Kasih Tuhan

Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias

21:1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi  kepada murid-murid-Nyadi pantai danau Tiberiasdan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas  yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea,anak-anak Zebedeusdan dua orang murid-Nya yang lain. 21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan  .” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus (Yoh 21:1-4)

 

Ini adalah kali ketiga Tuhan Yesus menampakkan dirinya kepada murid-murid. Kali pertama adalah dimana murid-murid Tuhan Yesus berkumpul di ruang tertutup yang tertulis dalam kitab Yoh 20: 19-20. Kali kedua dimana Tuhan menampakkan diri kepada Thomas yang tertulis dalam kitab Yoh 20: 25-29.

 

Kejadian dimana Tuhan Yesus menampakkan diri kepada Tomas mengajarkan kepada kita beberapa hal:

–          Tomas tidak bersama murid-murid yang lain pada saat mereka berkumpul (Yoh 20:19-20), ini dapat diartikan bahwa Tomas tidak hadir dalam persekutuan bersama saudara seiman. Hal ini juga terjadi pada masa kini dimana banyak anak Tuhan yang malas/menghindari persekutuan baik itu dalam bentuk Kelompok Mesianik, Kingdom Gathering ataupun kebaktian ibadah raya

–          Hal kedua adalah Tuhan Yesus mendengar pada saat Tomas berkata “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya” walaupun Ia tidak berada disana. Ini menunjukkan bahwa Ia adalah Tuhan yang maha tahu.

–          Tuhan Yesus tidak marah pada saat mendengar ketidakpercayaan Tomas kepadaNya. Bahkan Tuhan Yesus menyediakan waktu untuk bertemu dengan Tomas dan menguatkan imannya. Ini menunjukkan betapa kasih Tuhan Yesus kepada murid-muridNya dan termasuk kita semua khususnya.

 

Tuhan Yesus juga menyiapkan waktu untuk bertemu dengan Petrus secara pribadi (Yoh 21:1-4) walaupun Petrus telah bertemu dengan Dia sebelumnya didalam ruangan terkunci yang tercatat dalam Yoh 20:19-20, mengapa? Hal ini dikarenakan Tuhan Yesus mempunyai agenda tesendiri dengan Petrus. Hal ini akan kita pelajari lebih jauh dalam uraian berikut.

 

Yoh 21:3 mencatat bahwa Petrus mengajak murid-murid yang lain untuk kembali menjadi nelayan dan pergi ke danau Tiberias untuk menjala ikan. Arti rohani dari ayat ini adalah Petrus mengajak murid-murid yang lain untuk kembali kepada kehidupan mereka yang lama. Walaupun Petrus sudah mengikut Tuhan selama 3,5 tahun namun kematian dan tidak adanya Tuhan Yesus bersama dia membuat imannya lemah sehingga dia berbalik kepada kehidupan lama.

 

Setelah menjala ikan semalam-malaman, mereka tidak mendapat ikan walaupun mereka semua adalah nelayan yang ahli dalam bidangnya. Ayat ini memberikan pengertian bahwa, pada saat kehidupan kita menjauh dari Tuhan maka apa saja yang kita perbuat tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.

 

Namun akan berbeda jikalau Tuhan Yesus yang memerintahkan kita melakukan tindakan tertentu. Hal ini dibuktikan pada saat Tuhan Yesus menyuruh Petrus untuk menebarkan jala disebelah kanannya. Ikan besar yang tertangkap 153 ekor jumlahnya dan jalanya tidak terkoyak. 153 ekor ikan diterjemahkan dalam angka dan huruf Yahudi mempunyai arti “Ani Elohim” atau “I am God” (Aku adalah Tuhan).

 

Pada saat Petrus menarik jala yang penuh berisi ikan tersebut, semua murid-murid terkejut dan tidak seorangpun yang mengenali Tuhan Yesus terkecuali Yohanes. Yohanes yang sering disebut sebagai “murid yang paling dikasihi” mempunyai hubungan kasih yang intim dengan Tuhan. Hubungan kasih inilah yang memampukan Yohanes mengenali Tuhan Yesus walaupun murid-murid yang lain tidak dapat.

 

Pada saat murid-murid tiba di tepi danau, Tuhan Yesus sedang membakar roti dan ikan. Pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa Tuhan Yesus masih meminta ikan dari murid-muridNya? Tuhan Yesus meminta ikan bukan dikarenakan oleh kurangnya ikan yang tersedia melainkan Tuhan Yesus ingin mengajarkan kepada kita bahwa apapun hasil yang kita dapat, berikan bagian terbaik kepada Tuhan melalui persembahan persepuluhan ataupun persembahan kasih.

 

Setelah memberi makan murid-muridNya, Tuhan Yesus berbicara secara terpisah dengan Petrus. Tuhan Yesus bertanya 3 kali terhadap Petrus, “…apakah engkau mengasihi Aku?” dalam terjemahan bahasa asli, Yesus memakai kata “Agape” dalam pertanyaan pertama dan kedua dan memakai kata “Philio” untuk pertanyaan ketiga. Petrus menjawab semua pertanyaan Tuhan Yesus dengan memakai kata “Philio”.

 

Dalam Alkitab tercatat 4 macam tipe “Kasih”:

1. Kasih Eros = Kasih yang didasarkan oleh nafsu atau kasih berdasarkan pada keinginan daging

2. Kasih Philio = Kasih persahabatan

3. Kasih Storge = Kasih yang terjalin antara hubungan orang tua dan anak, kasih diantara keluarga

3. Kasih Agape = Kasih yang sejati, kasih Tuhan terhadap manusia

 

Dalam pertanyaan pertama dan kedua kepada Petrus, Tuhan mengharapkan kasih Agape dari Petrus sedangkan Petrus hanya dapat mengasihi Tuhan dengan kasih Philio. Namun pada pertanyaan Yesus yang ketiga, Tuhan Yesus memakai kata “Philio” dan bukan “Agape” lagi. Sepertinya Petrus menang dalam hal ini dimana dia dapat membuat Tuhan Yesus memakai kata “Philio” bukan “Agape”.

 

Namun hal sebaliknya yang terjadi. Tuhan Yesus dengan kasihNya yang sejati (Agape) rela menurunkan standarNya hanya supaya Petrus dapat mengerti apa maksud pertanyaanNya. Tuhan Yesus hanya ingin Petrus mengasihi Tuhan dengan kasih Agape bukan karena perintahNya.

 

Pada akhirnya Petrus mampu memberikan kasih “Agape” kepada Tuhan. Hal ini ditunjukkan bahwa Petrus merasa tidak layak untuk mati di kayu salib dengan cara yang normal. Petrus meminta supaya dia dapat disalibkan secara terbalik (Yoh 21:18-19). Karena hanya dengan kasih “Agape” yang dapat memampukan Petrus meminta supaya dia disalibkan secare terbalik.

 

Seringkali kita berpikir bahwa kasih “Agape” adalah kasih yang sempurna dimana kita tidak akan dapat memilikinya sampai kita berada di Surga. Namun pendapat tersebut tidaklah benar, karena Tuhan Yesus dalam Markus 12:29-31 memerintahkan kita untuk mengasihi Tuhan dan sesama kita dengan kasih “Agape” bukan “Philio”, “Storge” ataupun “Eros”.

 

Tuhan Yesus yang kita sembah adalah Tuhan yang ajaib dan Dia tahu bahwa manusia mempunyai kemampuan mengasihi dengan kasih “Agape” dan hal ini yang Dia rindukan keluar dari hidup kita. Pada saat kita mengikuti jejak Tuhan Yesus yang merendahkan diriNya untuk melayani sesama kita, maka secara tidak kita sadari, kita telah menciptakan satu jalan (path) sehingga orang yang kita layani dapat melangkah, berjalan dan bertemu dengan Tuhan Yesus. Amin

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.