Apa Yang Harus Kita Lakukan Saat Menghadapi Badai

“Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.” Matius 14: 24, 25

Bacaan minggu ini diambil dari kitab Matius 14: 22-33 cerita tentang Yesus berjalan di atas air.

Sering kali orang-orang berpikir bahwa kehidupan orang Kristen itu berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian, kita hidup penuh dengan masalah.

Di dalam perikop pembacaan kita hari ini, dikatakan bahwa Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang danau Galilea. Setelah beberapa mil jauhnya dari pantai, perahu itu diombang-ambingkan oleh gelombang, karena angin sakal. Murid-murid Yesus menghadapi masalah di tengah-tengah ketaatan mereka dalam melakukan perintah Tuhan Yesus, yaitu mendahului-Nya untuk ke seberang.

Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup yang bebas dari masalah, tetapi Ia berjanji akan selalu menyertai kita.

Di saat kita berada di tengah-tengah masalah Tuhan ingin agar kita meresponiNya. Kita harus sadar bahwa kita bisa saja di dalam kehendak Tuhan saat kita menghadapi masalah. Janganlah kita berpikir bahwa Tuhan hanya bersama-sama dengan kita saat keadaan kita ada di dalam keadaan baik, dan Dia tidak bersama dengan kita saat keadaan buruk. Kehendak Tuhan di dalam kehidupan kita tidak dapat dilihat dan bergantung kepada keadaan yang kita alami.

Di tengah-tengah badai murid-murid belajar bahwa Yesus selalu ada bersama dengan mereka senantiasa.

Jikalau Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk ke seberang danau, Dia pasti akan menyertai mereka. Begitu juga dengan setiap kita, Ia akan selalu bersama-sama dengan kita.

Namun kita juga perlu tahu bahwa mungkin juga kita ada dalam masalah karena kita keluar dari rencana dan kehendak Allah.

Apapun situasi kita, percayalah bahwa badai yang kita hadapi tidak sebesar Allah kita! Sewaktu kita berada di dalam masalah, dan berseru kepada-Nya, mungkin seolah-olah Ia tidak menjawabnya; Kita menjadi gelisah dan takut seperti murid-murid Yesus. Ketahuilah bahwa pertolongan-Nya tidaklah pernah terlambat, Dia selalu tepat waktu.

“Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!””(Matius 14: 27).

Janganlah kita memandang masalah kita dengan mata jasmani, tetapi pandanglah dengan mata rohani, sebab jika tidak kita semua akan menjadi takut.

Saat murid-murid Yesus sadar bahwa yang berjalan di atas air adalah Tuhan Yesus, Petrus berseru kepada-Nya: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air” (ayat ke-28).

Untuk sesaat Petrus percaya dan memandang kepada Yesus, namun ketika ia mulai berjalan di atas air Petrus mulai melihat lagi masalah di sekelilingnya, dan ia pun mulai tenggelam.

Apapun yang terjadi biarlah mata kita hanya tertuju kepada Tuhan Yesus dan bukan kepada masalah kita.

Kita sering mengkritik Petrus karena ia tenggelam. Kita perlu perhatikan juga bahwa Petrus berseru kepada Tuhan Yesus dan berani melangkah melakukan apa yang Tuhan katakan.

Masalah-masalah yang kita hadapi akan membuat kita lebih dekat lagi kepada Tuhan Yesus. Biarlah dalam proses masalah mata kita hanya tertuju kepada-Nya.

“Problems will make us better and not bitter.”

Tags:
No Comments

Post A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.