Gada-Mu dan tongkat-Mu

“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mazmur 23:4)

Dalam ayat 4, kita dapat melihat kembali perbedaan yang sangat menyolok, dari kata “Ia” di ayat ayat sebelumnya, yang adalah kata ganti orang kedua dan berubah menjadi “Engkau”, kata ganti orang pertama. Saudara perhatikan tidak? “Ia” juga adalah kata ganti orang secara tidak langsung dan “Engkau” adalah kata ganti langsung. Pada waktu kita berkata kata tentang berkat, waktu kita hanya melihat pernyetaan Tuhan, maka tuhan sepertinya tidak langsung kepada kita, FirmanNya berkatNya, kehadiratNya yang sebelumnya kita sudah rasakan.

“Sebab Engkau bersertaku”, kenapa tidak “Ia besertaku”? Saya pelajari bukan saja dalam Bahasa Indonesia tapi Bahasa Ingriss pun juga sama, dari “He” ke “Thy”, jadi ada hubungan langsung, Dimana Tuhan lebih akrab? Kata ganti kedua atau pertama? Dalam keadaan apa Tuhan lebih akrab dengan kita? Bukan dalam keadaan keberkatan, bukan dalam keadaan berbaring ditempat yang hijau, bukan dalam keadaan di air yang tenang tapi pada waktu kita jalan dalam lembah kekelaman,  maka penyertaan Tuhan lebih nyata buat kita. Justru kita paling intim dengan Tuhan bukan pada waktu kita merasakan berkat, merasakan pertolongan, waktu kita dalam keadaan puncak puncak gunung, tetapi kita merasa lebih intim dengan Tuhan pada waktu dalam persoalan. Doa saudara lebih banyak kapan? Bukan pada waktu sudah naik gaji tapi pada waktu ingin naik gaji bukan? Saudara berdoa lebih banyak bukan pada waktu dapat pacar tapi ingin punya pacar, bahkan ada yang puasa, dan banyak lagi, dalam pergumulan, sedang ujian sekolah, tapi begitu lulus berhenti berdoanya. Banyak juga yang berdoa mau bisnis, tapi sudah dapat, hanya berkata, “Tuhan, terima kasih”, dan lupa kegereja karena repot alasannya.

Disaat kita berjalan dalam lembah kekelaman, kebajikan, kebaikan dan kemurahan Tuhan selalu ada pada kita bukan berarti tanpa masalah, justru semakin kita dekat dengan Tuhan , semakin kita sungguh sungguh dengan Tuhan, persoalaan yang tidak masuk akal atau adil, kita mungkin difitnah tanpa melakukan apa apa dan dikata katai ketika kita berbuat baik, nah itu tandanya Tuhan menyertai saudara.

Kalau kita hidup dalam keadaan lembah lembah kekelaman, kita lihat sekarang, arti dari setiap kata, “sekalipun aku berjalan dalam lembah lembah kekelaman”, “valley of the shadow of death” (NASB), atau dalam bahasa Ibrani, “tsalmaveth”, kegelapan yang sangat menakutkan, mengancam dan sepertinya mematikan. Tuhan berkata di perjanjian baru pun bahwa iblis hanya seperti singa yang mengaum ngaum, hanya bisa bersuara saja, sebab tidak ada singa yang mau menerkam mangsanya dan mengaum ngaum saja.

Kenapa iblis selalu menakuti nakuti supaya kita lemes? Karena dia sudah tidak punya taring untuk menerkam saudara, waktu Yesus bangkit, taringnya sudah dicabut, jadi setan sebetulnya tidak bisa membunuh saudara, tidak bisa berbuat apa apa dengan saduara, kecuali manakuti nakuti saja, kalau ktia menjadi takut, kita mempunyai iman yang negative. Sebab itu dikatakan, Tuhan berkata lebih dari 300 kali di alkitab, “jangan takut”, kalau kata “jangan takut” itu kita applikasikan dalam satu tahun yang hanya kurang lebih 365 hari, maka setiap hari kita tidak perlu takut. Kenapa kata, “jangan takut” begitu banyak di alkitab? Karena Tuhan tau, kita akan mengalami banyak ketakutan, karena itu yang iblis kerjakan

Sering pikiran kita selalu mengada ada dan ini yang harus kita hantam dan hadapi bahwa Tuhan sebetulnya merencanakan kita untuk ke tempat yang tinggi. Untuk menuju ke tempat yang lebih tinggi, ketika seorang gembala membawa domba dombanya ke gunung, ia menuntun mereka melewati tempat tempat yang rendah dan disana lah sering kali ditemukan bahaya dan sarang dari pada binatang buas.

Saudara, mazmur 23 ini ditulis bukan dalam iklim tropis seperti di Indonesia tapi dalam iklim padang pasir, gak mungkin gembala membawa domba domba domba keatas puncak gunung pada waktu musim dingin. Jadi bohong cerita natal bahwa malaikat menjumpai gembala di padang belantara pada waktu musim dingin, pertama itu gak mungkin, kedu tengah malem di musim dinging apa ada rumput? Gak ada, yang ada juga es. Kita sering kali tidak tau cerita sesungguhnya tapi kita percaya saja.

Nah pada musim panas, gembala yang baik tau di atas puncak gunung ada padang rumput yang hijau dan air yang tenang, tapi masalahnya adalah untuk naik ke puncak gunung itu perlu melewati lembah lembah yang gelap, menakutkan dan bersarangnya binatang binatang buas, jadi jalan  menuju keatas gunung adalah melewati lembah lembah kekelaman.

Tuhan punya rencana buat kita semua, bukan tinggal dilembah, tapi puncak puncak gunung, kepuncakan dari kejayaan, kesuksesan, kekayaan, mulai dari Kejadian 1:26-28, Tuhan membuat  manusia yang berpotentsi yang sama dan berkuasa, dan jalan menuju puncak gunung itu harus melalui lembah dan mempunyai hubungan dengan Tuhan. Puncak dari pada gunung bukan hanya sekedar posisi tapi adalah hubungan yang intim dengan Tuhan. Puncak gunung bukan hanya kejayaan, kesuksesan, berkat, keberhasilan, tapi puncak gunung adalah juga tempat Bapa disurga, jadi dengan kata lain, saudara tidak akan sampai ke puncak gunung, kesuksesan yang Tuhan rencanakan untuk hidupmu sebelum engkau naik ke puncang gunung dan bertemu dengan yang punyaNya.

Yang punya semua siapa? Bapa kita di surga. Mau gak saudra kasih kekayaanmu ke orang yang tidak dikenal dan  mengasih sesuatau yang berharga ke orang yang engkau tidak percayai. Kalau manusi saja tau dan bertindak demikian, Tuhan juga sama, Tuhan akan memberikan semuanya kepada orang yang dia percayai. Percaya kepada tuhan adalah satu hal, dipercayai oleh Tuhan adalah hal yang lain. Untuk dipercayai oleh Tuhan, saudara harus naik ke puncak gunung bukan pas saudara pas ada perlu atau waktu saja tapi setiap saat. Khususnya para pelayan Tuhan, gemgala gembala Tuhan, engkau tidak akan bisa member makanan yang segar kepada domba domba mu kalau engkau tidak pernah naik ke gunung Tuhan. Tanpa kita berhubungan intim dengan Tuhan, apa yang saya bisa berikan kepada saudara? Bukan khotbah, bukan rumput yang hijau, tapi hanya sekedar pidato, ide manusia.

Lembah lembah kekelaman adalah satu satunya jalan menuju ke atas, adalah jalan setapak yang harus dilewati oleh para gembala dalam membawa domba dombanya ke tempat yang gelap, kenapa ke tempat yang gelap, karena sebelah kiri kananya adalah tebing yang tinggi, tentu matahari tidak dapat masuk dan tempat begitu sering bersarang binatang binatang buas yang sangat menakutkan untuk domba. Sering kali juga ketika kita membuat keputusan untuk sungguh sungguh, kita akan mengalami godaan yang mencoba untuk mengalihkan saudara.

 

Dalam 1 Samuel 30:1-9, Daud diurapi Tuhan untuk menjadi raja, tapi dia tidak langsung menjadi raja bahkan selama 15 tahun dia sempat dikejar sebagai buronan sekalipun dia sudah menjadi jagoan yang membunuh goliath dan bahkan yang mengejar dia adalah Saul sendiri. Sering kali kita pun akan mengalami hal yang sama dimana kita diproses oleh pemimpin rohani kita, dan orang orang terdekat kita yang cenderung kita hormati. Tapi jangan selalu menuunggu orang lain untuk berubah, dan jangan juga terbiasa memasukan dalam hati sebab bisa saja Tuhan memakai mereka untuk memproses kita, dan untuk kita naik keatas kita tidak diproses oleh orang dibawah kita tapi yang diatas. Saya sering bilang begini, kalu saudara sering sakit hati kepada gembalamu, orang tua mu, kamu yang hancur, kamu yang bodoh. Mungkin engkau tersinggung dan tidak enak mendengar omongan gembalamu tapi itu tandanya engkau diproses.

Kita sering kali tidak menyadari hal yang seperti ini karena kita sering berfikir dari sudut kita sendiri, pada waktu Tuhan mau mengangkat hidup saudara, saudara bukan dilatih dengan hal yang biasa biasa saja, tapi yang luar biasa yang belum pernah dialami, betul tidak? Daud pada waktu di Ziklag, dikejar oleh Saul, sempat ada suatu waktu pernah diancam untuk dibunuh oleh tentara tentaranya sendiri, dan mereka pun yang pernah menyatakan bahwa Daud sangat luar biasa, Ziklag bicara tentang bencana ekonomi dan kehilangan segalanya yang kita ingini dan mengalami pengalaman yang sangat nyata bahkan kematian pun sesuatu yang mungkin. Tapi disaat kita mengalami semua ini, Tuhan Yesus sudah alami terlebih dahulu, dan banyak contoh dari alkitab pun mengalami hal yang sama, seperti, Yusuf, Daud, siapapun orang yang dipilih Tuhan pasti sudah mengalami lembah lembah kekelaman ini, bukan karena Tuhan sadis tapi supaya kita menjadi kuat dan mengalami pernyetaan Tuhan yang sangat nyata, berhubungan intim dengan Tuhan. Jalan menuju keatas adalah selalu kebawah.

Bukankah “Ia telah naik” berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?(Efesus 4:9)

Sebelum Tuhan Yesus dinobatkan menjadi Raja diatas segala raja, sebelum segala nama diberikan kepada Dia dan semua lutut berlutut dan mengakui Dia Tuhan, maka Tuhan Yesus harus mati, sebelum mati, Tuhan Yesus sudah turun menjadi manusia dan lalu Dia mati dengan cara yang terkutuk sebab ada tertulis bahwa terkutuklah orang yang mati dikayu salib, dan setelah itu baru Bapa disurga baru berkata dan memberikan semua kuasa kepadaNya. Kalau saudara mau menjadi orang yang dicintai Tuhan dimana kuasa dan pengurapaan Tuhan bekerja dalam hidupmu, bersiaplah untuk pergi ke bagian terendah dalam hidup saudara.

Jalan naik ke atas adalah turun kebawah. Beda dengan cara manusia, dunia sering kali berkata untuk manfaatkan orang lain, sementara Tuhan berkata, berkorban, para pemimpin yang ada disini bukan menunjukan otoritas dan bukan minta hak istimewa tapi berkorbanlah. Sebelum saudara dihormati orang, saudara harus menghormati orang. Beberapa saat ini kami sedang mengalami kebaikan Tuhan, ketika anak dan isteri saya sedang ada di Indonesia, orang berlumba lumba mengejar dia sampai ada yang ribut telepon dan sms saya, supaya mereka dapat menyediakan rumahnya untuk bernginap. Saya cuman bertanya kenapa mereka berebut hanya untuk melayani kami? Bukan untuk ari muka, tapi karena kami selalu memperhatikan mereka. Pada waktu kita memperhatikan orang lain, apa yang engkau lakukan engkau akan tuai. Saya saja pas tidak ada isteri banyak yang sms saya mempertanyakan apakah saya sudah makan atau belum.  Pada waktu kita memperhatikan orang lain, orang lain akan memperhaikan kita.

“untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasankepala ganti abu, minyakuntuk pesta ganti kain kabung,nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”, “tanamanTUHAN” untuk memperlihatkan keagungan-Nya” (Yesaya 61:3)

Waktu tuhan mau mempromosikan saudara, saudara harus siap untuk menjadi abu, mau dimuliakan, harus siap untuk dihancurkan. Tidak ada keuntungan tanpa kesakitan, tidak ada kemuliaan tanpa salib. Saya hampir tidak pernah beli jas, khusus di buat dan berian orang lain. Saudara, semua fasilitas Tuhan berikan pada hambanya pada waktu dia lulus ujian, tapi pada waktu saudara dalam lembah lembah kekelaman, tidak ada orang pernah kasih berkat, bukan mengemis, tapi berkat sepertinya tidak ada, itulah lembah lembah kekelaman, tapi pada waktu kita ada di puncak, saya bahkan takjub sebab sering kali anak anak muda disini yang memberkati kami, bukan konglomerat tapi anak anak rohani kami. Sering saya tidak bisa menerima karena kondisi mereka yang lebih perlu. Saya sering berdoa bagi kalian semua, disaat pagi pagi hari kalau tuhan bangunkan saya naik ke puncang gunung, yaitu bersekutu dengan Bapa.

Kita perlu berkurang menjadi abu sebelum kita mendapatkan kemuliaan Tuhan. Tuhan akan proses kita supaya kita tidak mencuri kemuliaan Tuhan. Kata kunci dalam ayat 4, bahwa Tuhan tidak pernah membawa kita untuk ke lembah tapi akan memimpin kita melalui lembah, dalam terjemahan bahasa ingriss kita dapat lebih jelas melihat bahwa tertulis, “walk through”, yaitu melalui. Jadi tidak peduli berapa panjang, jauh dan dalam, akan pasti ada akhir dari pada lembah itu dan tidak selamanya saudara akan berada dalam kegelapan. Salamoo berkata, “Jangan biarkan aku masuk ke dalam sengsara kemiskinan sampai aku menghujat Engkau, tapi jangan juga jangan biarkan aku menikmati berkat yang berlebihan sampai aku lupa Engkau.” Dua hal ini, kesuksesan dan kegagalan, kelimpahan dan kekurangan, kekayaan dan kemiskinan merupakan masalah yang besar dalam hidup kita. Tuhan pun proses kita dalam dua hal ini. Tuhan tau persis kita tidak akan tahan lama lama di terowongan yang sangat pengap dan ketika saudara di terowongan hidup saudara, baca alkitab biasa saja, engkau mau doa sepertinya tidak didengar dan bertanya mana Tuhan. Kita doa, kita puasa tapi sepertinya tidak ada yang berubah, suasana tetap sumpek, tapi semuanya itu akan berakhir.

Tujuan Tuhan adalah untuk melalui lembah untuk dimuliakan, kesusahan dulu sebelum urapan bekerja dan kelelahan dulu sebelum puji pujian. Apakah saudara bisa menjadi sarjarna tanpa melalui kesusahan belajar dan ujian dan rasa takut ketika menghadapi ujian. Lewati dahulu masa masa susah sebelum kemuliaan itu diberi kepada anda. Tuhan tidak pernah membawa kita masuk ke dalam goa tapi Dia memimpin kita melewati lembah menuju kepada terang dan istirahat.

Saya tadi bersaksi bagaimana Tuhan memelihara hidup kami. Ada gak di antara saudara yang pernah puasa 7 hari 7malem, hari ketiga sakitnya minta ampun, hari keempat perih, hari kelimah gelisah, hari kenam rasanya pengen menyerah, tapi saya sedang mengalami terobosan supaya saya bisa memimpin saudara keluar dari kegegelapan, saya tidak akan pernah bisa memimpin saudara sebelum saya dapat melakukannya terlebih dahulu. Saya tidak akan bisa membawa orang ke tempat yang belum pernah kita berada. Ketika mau retret, “Terobosan Rohani”, apa yang saya doakan ketika saya berpuasa 7 hari 7 malam, hanya minum saja, pada hari ketujuh dunia saya sepertinya tergoncang sebab apa yang saya doakan tidak saya capai, bahkan diambil oleh orang lain. Jangan saudara pikir kalau saudara sudah doa puasa dan doa apa yang engkau inginkan akan dikabuli, belum tentu. Kecewa? Enggak. “Untuk itukah engkau berpuasa?”, Tuhan bertanya. Saya nangis dan saya bertobat, tanpa pergumulanku dikabuli, aku tetap cinta Engkau.

“Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!  Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.” (Mazmur 84:6-7)

Pada waktu kita melewati lembah lembah kekelaman, kemanapun kita pergi, kita akan mengalami air kehidupan. Bahkan padang pasir akan menjadi kolam renang, kesusahan saudara saat ini tidak ada artinya karena Tuhan berencana untuk merubah padang pasirmu menjadi kolam renang, dan hidup kita akan berkelimpahan.

“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10)

Kita akan melewati lembah ratapan dan lembah persoalan. Saudara tidak akan pernah mengalami sukacita yang luar biasa tanpa nangis dulu. Siapa yang punya anak satu atau dua pasti merasakan susahnya mengurus anak, tapi liat entar upahnya ketika mereka dewasa, kalau saudara didik mereka dan menyediakan waktu mu dengan mereka, memberikan kasihmu dengan mereka, sekarang saya sedang menikmati masa masa itu, anak anak saya sekarang menjadi berkat dimana pun mereka berada. Yosi menjadi berkat waktu dia di Denpasar, dan menjadi berkat juga di Surabaya, dan Yosi juga berkhotbah di sekolah Kristen di Surabaya, dan semua guru gurunya yang berumur lebih tua akan dikirimkan untuk mendengar anak umur 25 tahun berkhotbah. Kenapa? Sebab kita melewati lembah lembah kekelaman. Suatu saat isteri saya diundang di salah satu gereja di Denpasar tapi isteri saya bilang dia harus menghadiri pemberkatan anak temennya dan untuk reuni, jadi menyarankan untuk diganti dengan Yosi. Gembalanya menolak, dan berkata kalau mereka tidak mau dilayani oleh anak anak, mau ibu Lydia saja yang layani. Tapi akhirnya pun tante menjawab kembali kalau emang tidak bisa tidak pelayanan juga tidak apa apa. Akhirnya gembalanya mengijinkan. Tapi setelah khotbah, gembala tersebut mengirim pesan kepada ibu Lydia dan berkata bahwa mereka  sungguh amat diberkati oleh pelayanan Yosi, dan dia harus datang lagi dan berkhotbah ditempat mereka. Pertama ditolak dulu, nangis dulu, setelah itu baru dimuliakan, Halleluya. Apakah saudara siap untuk itu? Bahkan sebelum Tuhan mamakai Yosi dengan dahsyat, dia mengalami kanker terlebih dahulu.

aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku”

Jangan takut akan lembah kekelaman, harus dialami untuk dilewati bukan untuk tujuan akhir. Disaat saat itulah Tuhan akan lebih nyata dengan kita.

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan. ”Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:35-37)

Kita domba seperti yang siap dibantai, diapaain hanya bisa diem saja, kita mungkin tidak seimbang kalau dilawan oleh serigala tapi didalam semuanya ini kita lebih dari pada pemenang, bukan karena kekuatan kita, kemapuan kita, uang kita, sekolah kita tapi karena Dia.

Emang sengaja kita dibuat seperti domba supaya kita tidak berdaya dan tidak bisa apa apa. Lawan kita semua serigala, tapi Tuhan yang langsung berkerja dalam kita. Tapi jangan kita di saat di lembah kita mengomel. Jaga mulut kita dan jangan maki maki, kalau tidak kita tidak akan keluar. Kalau saudara sudah lama di lembah terus belum keluar keluar itu tandanya saudara belum lulus, sumpeknya tidak selesai selesai, itu jelas kita telah berbuat salah. Kita perlu diuji dan menang didalam lembah kekelaman supaya kita dapat menjadi pemenang dalam setiap keadaan yang susah dan menyesakan. Bisa saja saudara mengandalkan kekuatan saudara untuk menang akan pertempuran hari ini tapi besok engkau akan menghadapi tantangan yang berbeda sampai saudara dapat mencari dan bergantung kepada Tuhan sepenuhnya.

“gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”

Lembah adalah jalan yang terbaik untuk memilih jalan yang tercepat dan ada sumber air, tapi lembah adalah tempat yang bahaya dimana gada dan tongkat adalah keperluan bagi seorang gembala.

Ada domba domba yang nakal yang sudah diajari jangan gini gitu dan gembalanya akan kait dia punya leher dengan tongkat nya dan mengarahkannya balik, maka ujung dari pada tongkat melengkung, dan juga kalau domba melahirkan, kalau domba melahirkan begitu saja, anak nya bisa mati karena diinjek, maka dengan tongkat itu, gembala dapat memimpin domba menjauh dari anaknya yang baru kahir atau anaknya digeser supaya tidak terinjak.

Ujung dari pada sebuah gada ada dikit bundar dan pendek, dan disimpan di kantong gembala bukan diluar, karena di pengembalan banyak kepakai tongkat lebih banyak dari pada gada. Domba tidak perlu di gebukin, domba perlu diarahkan seperti di gereja mungkin ada dari pada saudara yang tidak suka kepada gembala gereja karena merasa disindir terus. Tapi saa tidak akan lelah karena kalau tidak, domba domba bisa sembulatan kemana mana.

Pada waktu masuk kelembah lembah kekelaman, gembala akan waspada akan binatang buas yang kemungkinan dapat menyerang domba dombanya. Saya pernah berhadap dengan seorang mormon yang mencari anak anak kita dan saya berkata bahwa ini gereja saya dan mereka adalah domba saya dan saya mengusir mereka kalau tidak mereka harus menghadapi saya.

Setiap gembala yang baik akan punya dua ini. Saudara menjadi gembala, saudara harus punya tongkat dan gada. Ketika kita berjalan ditempat biasa, hanya tongkat yang diperlukan, tapi begitu kita masuk tempat yang berbahaya, perlindungan Tuhan dan tongkat pengarahan ada bersama kita. Pribadinya Tuhan lebih nyata, bukan cuman Firman dan pengarahan, bukan cuman urapan tapi pribadiNya sendiri dan perlindunganNya. Saudara mungkin pernah mendengar ilustrasi dimana seorang selalu berjalan berasama Tuhan dan didapati 4 telapak kaki , tapi ketika dalam masalah yang terlihat hanya dua saja dan orang itu mencari dimana Tuhan, tapi Tuhan berjawab untuk melihat itu telapak adalah telapak kaki Tuhan, dan orang itu digendong Tuhan. Kenapa ktia tidak sadar kita digendong Tuhan? Karena pikiran kita sedang menuju kepada masalah.

 

 

Dalam lembah kekelaman, penyertaan Tuhan dua kali lipat dan luar biasa, tapi jangan ngomong kalau gitu kita di lebah kekelaman terus saja. Kita perlu mengalami puncak gunung untuk menyatakan kebaikan Tuhan, kita perlu sadar pengalaman kekelaman tidak kita bisa hindari. Gada adalah senjata pertahanan terhadap predator tapi juga dipakai untuk mengoreksi domba. Ketika domba domba itu masuk ke kandang, domba akan diiring masuk dan gada tersebut akan di taro lebih rendah dikit sehingga ketika domba domba itu lewat bulunya akan terbelah dan terlihat apa kah ada parasit penyakit. Gembala akan melihat sungguh sungguh satu persatu. Setiap hari gembala yang baik melakukan itu karena domba tidak bisa membersihkan diri sendiri, kalau ada lalat yang di hidungnya, lumpur dibulu bulunya. Domba adalah binatang yang bodoh, sebab kalau pintar kita akan mau seenaknya sendiri, dengan demikian, kita tidak berdaya dan Tuhan menjadi perlindungan kita secara keseluruhan. Kita dapat berkata bahwa kita emang bodoh dan tidak bisa buat apa apa tapi kita mempunyai Bapa yang luar biasa, Dia tidak pernah tertidur dan lelah menghadapi kita, Dia akan menyelidika kita satu demi satu. Pada waktu Dia menaruh tongkat itu kita mungkin merasa tidak suka tapi tetap mengucap syukur karena engkau sedang dipulihkan, disehatkan dan jangan berfikir dan bereaksi yang negaf.

“He causes it to come, whether for correction, or for His land, or for mercy.” (Ayub 37:13)

Tuhan mengkoreksi hidup kita dan membuat hidup kita tidak nyaman tapi itu karena Dia mengasihi kita. Gada adalah simbol kekuasaan, semua mujizat yang Musa lakukan semuanya memakai gada. Tongkat yang melengkung untuk supaya domba yang memisahkan dirinya dari gerombolannya dapat diarahkan kembali. Gada dan tongkat bekerja sama dengan baik.

“Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu” (Yehezkiel 20:37)

“Ujilahaku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu,dan aku hidup dalam kebenaran-Mu” (Mazmur 26:2-3)

Domba adalah binatang yang keras kepala dan memsuki banyak masalah karena kemauannya sendiri. Kita perlu perhatian dan memperhatikan dan mengarah kepada yang baik, ujian dan pencobaan adalah hal yang mirip, yang membedakan hanya motivasinya.

Nyasar di tempat yang bahaya adalah sangat rawan dan bisa bisa menjadi mangsa bagi binatang binatang buas, seperti ketika kita menjauhkan diri gerombolah Tuhan, lama lama kita bisa terjebak dan keluar dari peredaran. Begitu kita memisahkan diri, karena gembala dibumi masih tetap manusia, bisa saja kelewatan. Predator tidak akan mencamplok domba kalau dalam rombongan besar sebab mereka pun juga takut, demikian kalau kita bersatu dalam rombongan yang benar, setan pun tidak akan berani bermacam macam dengan kita.

Tuhan memakai tongkatNya dikehidupan orang percaya untuk membawa mereka dekat kepadaNya dan juga untuk di perhatikan dan diuji dan dipimpin ke jalan yang benar.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.