Melakukan dengan tekun

Ajaran Kristus yaitu khotbah di bukit, merupakan fondasi hidup kita. Dan bila kita mendengar semua ajaran khotbah di bukit ini dan melakukannya dengan tekun, maka kita bagaikan orang yang membangun rumah (kehidupan) kita diatas batu karang.

 

  • Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
  • Berbahagialah orang yang berdukacita karena mereka akan dihibur.
  • Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi.
  • Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan dipuaskan.
  • Berbahagialah orang yang murah hatinya karena mereka akan beroleh kemurahan.
  • Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah.
  • Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
  • Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
  • Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah karena upahmu besar di sorga sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”

Matius 5:3-12.

 

46 “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?

47 Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya; Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan,

48 ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan karena rumah itu kokoh dibangun.

49 Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya”

Lukas 6:46-49.

 

Banyak anak Tuhan berusaha mentaati ajaran Kristus tetapi tidak memulainya dari khotbah Yesus di bukit sehingga mereka tidak memiliki fondasi kehidupan yang kuat.

Ketika pencobaan, kesulitan, aniaya dan persoalan datang menyerang, maka runtuhlah bangunan rumah (kehidupan) mereka.

  • Inti dari ajaran Kristus di sini berbicara mengenai pembaharuan pikiran dan hati.
  • Bila kita mengerti dan mempraktekkan semua pengajaran ini, maka kita pasti mengerti bagaimana memiliki hati yang otomatis taat.
  • Ketika Firman Tuhan telah tertanam di dalam memori bawah sadar kita, maka kita pasti secara otomatis mentaati ajaran Kristus.

 

 

Ketekunan.

  • Sebelum kita dapat melakukan ketaatan yang otomatis, maka kita perlu dengan tekun mempraktekkan ajaran Kristus (khotbah di bukit).
  • Dan kita tidak dapat mengalami pembaharuan pikiran melalui praktek sesaat.
  • Kita perlu dengan tekun dan berulang-ulang membuang pikiran-pikiran jahat dan dengan tekun menanamkan Firman Tuhan ke dalam memori bawah sadar kita.

 

Proses pembaharuan pikiran tidaklah mudah sebab kita cenderung kembali dikuasai oleh pikiran-pikiran lama kita. Karena itu Tuhan akan menolong kita agar kita dapat mempraktekkan dengan sempurna.

 

2 “saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan

3 sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun”

Yakobus 1:2-4.

 

  • Tuhan mengijinkan kita dicobai dengan berbagai pencobaan sehingga ada kesempatan bagi kita untuk mempraktekkannya berulang-ulang.
  • Akibat praktek yang berulang-ulang itu, pikiran-pikiran lama akan dihapus dan pikiran-pikiran baru di tanamkan di dalam memori bawah sadar kita.

 

 

Kebangkitan Sesudah Kematian.

  • Ketika kita mulai melakukan pembaharuan pikiran, terkadang kita menghadapi kenyataan bahwa jalannya tidak mudah.
  • Yesus berkata bahwa jalan menuju kehidupan itu sempit dan sulit, hanya sedikit orang yang mendapatkannya.

 

13 “Masuklah melalui pintu yang sesak itu karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan dan banyak orang yang masuk melaluinya

14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan dan sedikit orang yang mendapatinya”

Matius 7:13-14.

 

  • Pikiran-pikiran daging yang membawa kematian hanya dapat diselesaikan dengan salib Kristus.
  • Tanpa kematian tidak akan ada kebangkitan. Itulah sebabnya, dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menuliskan:

 

10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

11 sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.

12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu”

2 Korintus 4:10-12.

 

  • Agar kehidupan Yesus menjadi nyata dalam tubuh kita yang fana ini, Yesus harus terus menerus menyerahkan tubuh kita kepada kematianNya.
  • Yesus menggunakan berbagai tekanan (emosional, mental, sosial, fisik) untuk membawa kita kepada kehidupan/kebangkitan Yesus.
  • Melalui berbagai tekanan tsb, Tuhan ingin memunculkan pikiran bawah sadar hidup lama kita yang masih tersisa.
  • Bila kita terus-menerus membawa kematian Kristus pada pikiran lama, maka kita pasti mengalami kebangkitan Kristus dalam pikiran kita.

 

Jadi yang Alkitab maksudkan dengan “mematikan daging” adalah proses untuk tidak mau “dikuasai” oleh pikiran daging kita, sebaliknya  “menghapuskannya”.

  • Lalu siapakah yang dapat menolong kita untuk melakukannya?
  • Roh Kuduslah satu-satunya pribadi yang dapat menolong kita.

Dengan bantuan kuasa Roh Kudus, kita dapat menghapus pikiran daging dan mengijinkan pikiran Roh Kudus untuk tertanam dan bekerja di alam bawah sadar kita. Inilah yang disebut hidup dan dipimpin oleh Roh.

 

5 “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

13 Sebab jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup”

Roma 8:5, 13.

 

16 “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging; karena keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat”

Galatia 5:16-18.

 

Agar Kebenaran ini dapat dilakukan, maka kita perlu membuat langkah-langkah yang praktis.

Ada tiga langkah yang dapat menjadi pedoman bagi kita untuk mempraktekkan semua pengajaran khotbah Yesus di bukit. Agar mudah diingat, saya memakai istilah “AG AP AO” (bahasa Yunani, artinya mengasihi).

 

AG Langkah 1 – Amati: Gejala, Gejolak, Gagasan, Gambar

AP Langkah 2 – Alami: Pembaharuan Pikiran, Perjumpaan dengan Allah.

AO Langkah 3 – Aplikasi: On the spot Optimal

 

 

Langkah 1 – Amati: Gejala, Gejolak, Gagasan, Gambar.

  • Perubahan tingkah laku tidak akan terjadi tanpa perubahan memori yang tersimpan di alam bawah sadar kita.
  • Oleh sebab itu, kita perlu mengamatinya sehingga kita dapat menemukan pikiran-pikiran lama yang tersimpan di dalam memori bawah sadar kita.
  • Amatilah gejala dan gejolak tersebut sehingga kita dapat menemukan gagasan (ide) dan gambar (image) yang tertanam di dalam memori bawah sadar kita.

 

 

 

Langkah 2 – Alami: Pembaharuan Pikiran, Perjumpaan dengan Allah.

  • Gagasan dan gambar yang keliru yang dimunculkan lewat pengamatan, perlu diganti dengan gagasan dan gambar yang benar. Proses inilah yang disebut pembaharuan pikiran.
  • Gagasan dan gambar yang paling utama adalah gagasan dan gambar tentang Allah yang benar yang dapat kita peroleh melalui perjumpaan dengan Allah secara pribadi.

 

Langkah 3 – Aplikasi: On the spot Optimal.

  • Proses pembaharuan pikiran tidak terjadi secara singkat.
  • Diperlukan praktek yang berulang-ulang “on the spot” sehingga akhirnya pembaharuan pikiran itu dapat terjadi secara optimal.
  • Minimal diperlukan tujuh kali pengalaman perenungan yang holistic (otak kiri dan otak kanan) dan berkala dalam waktu 21 hari.

 

 

Dibangun Untuk Membangun.

  • Ketika kita mengalami sentuhan kasih Bapa, maka kita pasti rindu membawa kasih Bapa untuk menyentuh orang lain.
  • Bapa mengutus Kristus untuk membangun kehidupan kita sehingga kita dapat menjadi rumah Tuhan.

 

21 “Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”

22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus”

Yohanes 20:21-22.

 

Roh Kudus diberikan kepada kita agar kita dapat membangun rumah Tuhan karena kita diutus untuk membangun rumah Tuhan (kehidupan)

 

Roh Kudus aktif bekerja melalui Injil yang diberitakan karena Dialah yang menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Roh Kudus jugalah yang memeteraikan orang percaya kepada Injil.

 

8 “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;

9 akan dosa karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;

10 akan kebenaran karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi”

Yohanes 16:8-10.

 

13 “Di dalam Dia kamu juga; karena kamu telah mendengar firman kebenaran yaitu Injil keselamatanmu; di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya”

Efesus 1:13-14.

 

 

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.