Knowing Who You Are

Manusia sering menilai dirinya berdasarkan tindakan atau keputusan apa yang telah / belum diperbuat atau kekayaan / kekuasaan apa yang dimiliki. Manusia sering tidak sadar bahwa mereka mempunyai gambar diri yang jauh melebihi kekayaan ataupun kekuasaan.

Mazmur 27: 4- 6: “Satu hal yang kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya. Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian kemahNya. Ia mengangkat aku ke atas gunung batu. Maka sekarang tegaklah kepalaku mengatasi musuh sekeliling aku; dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi Tuhan”.

Ada 2 hal yang dapat kita pelajari dari pernyataan ayat di atas: 1. Diam (dwell) di rumah Tuhan.
Kata dwell Ini tidak berlaku bagi umat Kristen yang hanya datang seminggu sekali ke gereja. Ini hanya berlaku bagi orang yang hidupnya mau dipenuhi oleh hadirat Tuhan setiap hari, yang kesukaannya merenungi Firman Tuhan dan selalu mencari Tuhan siang dan malam.

Di dalam gereja banyak jemaat yang hanya berfungsi sebagai supporter (cheerleaders) dibandingkan sebagai pemain (dweller), oleh sebab itu banyak daripada doa kita yang tidak dijawab oleh Tuhan.

2. Hubungam (relationship) dengan Tuhan Apakah hubungan kita dengan Tuhan sebagai Anak (Son) atau Orang Berdosa (Sinner)? Hal ini akan sangat menentukan cara kita melihat dan menilai siapa diri kita sebenarnya. Hubungan yang benar dengan Tuhan akan membuat kehidupan Emotional, Spiritual dan Fisik kita bertumbuh dengan sempurna.

Oleh sebab itu banyak umat Kristen yang tidak mengalami hidup yang berkemenangan karena mereka salah menilai diri mereka sendiri. Banyak umat Kristen yang:

1. Hidup hanya berdasarkan karya penebusan (salvation) tapi tidak hidup dalam Kemenangan (Liberation) 2. Selalu datang kebawah kaki Salib tetapi lupa bahwa Tuhan Yesus telah bangkit. Salib (Cross) berbicara tentang kematian tetapi Kebangkitan (Resurrection) berbicara tentang hidup yang berkemenangan (Liberation). 3. Menganggap Allah Bapa sebagai Tuan dan dirinya sebagai hamba bukan sebagai Bapa yang sempurna dan kita adalah anakNya.

Bagaimana kita menilai diri kita itu akan mempengaruhi perbuatan dan tingkah laku kita.

Yesaya 6:1-7 menceritakan bagaimana cara kita melihat diri kita menentukan apa yang kita lihat dihadapan kita.

Yesaya (ayat 5) melihat dirinya sebagai orang yang berdosa sehingga Tuhan harus memerintahkan malaikat (Seraphim) untuk menyentuh bibirnya dengan bara api untuk menguduskannya.

Sedangkan malaikat Tuhan (ayat 3) berkata bahwa “seluruh bumi penuh kemuliaanNya” karena para malaikat tertuju pada Tuhan dan mereka melihat bumi dari sudut pandang Tuhan.

Bagaimana kita menilai diri kita menentukan sikap kita mengenai doa dan tantangan hidup

Umat Kristen yang mempunyai gambar diri yang benar maka ia akan mengerti:

1. Tuhan tidak akan mengambil persoalan dari kehidupan kita tetapi Tuhan akan menolong kita untuk bertahan dan mengatasi persoalan tersebut sehingga nama Tuhan dipermuliakan 2. Tuhan menjawab doa kita bukan karena perbuatan kita tetapi melainkan kita mengenal diri kita dan hubungan kita denga Tuhan sebagai Bapa dan Anak. 3. Tuhan menginginkan kita melihat dengan mata rohani kita kemana tujuan kita ke depan dan tidak hanya berdiam di satu tempat saja. Kej 13: 14-15

Bagaimana cara kita untuk tinggal (dwell) di rumah Tuhan: 1. Present your life as living sacrifice Judicial forgiveness – Allah Bapa sebagai Hakim dan Tuhan Yesus mati dikayu salib ganti dosa kita. Allah Bapa menerima korban Tuhan Yesus dan kita telah diampuni dari dosa kita.

Grace Forgiveness (I Yoh1:9 & Ibrani 4:16) Setelah kita menerima Judicial Forgiveness maka kita telah diangkat menjadi Putra dan Putri daripada Allah Bapa. Selayaknya hubungan antara Bapa dan Anak maka pada saat kita bersalah (berdosa) dan minta ampun maka Dia adalah adil dan setia dan akan mengampuni kita tanpa mengingat kesalahan kita lagi.

2. No Condemnation Tuhan Yesus menebus dosa kita dengan tanpa syarat sehingga kita harus hidup tanpa rasa tertuduh. Seberapa besar kesalahan kita pada saat kita datang dan minta ampun, Tuhan tidak akan menuduh (condemn) kita.

3. Faith Ibrani 16:1 – Tanpa iman kita tidak akan dapat menyenangkan hati Tuhan. Percaya kepada Tuhan tidak berdasarkan apa yang bisa kita lihat tetapi berdasarkan kepada janji Tuhan kepada kita.

Pada saat kita mempunyai gambar diri yang benar dan mengerti posisi kita dimata Tuhan maka kita akan mempunyai hidup yang berkemenangan. Amin

Tags:
No Comments

Post A Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.