Firman yang menjadi manusia

Yohanes 1:1-14

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

 

Berapa banyak disini yang menyukai Christmas’ season? Berapa banyak yang tidak menyukai Christmas’ season? Saudara lihat tangan saya terangkat tinggi. Saya kurang menyukai Christmas’ season karena saya dikhianatin pacar pertama itu pas di musim Christmas tahun 2004. Entah kenapa sejak tahun itu tiap kali menjelang Natal, hati saya ini dag dig dug. Dan lucunya hampir setiap kejadian yang tidak meng-enakan dalam hidup saya itu terjadi di musim Natal dan tahun baru. Jadi sekarang pun saya dag dig dug. Mungkin ada beberapa dari saudara yang sama seperti saya. Ada sesuatu kejadian yang tidak mengenakan terjadi di kehidupan saudara dan musim Natal mengingatkan saudara akan hal-hal itu. Mungkin musim Natal mengingatkan saudara akan kesedihan hati anda sewaktu ditinggalkan oleh orang yang sangat anda kasihi. Mungkin orang itu meningalkan anda untuk pribadi yang lain atau mungkin nyawanya diambil oleh maut ataupun umur. Natal membuat anda mengingat kembali waktu-waktu yang anda lalui bersama dengan dia dan itu membuat hati anda sedih.

Tapi untuk kebanyakan dari saudara, Natal adalah musim yang sangat menyenangkan. Dunia menyebut Natal sebagai the happiest time of the year.’ Ada sesuatu tentang Natal yang menarik hati umat manusia. Bagi beberapa dari kita, mungkin yang menarik hati kita adalah liburan. Saudara sudah mempunyai rencana untuk pergi berlibur dengan keluarga anda atau teman-teman anda. Mungkin anda sudah merencakan untuk pergi ke Hawaii dan menikmati keindahan pantai. Kalau anda tidak mempunyai teman, maka anda akan merencanakan pergi berlibur ke tempat yang penuh dengan pegunungan dan menjadi satu dengan alam. Dan semua foto anda isinya foto selfie anda bersama dengan alam. Alam menjadi bff baru saudara.

Mungkin bagi beberapa saudara, Natal adalah sesuatu yang sangat menyenangkan karena anda akan berkumpul dengan keluarga anda. Mungkin anda senang dengan natal karena anda akan mendapat banyak pemberian; anda akan sering makan enak; dan yang paling tidak kalah penting, anda sangat senang dengan natal karena anda tahu bahwa sehari sesudah natal, akan tiba hari pertinjuan, dimana saudara akan bertinju dengan orang-orang di sekitar saudara untuk merebutkan barang-barang yang anda ingikan dengan harga yang lebih murah dari biasanya.

Saya tidak tahu apa yang membuat anda sangat senang dengan Natal. Tapi satu hal yang saya tahu persis, sewaktu semuanya itu sudah lewat, kita akan mengalami Christmas’ hangover – perasaan kekecewaan atau ketidak puasan sewaktu semua yang anda harapkan selama Natal sudah terjadi. Kita akan bertanya sebuah pertanyaan, Apakah cuman begini saja?” Dan kemudian yang kita lakukan adalah kita dengan cepat melupakan kekosongan yang kita rasakan dari pertanyaan kita dan mulai menaruh harapan kita kepada hal-hal besar berikutnya yang akan terjadi. Buat saya, saya tidak harus menunggu lama. Natal memberi tahu saya bahwa ulang tahun saya sudah dekat. Yang artinya, makan makan dan kado. Ini sekalian pengumuman saya mau ulang tahun ya atau bahasa gaulnya *kode keras*. Tetapi akan tiba waktu dimana semua kesenangan itu lewat dan kita dihadapkan dengan kenyataan. Pertemuan keluarga menjadi keributan keluarga; baju baru yang terlihat begitu indah ditubuh saudara sewaktu anda beli tiba-tiba menjadi biasa saja; semua makanan enak yang anda nikmati berubah menjadi lemak yang harus dibakar; liburan 3 minggu yang sangat mendebarkan berubah menjadi kehidupan kerja sehari-hari. Harapan kita yang begitu besar dihajar dengan kenyataan hidup dan harapan kosong itu berubah menjadi frustrasi. Pada akhirnya, kita sudah menaruh harapan kita kepada sesuatu yang tidak bisa memuaskan kita.

Jadi kita berpikir, yang kita harus lakukan adalah menaruh harapan kita pada hal yang akan datang. Kalo anda single, anda menaruh harapan anda pada waktu anda punya pacar. Anak sekolahan menaruh harapan mereka pada masa mereka lulus sekolah dan bekerja. Yang pacaran menaruh harapan pada kehidupan pernikahan. Yang sudah menikah, menaruh harapan pada waktu mereka mempunyai anak. Yang sudah punya anak, berharap mereka single kembali. Kita terus menaruh harapan pada hal yang berikutnya. Liburan berikutnya; Natal berikutnya; Diskon berikutnya etc. Bahkan generasi kita, atau lebih tepatnya generasi saya karena disini banyak yang dari generasi sebelom saya, tidak tahu cara menunggu. Kita membeli hadiah natal untuk diri kita sendiri di bulan July dan kemudian membeli lagi di bulan November! Generasi om dan tante sudah terlatih menunggu surat dari kekasih ber minggu-mingu. Generasi saya bahkan tidak sabar menunggu jawaban di whatsapp. Orang yang mempunyai ide untuk akhirnya menghilangkan last seen di whatsapp sangatlah jenius. Tapi satu hal yang pasti, apapun yang kita harapakan di dunia ini, pada akhirnya akan mengecewakan kita. Pernikahan anda akan mengecewakan saudara. Kalo saudara belom kecewa dengan pasangan anda itu berarti anda baru menikah seminggu katanya. Karir saudara akan mengecewakan saudara. Anak dan keluarga akan mengecewakan anda.

“Jika aku menemukan keinginan di dalam diriku yang tidak bisa dipuaskan di dunia ini, maka satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah aku diciptakan untuk dunia yang lain.” – C.S. Lewis.

C.S. Lewis dengan jelas berkata bahwa setiap kita diciptakan untuk sesuatu yang tidak bisa kita temukan di dunia ini. Kita hanya akan bisa menemukan kepuasaan yang sesungguhnya sewaktu kita menemukan hal itu. Jadi pertanyaannya adalah, apakah hal yang akhirnya dapat memuaskan kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus menjawab tiga pertanyaan – Siapa kita; darimana kita berasal: dan kemana kita akan pergi. Kepuasan kita akan ditemukan di dalam menjawab tiga pertanyaan ini. Dan dari 3 pertanyaan ini, lahirlah suatu kata yang kita sebut dengan agama. Agama adalah usaha manusia untuk menjawab 3 pertanyaan ini yang menyebabkan kekosongan dalam hidup. Natal adalah jawaban Tuhan untuk pertanyaan ini. Apakah atau siapakah yang akhirnya dapat memuaskan kita? Dan kitab Yohanes pasal yang pertama memberikan jawabnnya kepada kita. Jawaban Yohanes adalah ‘Firman yang telah menjadi manusia.’ Ijinkan saya menjelaskan.

 

 

Yohanes 1:1-2 – Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

Yohanes tidak memulai injilnya dengan cerita Natal yang dapat kita temukan di Matius, Markus dan Lukas. Tiga kitab injil lainnya menceritakan tentang kelahiran Yesus. Tetapi Yohanes berbeda. Dia memulai injilnya dengan memperkenalkan siapa Yesus sesungguhnya. Dia mulai dengan berkata ‘Pada mulanya.’ Bagi saudara yang mengenal Alkitab, maka perkataan ‘pada mulanya’ ini bukanlah sesuatu yang asing. Kita tahu persis bahwa perkataan ini adalah perkataan pertama di kitab pertama di dalam Alkitab. Kitab Kejadian dibuka dengan perkataan ‘Pada mulanya.’ Dan Yohanes melakukan hal yang sama. Dia mau membawa saudara dan saya kembali kepada permulaan segala sesuatu.

Yang menarik adalah kitab Kejadian dimulai dengan perkataan, ‘Pada mulanya Allah.’ Untuk mengatakan bahwa Allah adalah permulaan itu berarti bahwa Dia tidak diciptakan dan tidak ada satupun atau seorangpun sebelum Dia. Dia adalah awal dan Dia tidak terikat pada apa pun kecuali diri-Nya sendiri. Dia yang memulai permulaan.Tetapi Yohanes berkata bahwa “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Yohanes memperkenalkan kita dengan seorang sosok yang dia sebut ‘Firman.’ Dan Firman ada pada mulanya sewaktu segala sesuatu diciptakan. Dia ada bersama-sama dengan Allah dan dia adalah Allah. Dengan kata lain, Firman ini adalah Allah tetapi dia bukan pribadi yang sama dengan Allah. Ini yang kita mengerti sebagai Allah tri-tunggal. Kekristenan percaya bahwa kita menyembah 3 pribadi yang adalah satu. Mereka bertiga bukan pribadi yang sama tetapi mereka satu. Dan salah satu dari pribadi itu dikenal dengan kata ‘Firman’ atau bahasa Inggrisnya, ‘The Word.’

 

Kenapa dia disebut Firman? Karena dia adalah gambaran pribadi Allah. Perkataan mengungkapkan siapa anda. Saya beri contoh. Banyak dari saudara mengenal muka saya dan saya mengenal muka saudara. Tetapi kalo ada orang bertanya kepada anda apakah anda mengenal saya, anda belum tentu bisa menjawab iya. Kenapa? Karena banyak dari saudara belom pernah berkata-kata dengan saya. Saudara bisa mengenal saya lewat observasi saudara. Saudara bisa tahu bahwa saya baru saja potong rambut; saudara bisa tahu kalo saya menyukai fashion; saudara bisa tahu kalo ulang tahun saya sangat dekat *kode sangat keras*; saudara tahu kalau saya anak pendeta; tetapi apakah saudara mengenal saya? Belom tentu. Kenapa? Karena beberapa dari saudara belom pernah bercakap-cakap dengan saya. Kita tidak pernah merasa mengenal seseorang sampai kita bertukar kata dengan mereka. Kenapa? Karena perkataan mengungkapkan siapa anda.

Perkataan jugalah cara terbaik untuk mengenal seseorang. Jika saya ingin mengenal seorang wanita dengan dekat and ingin mengajak wanita ini pergi makan sesuatu yang disukainya, apa yang harus saya lakukan? Saya punya empat pilihan. Pilihan pertama, saya bisa menelusuri semua social media wanita ini atau yang kita sebut sebagai stalker. Saya perhatikan postnya satu-satu dari yang terbaru mundur sampai 5 tahun yang lalu, bahkan mungkin sampai masa kecil kalau ada. Tapi masi ada kemungkinan salah karena selera bisa berubah. Pilihan kedua, saya bisa mendekati teman baiknya dan bertanya kepada dia. Tapi harus sangat hati hati. Ba-per. Bagi om-om dan tante-tante, baper artinya bawa perasaan. Pilihan ketiga, saya bisa membuat observasi sendiri. Tapi ini sangat berbahaya karena wanita sangat sulit dimengerti. Ada amen pria? Hari ini dia bisa suka A dan besok dia bisa suka B. Jadi option ini sangat tidak direkomendasi. Apalagi pria terkenal dengan ketidak-pekaannya. Pilihan yang terbaik adalah pilihan ke empat. Saya bisa datang kepada dia dan bertanya langsung kepada dia. Dan jawaban atau perkataan wanita ini akan mengungkapkan siapa dia. Dia akan menjawab kepada saya makanan apa yang dia sukai, atau dia akan berkata kepada saya kalau dia tidak suka pergi makan dengan saya. Apapun jawabannya, perkataan wanita ini mengungkapkan pribadi wanita ini.

Sewaktu Yohanes mempekenalkan kita dengan seorang pribadi yang dia sebut Firman yang ada bersama-sama dengan Allah dan adalah Allah, Yohanes sedang berkata bahwa sosok ini adalah gambaran siapa Allah itu. Jika anda mau mengenal Allah, lihat dia. Jika anda ingin tahu sifat dan pribadi Allah, lihat dia. Firman adalah gambaran pribadi Allah yang dapat kita kenal. Tuhan mau anda dan saya untuk mengenal Dia melalui seorang sosok yang disebut Firman.

 

 

Yohanes 1:3-5 – Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Yohanes menjelaskan kepada kita bahwa pada mulanya, sewaktu Allah menciptakan segala sesuatu, dia menciptakan segalanya melalui Firman. Dan ini bukanlah sesuatu yang asing buat kita. Kita tahu dari kitab Kejadian bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dari ketidak-adaan dengan perkataanya. Berfirmanlah Tuhan, “Jadilah terang” dan terang pun muncul. Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Ini termasuk anda dan saya. Kita adalah bagian dari ciptaan Tuhan dan kita diciptakan oleh Firman. Dan jawaban dari pertanyaan apakah yang dapat memuaskan kita ada di dalam ayat ini. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Ijinkan saya bertanya, mengapa Tuhan menciptakan segala sesuatu? Apakah Tuhan bosan? Apakah Tuhan kesepian? Karena untuk mengerti jawaban dari pertanyaan ini adalah bagian dari jawaban untuk menemukan kepuasan dalam hidup. Mari saya beri tahu kepada anda bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang sempurna. Dia sama sekali tidak memiliki kebutuhan. Dia tidak kesepian. Dia tidak membutuhkan anda untuk menemani Dia. Bahkan Dia tidak membutuhkan penyembahan anda. Anda dan saya tidak diciptakan karena Allah membutuhkan sesuatu dari kita. Allah Bapa, Allah Anak atau Firman, dan Allah Roh Kudus adalah tiga sosok sempurna yang adalah satu. Mereka saling mengasihi satu dengan yang lain; mereka saling menghormati satu dengan yang lain; mereka saling mengutamakan satu dengan yang lain. Mereka adalah sempurna dan tidak satu kekuranganpun dalam mereka. Dan kemudian dari kesempurnaan Allah, Allah menciptakan alam semesta. Kenapa Allah menciptakan segala sesuatu? Hanya ada satu jawaban. Jonathan Edwards menjelaskan bahwa Allah menciptakan alam semesta bukan dari kekurangan tetapi dari kelimpahan pribadi-Nya. Dengan kata lain, dia menciptakan anda dan saya bukan karena dia menginginkan sesuatu dari kita tapi karena dia ingin memberikan sesuatu kepada kita. Apakah yang Tuhan inginkan untuk ciptaannya? Dia ingin ciptannya untuk menikmati keindahan, kesenangan, kepuasaan , kemuliaan yang Dia rasakan dalam hubungan sempurna Allah, Anak dan Roh Kudus. Tuhan menciptakan bukan untuk menerima tetapi untuk memberi. Untuk memudahkan anda, saya akan mengkompress semua pengertian ini dalam satu kalimat. You and I are created out of God’s happiness, for happiness.” “Anda dan saya diciptakan dari kegembiraan Tuhan, untuk menikmati kegembiraan.”

 

Di Kejadian pasal 1 dan 2, anda akan menemukan sebuah ritme yang sangat menarik. Dan ritme itu berbunyi seperti ini, “Tuhan menciptakan siang dan malam dan semuanya itu baik; Tuhan menciptakan daratan dan lautan dan semuanya itu baik; Tuhan menciptakan tanaman dan binatang dan semuanya itu baik; Tuhan menciptakan matahari, bulan, bintang dan semua galaxy dan semuanya itu baik. Tuhan menciptakan manusia dan semuanya itu baik. Dan sewaktu Tuhan selesai menciptakan segala sesuatunya, Tuhan melihat dan menyebutnya sangat baik.” Seluruh ciptaan semuanya itu sangat baik dan alam semesta berada di dalam damai sejahtera yang sempurna (shalom). Illustration: pergi menonton orchestra untuk pertama kalinya dan mendengar symphony Mozart. Seluruh violin, chelo, double bass, flute, piano dan percusi bekerja sama dalam satu harmony untuk membuat sebuah karya yang menajubkan dan saya tertidur di dalam damai sejahtera yang sempurna.

Segala sesuatu yang Tuhan ciptakan adalah baik. Tuhan melihat ciptaannya dan berkata, “Matahari, bulan dan bintang adalah baik. Daratan dan lautan adalah baik. Bumi adalah baik. Tumbuhan dan binatang adalah baik. Makanan adalah baik. Sex adalah baik. Pria dan wanita yang terlanjang adalah baik.” Segala sesuatu bekerja dalam keharmonisan yang sempurna, shalom. Semua ciptaan berteriak kepada sang Pencipta, semuanya itu baik. Segala ciptaan memainkan bagian mereka dalam memainkan sebuah orchestra yang mempunyai satu tema, SEGALA KEMULIAAN  BAGI TUHAN. Roma 11:36 – “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.” Kesenangan atau kegembiraan manusia dan kemuliaan Tuhan adalah 2 sisi dari koin yang sama; mereka tidak bertolak belakang. John Piper berkata The prize of creation is God in His glory” Tujuan atau hadiah dari penciptaan adalah Allah dalam kemuliaanya.” Kehidupan ada dalam Dia dan di dalam Dia anda menemukan kesenangan dan kepuasan yang sesungguhnya. Anda diciptakan dari kegembiraan Tuhan untuk menikmati kegembiraan. Dan sewaktu anda bergembira dalam Dia, Tuhan dimuliakan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

 

Tetapi shalom ini tidak berlangsung lama. Di tengah tengah kebaikan Tuhan, manusia gagal mentaati SATU perintah yang Tuhan berikan. Mereka menolak kesenangan dalam Tuhan dan memilih untuk mencari kesenangan itu sendiri. Mereka mau menjadi ‘tuhan’ dan menolak satu satunya Tuhan yang hidup. Symphony yang sempurna tergoncangkan. Shalom sudah tidak ada lagi. Keharmonisan itu hancur. Seperti contohnya ketika anda sedang duduk mendengarkan music symphony yang sangat megah dan tiba-tiba ada orang lari ke panggung dan bernyanyi dangdut. Chaos atau kekacauan terjadi. Dosa menyebabkan yang Timothy Keller sebut dengan ‘Cosmic fractureatau keretakan alam semesta.

 

Manusia memilih untuk mengejar kesenangan di luar Tuhan dan menolak kemuliaan Tuhan. Mata mereka terbuka dan mereka menyadari mereka terlanjang. Dan apa yang mereka lakukan? Mereka mengambil daun daun untuk menutupi kemaluan mereka. Mereka menukarkan kesenangan tubuh kemuliaan dengan tubuh yang ditutupi daun-daun. Dan hal yang sama terus terjadi sampai hari ini. Manusia mengejar kesenangan dengan daun – daun. Eg: Harta, wanita, makanan, minuman, kekuasaan, pengaruh, tahta. Tapi ini semua hanyalah daun dan tidak dapat memberikan kegembiraan yang sesunguhnya. Manusia diciptakan untuk menemukan kesenangan dalam pribadi Firman Tuhan.

 

 

 

 

Meskipun terjadi keretakan dalam alam semesta, tidak untuk suatu saat pun Tuhan kehilangan control. Manusia menolak Firman Allah dan manusia mencari kesenangannya sendiri, tetapi Allah tidak akan membiarkan kegelapan mengalahkan terang untuk bercahaya. Dia tidak akan gagal menyelesaikan apa yang sudah Dia mulai. Di tengah pemberontakan manusia dan keretakan alam semesta karena dosa, Allah memberikan suatu janji kepada manusia.

 

Kejadian 3:15 – “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunanya; keturunannya akan meremukan kepalamu , dan engkau akan meremukan tumitnya.” Keturunan wanita itu di bahasa Ibraninya adalah singular (satu orang). Tuhan berjanji akan tiba waktunya dimana satu pribadi, keturunan dari wanita pertama, Hawa, yang akan menghancurkan kegelapan dan memulihkan kegembiraan dan kepuasan yang sesungguhnya bagi manusia.

 

Dari situ, Tuhan memilih seorang opa-opa yang kita kenal dengan nama Abraham. Tuhan memerintahkan kepada Abraham untuk keluar dari tempat tinggalnya dan pergi mengikuti Tuhan. Dan janji Tuhan kepada Abraham adalah bahwa bangsa-bangsa akan diberkati melalui Abraham. Dan ini berbicara tentang keturunan Abraham yang akan menghancurkan kuasa kegelapan. Dan kemudian setelah Abraham meninggal dan keluarganya menjadi sangat besar, terjadi sebuah kelaparan besar yang akan membunuh seluruh keturunan Abraham dan janji Tuhan tentang keturunan wanita yang akan menhancurkan maut. Tetapi Tuhan sudah mengirim Yusuf terlebih dahulu ke Mesir untuk menyelamatkan keturunan Abraham. Dan seluruh keluarga Yakub yang kita kenal dengan Israel, pindah ke tanah Mesir. Rencana Tuhan terus berjalan.

 

Kemudian Ibilis mencoba mengancurkan keturunan sang wanita dengan mengunakan perintah Firaun untuk membunuh semua bayi pria. Tetapi ada satu keluarga yang menyembunyikan anak prianya yang kemudian menjadi pangeran Mesir yang membawa Israel keluar dari perbudakan Mesir masuk ke tanah perjanjian. Pria ini bernama Musa dan Tuhan memakai dia untuk membawa Israel masuk ke tanah perjanjian dan kembali menemukan kesenangan dalam perintah-perintah Tuhan.

 

Tetapi Israel gagal dan memilih untuk mencari kesenangan di luar Tuhan sehinga mereka harus diperbudak dan disiksa oleh negara-negara di sekitarnya. Tapi Tuhan terus bekerja dan dia memilih seorang sosok muda yang elok parasnya untuk membunuh raksasa yang menindas Israel. Dan Tuhan mengunakan cerita ini untuk berkata kepada Israel bahwa akan lahir seorang raja dari keturunan Daud yang akan menghancurkan kuasa Goliat, kuasa dosa, yang menindas umat manusia. Dan raja ini akan memerintah selama-lamanya. Dan kemudian kita menemukan janji demi janji yang Tuhan berikan melalui nabi-nabinya akan kelahiran sang raja yang akan membebaskan mereka dan memulihkan shalom yang akan akhirnya memberikan mereka kegembiraan dan kesenangan yang sesungguhnya. Dan inilah yang kita ketahui hari ini sebagai Perjanjian Lama. Semua isi Perjanjian Lama mempunyai satu tema utama – kedatangan Sang Penyelamat. Seluruh Kitab, semua tokoh, semua janji-janji yang anda temukan di Perjanjian Lama menceritakan tentang Sang Penyelamat. Dan kemudian munculah nabi terakhir yang mengkahiri Pernjanjian Lama dan memulai Perjanjian baru.

 

Yohanes 1:6-9 – Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

Sama seperti semua tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama, Yohanes pembaptis adalah saksi yang datang untuk memberi kesaksian tentang terang itu. Dia bukanlah terang itu. Abraham bukanlah terang itu. Yusuf, Musa, Daud, Solomo dan yang lain-lainnya bukanlah terang itu. Tetapi mereka bersaksi tentang terang itu. Dan sekarang Yohanes, bukan pembaptis, berkata bahwa terang itu, yang menerangi semua orang, sedang datang ke dalam dunia! Kesenangan anda, ada di depan saudara. Dia sudah datang. Dia tidak jauh dan kita tidak harus menunggu lagi. Dia sudah datang ke dunia. Ini adalah kabar terbaik yang dapat diterima oleh manusia. Manusia meningalkan Tuhan dan mencoba mencari kesenangan untuk dirinya sendiri. Tetapi mereka gagal. Yang mereka dapatkan adalah kekecewaan, kesedihan, keputusasaan, pembunuhan, penyiksaan, penyakit, ketidakadilan, dan tangisan. Tetapi terang yang memberikan kehidupan itu datang ke dalam dunia. Dia mau memberikan cahaya dalam kegelapan anda. Dia mau memberikan harapan dalam keputusasaan anda. Dia mau memberikan tawa ganti tangisan anda. Dia mau memberikan kesembuhan untuk penyakit anda. Dia mau memulihkan kegembiraan anda dalam Tuhan. Siapakah terang itu atau siapakah Firman itu?

 

 

Yohanes 1:14 – Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Saudara-saudara, inilah Natal yang sesungguhnya. Natal mengatakan kepada kita bahwa Firman yang adalah gambaran pribadi Allah dan yang adalah Allah sudah menjadi manusia. Dia yang menciptakan segalanya dari kegembiraan dan kemuliaanya, Dia yang memberikan kesenangan dan kepuasan sesugguhnya untuk anda, Dia yang memberi nilai dan arti dalam kehidupan, telah menjadi manusia dan diam diantara kita. Dan kita mengenalnya dengan sebuah nama – Yesus. Kisah Natal adalah kisah Allah pencipta alam semesta yang mengejar manusia dengan menjadi manusia untuk memulihkan kegembiraan dan kepuasan yang sesungguhnya bagi umat manusia.

 

Yesus diam di antara kita. Kata ‘diam’ di dalam pengertian aslinya bisa diterjemahkan langsung dengan kata ‘tabernakel.’ Anda yang pernah membaca Perjanjian Lama pasti sangat familiar dengan kata ini – tabernakel. Bagi saudara yang kurang paham dengan tabernakel, ijinkan saya menjelaskan sedikit. Di saat Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian, mereka membutuhkan suatu sistem dimana mereka bisa berhubungan dengan Tuhan. Sistem ini akan memungkinkan bagi Tuhan untuk mempunyai hubungan dengan Israel. Sistem ini disebut kemah tabernakel. Di kemah tabenakel, hari demi hari imam terus menyembelih korban binatang persembahan untuk menutupi dosa bangsa Israel dan memungkinkan untuk hadirat Tuhan tingal di tengah-tengah bangsa Israel. Dengan mengunakan kata tabernakel untuk menjelaskan apa yang Yesus lakukan, Yohanes ingin memberitahu kita bahwa kelahiran Yesus ke dunia akan mengakhiri semua sistem tabernakel yang lama. Karena Yesus, sekarang anda tidak membutuhkan sistem untuk datang kepada Tuhan karena Tuhan sudah datang kepada anda. Anda tidak perlu lagi mempesembahkan korban untuk berkenan di hadapan Tuhan karena Yesus sudah datang untuk menjadi korban bagi kita. Inilah arti Natal yang sesungguhnya. Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita.

 

 

Kemudian Yohanes lanjut dengan mengatakan, “dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Kita telah melihat kemuliaan-Nya. Kemuliaan apa yang kita lihat? Bagaimana kita tahu kita sudah melihat kemuliaan Tuhan? Ijinkan saya menjelaskan ini dengan kembali ke Perjanjian Lama sekali lagi. Di kitab Keluaran, kita akan menemukan Musa mempertanyakan Tuhan pertanyaan yang sama. Saya akan mengunakan terjemahan bahasa Inggris karena terjemahan bahasa Indonesia sangat lemah.

 

Exodus 33:8-9 – Moses said, “Please show me your glory.” And he said, “I will make all my goodness pass before you and I will proclaim before you my name ‘The LORD.’ And I will be gracious to whom I will be gracious, and will show mercy on whom I will show mercy.

 

Sewaktu Musa meminta melihat kemuliaan Tuhan, Tuhan menjawab bahwa dia akan menunjukan Musa kemuliaan-Nya dengan menunjukan kepada Musa kebaikaan-Nya. Dengan kata lain, kebaikan Tuhan adalah puncak dari kemuliaan Tuhan. Dan saudara tahu dimana kita melihat puncak kebaikan Tuhan? Di pribadi Yesus yang menjadi manusia dan mati untuk menanggung upah dosa manusia. Kayu salib Kristus adalah puncak kemuliaan Tuhan. Maka dari itu Yohanes berkata bahwa di dalam Yesus, kita sudah melihat kemuliaan Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

 

 

Di dalam Yesus, anda menemukan kepenuhan kebenaran Allah. Yesus datang dan menunjukan standar Allah yang sempurna. Saudara kira suadara tidak pernah berjinah? Pikir lagi. Karena barang siapa menginginkan pria atau wanita yang bukan miliknya sudah berjinah. Saudara kira saudara tidak pernah membunuh? Pikir lagi. Karena barang siapa menyimpan amarah dalam hati, dia sudah membunuh. Yesus menunjukan kita kepenuhan kebenaran Allah. Tidak ada satu sistem di dunia ini yang dapat membenarkan anda. Tuhan tidak hanya menginginkan anda berbuat benar, tapi Dia juga mengharuskan hati anda bersih dan tidak bercacat. Di dalam standar kebenaran Tuhan yang ditunjukan oleh Yesus, maka saudara dan saya akan menemukan bahwa setiap dari kita adalah orang berdosa. Tidak ada satupun dari kita yang layak di hadapan Tuhan. Tidak peduli betapa baik atau betapa bejat kehidupan saudara, di hadapan Tuhan kita semua gagal dan layak menerima hukuman yang kekal. Kebenaran Yesus menunjukan betapa kudusnya Tuhan dan betapa hancurnya manusia. Saudara boleh rajin ke greja dan rajin beramal dan rajin melakukan semua hukum taurat. Tapi kalo anda mengandalkan perbuatan anda dalam hubungan anda dengan Tuhan, anda akan hancur. Karena standar Tuhan yang sempurna adalah kesempurnaan. Kebenaran Allah menunjukan bahwa setiap dari kita adalah musuh Allah.

 

Tetapi di dalam Yesus juga anda akan menemukan kepenuhan kasih karunia. Di dalam Yesus anda akan menemukan satu-satuNya pribadi yang menggenapi semua perintah Allah dengan sempurna. Dia dicobai dengan semua macam percobaan yang dialami manusia dan dia sama sekali tidak berdosa. Dia berjalan dengan penuh kebenaran. Dia menghidupi kehidupan dengan penuh kebenaran yang seharusnya kita lakukan. Di mana kita gagal, Yesus berhasil. Tapi tidak berhenti disitu. Yesus tidak hanya menghidupi kehidupan yang seharusnya kita hidupi, Dia juga menangung kematian dan hukuman yang seharusnya kita tanggung. Dia yang tidak cacat dan tidak bercela, mati dengan penuh kesengsaraan sebagai seorang kriminal di kayu salib. Tubuhnya penuh dengan luka dan darahnya tercurah dan dia menghebuskan nafas terakhir di kayu salib. Firman yang adalah Allah, yang menciptakan segala sesuatu dari kegembiraan dan untuk kegembiraan, mati terkutuk sebagai manusia di atas kayu salib. Inilah kepenuhan kasih karunia.

 

Yesus, Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Dan dia datang untuk memberikan anda kesenangan dan kepuasaan yang sesungguhnya dalam Tuhan. Yohanes 1:14 – Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Saudara-saudara, inilah makna Natal yang sesungguhnya.

 

 

Pertanyaanya pagi hari ini, apakah respon anda terhadap Firman yang telah menjadi manusia? Yohanes memberikan kita 2 kemungkinan. Hanya dua. Yang pertama, anda menolak Dia. Yohanes 1:9-11 – Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Anda menutup mata anda akan kemuliaan dan kebaikan Yesus. Anda memilih untuk hidup dengan cara anda sendiri. Anda terus mengejar hal-hal lain yang terus mengecewakan saudara.

Atau anda melakukan respon yang kedua, anda menerima Dia. Yohanes 1:12-13 – Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Dengan menerima dan percaya kepada Dia, itu berarti anda berhenti mencari kepuasan dan kesenangan yang utama di luar Tuhan. Saudara berhenti mencoba untuk menyelamatkan diri anda sendiri dan mulai berharap sepenuhnya kepada Yesus. Saudara percaya bahwa ada pertukaran yang terjadi. Di mana semua upah dosa anda sudah ditanggung dan diabayar lunas oleh Yesus. Dan semua kehidupan dan kebenaran Yesus yang sempurna menjadi milik anda. Sehingga sewaktu Tuhan melihat anda, dia bukan lagi melihat kebaikan dan kelemahan saudara tetapi Dia melihat kebenaran Yesus di dalam anda. Sehingga Yohanes berkata bagi mereka yang percaya dan menerimanya, diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Yesus merubah orang berdosa menjadi anak-anak Allah. Dan sewaktu anda menjadi anak-anak Allah, maka anda akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan yang Tuhan ingin berikan kepada anda. Dan kesenangan ini ditemukan dalam hubungan yang erat antara Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Sewaktu anda menjadi anak-anak Allah, anda sudah masuk dalam kebahagiaan hubungan tritungal yang tanpa batas.

 

 

Pertanyaan terakhir – Bagaimana cara kita mengaktivasi kegembiraan ini? Kita sudah mengerti kita memiliki kesenangan dan kebahagiaan yang tak terbatas dalam Yesus, tetapi bagaimana cara kita mengaplikasikan kegembiraan ini? Pertanyaan yang sangat bagus. Saya akan menjawabnya dengan satu kata. Saudara mungkin akan tidak suka dengan jawaban saya tetapi ini jawaban yang sangat masuk akal. Bagaimana kita mengaktivasi kesenangan kita dalam Yesus? Hanya ada satu jawaban. Ketaatan. Sebelum anda menolak jawaban saya, coba berpikir kembali. Jika Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang sempurna, jika Tuhan menciptakan segala sesuatu bukan karena Dia membutuhkan sesuatu tetapi dari luapan kesenangan dan kegembiraan hubungan tri-tunggal, jika tujuan Tuhan menciptakan anda dan saya adalah untuk anda dan saya menikmati kesenangan hubungan ini, maka, setiap perintah yang Tuhan berikan kepada kita hanya memiliki satu tujuan – kesenangan anda dan saya. Dia tidak membutuhkan ketaatan kita. Tetapi Dia menginginkan ketaatan kita karena hanya dalam ketaatan akan Firman-Nya, kita menemukan kegembiraan dan kepuasaan yang Dia inginkan untuk kita. Saya tidak berkata bahwa ketaatan itu mudah. Ketaatan itu kadang sangat amat menyakitkan. Tetapi karena Natal, kita bisa berdiri teguh dan percaya bahwa setiap pengorbanan yang kita lakukan demi ketaatan, itu semua untuk kesenangan utama kita. Yesus membuktikannya dengan menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita sudah melihat kemuliaan-Nya, kemuliaan Anak Tungal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.