Tunggu Sampai Mereka Remaja – Jan 12

By Eddy Suki

Beberapa teman saya di kantor memiliki anak remaja yang berusia antara 15 – 20 tahun. Dari percakapan sehari-hari, saya mendengar banyak kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh teman-teman saya baik dalam hubungan orang tua-anak, komunikasi dan nilai-nilai budaya.

Satu hal yang teman saya sering katakan, “Ed, tunggu sampai anakmu remaja maka engkau akan mengalami apa yang kita alami sekarang”. Saya hanya tersenyum mendengar pernyataan mereka. Pernyataan teman saya membuat saya berpikir dan bertanya kepada Tuhan, apakah benar yang mereka katakan? Apakah semua anak remaja harus memberontak? Apakah semua anak remaja melakukan kebodohan yang sama?

Jikalau anda pernah berpikir sama seperti saya, melalui artikel ini, saya ingin membagikan apa yang saya imani/percayai dalam hubungan orang tua dan anak.

Mengapa kita harus memiliki iman yang negatif terhadap anak kita?

Pada saat teman saya berkata, “tunggu sampai anakmu tumbuh remaja…” ini menunjukkan bahwa teman saya, sebagai orang tua, mempunyai iman yang negatif terhadap anak mereka. Saya sebagai orang tua yang mengerti kebenaran Firman Tuhan tentunya menolak hal tersebut. Mazmur 127:3 “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka (heritage) daripada Tuhan…”.

Jikalau kita mengerti bahwa anak adalah milik pusaka Tuhan maka tidak ada rencana negatif yang Tuhan taruh dalam kehidupan milik pusakaNya. Anak kita dapat tumbuh menjadi remaja yang takut akan Tuhan, hormat pada orang tua, menjadi berkat dan tidak harus sama dengan anak remaja yang lain.

Kalau tidak ada rencana negatif, mengapa kita banyak mendengar dan melihat banyak anak remaja Kristen yang tidak hidup benar?

Seringkali kita menyalahkan anak remaja pada saat perbuatan/ perkataan/ kehidupan mereka tidak benar, namun berapa banyak dari kita yang melakukan instropeksi (memeriksa kedalam) diri kita sebagai orang tua?

• Apakah kita sudah menyerahkan anak kita kepada Tuhan sejak mereka lahir sehingga Tuhan berkuasa dalam kehidupan mereka (Matius 19:14)

• Apakah kita sudah mendidik mereka dengan benar sejak mereka kecil (Amsal 4:11; 13:24)?

• Apakah kita menjadi teladan/ pahlawan bagi mereka (Mazmur 127:4)

• Apakah kita sudah menjadi tempat “Curhat” bagi anak kita?

• Apakah kita sudah menjadi orangtua sesuai dengan rencana Tuhan dalam kehidupan kita (Efesus 6:4)

Kalau saya belum melakukan apa yang ditulis di atas, apakah sudah terlambat?

Ada kabar baik untuk anda, tidak ada yang terlambat dan mustahil di dalam Tuhan Yesus. Pada saat kita datang sungguh-sungguh kepada Tuhan dengan iman yang benar maka Tuhan dengan segala keberadaanNya mampu memulihkan hubungan orang tua-anak termasuk di dalamnya pola hidup anak kita menjadi satu keluarga yang utuh (whole) seperti tertulis dalam kitab Mazmur 128.

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.