Menjadi tempat kediaman Tuhan 15

Janji ilahi (Keluaran 2:11-4:31) akan kita alami dimana kronos menjadi kairos, waktu yang ditentukan Tuhan dimana Ia memanggil kita. Panggilan Tuhan bukan hanya terbatas menjadi gembala di gereja tapi banyak bidang lain, dan setiap dari pada kita mempunyai panggilan masing masing. Waktu Tuhan memanggil kita, sering diluar kebiasaan kita dan mungkin tidak secara langsung didepan kita Tuhan nyatakan dengan tanda tanda tapi bisa saja tanda tanda tersebut seperti semak yang terbakar disamping dimana Musa berjalan bukan didepan Musa. Tanda tanda itu selain tidak didepan kita tapi kadang juga tanda tanda tersebut terlihat biasa biasa saja, seperti semak yang terbakar di padang pasir itu adalah suatu hal yang biasa tapi semak itu tidak hangus terbakar, dan semua ini Tuhan lakukan supaya kita mau meresponi panggilan Tuhan bukan secara paksa tapi karena ketaatan dan ketika kita tekun dalam panggilan Tuhan dengan hanya memandang Tuhan saja, kita akan dapatkan sesuatu yang luar biasa.

Waktu semak belukar menyala tapi tidak terbakar, tidak ada arang tidak ada debu, artinya kalau kita berjalan bersama Tuhan, kita akan selalu berapi api tapi dan tidak akan padam. Pelayanan kita tidak lagi hanya kegiatan tapi kesukaan, ada kasih yang membakar dan yang juga akan menutupi banyak kesalahan ketika kita mengalami gesekan. Kita adalah manusia yang sangat terbatas, maka kita perlu fokus, dan lakukan dengan baik jika tugas tersebut saudara percaya dari Tuhan. Kalau misalnya saudara belum dipanggil Tuhan, saudara bisa belajar seperti Yesaya dalam Yesaya 6:8-9, dimana dia melamar dirinya untuk diutus oleh Tuhan ketika Tuhan membuka peluang. Kita bisa saja melamar untuk panggilan Tuhan tapi apakah kita diterima atau tidak, itu tetap ditangan Tuhan, jangan sampai kita melangkah dan mendahului Tuhan.

Musa dipanggil Tuhan tapi satu yang Tuhan cegah ketika Musa mendekat ialah supaya Musa melepaskan kasutnya (Keluaran 3:1-3), disini Tuhan meminta kita untuk kita rela melepaskan ego dan hak kita. Kita tidak seharusnya lagi melayani Tuhan tapi ada maunya dulu, pengorbanan yang kita berikan kepada Tuhan bukan dengan cara kita sendiri tapi dengan cara Tuhan. Melepaskan  Kasut itu berarti melepaskan hak (Rut 4:7). Hak manusia adalah suatu kekejian bagi Tuhan, dan setan tidak sunggkan sunggkan masuk dalam rupa HAK-HAK AZASI MANUSIA tertentu di kehidupan kita sehari hari untuk kita melawan Firman Tuhan.

Seorang hamba atau budak itu tidak memakai sepatu, hanya anak atau tuan yang memakai sandal atau sepatu dan ketika anak bungsu (Lukas 15:22-23), kembali dalam keadaan yang hancur sampai sepatunya pun dijual, tapi ketika ia kembali, ia dikenakan kembali sepatu sebagai suatu tanda restorasi hak. Ketika kita rela melepaskan hak kita kepada Bapa disurga, kita akan diberikan kembali oleh Bapa disurga akan hak kita dan itu lebih indah. Jika kita terus mau mempertahankan hak kita, mungkin proses yang kita alami akan sama lamanya dengan Yusuf dan Musa contohnya.Dalam pelajaran Tabernacle Imam waktu bertugas di ruang maha suci, tidak boleh pake kasut waktu memasuki bait Tuhan dan melayani Tuhan sebagai hamba.

 

“Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: “Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.” Dan Yosua berbuat demikian.” (Yosua 5:15)


“Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.”(Yosua 1:3)

Waktu anda rela kehilangan hak anda, setiap tempat yang anda injak dengan telapak kakimu bukan ketika kita masih memakai sepatu, itu akan menjadi sesuatu yang dahsyat, kemanapun anda berjalan akan ada hak hak dan otoritas Tuhan.  Sekalipun kita melepaskan hak kita sebagai anak tapi kita tidak hilang status kita sebagai anak dari Bapa disurga. Jati diri kita akan tetap sebagai anak tapi seorang anak yang rela taat.

Orang yang menyerahkan semua kepada Tuhan akan mengalami  upah berkat Tuhan yang kembali sering lebih melampaui apa yang kita pikir itu masuk akal, sekalipun apa yang kita punya kecil tapi tetap serahkan. Dalam perumpamaan tentang uang mina (Lukas 10:12-26), dari sepuluh hamba yang diberiakn mina untuk berdagang, hanya dua orang hamba yang mengembalikan semua yang mereka punya ditambah hasil yang dia capai, mereka diberi reward untuk menguasai 10 kota dan lima kota dan satu yang lain member kembali yang tidak melakukan apa apa, maka apa yang ada padanya diambil dan diberikan kepada yang punya sepuluh dan yang paling menyedihkan adalah, tujuh hamba yang lain tidak kembali sama sekali. Banyak sekali anak Tuhan yang sudah diberkati namun lupa akan Tuhan, mari kita menjadi anak anak Tuhan yang diberkati namun memberikan kembali sepenuhnya kepada Tuhan.

Tuhan Yesus sudah menjadi teladan bagi kita semua dengan meninggalkan Sorga yang penuh kemuliaan dan Kuasa dan turun kedunia sebagai manusia, lalu rela mati dikayu salib yang sangat terkutuk ( FILIPI 2:5-11). Tuhan yesus turun ke dunia tetap sebagai Tuhan dan juga sebagai manusia. Dia tidak meninggalkan KETUHANAN NYA di sorga, yang Dia tinggalkan adalah hak untuk hidup dalam KUASA dan KEMULIAAN YANG SEMUA MANUSIA MENCARINYA ( YOHANES 17:4-5). Itu sebabnya setelah YESUS bangkit dari KEMATIAN, maka Bapak DISORGA memberikan KUASA atas segala raja, KUASA atas segala NAMA baiK di bumi , di bawah bumi dan di sorga. Bagi siapa yang rela kehilangan hak-haknya maka Bapak disorga akan mengembalikan dengan lipat kali ganda.

Tuhan YESUS BERKATA YANG SAMA KEPADA PETRUS YANG BERTANYA KEPADANYA (MARKUS 10: 28-31). Barang siapa yang rela kehilangan apa saja karena injil dan nama Tuhan Yesus, maka mereka akan mendapat  100 kali ganda dihidup yang sekarang dan memerintah dalam kekelanan bersama Tuhan YESUS. Amin.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.