Faith A.M.P.

Ibrani 11:1-40; 12:1-3

Semua dari kita memiliki mimpi atau janji-janji Allah yang kita berpegang pada. Mungkin penyembuhan, mungkin restorasi, visi, karir, ataupun keluarga. Kita berdoa meminta Tuhan untuk memberikan arahan. Kita menerima konfirmasi. Kita berjalan dalam ketaatan. Kita melihat Tuhan membuka pintu dengan ajaib. Dan kemudian jalan dibagi menjadi dua. Beberapa mengalami berkat berlimpah dari Tuhan dalam apa yang mereka lakukan, sementara yang lain bingung dan frustrasi pada apa yang tampaknya seperti perjuangan yang tidak pernah berakhir. Lalu pertanyaan muncul dalam hati kita – ‘mengapa, mengapa, mengapa?’

Tanggapan modern untuk pertanyaan ini adalah bahwa anda harus memiliki iman yang lebih besar. “Percayalah lebih, milikilah iman yang lebih, dan anda akan memilikinya.” Menurut pemahaman ini, iman adalah mata uang yang kita pakai untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Jika hal-hal tidak berjalan seperti yang kita harapkan, itu karena kita tidak memiliki cukup iman dalam tabungan kita untuk mendapatkanya. Jadi apa yang perlu kita lakukan adalah untuk menyimpan lebih banyak iman dengan perbuatan baik dan berpikir positif dan ketika Allah melihat bahwa iman kita telah mencapai tingkat yang diperlukan, Ia kemudian akan memberikan apa yang kita inginkan. Tapi apakah ini iman? Apakah ini bagaimana iman bekerja? Apa yang terjadi ketika terobosan yang kita harapkan tidak pernah terjadi? Dalam skenario ini, anda memiliki tiga kemungkinan jawaban. Yang pertama adalah untuk percaya bahwa anda tidak cukup baik untuk menerimanya. Yang lain adalah untuk percaya bahwa Allah tidak maha kuasa atau jika Dia maha kuasa, Dia tidak peduli tentang keadaan anda. Semua tiga jawaban ini memberikan efek yang menghancurkan hubungan kita dengan Allah.

Jadi, apakah iman?

 

Iman mengantisipasi – V.1-6 – ANTICIPATE
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”

Untuk berharap terhardap sesuatu berarti di dalam keadaan saat ini anda dalam keadaan tidak puas. Jika ada harapan dalam diri anda, itu adalah karena saat ini ada hal-hal yang tidak memuaskanTanpa ketidakpuasan, tidak ada harapan untuk sesuatu yang lebih. Jadi jika ketidakpuasan adalah inti dari iman, maka memiliki semua yang kita inginkan sekarang adalah tanda tidak adanya iman. Dan ini adalah masalah. Mungkinkah untuk hidup penuh kemakmuran, berlimpah dengan kekayaan dan kesehatan yang sempurna bukanlah merupakan tanda berkat tetapi murka Allah? Karena tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.

Jadi apakah jaminan dan keyakinan yang kita butuhkan? Ayat 6 menjelaskan ayat 1 dengan sangat indah. Iman adalah jaminan bahwa Allah memberi upah kepada orang-orang yang mencari-Nya dan keyakinan bahwa Dia ada! Untuk mengatakan bahwa Tuhan itu ada adalah untuk mengakui Dia maha kuasa dan bahwa Dia ada sebelum segala sesuatu diciptakan. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Untuk mengatakan bahwa Tuhan itu ada adalah untuk mengatakan bahwa Dia tidak pernah keluar dari keberadaan. Dia adalah abadi dan kekuasaanNya tidak mengenal akhir.

Untuk mengatakan bahwa Allah adalah pemberi upah adalah untuk mengatakan bahwa Dia baik. Adalah sifat-Nya untuk memberi upah kepada orang-orang yang mencari-Nya. Allah tidak hanya maha kuasa, tapi Dia juga maha-baik! Daripada membutuhkan layanan kita, Dia adalah mata air kehidupan yang tidak pernah berakhir dan energi dan sumber sukacita dan kebaikan dan kekuasaan, yang akan memuaskan mereka yang datang kepada-Nya.

Dengan kata lain, iman adalah apa yang memimpin ketidakpuasan kita untuk mendekat kepada Allah. Hati kita merasakan ketidakpuasan tetapi iman mengantisipasi dan membawa kita untuk melihat realitas tentang siapa Tuhan itu dan kebaikan-Nya. Dan ketika kita mendekati Allah dengan iman, ini menyenangkan hati-Nya. Dan ketika Allah berkenan terhadap kita, hati kita menemukan kepuasan. Karena kita tahu bahwa ada masa depan yang lebih baik menunggu kita. Iman mengantisipasi sesuatu yang lebih baik akan datang. Iman tidak melihat ke diri kita dan kondisi kita saat ini tetapi iman melihat siapa Allah itu! Begitulah Alkitab mendefinisikan iman.

 

Iman bergerakV.7-12, 17-35a – MOVE

Nuh membangun bahtera ratusan kilometer jauhnya dari laut terdekat, seribu kali terlalu besar untuk keluarganya dan mulai mengisi dengan hewan. Dia melakukan semua itu hanya karena Allah mengatakan kepada-Nya. Jadi iman tidak hanya mengantisipasi, tetapi juga bergerak. Karena iman mengantisipasi bahwa Tuhan itu ada dan bahwa Ia baik, iman kemudian juga bergerak dalam ketaatan. Iman yang tidak bergerak adalah mati

Sara berhadapan dengan kemustahilan. Tapi dia percaya Tuhan dan meskipun keadaan Abraham adalah seperti orang yang mati pucuk, Ishak lahir. Ketika Anda bergerak dalam iman, Tuhan sering kali bekerja dengan cara yang luar biasa!

Ketaatan Abraham adalah bayangan dari hal-hal yang lebih besar yang akan datang. Ketika Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan anak satu-satunya, Tuhan tidak memerintahkan itu karena iseng. Tuhan memiliki rencana dan tujuan di tengah-tengah kebingungan Abraham. Pengorbanan Ishak akan menjadi bayangan apa yang akan Tuhan lakukan terhadap Anak-Nya. Kadang iman mungkin mengharuskan kita untuk bergerak dalam hal hal yang kita tidak mengerti. Tapi kita dapat memiliki keyakinan bahwa Tuhan menggunakannya sebagai bagian dari tujuan-Nya yang lebih besar dan lebih mulia.

Sangatlah jelas bahwa ketika kita bergerak dalam iman, Tuhan sedang bekerja! Iman tidak hanya mengantisipasi tetapi juga bergerak. Iman tidak berhenti di tempat. Iman tidak melihat kondisi sebelum memutuskan untuk bergerak. Iman pada dasarnya selalu bergerak karena mengantisipasi sesuatu yang lebih baik. Jika iman tidak bergerak, maka itu bukan iman. Iman bergerak dalam ketaatan kepada Allah tidak peduli betapa membingungkan perintahNya.

 

Iman bertekun – V.35b-40; 13-15 – PERSEVERE

Apa yang terjadi pada orang-orang ini? Apakah mereka kurang dalam iman? Bagaimana mungkin Tuhan yang baik dan berkuasa membiarkan hal ini terjadi? Kita merasa sulit untuk menerima kenyataan dari ayat-ayat ini karena kita berpikir bahwa dunia berputar di sekitar kita. Kita percaya kebohongan yang mengatakan ‘Tuhan mengasihi kita lebih dari apa pun.’ Ketika kita mendekati Allah dengan mentalitas ini, kita akan mempertanyakan kebaikan-Nya ketika waktu cobaan datang dan ketika janjiNya terlihat jauh. Cobaan di saat-saat ini adalah untuk berjalan menjauh dari iman. Tapi iman yang benar bertahan. Iman sejati mengerti bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang dipertaruhkan daripada kenikmatan jasmani kita.

Semua dari mereka meninggal dalam iman, tidak menerima yang dijanjikan. Allah menjanjikan Abraham kota tetapi dia meninggal di tenda. Tapi mereka tidak kehilangan iman mereka karena mereka mengetahui pemenuhan janji akan datang! Tuhan tidak berbohong. Allah telah menyiapkan bagi mereka negara yang lebih baik. Mereka tidak melihat ke janji duniawi tetapi mata mereka melihat terhadap janji kekal yang Tuhan telah siapkan untuk mereka. Mereka memahami bahwa janji Allah bukan tentang mereka; tapi adalah bagian dari rencana-Nya yang baik dan sempurna untuk kekekalan

Bagaimana jika Tuhan menggunakan penderitaan orang-orang kudus dan perjuangan kita hari ini untuk tujuan-Nya yang lebih besar? Iman bukanlah tentang mendapatkan apa yang kita inginkan atau harapkan tetapi mengantisipasi, bergerak, dan bertekun dalam Tuhan mengetahui bahwa Dia ada dan Dia baik dan Dia bekerja untuk hal-hal yang lebih besar daripada apa yang kita dapat pahami sekarang! Dia akan menggunakan perjuangan kita untuk mencapai tujuan-Nya yang lebih besar dan sempurna untuk generasi berikutnya.

 

Iman memandang kepada Yesus – Ibrani 12:1-3

Oleh karena itu, karena iman mengantisipasi, bergerak dan bertahan, dan kita memiliki banyak saksi untuk bersaksi bahwa iman bekerja, marilah kita juga melakukan hal yang sama. Kita berada dimana kita berada karena iman mereka dan sekarang giliran kita. Mari kita berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Dan untuk itu kita perlu menanggalkan setiap beban dan dosa. Beban berbicara tentang hal-hal yang bukan dosa, tetapi memperlambat kita berlari. Dosa berbicara tentang hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah. Marilah kita setia dalam perlombaan kita dan bertanding dengan tekun!

Hal-hal akan menjadi sulit. Untuk bergerak ketika perintah itu tidak masuk akal tidaklah mudah. Itulah mengapa kita diperintahkan untuk ‘melihat ke Yesus!’ Yesus adalah yang memulai dan menyempurnakan iman kita! Iman yang kita miliki adalah pemberian dari Dia dan Dia yang memulai karya yang baik dalam kita akan menyelesaikanya! Dalam saat-saat lemah kita, yang perlu kita lakukan adalah untuk melihat kepada Yesus, yang bertekun sampai akhir untuk sukacita yang disediakan bagi Dia. Sukacita Yesus adalah penyelesaian kehendak Allah yang baik dan sempurna yang melibatkan semua orang kudus menyembah bersama-sama dan menerima warisan mereka selamanya. Ketika kita melihat kepada Yesus, kita tidak akan menjadi lemah dan putus asa dalam pertandingan kita

2 Corinthians 3:18 – “And we all, with unveiled face, beholding the glory of the Lord, are being transformed into the same image from one degree of glory to another. For this comes from the Lord who is the Spirit.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.