Mazmur 110 – Kristus sang Raja, Imam, Prajurit

Mazmur 110:1-7

1 Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.”

2 Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! 3 Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun.

4 TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.”

5 TUHAN ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya, 6 Ia menghukum bangsa-bangsa, sehingga mayat-mayat bergelimpangan; Ia meremukkan orang-orang yang menjadi kepala di negeri luas. 7 Dari sungai di tepi jalan ia minum, oleh sebab itu ia mengangkat kepala.

 

Pernahkah anda merasa sangat yakin tentang sesuatu, begitu yakin bahwa anda pasti benar, tidak mungkin bagi anda untuk melakukan kesalahan, tetapi ternyata anda sangat salah? Itu sering terjadi pada saya. Terutama mengenai nama orang. Saya dapat memberi tahu anda banyak sekali kejadian di mana saya salah menyebut nama orang. Entah mengapa hal ini sering kali terjadi pada hari Minggu malam. Biarkan saya memberi tahu anda satu cerita. Suatu Minggu tahun lalu, setelah ibadah RYI, kami pergi makan di Shalom. Ada sekitar 20 orang yang pergi makan. Dan saat makan malam, Edrick berjalan ke arah saya dengan seorang pria di sebelahnya. Edrick bertanya, “Yos, kamu ingat dia?” Saya melihat orang di sebelah Edrick dan saya ingat muka dia. Dia sering datang ke gereja ketika kita masih beribadah di UTS. Dan saya menjawab, “Tentu saja aku ingat.” Jadi saya berdiri, menjabat tangannya dan berkata, “Erick kan?” Sebetulnya saya lupa saya manggil dia siapa malam itu. Dia menatap saya, berkedip beberapa kali, dan berkata, “Bukan, ini Matt” atau nama lain yang saya juga tidak ingat. Sekarang, anda perlu tahu sesuatu tentang saya. Ketika saya mengatakan bahwa namanya adalah Erick, saya tidak mengada-ada. Saya tidak mengatakan nama acak pertama yang muncul di kepala saya dan berharap saya benar. Tidak. Yah, kadang memang itu yang saya lakukan. Tetapi sebagian besar waktu bukan itu yang terjadi. Pada saat itu, saya benar-benar yakin bahwa nama dia adalah Erick. Tapi ternyata saya sangat salah.

Alasan saya menceritakan cerita ini adalah karena saya percaya bahwa ada banyak dari kita yang tidak tahu siapa Yesus sebenarnya. Mungkin kita pernah mendengar tentang dia sebelumnya di gereja, mungkin kita membaca kisah-kisahnya dari Alkitab dan mungkin kita bahkan berdoa kepada dia. Kita semua telah menikmati pemberian yang telah diberikannya kepada kita – oksigen yang kita hirup, kehangatan musim panas, angin musim semi yang sejuk, matahari terbenam yang indah di puncak gunung, gelombang laut yang menderu-deru , kombinasi rempah-rempah yang menciptakan rasa lezat di mulut kita, letusan kegembiraan ketika sang doi menjawab “iya” kepada pertanyaan anda – semua ini adalah bagian dari pemberian indah yang telah diberikan Yesus kepada kita. Tetapi banyak dari kita yang kehilangan siapa dirinya sebenarnya. Dan alasan kita tidak mengetahui siapa Yesus, adalah karena kita sudah memiliki prasangka kita sendiri tentang siapa Yesus seharusnya. Jadi bukannya kita membiarkan dia memberi tahu kita siapa dia, kita mencoba memberi tahu dia siapa dia seharusnya. Dan ini tidak mungkin bekerja. Biarkan saya memberi anda sebuah contoh.

Wanita single, katakanlah suatu hari anda bertemu seorang pria dan jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. By the way, saya tidak merekomendasikan jatuh cinta pada pandangan pertama. Pembicaraan lain untuk lain waktu. Tapi katakanlah anda jatuh cinta dan anda ingin mengenalnya. Dan untuk alasan kimia gaib, pria itu memperhatikan anda, berjalan mendekati anda dan mulai berbicara dengan anda. Ketika anda berbicara, orang itu mulai bercerita tentang dirinya sendiri. Dia memberi tahu anda bahwa namanya adalah Ijul dan dia adalah orang Indonesia dari suku Batak. Makanan favoritnya adalah nasi goreng dan hobinya adalah memasak. Kemudian anda menjawab, “Baiklah Ijul, aku menemukan dirimu menarik dan aku benar-benar ingin mengenal kamu. Tapi aku punya masalah. Pertama-tama, aku tidak suka nama kamu Ijul. Aku selalu ingin pacar dengan nama Hosia. Jadi mari kita ubah nama kamu dari Ijul menjadi Hosia mulai sekarang. Aku juga tidak suka fakta bahwa kamu adalah orang Batak. Aku selalu ingin menjadi lebih berani dalam berpacaran. Aku ingin berpacaran dengan orang Latinos. Jadi mulai sekarang, kamu akan menjadi orang Latinos. Aku tidak memiliki masalah dengan nasi goreng tetapi aku memiliki masalah dengan hobimu. Jika kamu suka masak, kamu akan menjadi gemuk dan membuat aku gemuk. Aku tidak suka itu. Aku ingin pria perkasa yang memiliki enam kotak di perutnya. Jadi mulai sekarang kamu perlu mengubah hobimu dari masak menjadi gym.” Apa menurut anda yang akan menjadi respon Ijul? Jika Ijul normal dan tidak desperate, dia akan berjalan meninggalkan percakapan. Dia tidak akan berkata, “Jika itu yang kamu inginkan, aku akan menjadi Hosia untuk kamu mulai hari ini.” Tidak, itu bukan kehidupan nyata; itu drama Korea. Ketika kita mengenal seseorang, tidak peduli siapa dia, kita tidak bisa memilih dan menentukan siapa mereka. Kita harus menerima mereka untuk siapa yang mereka katakan.

 

Inilah yang terjadi antara Yesus dan para pemimpin agama di zamannya. Para pemimpin agama menghabiskan seluruh hidup mereka mempelajari Kitab Suci dan menunggu kedatangan Mesias tetapi ketika Mesias ada di depan mereka, mereka tidak mengenalinya. Karena mereka sudah memiliki prasangka sendiri tentang siapa Mesias seharusnya. Dalam Matius pasal 22, Matius menceritakan kepada kita sebuah kisah tentang bagaimana para pemimpin agama berusaha menjebak Yesus untuk mengatakan sesuatu yang dapat mereka gunakan untuk menyerang Yesus. Pada saat ini, nama Yesus sudah terkenal di seluruh Israel. Dia adalah sosok yang sedang naik bintang dan otoritas agama tidak menyukai hal ini dan mencoba untuk menghancurkan Yesus. Jadi mereka memutuskan untuk mengajukan pertanyaan sulit di depan umum dan mereka berharap Yesus akan mengatakan sesuatu yang bodoh. Ini mirip dengan cara kerja politik saat ini. Jadi di sini kita menemukan Yesus ditanyakan segala macam pertanyaan. Seseorang bertanya kepadanya, “Haruskah kita membayar pajak kepada Caesar?” Ini adalah pertanyaan politik. Kemudian yang lain bertanya kepadanya sebuah pertanyaan teologis, “Bagaimana kamu bisa percaya pada kebangkitan orang mati?” Dan setiap kali, tanpa gagal, Yesus memukul home run. Dia tidak hanya menjawab pertanyaan dengan benar, dia menjawabnya sedemikian rupa sehingga mereka tidak bisa berdebat dengan dia. Yesus membuat mereka kehilangan kata-kata. Tetapi Yesus tidak berhenti di situ. Setelah dia menjawab semua pertanyaan mereka, Yesus sekarang beralih peran dan mengajukan sebuah pertanyaan kepada mereka. Dan dengan satu pertanyaan ini, tidak ada yang berani mempertanyakan Yesus lagi. Apakah anda ingin tahu pertanyaan yang ditanyakan Yesus? Ini sangat indah.

Matius 22:41-46 – Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya: “Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?” Kata mereka kepada-Nya: “Anak Daud.” Kata-Nya kepada mereka: “Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” Tidak ada seorangpun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya.

 

Sekarang, apakah anda melihat apa yang terjadi? Yesus mengutip Mazmur 110. Yesus menggunakan Mazmur 110 untuk membungkam semua kritiknya. Ini memberi tahu kita sesuatu tentang bobotnya Mazmur 110. Mazmur 110 adalah Kitab Perjanjian Lama yang paling banyak dikutip dalam Perjanjian Baru. Yesus mengutipnya, Petrus mengutipnya, dan hampir seluruh argumen kitab Ibrani didasarkan pada Mazmur 110. Mazmur 110 mungkin adalah bagian paling penting dari Perjanjian Lama dalam sejarah awal Kekristenan. Apa yang membuat Mazmur 110 begitu istimewa? Mazmur 110 sangatlah unik karena seluruh Mazmur ini berbicara tentang Mesias yang akan datang. Sekarang kita perlu memahami bahwa Perjanjian Lama penuh dengan nubuatan tentang keturunan Daud yang akan membebaskan Israel dari belenggu musuh. Sosok ini disebut Mesias, Anak Daud, Kristus. Kristus itu bukan nama belakang Yesus. Kristuas adalah bahasa Yunani dari Mesias. Ini adalah sosok yang mereka semua tunggu. Dan Mazmur 110 berbicara sepenuhnya tentang figur Kristus ini. Mazmur ini ditulis oleh Raja Daud. Tetapi siapa yang dibicarakan Daud?

Mazmur 110 dimulai dengan kalimat yang aneh. Mazmur 110:1 – Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.” Sekarang, ini aneh. Dan inilah poin yang Yesus buat. Jadi kita memiliki dua orang dalam percakapan. TUHAN (YHWH) dan tuanku (Adonai). Kita tahu bahwa Tuhan menunjuk pada YHWH tetapi siapa “tuanku”? Dan jika “tuanku” ini adalah anak Daud, mengapa Daud memanggilnya tuan? Jika dia hanya keturunan Daud, Daud tidak akan memanggilnya tuan. Daud akan memanggilnya “putraku.” Cara penulisan yang benar adalah, “TUHAN berkata kepada putraku.” Tetapi tidak. Daud memanggilnya “tuanku.” Siapakah sosok ini? Dan bukan hanya itu, tetapi kemudian Tuhan pencipta semesta alam mengatakan kepada pria ini untuk duduk di sebelah kanannya. Pada masa itu, untuk duduk di sebelah kanan seorang raja berarti dia berbagi kekuasaan dan otoritas raja. Siapakah sosok ini sehingga Tuhan semesta alam mengangkat dia begitu tinggi sehingga Daud sendiri menyebut dia “tuanku”?

Inilah poin yang Yesus buat. Mesias yang ditunggu oleh orang Yahudi, dia bukan hanya putra Daud. Dia bukan hanya manusia biasa. Dia adalah seseorang yang Daud sebut “tuanku” dan seseorang yang ditinggikan Tuhan ke posisi tertinggi. Orang-orang Yahudi sedang menunggu seorang manusia, seorang tokoh politik yang datang untuk menyelamatkan mereka dari pemerintahan Roma. Tetapi Yesus menunjukkan kepada mereka bahwa Kristus yang mereka tunggu bukanlah manusia biasa. Kristus adalah seseorang yang sejajar dengan Allah Bapa, namun tidak sama dengan Allah Bapa. Apa yang Yesus katakan adalah, “Aku adalah tuan Daud. Daud berbicara tentang aku. Akulah anak Allah. Akulah Kristus.” Mazmur 110 sepenuhnya berbicara tentang Yesus Kristus.

 

Tiga hal yang Mazmur 110 katakan kepada kita tentang Kristus. Kristus sang Raja; Kristus sang Imam; Kristus sang Prajurit.

 

 

Kristus sang Raja

 

Mazmur 110:1-3  Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.” Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun.

Kita perlu memahami sesuatu tentang Yesus. Saat ini, Yesus tidak lagi berada di palungan. Adalah baik bahwa kita merayakan Natal di mana Yesus merendahkan diri dan lahir sebagai bayi manusia di palungan. Tetapi itu bukan di mana Yesus berada hari ini. Adalah baik bahwa kita merayakan Paskah di mana Yesus mati di salib untuk dosa-dosa kita. Jika dia tidak melakukan itu, kita tidak akan ada di sini hari ini. Tetapi itu bukan di mana Yesus berada hari ini. Kita perlu memahami bahwa hari ini Yesus duduk di sebelah kanan Allah. Dia adalah Raja alam semesta yang berdaulat. Dia memerintah bersama dengan Allah Bapa. Dia memiliki kendali mutlak atas segala sesuatu di alam semesta dan di atas kehidupan kita. Allah Bapa telah mengangkatnya menjadi raja. Kita tidak bisa memilih apakah kita ingin Yesus naik takhta atau tidak. Dia ada di tahta meskipun kita suka atau tidak. Tuhan telah memilih dia untuk memerintah. Kita hanya memiliki dua pilihan: apakah kita menyerahkan hidup kita kepada kerajaannya atau kita memberontak melawan dia. Tetapi ketahuilah ini. Semua musuh Kristus akan menjadi tumpuan kakinya. Tuhan akan membuat semua musuh Kristus menjadi tumpuan kakinya.

Jadi, bayangkan ini. Bayangkan anda hidup di era kerajaan Perjanjian Lama. Anda diundang untuk masuk ke ruang tahta raja. Anda tahu bahwa siapa pun yang duduk di sebelah kanan raja memiliki status khusus. Tangan kanan seorang raja menunjukkan pangkat dan otoritas tertinggi di kerajaan. Jadi, anda berjalan ke ruang tahta, dan anda melihat seorang pria duduk di sebelah kanan raja. Dan kemudian anda menyaksikan pemandangan luar biasa di depan mata anda. Satu per satu, musuh-musuh kerajaan dibawa ke ruangan. Ada begitu banyak jumlah musuh yang berada dalam barisan. Dan kemudian satu per satu, musuh didorong ke tanah, dan pria yang duduk di sebelah kanan raja akan meletakkan kakinya di leher sang musuh. Apa artinya? Ini adalah tradisi kuno untuk menunjukkan bahwa musuh telah dikalahkan. Dan anda melihat barisan panjang musuh yang telah dikalahkan. Masing-masing memiliki nama. Dosa, kecanduan, pornografi, nafsu, keserakahan, kesombongan, kekuasaan, penyakit, bencana, iblis, dan kemudian anda melihat ke barisan paling belakang, anda melihat sebuah nama, kematian. Ini semua musuh yang telah dikalahkan. Mereka hanya menunggu giliran mereka untuk diletakkan sebagai tumpuan kaki dari tangan kanan raja. Setiap musuh telah dikalahkan dan suatu saat akan tiba di mana semua musuhnya akan menjadi tumpuan kaki Kristus. Itulah sebabnya mengapa Kristus memerintah di antara musuh-musuhnya. Tidak akan ada satu musuhpun yang tidak menjadi tumpuan kakinya.

 

Mazmur 110:3 – Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun. Ini gambaran yang indah. Ini adalah kebalikan dari ayat sebelumnya. Semua musuh Kristus akan ditaklukkan secara mutlak tetapi orang-orang pilihan Kristus merelakan diri dengan bebas. Tentara Kristus tidak terdiri dari mereka yang direkrut dengan terpaksa untuk menjadi tentara. Tentara Kristus terdiri dari orang-orang yang dengan rela memberikan hidup mereka demi Kristus. Mereka terpikat oleh keindahan dan keagungan Kristus dan memberikan diri mereka dengan rela. Mereka mencintai pemerintahan Kristus. Pemerintahan Kristus adalah harapan dan sukacita mereka.

Inilah sesuatu yang perlu anda pahami tentang Yesus. Yesus bukanlah “cui” anda. Ia adalah Raja penguasa alam semesta. Anda tidak dapat mengendalikan dia dan anda tidak dapat menaruh dia dalam kotak. Dia tidak ada untuk anda tetapi anda ada untuk dia. Pilihan kita adalah kita menyerahkan hidup kita kepada pemerintahannya dengan sukarela atau kita memberontak melawannya dan menjadi musuhnya. Perhatikan ini. Anda tidak bisa bernegosiasi syarat dan ketentuan dengan Kristus. Pilihan anda adalah anda memberikan hidup anda sepenuhnya atau anda memberontak melawan dia. Anda tidak bisa mengatakan, “Yesus aku akan percaya kepadamu hanya jika kamu membuat aku bahagia, kaya, sukses, terkenal, sehat….” Anda bukan raja; Kristus adalah raja. Inilah masalah dengan para pemimpin agama pada zaman Yesus. Mereka mencoba menempatkan Kristus di dalam kotak mereka. Mereka mengharapkan seorang pemimpin politik yang akan membebaskan mereka dari Roma. Mereka tidak mengharapkan Tuhan datang kepada mereka sebagai manusia untuk membebaskan mereka dari dosa-dosa mereka. Apa yang pada dasarnya Yesus katakan kepada mereka adalah, “Aku adalah tuan Daud. Akulah Mesias. Aku Tuhan. Kamu tidak dapat memasukkan aku ke dalam kotakmu. Aku bukan Mesias yang kamu inginkan tetapi aku adalah Mesias yang kamu butuhkan. Dan aku adalah Raja yang berdaulat. Aku tidak ada untuk melayani agendamu. Jika kamu ingin aku untuk menyelamatkan kamu maka kamu harus menyerah kepadaku. Kamu harus menyerahkan hakmu untuk hidup semaumu dan hidup seperti yang aku inginkan kamu hidup.” Apakah anda melihat apa yang terjadi? Kita tidak dapat memilih Yesus jenis seperti apa yang kita inginkan. Dan inilah yang dilakukan oleh budaya kita. Mereka tidak memiliki masalah untuk menerima Yesus sebagai orang baik, sebagai guru moral, sebagai salah satu pemimpin agama. Tetapi Yesus mengijinkan itu. Anda harus mengaku bahwa dia adalah Tuhan dan Tuan atas hidup anda atau anda adalah musuhnya.

 

 

Kristus sang Imam

 

Mazmur 110:4 – TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.”

Sekarang, ini aneh. Mazmur 110 mengatakan kepada kita bahwa Kristus tidak hanya akan menjadi Raja, tetapi ia juga akan menjadi Imam. Ini aneh karena peran raja dan imam tidak bisa berjalan bersama. Bahkan, hukum Musa melarang keduanya untuk bergabung menjadi satu. Adalah ilegal bagi siapa saja untuk melakukan tugas imam dan mempersembahkan kurban kecuali bagi orang suku Lewi. Suatu kali, Raja Uzzia mencoba melanggar peraturan ini. Dia berjalan ke kuil dan ingin membakar dupa kepada Tuhan. Para imam mencoba untuk menghentikannya tetapi dia tidak mau mendengarkan. Apakah anda tahu apa yang terjadi pada Raja Uzia? Pada saat itu juga, Tuhan memukul raja Uzia dengan kusta. Hukum Musa melarang dua peran ini untuk menjadi satu.

Tidak hanya itu, tetapi fungsi raja dan imam juga sangat berbeda. Pikirkan saja. Apa yang dilakukan seorang raja? Seorang raja memerintah rakyat. Perannya adalah untuk menjalankan keadilan. Seorang raja adalah sosok kekuatan dan kekuasaan. Seorang raja menegakkan hukum. Dengan kata lain, seorang raja mewakili Tuhan kepada orang-orang. Tetapi fungsi seorang imam benar-benar kebalikannya. Imam memberikan kurban untuk orang-orang dan berdoa bagi mereka. Imam memperhatikan dan merawat orang-orang miskin dan yang membutuhkan. Mereka menjalankan belas kasihan. Imam mewakili orang-orang di hadapan Tuhan. Fungsi raja dan imam bertentangan satu sama lain. Itulah mengapa anda tidak memiliki raja yang merupakan imam atau imam yang adalah raja. Tetapi Mazmur 110 mengatakan kepada kita bahwa Kristus adalah Raja dan Imam. Kristus adalah imam selamanya menurut Melkisedek.

Beberapa dari anda berkata, “Melki siapa?” Melkisedek adalah salah satu karakter dalam Alkitab yang unik. Dia pertama kali muncul dalam Kejadian 14. Abraham kembali dari menyelamatkan Lot dan dalam perjalanan kembali, dia bertemu dengan Melkisedek. Dan ini benar-benar menarik karena ketika Perjanjian Lama memperkenalkan seorang karakter, biasanya kita akan diberi tahu leluhur mereka, waktu di mana mereka hidup dan kapan mereka meninggal. Tetapi ketika Melkisedek muncul di kitab Kejadian, Kejadian tidak memberikan kita banyak informasi. Hanya ada beberapa ayat tentang dia, dan kemudian dia menghilang. Kemudian namanya muncul lagi 1000 tahun kemudian di Mazmur 110. Namun, nama dan kota Melkisedek menunjukkan kepada kita perannya dalam cerita. Melkisedek berarti Raja kebenaran, dan dia adalah raja Salem, yang berarti damai. Raja kebenaran dari kota damai. Jadi, kita memiliki raja imamat ini dengan nama Melkisedek yang muncul entah dari mana dalam Kejadian untuk memberkati Abraham, dan kemudian, dia menghilang. Melkisedek adalah unik karena ia seorang raja tetapi ia adalah seorang imam pada waktu yang bersamaan. Poin yang Mazmur 110 buat adalah bahwa keimamatan Kristus tidak didasarkan menurut Imamat Lewi, tetapi menurut Melkisedek. Sama seperti bagaimana Melkisedek adalah raja dan imam, Kristus adalah raja dan imam. Dan bukan hanya itu. Dimana imam Israel terus berubah, keimamatan Melkisedek tidak memiliki awal dan akhir sama seperti kita tidak tahu awal dan akhir kehidupan Melkisedek. Ini berarti imamat yang kekal. Bahkan, bahasanya sangat kuat. Daud mengatakan bahwa Tuhan telah bersumpah dan tidak akan mengubah pikirannya. Dengan kata lain, kita dapat yakin bahwa Kristus akan selamanya menjadi Imam atas umat-Nya. Tidak akan ada hari di mana ia berhenti menjadi Imam atau kita memerlukan imam yang lain. Kristus adalah Imam tertinggi.

 

Di dalam Yesus, baik fungsi seorang Raja dan Imam berdansa bersama dalam harmoni yang sempurna. Di dalam Yesus anda menemukan keadilan mutlak dan belas kasih yang tak terbatas. Dia adalah singa dan juga anak domba. Dia adalah hakim tetapi dia juga yang memberikan pengorbanan untuk pengampunan dosa. Yesus bukan salah satu. Dia adalah Raja dan Imam. Itulah sebabnya anda menemukan sering kali Yesus menunjukan otoritasnya dengan keras terhadap orang-orang Farisi. Yesus tidak takut untuk memanggil para pemimpin agama pada zamannya, “ular beludak.” Yesus adalah sosok yang pergi ke kuil, mengeluarkan cambuk, dan mengusir penukar uang dari kuil. Yesus sangat perkasa. Tetapi Yesus yang sama juga memiliki belas kasihan bagi mereka yang membutuhkan. Yesus adalah sosok yang meneteskan air mata di depan kuburan Lazarus. Yesus adalah sosok yang tidak takut menyentuh penderita kusta. Yesus adalah sosok yang tidak akan membiarkan orang banyak pulang dengan perut lapar. Yesus adalah pria yang mengatakan kepada seorang gadis kecil yang mati, Talitha koumi,” yang berarti “Gadis kecil, saatnya bangun.” Dalam Yesus, anda menemukan keadilan mutlak dan belas kasihan yang tak terbatas. Dia adalah Raja dan Imam.

Anda tidak akan pernah melihat keindahan Yesus sampai anda melihat bahwa Yesus adalah Raja dan Imam. Hanya ketika anda melihat Yesus sebagai Raja yang berdaulat dan Imam besar anda tertarik oleh keindahan Kristus. Ada satu kisah dalam Perjanjian Lama yang menangkap pentingnya peran Kristus sebagai raja dan imam. Ceritanya ada di Keluaran 33 dan 34. Jadi suatu hari, Musa berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku ingin melihat kemuliaanmu. Tunjukkan kemuliaanmu kepadaku.” Kemudian Tuhan menjawab, “Tidak ada yang bisa melihat wajahku dan hidup. Tapi aku akan menunjukkan kemuliaanku. Aku akan membuat semua kebaikanku berjalan di hadapanmu.” Dengan kata lain, kemuliaan Tuhan akan terlihat dalam kebaikan Tuhan. Jadi di pasal 34, Tuhan menaruh Musa di celah batu, kemudian Tuhan turun dalam awan, menutupi Musa dengan tangannya, dan Tuhan menyatakan namanya. Apa artinya? Itu berarti bahwa untuk mengetahui nama Tuhan dan untuk memahami kebaikannya adalah hal yang sama. Dan inilah yang dikatakan Tuhan tentang dirinya sendiri. Ini sangat indah.

Keluaran 34:6-7 – Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”

Apakah anda menyadari apa yang dikatakan Tuhan tentang dirinya sendiri? Pertama, dia mengatakan bahwa dia adalah Tuhan yang pemaaf. Dia adalah Tuhan yang murah hati. Dia penyayang. Dia adalah seorang imam. Tetapi kemudian dia dengan cepat berbalik dan berkata, “Tetapi aku tidak akan membiarkan dosa lewat tanpa hukuman. Setiap orang harus membayar kejahatannya. Keadilan harus ditegakkan.” Itulah peran seorang raja. Apakah anda melihat masalahnya? Tuhan berkata bahwa dia adalah Tuhan yang mengampuni yang tidak akan membiarkan satu dosa pun tidak dihukum. Dia murah hati dan adil pada saat bersamaan. Dan disinilah kita melihat kebaikan Tuhan. Tuhan berkata, “Aku sangat baik sehingga aku harus menghukum setiap dosa.” Agar Tuhan menjadi baik, dia harus menghukum semua perbuatan salah. Jika Tuhan melihat kesalahan dan dia tidak menghukumnya, dia tidak baik. Seorang hakim yang menyatakan orang yang bersalah sebagai tidak bersalah adalah hakim yang korup. Setiap dosa harus dihukum. Tetapi Tuhan juga berkata, Aku sangat baik sehingga aku mengampuni dosa.” Dapatkah anda melihat kontradiksi? Timothy Keller berkata bahwa anda tidak akan pernah melihat keindahan Kristus sampai anda melihat kontradiksi ini.

Secara logika, keadilan mutlak dan belas kasih tak terbatas tidak bisa berjalan bersama. Keadilan mutlak menuntut pembayaran untuk setiap perbuatan yang salah. Belas kasih yang tak terbatas mengatakan setiap dosa dapat diampuni. Bagaimana keduanya berjalan bersama? Apakah mungkin untuk memiliki keadilan mutlak dan belas kasih yang tak terbatas pada saat bersamaan? Mungkinkah kita memiliki Tuhan yang seluruhnya baik? Mazmur 110 memberi tahu kita bahwa itu mungkin. Karena Kristus bukan hanya Raja tetapi dia juga Imam. Dalam pribadi dan karya Yesus, anda melihat semua kebaikan Tuhan. Apa yang terjadi pada Yesus? Di dalam Yesus, Mesias yang tidak berdosa disalibkan untuk membayar semua dosa kita. Di kayu salib, Tuhan menghukum semua dosa kita di dalam Yesus. Tuhan menjalankan keadilannya dengan tidak membiarkan dosa lepas tanpa hukuman. Tetapi pada saat yang sama, bagi mereka yang percaya kepada Yesus, semua dosa anda diampuni. Karena Yesus menanggung segala dosa anda ke atas dirinya sendiri dan membayarnya. Itulah mengapa Tuhan dapat melihat anda dan berkata, diampuni.” Di salib Yesus Kristus, keadilan mutlak dan belas kasihan tanpa batas Allah bertemu dan bersinar terang. Yesus adalah Raja dan Imam kita. Bisakah anda melihat keindahannya?

 

Memiliki Kristus sebagai raja dan imam kita juga memberikan kita penghiburan dalam menghadapi perjuangan kita sehari-hari. Karena dia adalah raja kita, tidak ada yang bisa terjadi pada kita di luar izinnya. Karena dia adalah imam kita, dia terus berdoa untuk kita agar kita tidak gagal. Pada malam sebelum penyaliban, Yesus mengatakan kepada semua muridnya bahwa mereka semua akan meninggalkan dia besok. Lalu Petrus berkata, “Bahkan jika mereka semua meninggalkanmu, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku akan mati denganmu.” Dan Yesus mungkin tersenyum dan berkata, “Aku suka semangatmu Petrus, tapi tidak. Sebenarnya sebelum pagi datang, kamu akan menyangkal aku tiga kali.” Dan itulah yang terjadi. Petrus menyangkal Yesus tiga kali. Namun ada sesuatu yang Yesus katakan sebelumnya yang menurut saya benar-benar menakjubkan. Lukas 22:31-32 – Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu. Perhatikan pertama bahwa iblis harus meminta kepada Yesus untuk mengambil Petrus. Yesus adalah raja yang berdaulat. Namun Yesus juga berdoa untuk Petrus. Yesus berkata, “Petrus, kamu akan menyangkal aku tiga kali. Dan kamu akan menjadi sangat menderita karenanya. Setan telah menuntut untuk memiliki kamu. Mereka menginginkan kamu untuk tidak pernah pulih dan meninggalkan imanmu kepadaku. Tapi inilah yang perlu kamu ketahui Petrus. Aku telah berdoa untuk kamu. Dan imanmu tidak akan gugur. Dan ketika kamu telah berbalik lagi, perkuatlah saudara-saudaramu.” Perhatikan Yesus tidak mengatakan jika kamu kembali lagi tetapi ketika kamu telah berbalik lagi. Terjemahan Indonesia lemah di bagian ini. Di Bahasa inggris sangat jelas. Bukan “if” tetapi “when”. Ketika Yesus berdoa bagi Petrus, Yesus tidak akan gagal. Yesus sedang melakukan tugas imamatnya untuk Petrus. Dan Yesus yang sama melakukan tugas imamatnya untuk anda dan saya. Tidak peduli apa yang kita alami, kita dapat memiliki penghiburan dalam mengetahui bahwa Yesus selamanya berdoa untuk kita dan dia tidak akan gagal.

 

 

Kristus sang Prajurit

 

Mazmur 110:5-7 – TUHAN ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya, Ia menghukum bangsa-bangsa, sehingga mayat-mayat bergelimpangan; Ia meremukkan orang-orang yang menjadi kepala di negeri luas. Dari sungai di tepi jalan ia minum, oleh sebab itu ia mengangkat kepala.

Kristus bukan hanya Raja dan Imam, tetapi ia juga seorang Prajurit bagi umatnya. Sering kali sewaktu ketika kita memikirkan tentang kerajaan Allah, kita sering menggambarkannya sebagai kerajaan yang diserang oleh kerajaan dunia. Jadi kerajaan Tuhan ada di posisi pertahanan. Tetapi itu bukan gambaran tentang kerajaan Allah yang kita lihat dalam Alkitab. Ini adalah kebalikan total. Kerajaan Allah bukan pada posisi pertahanan tetapi mereka sedang dalam posisi menyerang. Ingat bahwa Yesus berkata bahwa gerbang neraka tidak akan menang. Jadi pasukan yang menyerang bukanlah tentara neraka tetapi tentara Allah. Kristus dan pasukannya sedang berjalan dan bahkan gerbang nerakapun tidak dapat menghentikan mereka. Dan inilah gambaran yang diberikan Mazmur 110 kepada kita. Kristus adalah seorang Prajurit yang berjuang untuk umatnya. Dia sedang dalam perjalanan dan dia tidak akan berhenti sampai semua musuhnya dihancurkan.

Dalam ayat 7, Daud mungkin menggunakan pengalamannya sendiri untuk menggambarkan apa yang akan dilakukan oleh Kristus. Dalam 1 Samuel 30, orang Amalek merampas istri dan semua milik Daud dan pasukannya. Kemudian Daud pergi dan mengejar orang Amalek. Daud memiliki 600 orang bersamanya tetapi 200 orang tinggal di belakang di sungai Besor karena mereka kelelahan. Tetapi Daud berlutut dan minum dan memimpin 400 orang lainnya untuk mengejar orang Amalek. Dan mereka akhirnya sampai kepada orang Amalek, menghancurkan mereka, dan mengambil semua barang-barang dan istri mereka kembali. Ini adalah gambaran yang diberikan ayat 7 kepada kita. Kristus sang Prajurit tidak akan berhenti mengejar musuhnya sampai mereka semua hancur dan dia mendapatkan semua miliknya kembali. Tidak ada yang bisa menghentikan dia. Dia sangat kuat. Dia adalah Raja yang berdaulat; Dia adalah Imam yang agung; Dia adalah Prajurit yang kuat.

 

 

Aplikasi

 

Jadi apa yang kita lakukan dengan Mazmur ini? Mazmur 110 berbicara tentang Yesus. Jadi apa peran kita dalam cerita ini? Saya pikir petunjuknya ada dalam Mazmur 110:3 – Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun. Bagi mereka yang telah melihat keindahan Kristus sebagai Raja, Imam dan Prajurit, satu-satunya tanggapan alamiah adalah agar kita memberikan diri kita secara rela kepadanya. Itu berarti bahwa kita tidak duduk di pinggir dan bersorak untuk Kristus tetapi kita menjadi bagian dari pasukannya dan berbaris untuk menyerang musuh kita. Saya tidak bermaksud bahwa kita pulang malam ini dan membeli senjata untuk perang. Peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging. Kita mendapatkan petunjuk dari Raja kita. Bagaimana cara Yesus mengalahkan musuh-musuhnya? Bukan melalui pamer kekuatan tetapi melalui kelemahan. Yesus berjuang dan menang melalui salib. Yesus mengalahkan kuasa Setan melalui salib dan dia membebaskan umat-Nya melalui salib. Itu adalah pertarungannya. Itu pertempuran kita. Kita melawan musuh kita melalui salib.

Apa artinya? Itu berarti dua hal. Pertama, kita harus menjadi raja. Seorang raja mempraktekan keadilan. Raja memberi tahu anda apa yang benar dan salah. Kita harus menjadi jenis orang yang tidak takut untuk memberi tahu orang-orang bahwa mereka perlu bertobat dari dosa-dosa mereka dan percaya kepada Yesus. Itu berarti bahwa kita harus memiliki keberanian untuk menyebut dosa sebagai dosa. Kita tidak mencoba memaniskan dosa dan mengecilkan kejahatan dosa. Dosa adalah dosa. Dan setiap dosa harus dihukum. Itu berarti bahwa kita perlu dapat melihat mata rekan kita dan memberi tahu mereka bahwa apa yang mereka lakukan tidak benar. Itu berarti kita harus dapat mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka tidak bertobat dari dosa mereka, penghukuman Tuhan akan datang terhadap mereka. Tetapi kita tidak hanya dipanggil untuk menjadi raja. Jika kita hanyalah raja, orang tidak akan melihat keindahan Kristus. Kita bukan hanya dipanggil sebagai raja, tetapi kedua, kita harus menjadi imam. Apa yang dilakukan imam? Imam berdoa untuk orang lain. Imam berkorban untuk membantu orang lain. Imam mencucurkan air mata bersama mereka yang terluka. Imam membantu orang yang membutuhkan. Imam memberikan hidup mereka demi orang lain. Inilah yang harus kita lakukan. Beginilah cara kita berperang sebagai tentara Kristus.

Dunia membutuhkan orang Kristen untuk menjadi raja dan imam. Kita tidak dapat memilih hanya menjadi salah satu. Kita harus menunjukan otoritas kerajaan ke dunia dengan perkataan kita dan kita harus menunjukan belas kasihan imamat kita ke dunia dengan hidup kita. Melalui kata-kata dan hidup kita, dunia akan melihat keindahan Kristus. Beginilah cara kita memenangkan dunia. Hanya kata-kata saja tidak cukup. Perbuatan saja tidak cukup. Dunia membutuhkan baik kata-kata dan perbuatan kita untuk menunjukkan keindahan Kristus. Kata-kata kita harus memanggil orang ke dalam pertobatan dan hidup kita harus menunjukkan kasih pengorbanan Kristus. Inilah artinya bagi kita untuk menjadi raja dan imam bagi dunia.

 

Saya akan tutup dengan satu cerita dari Kisah Para Rasul pasal 7. Ini adalah kisah Stefanus, martir Kristen yang pertama. Stefanus adalah seorang imam dan raja. Dia memberikan hidupnya untuk membantu orang yang membutuhkan dan melayani mereka. Namun para pemimpin agama membencinya dan menuduh dan membawa dia ke pengadilan. Apakah anda tau apa yang dilakukan oleh Stefanus? Bukannya mencoba menyelamatkan nyawanya, dia malah memangil orang-orang itu untuk bertobat. Dia mengatakan kepada mereka bahwa mereka adalah orang-orang jahat, orang-orang yang keras kepala dan bahwa Tuhan akan menghakimi mereka atas apa yang mereka lakukan. Para pemimpin agama marah dan siap membunuhnya. Tapi kemudian Stefanus melihat ke atas. Dia menatap ke surga dan dia melihat kemuliaan Tuhan. Dia melihat Rajanya, Imamnya, Prajuritnya, Yesus, berdiri di sebelah kanan Allah. Stefanus mungkin difitnah di pengadilan manusia tetapi ketika dia melihat ke pengadilan surgawi, dia melihat Yesus berdiri di sana selalu berdoa untuknya, selalu menjadi perantara baginya, selalu membelanya. Inilah sebabnya mengapa Stefanus tidak takut kepada musuh-musuhnya. Inilah sebabnya mengapa Stefanus bisa menjadi raja dan imam. Karena dia memiliki Yesus sebagai Raja dan Imamnya.

Tidak peduli apa yang dipikirkan orang lain tentang dia. Stefanus tahu bahwa Yesus ada di sisi dia dan bukan melawan dia. Kita hanya bisa menjadi raja dan imam jika kita tahu bahwa Yesus adalah Raja dan Imam kita. Karena kita memiliki Yesus sebagai Raja dan Imam kita, kenapa kita peduli tentang apa yang dunia pikirkan tentang kita? Sekarang kita bisa menjadi raja dan imam di dunia ini. Kita dapat menunjukkan kepada mereka Yesus melalui kata-kata dan kehidupan kita. Kita dengan senang hati memberikan hidup kita untuk menjadi bagian dari pasukan Kristus. Dan kemenangan Kristus adalah pasti. Dia adalah seorang Prajurit yang tidak akan berhenti sampai dia menaklukkan semua musuhnya. Mari kita berdoa.

 

 

Discussion

  1. Apa yang membuat Mazmur 110:1 signifikan?
  2. Apa artinya bagi kita bahwa Kristus adalah raja?
  3. “Anda tidak bisa bernegosiasi syarat dan ketentuan dengan Kristus. Pilihan anda adalah anda memberikan hidup anda sepenuhnya atau anda memberontak melawan dia.” Bagaimana kita tergoda untuk bernegosiasi dengan Kristus dalam kehidupan kita sehari hari?
  4. Apa artinya bagi Kristus untuk menjadi Imam menurut Melkisedek?
  5. Bagaimana Yesus memenuhi peran Raja dan Imam?
  6. Baca Keluaran 34:6-7. Jelaskan mengapa ayat ini begitu penting?
  7. Apa artinya bagi Kristus untuk menjadi Prajurit?
  8. Bagaimana kita menghidupi peran kita sebagai raja dan imam? Berikan contoh sehari hari.
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.