Kehidupan Kristen sesuai dengan Kerinduan Tuhan Yesus

Kehidupan Kristen setiap kita harus seperti yang Tuhan Yesus rindukan, jika tidak maka kita tidak akan dapat menjadi kesaksian yang baik bagi orang lain.

Seharusnya orang-orang yang melihat kita langsung kagum melihat Yesus di dalam hidup kita. Kenapa orang-orang lambat kagum? Karena kita belum sungguh-sungguh hidup sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus rindukan.

Tahukah saudara bahwa hampir 90% mahasiswa di Indonesia tidak tahu mengapa mereka mengambil jurusan yang diambilnya. Mengapa bisa demikian? Sebab orang tua mereka tidak mempersiapkan anak-anaknya sejak kecil untuk diarahkan kemana mereka harus pergi. Banyak alasan-alasan yang salah yand dipakai untuk memilih jurusan kuliah, contohnya karena pacar mengambil jurusan tersebut, atau karena hanya jurusan itu yang diterima.

Sekarang tahukah saudara apa alasan atau motivasi anda menjadi orang Kristen? Biarlah motivasi kita boleh seperti apa yang Tuhan Yesus inginkan dalam hidup kita, jika tidak maka percuma kehidup Kristen kita.

Hari ini kita mau belajar beberapa hal yang Tuhan rindukan atas hidup Kristen kita.

“Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, –dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami–demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu. Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” 2 Korintus 8:1-9

Jemaat-jemaat di Makedonia dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, tetapi mereka tetap dapat bersukacita. Banyak orang Kristen yang sukacitanya ditentukan oleh ada atau tidaknya uang pada waktu itu.

Firman Tuhan mengatakan bahwa jemaat-jemaat di Makendonia bukan hanya miskin, tetapi sangat miskin, namun mereka tetap kaya dalam kemurahannya, dengan kata lain mereka tidak pelit.

Mereka ini sangat miskin dan tidak punya apa-apa, tetapi mereka masih mempunyai sesuatu untuk dibagikan kepada orang lain. Untuk itu sangat keterluan sekali bagi kita yang mempunyai apa-apa tetapi tidak memberi.

Orang yang tidak punya apa-apa sekalipun tetap mempunyai sesuatu. Contohnya, punya mulut untuk memberi penghiburan, dan punya tangan untuk memeluk yang susah.

Menjadi orang Kristen itu identik dengan memberi; apa saja yang bisa kita buat, kerjakanlah itu! Dunia perlu fakta, yaitu apa yang kita perbuat bukan kotbah!

Apa saja yang kita miliki itu adalah pinjaman dari Tuhan. Tidak ada seorangpun yang memiliki hak milik.

Kita menjadi kaya karena Tuhan mau menjadi miskin, sebab kita semua miskin. Ayat ke-9 di bawah ini adalah “present continuous”: “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.”

Artinya setelah Tuhan menjadi miskin, Ia menjadi kaya kembali supaya karena-Nya orang-orang miskin berikutnya dapat menjadi kaya. Jadi Yesus menjadi miskin kembali supaya orang-orang miskin ini menjadi kaya. Hal ini terjadi terus menerus – “present continuous”.

Untuk itu berilah sampai miskin! Jangan takut jika kita menjadi miskin karena memberi sebabi kita akan menjadi kaya lagi supaya kita dapat memberi lagi kepada orang miskin, dan seterusnya.

“Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?” 1 Yohanes 3:16-17

Tags:
No Comments

Post A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.