Mengandalkan Tuhan

  • Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan,
  • yang mengandalkan kuda-kuda,
  • yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak dan
  • kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya

Tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel dan tidak mencari Tuhan. Yesaya 31:1.

 

Jika kita memperhatikan apa yang sedang terjadi di dunia saat ini, secara manusia kita pasti mengalami ketakutan dan kekuatiran. Goncangan terjadi bukan hanya di bidang ekonomi saja tetapi hampir di segala aspek kehidupan terjadi goncangan.

  • Apa yang akan terjadi esok hari?
  • Keadaan akan semakin membaik atau bertambah buruk, tidak seorang’pun yang tahu.
  • Kita hanya bisa menebak dan mereka-reka.

Karena itu “Janganlah memuji diri karena esok hari karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu” Amsal 27:1.

 

Menghadapi masa-masa sukar seperti ini, apa yang harus kita lakukan?

  • Apakah kita tetap mengeraskan hati dengan bersandar kepada kekuatan dan kemampuan diri sendiri atau
  • Berharap kepada sesama yang mungkin dapat diandalkan.

Alkitab memperingatkan dengan keras:

“Beginilah firman Tuhan: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk” Yeremia 17:5-6.

 

Kekuatan manusia sangat terbatas dan kita pasti akan kecewa bila berharap kepadanya.

“Jangan berharap pada manusia sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas dan sebagai apakah ia dapat dianggap?” Yesaya 2:22.

 

Nabi Yesaya memperingatkan bangsa Israel untuk tidak mencari pertolongan ke Mesir, mengandalkan kuda, kereta dan pasukan berkuda.

“Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila Tuhan mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama” Yesaya 31:3.

 

Adalah sia-sia menggantungkan harapan hidup kepada manusia dan segala yang ada di dunia ini.

  • Kekayaan melimpah takkan sanggup menolong dan menjamin hidup kita.
  • Tanpa disadari seringkali kita berjalan dengan kekuatan sendiri karena merasa mampu, pintar, kuat, kaya dan berpengalaman.

Seringkali ketika menghadapi masalah berat, yang timbul di hati dan pikiran adalah mengandalkan sesamanya dan disebut “orang terkutuk” tetapi “orang yang mengandalkan Tuhan adalah orang yang diberkati”.

 

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buah” Yeremia 17:7-8.

 

Satu-satunya yang dapat kita andalkan dalam menjalani kehidupan ini hanyalah Tuhan bukan yang lain!

 

Yosafat adalah contoh orang yang mengandalkan Tuhan. Arti nama Yosafat: Tuhan adalah hakim. Ia adalah anak Asa, seorang raja yang takut akan Tuhan sedangkan ibunya bernama Azuba.

“Ia hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya; ia tidak menyimpang dari padanya dan melakukan apa yang benar di mata Tuhan” 1 Raja-raja 22:43.

 

Setiap kali hendak berperang Yosafat selalu meminta petunjuk Tuhan sehingga ketika kerajaannya diserang bani Moab, bani Amon dan orang-orang Meunim, ia tahu benar kepada siapa harus bersandar dan berharap.

 

“Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada Tuhan. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari Tuhan2 Tawarikh 20:3-4.

 

Yosafat

  • membuat keputusan mencari Tuhan dan
  • menyerukan seluruh rakyat untuk berpuasa dan
  • saat mereka merendahkan diri di hadapan Tuhan, Tuhanpun menyatakan kehendakNya melalui Yahaziel yang dipenuhi RohNya.

 

Berserulah Yahaziel kepada seluruh umat:

“Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah” 2 Tawarikh 20:15b.

Mereka diperintahkan untuk tidak takut karena Tuhan yang berperang ganti mereka.

 

“Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat dan berkata: “Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada Tuhan, Allahmu dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya dan kamu akan berhasil!2 Tawarikh 20:20.

 

Untuk menyatakan kehendak dan rencanaNya, Tuhan dapat memakai siapapun yang karib dengan Dia, seperti tertulis:

 

  • “Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka” Mazmur 25:14.
  • “Sungguh Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi” Amos 3:7.

 

Yosafat merespons apa yang disampaikan hamba Tuhan itu dengan sebuah ketaatan.

 

 

Ketika berhadapan dengan musuh, Yosafat dan rakyatnya melakukan tindakan yang secara manusia tidak masuk akal.

 

“Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk Tuhan dan memuji Tuhan dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi Tuhan, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”

2 Tawarikh 20:21.

  • Ketika mereka bersorak-sorai memuji Tuhan perkara ajaib’pun terjadi.
  • Ada kuasa dalam puji-pujian karena Tuhan bersemayam diatas pujian umatNya!
  • Jika Tuhan di pihak kita siapakah lawan kita?
  • Jika Tuhan berperang bagi kita, adakah yang mustahil bagi Dia? Tidak!

 

Tuhan sanggup mengubah air mata menjadi sukacita, penderitaan menjadi kemenangan; sesuai dengan arti nama Yosafat, Tuhan tampil sebagai hakim yang membela perkara umatNya.   

 

Kemenangan tersedia bagi orang-orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan!

 

Banyak orang Kristen ketika menghadapi masalah,

  • mudah sekali putus asa dan
  • tawar hati.
  • Mulut mereka serasa terkunci dan enggan memuji Tuhan.
  • Ada pula yang nekat mengambil jalan pintas dan menyelesaikan masalah dengan kekuatan sendiri.

Tetapi kita sebagai anak-anak Tuhan, murid Tuhan

  • “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri” Amsal 3:5.
  • “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya bukan karena melihat” 2 Korintus 5:7.

 

 

“Lord, I am submitting my will to Yours. Not my will but Yours be done”

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.