Thankful Life

By Ps Lydia Yusuf

 

“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur” Kolose 2:6-7

 

Saya membaca berita online tentang tornado yang menghancurkan beberapa kawasan di Amerika Serikat. Banyak orang kehilangan harta dan tempat tinggal mereka, sepertinya hidup itu tidak ada pengharapan lagi. Namun di tengah situasi buruk ini, ada sebuah keluarga yang mengambil sepotong kayu dan menuliskan disana: God is still good (Tuhan itu tetap baik). Seorang pendeta bertanya kepadanya, “Untuk apa itu?” Mereka menjawab, “Itulah gambaran orang-orang yang tidak menaruh pengharapan mereka pada rumah, mobil dan harta mereka. Namun mereka menemukan pengharapannya didalam Kristus. Dan begitu indahnya bila kita melihat pengharapan ini muncul di komunitas kita.” (Sumber: Baptis Press Online, 16 Maret 2011)

 

Belajar mengucap syukur dalam berbagai situasi menandakan bahwa kita mempunyai iman yang teguh didalam Dia. Kalau mengucap syukur ketika situasi baik-baik saja, semua orang bisa melakukannya. Namun, apabila kita dalam situasi ekstrim, seperti anak sakit, hutang menumpuk, bisnis terpuruk dan hal-hal buruk terjadi, apakah kita masih bisa mengucap syukur?

 

Tuhan Yesus mengucap syukur bukan setelah masalah selesai, melainkan Dia mengucap syukur justru sebelum masalah selesai.

 

Dia mengucap syukur sebelum Lazarus dibangkitkan. “Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya supaya mereka percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: “Lazarus, marilah ke luar!” Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi” – Yohanes 11:41-44

 

Yesus juga mengucap syukur sebelum Ia memberi makan 5000 orang laki-laki, belum termasuk istri dan anak-anak mereka. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuatNya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-muridNya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan” – Yohanes 6:11-13

 

Orang percaya bertindak meraih kemenangan dengan mengucap syukur terlebih dahulu di alam roh sebelum terjadi di alam nyata!

 

Bersyukur karena keadaan membaik itu sudah biasa, tetapi bersyukur karena keadaan memburuk itu barulah luar biasa.

 

“Mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” – 1 Tesalonika 5:18

 

Jadilah pribadi yang selalu bersyukur, bersyukurlah senantiasa dengan berkat yang sudah anda miliki.

 

Mengucap syukur merupakan kualitas hati yang paling tinggi dihadapan Tuhan sebab Tuhan lebih menghargai ketaatan syukur kita.

“Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukumMu yang adil” – Mazmur 119:7

 

Dua hal yang membuat kita tidak dapat bersyukur adalah:

  1. Fokus pada keinginan dan bukan pada apa yang anda miliki.

Ketika anda tidak fokus kepada Tuhan, anda sebenarnya sedang fokus kepada diri sendiri. Anda tidak memiliki citra gambar Allah yang benar dan tidak mengerti bahwa yang paling berharga sudah ada didalam diri anda yaitu pribadi Yesus Kristus sendiri. Kita semua sangat membutuhkan Yesus. Oleh sebab itu, fokuslah dan kembangkan apa yang ada dalam diri kita, dengan hati yang melimpah dengan ucapan syukur. “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku” – Galatia 2:20

  1. Suka membanding-bandingkan dengan orang lain.

Jangan pernah membandingkan diri anda dengan orang lain. Anda harus belajar mengucap syukur. Tuhan mau kehidupan anda seperti sungai yang mengalir sehingga dapat membawa kehidupan bagi banyak orang. Mengucap syukurlah dan jadikanlah Yesus sebagai gembala yang baik dan kekasih jiwa anda.

 

Tetap mengucap syukur adalah cara untuk bisa menerima keadaan terburuk. Mengucap syukur adalah ciri warga Kerajaan Allah sebab dengan demikian kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan. “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur …” – Ibrani 12:28a.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.