Justru Karena Sayang – May 12

By: Debora Sherlly Yusuf

 

Sewaktu saya kecil Mami pernah memarahi saya karena saya tidak mau les berenang. Mami yang saat itu sibuk bekerja di kantor, siang hari itu khusus pulang ke rumah karena ada laporan saya dan adik ngotot tidak mau les. Ketika Mami sampai di rumah, kami bukan hanya dimarahi tetapi juga dipukul. Akhirnya dengan terpaksa kami naik ke mobil dan diantar supir untuk les berenang.

Katanya sayang, kok begitu?

Justru karena sayang makanya Mami saya berbuat seperti itu. Mami menginginkan kami untuk bisa berenang. Kata-kata Mami saat itu “nanti kamu sendiri yang akan merasakan keuntungannya” dan memang betul. Bisa berenang bukanlah suatu kerugian, malah keuntungan besar. Apalagi ketika kita sekeluarga pindah ke Sydney dan masuk high school yang sangat menganggap penting olahraga. Alangkah malunya saya seandainya di sekolah baru, di depan teman-teman baru, ternyata saya tidak bisa berenang. Begitu juga Bapa kita di Surga, Dia tidak menginginkan kita menjadi anakNya yang gampangan dan berlaku seenaknya sendiri.

“Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Dimanakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.“ Ibrani 12:7-8

Kalau Papa/Mama sayang saya harusnya semua yang saya inginkan mereka turuti

Apa jadinya dunia ini kalau semua orang tua menuruti apa yang menjadi keinginan anak? Bayangkan jika ada bayi yang diijinkan orang tuanya untuk menggenggam pisau? Ketika orang tua berkata tidak kepada apa yang kita mau, pasti ada alasan dibaliknya. Apalagi jika itu sudah menyangkut keputusan-keputusan yang besar seperti kuliah dimana, calon pacar, berlibur bersama teman-teman, dan masih banyak lagi yang lainnya. Ingatlah, orang tua menginginkan yang terbaik bagi kita, meskipun itu berlawanan dengan keinginan kita sendiri. Amsal 27:5-6 berkata “Lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.”

Tapi saya tetep sebel, kecewa, sakit hati…

Di kala kita harus didisiplin dan tidak mendapatkan yang kita inginkan, ingatlah bahwa kasih Tuhan, kasih orangtua kita, tidak berkurang sedikitpun. Dalam keadaan apapun kita sangat dicintai “…siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya” (Zakharia 2:8) Bayangkan ketika ada orang yang ingin mencolok mata anda, apa akan anda biarkan? Sebisa mungkin anda pasti menghindar bukan? Begitu juga dengan Tuhan. Justru karena kita sangat dikasihi makanya Tuhan menghajar kita.

“… tetapi dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” Ibrani 12:10-11

“Barangsiapa Kukasihi ia kutegur dan kuhajar, karena itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” Wahyu 3:19

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.