To eat or not to eat – Jul 11

By: Deborah Sherlly Yusuf

 

Musim dingin identik dengan nafsu makan yang bertambah. Baik pria, maupun wanita tidak lepas dari perut “keroncongan” yang bisa menyerang kapan saja. Saya contohnya, saya biasanya makan buah untuk sarapan, tapi karena dingin buah saja tidak cukup. Saya sekarang harus menambah toast atau crackers dan keju, plus secangkir kopi. Tidak berhenti sampai disitu saja, porsi makan siang pun juga bertambah. Apalagi malam, ketika cuaca menjadi lebih dingin kalau bisa tidak ingin berhenti mengunyah rasanya. Tentunya nafsu makan yang bertambah mempunyai konsekuensi. Ahh, alangkah bahagianya andaikan saya termasuk salah satu orang yang bisa makan sebanyak-banyaknya tanpa memusingkan berat badan.

 

Saya sangat bersyukur karena Tuhan kita adalah Tuhan yang sangat mengerti dan peduli akan setiap aspek kehidupan kita. Rasa lapar yang berlebihan pun tidak lepas dari perhatianNya. Amsal 25:16 berkata “Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya…” Perhatikan kata secukupnya – tidak terlalu sedikit sehingga kita menderita anorexia, bukan juga terlalu banyak sehingga kita menderita obesitas.

 

Memang penelitian membuktikan jika cuaca dingin, maka suhu tubuh kita juga menurun dan menyebabkan timbulnya gairah makan makanan yang menghangatkan dan cenderung berkalori tinggi. Tapi bukan berarti kita harus menuruti setiap keinginan tubuh kita bukan? Percayakah saudara bahwa tubuh kita dikendalikan oleh pikiran kita sendiri? Dan seringnya pikiran kita dimanipulasi oleh apa yang kita lihat, yang kita dengar, dan yang kita cium. Contohnya, saya sedang duduk menonton televisi jam 9 malam ketika iklan KFC muncul. Ayam goreng garing yang berwarna coklat keemasan, kentang goreng yang disertai dengan uap yang menandakan kentang itu masih hangat. Otak saya secara otomatis langsung berkata “mauuuuu…” Tapi apakah harus diikuti? Ingatlah, tubuh kita adalah bait Allah yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya.

 

Tuhan menciptakan kita dengan lima panca indra dan di kasus ini dimana mata saya menginginkan KFC jam 9 malam, saya belajar untuk mengendalikannya dengan menggunakan indra penciuman. Dengan segera saya akan menyeduh secangkir camomile tea. Ketika wangi camomile sampai di hidung saya, saat itu juga keinginan saya untuk menyantap KFC hilang. Indra penciuman saya mengalahkan keinginan mata yang jika dituruti, saya akan sangat menyesal sesudahnya.

 

Mari kita belajar memilih pilihan yang bijaksana, bukan hanya sekedar mengikuti semua yang kita inginkan. Seperti yang Paulus katakan di 1 Korintus 10:23 “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.”

 

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.