Restoration of Wisdom – June 15

Restoration berasal dari kata “Re-Store”: mengembalikan sesuatu yang pernah ada dan hilang, kepada posisi semula.

 

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka. (Kejadian1:26-27)

Melalui penebusan Yesus di kayu Salib, maka semua kuasa (termasuk kuasa Hikmat) yang hilang pada waktu manusia jatuh dalam dosa, dikembalikan sepenuhnya seperti  posisi semula, waktu Allah menciptakan manusia.

 

James E Casey, penggagas United Parcel Services (UPS), sebuah perusahaan pengiriman paket Internasional adalah orang yang sebenarnya gagal dalam studinya. Umur 11 tahun ia terpaksa berhenti sekolah karena ayahnya sakit dan ia harus membantu menghidupi keluarganya. Pekerjaan pertamanya adalah pengantar pembungkus ke gudang serba ada dengan gaji bulanan USD $2.50. Ketika berusia 15 tahun, James dan dua orang rekannya yang bekerja sebagai pengantar telegrafi mulai membuka usaha sendiri. Dari menjadi pengantar dengan berjalan kaki, lalu naik sepeda, sepeda motor, berkembang dengan menggunakan truk dan akhirnya usahanya terus berkembang dan berhasil. Tahun 1993, omzetnya 220 trilyun rupiah. Entah berapa penghasilannya sekarang karena perusahaan UPS terus berkembang dan itu terjadi karena keberaniannya bangkit dari kegagalan.

 

“dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus yaitu Bapa yang mulia itu supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar”. (Efesus 1:17)

Firman Tuhan tersebut mengingatkan kita agar meminta kepada Bapa untuk memberikan Roh Hikmat. Untuk mendapatkan Hikmat, kita perlu memiliki Hubungan pribadi dengan Allah dan di saat kita memiliki hubungan dengan Allah, kita bisa secara langsung mendapatkan hikmat yang tidak dimiliki oleh semua orang.

 

Setelah anda mendapatkan Hikmat, yang penting adalah Hikmat itu harus dipraktekkan.

Bill Gates mengatakan, “Jika anda mendapatkan inspirasi, lakukan sesuatu dalam waktu 24 jam, kalau tidak rasanya tidak akan pernah anda tindak lanjuti.”

 

Kuasa Hikmat itu dirasakan dampaknya, hanya jika hikmat yang didapat itu dipraktekkan atau ditindak-lanjuti.

 

Apa hikmat yang anda dapat saat ini? Mulai beri waktu yang lebih untuk mewujudkannya. Robert J Mc Kain mengatakan “mengapa seringkali tujuan utama kita tidak tercapai? karena kita lebih meluangkan waktu kita untuk melakukan hal-hal nomor dua terlebih dahulu.”

 

James E Casey mengalami masa jatuh bangun tetapi ia tidak putus asa sebab ia melihat kesempatan yang tidak dilihat orang lain, merasakan yang tidak dirasakan orang lain. Ia mendapat Hikmat dan ia berusaha keras mewujudkannya. Itu tidak terjadi seketika tetapi perlu ketekunan, kegigihan dan berusaha sungguh-sungguh. Masalah-masalah yang terjadi dan kesulitan akan memberikan kita pemahaman demi pemahaman dan disaat Hikmat itu bekerja, kita akan menjadi lebih baik dan lebih tangguh.

 

Hubungan pribadi dengan Allah (Sang Raja) membuat kita senantiasa mampu mendengar Hikmat yang diberikanNya secara pribadi kepada kita.

 

Ketika Ia menetapkan kekuatan angin dan mengatur banyaknya air, ketika Ia membuat ketetapan bagi hujan dan jalan bagi kilat guruh, ketika itulah Ia melihat hikmat, lalu memberitakannya, menetapkannya bahkan menyelidikinya tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya takut akan Tuhan, itulah hikmat dan menjauhi kejahatan itulah akal budi”. (Ayub 28:25-28)

 

Permulaan Hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. (Mazmur 111:10a)

 

Permulaan Hikmat adalah takut akan Tuhan dan mengenal Yang Maha Kudus adalah Pengertian. (Amsal 9:10)

 

Hikmat sejati tidak diperoleh dari hafalan tetapi pemahaman. Pemahaman dapat terjadi jika seseorang diberi ruang berpikir bebas artinya rasa ingin tahu-nya atau keingin-tahuannya yang besar, perlu diarahkan atau difasilitasi bukan dihambat. Sebagai contoh ketika anak saya masih duduk di Taman Kanak-kanak, ia sudah bisa menanyakan, “mengapa Allah menciptakan iblis sehingga menyebabkan Adam dan Hawa jatuh dalam dosa?” Sebuah pertanyaan yang mahasiswa theologia juga sukar menjawab. Jika benih keingin-tahuan ini sering dihambat, yang biasanya dengan jawaban klasik: “sudah, kamu masih kecil, jangan banyak tanya-tanya!” Maka yang terjadi adalah mematikan cara berpikir kreatif yang diberikan Tuhan kepada anak kecil tersebut. Inilah yang menyebabkan banyak dari kita (yang dicetak dari sistim pendidikan yang salah tersebut) hanya pintar secara hafalan dan jika menghadapi persoalan diluar “text book”, kita tidak dapat mengerjakannya, lalu menyerah tak berdaya atau “powerless”.

 

Tingkatkan pemahaman anda dan bukan hafalan tanpa pengertian, maka pemahaman anda akan menjadi Hikmat yang berkuasa dan tentu saja akan membuat hidup anda menjadi lebih baik.

 

 

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.