Be more willing

By: Peter Kumar

 

Kita tidak bisa berkata bahwa kita mengasihi Tuhan tanpa melakukan atau menunjukan kasih itu, dengan ucapan saja mungkin bisa tapi tidak sepenuhnya jika tanpa aksi. Kasih adalah sesuatu yang sangat berkuasa dan kasih perlu bertumbuh.
“TUHAN, Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaanmu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu,sebab TUHAN, Allahmu, akan bergirangkembali karena engkau dalam keberuntunganmu, seperti Ia bergirang karena nenek moyangmu dahulu- apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.” (Ulangan 30:9-10)

Kita telah menjadi anak Tuhan, tapi kami belum makmur dalam rohani, dalam kasih, dalam harapan, dalam masa depan, dalam keuangan dan yang lain lainnya yang kita miliki harus mengalami kenaikin jika tidak akan terjadi kekurangan. Kita hanya punya satu kehidupan biar kita hidup untuk menyukakan Tuhan dan Tuhan akan membalikan segala situasi.
“Bersiaplah, pergi ke Sarfatyang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: “Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum.” Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Perempuan itu menjawab: “Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” (1 Raja 17:9-12)

Sering kali kita ijinkan situasi untuk mengatur hidup kita, dan ketika tidak ada lagi sesuatu yang bisa kita lakukan, namun apa selanjutnya?

 

Tuhan sedang melihat dan mengawasi disaat kita bekerja dan terus beruasaha sampai pada akhirnya ktia menyerah. Kita perlu mempunyai hubungan dengan Tuhan. Tuhan tidak akan meminta sesuatu yang kita tidak punya, sekalipun kita menghadapi resiko kehilangan, kita perlu belajar untuk lebih rela untuk memberinya, dan kita akan lihat mujizat bekerja sebab kita telah menyukakan Tuhan.

 

 

 

 

 

“Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.” Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.” (1 Raja 17:13-16)

Disaat kita langsung bergerak dalam ketaatan, yang mungkin kita tau kita bakal mengalami kesulitan, namun Firman Tuhan akan langsung datang dan Tuhan akan member kelimpahan. Kita perlu sekali lagi lebih rela, jika kita di minta untuk maju satu langkah, kita beri dua langkah.

 

Disaat kita rela, harapkanlah suatu mujizat, tidak selalu diakhiri oleh pengorbanan, tapi Tuhan akan menyertai kita senantiasa dan memberkati kita dengan limpah, hanya perlu kita taat.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.