabar ingin memamerkan jubah itu kepada rakyatnya. Sebenarnya, kaisar tidak melihat ada satu jubah yang dipakai. Karena dia tidak ingin dianggap bodoh, maka ia pun meyakinkan dirinya bahwa jubah yang dipakai itu sangat indah.

 

Keluarlah kaisar dari istananya untuk memamerkan jubah tersebut. Rakyat pun sangat terkejut, tetapi tidak satu orangpun yang berani berkata apa-apa. Sampai akhirnya, seorang anak kecil datang dan memberi tahu kaisar bahwa ia telanjang.

 

Seperti sang kaisar, kita sebagai manusia yang penuh dengan dosa, sering kali dibutakan dari kebenaran.  Kita tinggal di dunia, di mana kebenaran banyak diputarbalikan. Akan tetapi, kita sebenarnya memiliki jawaban dan pengharapan. Tuhan kita adalah Tuhan yang benar. Firman dan perkataanNya adalah cermin petunjuk kebenaran.

 

Tidak hanya itu, Tuhan tahu bahwa dosa telah membuat kita telanjang. Jauh sebelum kita mengerti tentang kebenaranNya, Bapa mengirimkan Yesus untuk mati bagi kita. Ketelanjangan kita sudah Yesus tanggung di kayu salib. Dia sudah tukarkan ketelanjangan kita dengan Jubah kebenaranNya.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.