Behold Your God! (Lihat, itu Allahmu!)

Yesaya 40:9-31, Lukas 18:1-8, Lukas 7:18-23

Salah satu kenangan yang paling menonjol dari masa kecil adalah ketika papi tidak memberikan apa yang saya inginkan meskipun saya menangis dan merengek meminta hal tersebut. Sangatlah jauh lebih mudah bagi kita untuk mengingat apa yang tidak kita terima dibandingkan dengan apa yang kita terima. Meskipun ada banyak hal lain yang papi berikan, satu hal yang saya tidak terima menjadi focus perhatian dan ingatan saya. Ini membuat saya mempertanyakan kasih papi bagi saya.

 

Lukas 18:1-8

V.1: Dari awal, Yesus sudah mengatakan tujuanya-Nya dalam menceritakan perumpamaan ini dengan
sangat jelas, ‘bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu jemu (lose heart).’ Sangatlah mungkin bagi orang Kristen untuk menyerah dan berhenti berdoa. Hidup memiliki banyak kesulitan dan kadang-kadang dengan mudah dapat membuat kita lelah dan kehilangan harapan pada Tuhan.

V.2: Kombinasi dari kedua sifat ini adalah sesuatu yang spektakuler. Dia tidak hanya tidak takut terhadap Allah, tetapi ia juga tidak menghormati orang lain. Hakim ini adalah contoh yang terburuk dari yang paling buruk dari manusia. Tidak takut akan Allah berarti ia memiliki kecenderungan untuk berbuat jahat. Tidak menghormati orang berarti dia tidak melihat tindakan kejahatan terhadap sesama
sebagai kejahatan.

V.3: Pada abad itu, seorang wanita dipandang sebagai warga negara kelas bawah. Seorang janda bahkan dipandang  lebih rendah dari itu.
Seorang janda bisa mati kapan saja. Jika suami meninggal tanpa meninggalkan banyak sumber daya baginya, dia berada dalam masalah serius. Masalah ini adalah tekanan masalah yang sah. Jadi sekarang, di cerita ini ada seorang wanita janda yang berhadapan dengan hakim yang tidak takut akan Tuhan dan tidak menghormati seorang pun. Hal ini seperti serangga di hadapan singa.

V.4-8: Untuk dipilih berarti kita tidak berada dimana kita berada secara tidak sengaja. Kita tidak mengenal pribadi Kristus secara kebetulan. Dengan alasan yang hanya diketahui oleh Allah, Dia memilih kita dengan kasih karunia-Nya sebelum dunia dijadikan, untuk menjadi putra dan putri Allah.

 

Sekarang, anak-anak Allah mendapatkan sebuah undangan yang
tidak pernah diberikan oleh ayah di bumi terhadap anak-anak kandung mereka.
Undangan dari cerita ini kepada kita sebagai anak-anak Allah adalah: ‘Kejar
aku; ganggu aku. Jangan berhenti bertanya. Jangan berhenti datang. Aku tidak
seperti hakim yang tidak benar. Jika ia dapat direcoki oleh seorang janda untuk
melakukan sesuatu, mengapa kamu berpikir dua kali untuk terus datang kepada
Aku?’  Tidak ada Ayah mana pun yang  pernah mengatakan hal ini kepada
anak-anaknya. Yang biasanya terjadi malah kebalikanya, “Coba kamu tanya
sekali lagi dan liat nanti kalo sampe rumah.”

Tapi itu bukanlah cara Yesus mengajar kita tentang
kesenangan hati Allah terhadap kita. Intinya adalah, ‘Mengapa Allah setelah
memilih kita dan menyelamatkan kita, maka Dia tidak berniat untuk mendengarkan
doa kita? “
Undangan yang ditawarkan Yesus adalah bagi kita untuk
datang ke hadirat Allah dan mengusik Dia dengan doa kita. Jika seorang hakim
yang tidak takut akan Allah dapat terpengaruh oleh kegigihan seorang janda,
betapa jauh lebih besar keinginan Allah untuk membantu anak-anak-Nya yang menangis
kepada-Nya siang dan malam? Tapi ini bukan akhir dari perumpamaan. Ada sisi lain dari
perumpamaan yang harus kita bicarakan, karena ini adalah situasi kehidupan
nyata. Yesus mengatakan ada dua tujuan dari cerita perumpaan ini. Dia
mengatakan perumpamaan ini sehingga kita tahu bahwa kita selalu bisa berdoa dan
harus selalu berdoa, tetapi Ia juga mengatakan bagi kita untuk berdoa dan tidak
menyerah (putus asa).

 

Setiap dari kita pasti memiliki cerita di mana kita
benar-benar berdoa, kita benar-benar menangis di hadapan Tuhan untuk sesuatu
yang kita inginkan. Keinginan kita bukanlah hal yang egois dan buruk. Tapi itu
adalah sesuatu yang sah dan terlihat seperti sesuatu yang Tuhan janjikan dan
inginkan untuk kita miliki. Mungkin kita telah mendoakan anggota keluarga,
untuk keselamatan teman, untuk kesuksesan bisnis, untuk pasangan hidup etc.
Kita telah berteriak dan meminta Tuhan untuk bekerja dan sepertinya jawaban itu
tidak pernah datang dan bahwa Tuhan tidak mendengarkan doa kita. Hal itu
menyebabkan kita memiliki kecenderungan untuk berkecil hati, kita bingung dan
bahkan mungkin kita merasa dikhianati oleh Allah.

Alasan mengapa Yesus mengakhiri perumpamaan ini dengan ‘Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang,
adakah Ia mendapati iman di bumi’
adalah karena Dia ingin kita tahu bahwa
akan ada waktu di mana sulit bagi kita untuk memahami kehendak Allah .

Kita, sebagai manusia, tidak mempunyai kapasitas untuk mengerti dan kita tidak
memiliki informasi atau fakta yang cukup untuk mengetahui kehendak-Nya yang
sempurna dalam situasi buruk yang kita alami. Tapi sebagai anak-anak Allah,
adalah peran kita untuk mempercayai kedaulatan Allah meskipun kita kurang
memahaminya.

 

Ada misteri tentang doa yang harus kita pahami. Allah berdaulat atas setiap sel di
alam semesta dan setiap atom yang ada. Tuhan lebih besar dari imajinasi
terbesar kita tentang Tuhan. Alasan kita putus asa dan menjadi frustrasi
dengan Tuhan adalah karena Tuhan kita terlalu kecil. Ketika kita memiliki
perspektif yang benar tentang Allah, maka satu-satunya tanggapan yang tepat
adalah untuk mempercayai-Nya dengan segenap hati, pikiran dan jiwa kita.

 

“Hidupku tersembunyi dari Tuhan, dan hakku tidak diperhatikan Allahku” – Yesaya 40:27b

 

Lukas 7:18-23

Yohanes Pembaptis adalah sepupu dari Yesus. Dia percaya
dalam Yesus dan dia membaptis Yesus. Dia adalah utusan yang mempersiapkan jalan
bagi Yesus. Dia melihat Surga terbuka dan Tuhan menyatakan Yesus sebagai anak
yang dikasihi-Nya. Namun sekarang ia mempertanyakan identitas Yesus. Yohanes
telah mendengar tentang semua keajaiban besar yang Yesus lakukan tapi dia
mempertanyakan identitas Yesus. Dinding penjara telah mengecilkan perspektif
Yohanes tentang Yesus. Jika Yesus dapat melakukan mujizat dan menyelamatkan
banyak orang asing yang bertemu dengan Dia, mengapa Ia tidak menyelamatkan
sepupunya sendiri?

Ketika murid-murid Yohanes bertanya kepada Yesus pertanyaan
Yohanes, Dia menjawab mereka menggunakan tanda-tanda. Yesus mampu melakukan hal
yang mustahil. Tapi namun Dia tidak melakukan apapun untuk menyelamatkan
sepupunya dari penjara? Tidak peduli betapa besar iman yang Yohanes
Pembaptis miliki, Yesus tidak akan mengeluarkan dia dari penjara.

Sebaliknya, Yesus berkata, ‘Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.’
Yesus tahu perjuangan yang kita hadapi ketika kita tidak menerima apa yang kita inginkan dari Allah.
Dia tahu rasa sakit, patah hati, kekecewaan dan putus asa yang kita alami.
Tetapi Yesus berkata, berbahagialah kita jika kita tidak kecewa. Ada sesuatu
yang lebih besar yang sedang Tuhan lakukan dari sekedar perjuangan kita
sekarang dalam menghadapi situasi kita.

 

Yesaya 40:9-31

Kebesaran Allah dalam pekerjaan tangan-Nya (V.12-14). Lihatlah pekerjaan tangan Tuhan. Bisakah anda melakukannya?
Bisakah setiap orang melakukannya? (Baca ayat). Apakah Anda cukup bijak dan
cukup kuat untuk melakukan hal-hal seperti itu? Tapi Tuhan sanggup; jika tidak.
Maka Dia tidak bisa membuat dunia ini sama sekali. Lihat, itu Allahmu! Apakah
Allahmu terlalu kecil?

Kebesaran Allah dalam negara negara (V.15-17). Lihatlah sekarang di negara-negara, kekuatan nasional yang besar dimana bangsa Israel merasa diri mereka rendah. Asyur, Mesir, Babel – Israel berdiri dalam kekaguman terhadap mereka
dan merasa takut terhadap mereka, tentara mereka dan sumber daya mereka jauh lebih besar dari Israel.
Tapi sekarang pertimbangkan dimana Tuhan berdiri dibandingkan dengan
negara-negara besar ini. (Baca ayat). Kita gemetar di hadapan bangsa-bangsa,
karena kita jauh lebih lemah daripada mereka, sedangkan Allah sangatlah jauh
lebih besar daripada bangsa-bangsa itu sehinga mereka dianggap-Nya hampa dan
sia sia saja.
Lihat, itu Allahmu! Apakah Allahmu terlalu kecil?

Kebesaran Allah dalam dunia (V.21-22). Hal berikut adalah dunia. Pertimbangkan kebesaran
dunia, variasi dan kompleksitas di dalamnya; pikirkan miliaran orang yang hidup
dan mengisinya, dan langit biru yang luas di atasnya. Betapa kecilnya kita
dibandingkan dengan planet bumi tempat kita hidup! Namun apa artinya planet
yang luar biasa ini dibandingkan dengan Allah? (Baca ayat). Dunia membuat kita
terlihat kecil tapi Tuhan membuat dunia tampak kecil.
Bumi adalah tumpuan
kaki-Nya, dimana Dia bertahta atasnya. Dia lebih besar dari dunia dan segala
yang ada di dalamnya; sehingga semua orang di dunia dan kegiatan mereka
terlihat seperti belalang melompat di matahari musim panas. Lihat, itu Allahmu!
Apakah Allahmu terlalu kecil?

Kebesaran Allah dalam orang-orang besar di dunia (V.23-24). Lihatlah orang-orang
besar di dunia – para gubernur yang menentukan hukum untuk kesejahteraan jutaan
orang; akan penguasa dunia, para diktator dan pembangun kerajaan, yang memiliki
kekuasaan untuk memulai perang dunia dalam sejenak. Pikirkan tentang Firaun,
Nebukadnezar; Alexander the great, Napoleon, Hitler, Stalin. Apakah anda
berpikir bahwa orang besar itulah yang menentukan jalan cerita sejarah dunia?
Pikirkan lagi, karena Allah lebih besar dari orang-orang besar di dunia. (Baca
ayat). Dia adalah penguasa pangeran. Lihat, itu Allahmu! Apakah Allahmu terlalu
kecil?

Kebesaran Allah dalam alam semesta (V.26). Lihatlah bintang-bintang. Pengalaman paling mengagumkan
yang dinikmati semua manusia dibawah langit ialah berdiri sendiri di malam yang
cerah dan melihat bintang-bintang. Tidak ada hal lain yang memberi rasa
keterpencilan dan kejauhan; tidak ada yang membuat kita menyadari betapa
kecilnya dan tidak pentingnya hidup kita. Dan kita hidup di zaman di mana
teknologi telah memungkinkan kita untuk mengintip luasnya alam semesta.
Bintang-bintang di galaksi tidak terhitung banyaknya, miliar tahun cahaya di
kejauhan. Pikiran kita tidak dapat memahaminya; imajinasi kita tidak bisa
memahami itu, ketika kita mencoba untuk menampung  kebesaran luar angkasa, otak kita berhenti
bekerja dan menjadi pusing. Tapi apakah alam semesta buat Tuhan? (Baca ayat). Tuhanlah
yang menjadikan bintang bintang. Tuhanlah yang menempatkan mereka di ruang
angkasa. Dia lah yang menciptakan semuanya; mereka semua ada dalam tangan-Nya,
dan tunduk pada kehendak-Nya.
Inilah
kebesaran kuasa-Nya dan keagungan-Nya. Lihat, itu Allahmu! Apakah
Allahmu terlalu kecil?

 

“Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan akan Aku seperti dia?’ firman Yang Mahakudus – Yesaya 40:25.

Pikiran kita tentang Allah tidak cukup besar; kita gagal untuk mengikuti
realitas kekuatan tak terbatas dan kebijaksanaan-Nya. Karena kita sendiri
sangatlah terbatas dan lemah, kita bayangkan di beberapa titik bahwa Allah juga
sama, dan kita merasa sulit untuk percaya bahwa Dia tidak terbatas. Kita
perlu belajar untuk mengakui kebesaran Allah kita.

 

Yesaya 40:28-31

Saya tidak harus memahami cara Allah bekerja ketika saya
tahu siapa Allah itu.
Dia adalah Yang Mahakuasa, yang melihat segalanya dan
Allah yang berdaulat. Dia selalu pegang kontrol dan tidak pernah menjadi lelah.
Dia adalah Allah yang kekal!

Pada malam sebelum penyaliban, Yesus berdoa menaikan sebuah
permintaan doa dan Tuhan tidak memberikanya. Tapi keheningan Tuhan tidaklah
sama dengan ketidak beradaan Tuhan.
Bahkan di tengah-tengah kekejaman
terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah manusia, Allah turut bekerja. hidup
bagi kita dan bahkan orang masih berbicara tentang ini ribuan tahun kemudian. Yesus
mengerti perjuangan tidak memiliki jawaban doa tetapi Dia juga tahu bahwa Allah
selalu bekerja
Kematian Yesus bukanlah suatu kecelakaan. Itu semua bagian
dari rencana Allah sejak awal penciptaan. Apa yang sepertinya menjadi ‘doa yang
tidak terjawab’ bagi Yesus telah menjadi contoh untuk kemuliaan-Nya dan
untuk kebaikan kita.
Dan sering kali Dia memilih untuk menunjukan
kemuliaan-Nya di saat kita lemah. Supaya kekuatan-Nya menjadi sempurna dalam
kelemahan kita.

Ibrani 4:15-16

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.