Our God is sovereign

Dalam hidup ini, kita sering dihadapkan dengan keputusan-keputusan besar yang harus kita ambil, contoh:

  • Memilih sekolah untuk anak kita
  • Memilih pekerjaan yang terbaik
  • Memilih pasangan hidup
  • Memilih nama untuk anak kita, dan sebagainya.

 

Dari semua keputusan yang kita ambil, tidak semuanya benar ataupun tepat. Keputusan yang benar akan membuat kita bersukaria namun keputusan yang salah tidak hanya membuat kita berduka namun seringkali pula membuat hidup kita hancur, rusak, jauh daripada Tuhan dan mungkin pula membawa kepada kematian.

 

Pada saat keputusan yang kita ambil gagal, seringkali kita berpikir bahwa:

  • Masa depan hidup kita tidak akan sama lagi dan karena kitak dapat menggenapi rencana Tuhan
  • Kita telah gagal dihadapan Tuhan karena kita tidak peka terhadap keinginan Tuhan
  • Kita orang yang berdosa dan mempunyai iman yang lemah (Matius 26:40-42)
  • Kita harus menganggung konsekuensi dari kesalahan kita yang terkadang sampai seumur hidup

 

Saya tidak tahu apa yang menjadi permasalahan namun jikalau anda berpikir:

  • Bahwa hidupmu tidak layak lagi karena sudah mengambill keputusan yang salah
  • Tidak akan ada hal yang baik akan terjadi dalam hidupmu karena anda sudah salah mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan

 

Ataupun anda marah kepada Tuhan karena:

  • Tuhan tidak melarang anda pada saat anda mengambil keputusan yang salah dan anda memutuska untuk meninggalkan Tuhan
  • Meragukan kemampuan Tuhan dalam mengatur hidup kita dan dunia ini. Banyak orang berkata bahwa Tuhan itu impotence or Malevolent:

Impotence = He is willing but He is not able

Malevolent = He is able but He is not willing

 

Firman Tuhan di Kolose 1:16 berkata bahwa “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu , yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”

 

Ayat diatas mengatakan bahwa segala sesuatu diciptakan MELALUI Yesus, OLEH Yesus dan UNTUK Yesus. Juga termasuk didalamnya segala kuasa kegelapan dan roh-roh diudara.

 

Lalu apa hubungan Antara kuasa di udara dan keputusan yang salah? Rasul Paulus menjelaskan lebih jauh dalam Efesus 6:12 “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara”

 

Tugas dari penguasa di udara adalah mencuri, membunuh dan membinasakan (Yoh 10:10) oleh sebab itu pada saat kita kalah dalam pertempuran di medan perang melawan penguasa di udara maka salah satu akibatnya adalah keputusan yang salah.

 

Lalu kita akan bertanya mengapa Tuhan menciptakan penguasa di udara yang jahat yang ingin menghancurkan kita? Kitab Judas 1:6 berkata bahwa Tuhan tidak menciptakan sesuatu yang jahat pada awal mulanya, namun beberapa malaikat yang memutuskan untuk tidak taat dan menentang Tuhan.

 

Pertanyaan kita selanjutnya adalah, lalu apa yang harus kita perbuat pada saat kita kalah dan akibatnya mengambil keputusan yang salah?

 

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita melihat beberapa contoh di Alkitab:

  1. Kejatuhan Adam dalam dosa

Tuhan dapat melarang Adam/Hawa untuk tidak memakan buah pengetahuan baik dan buruk namun Tuhan tidak melakukannya. Tuhan menghormati keputusan Adam/Hawa karena mereka adalah ciptaanNya yang mempunyai gambaran serupa dengan Dia (Image of God). Namun pada saat mereka jatuh dalam dosa, Tuhan tidak terkejut melainkan kejadian ini merupakan sebuah kesempatan yang indah untuk memuliakan Yesus.

 

Selanjutnya kita tahu bagaimana rencana keselamatan (salvation) terjadi di muka bumi ini melalui penderitaan, pengorbanan dan ketaatan dari Tuhan Yesus. Dengan kata lain tanpa kejatuhan Adam/Hawa maka manusia di muka bumi tidak akan menyaksikan sebuah karya keselamatan yang dijalani oleh Yesus.

 

  1. Kerajaan Daud

Bangsa Israel membuat keputusan salah yang sangat besar dengan menolak Tuhan sebagai raja mereka dan meminta seorang raja manusia. Pada saat-saat terakhir nabi Samuel, bangsa Israel meminta ampun kepada nabi Samuel akan kesalahan mereka namun nabi Samuel berkata dalam I Sam 12:18-20 “”Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan”.

Jika kita memperhatikan perkataan nabi Samuel, maka kita akan menemukan kejanggalan. Nabi Samuel berkata “jangan takut, memang kamu telah melakukan kesalahan” bukankah seharusnya bangsa Israel harus takut karena telah melakukan kesalahan?

Nabi Samuel mengerti bahwa justru melalui kesalahan bangsa Israel, maka Yesus dapat memenuhi nubuatan bahwa dia lahir dari keturunan Raja Daud. Jikalau bangsa Israel tidak memilih seorang raja manusia maka nubuatan mungkin tidak tergenapi.

 

 

 

Melalui kedua contoh di atas, kita dapat belajar bahwa walaupun kita mengambil keputusan yang salah dan berbalik meminta ampun kepada Tuhan maka Tuhan kita yang setia dan adil akan memulihkan hidup kita.

 

Tuhan yang kita sembah bukanlah Tuhan yang kehilangan akal maupun kehabisan rencana pada saat kita jatuh dalam kesalahan. Tuhan sudah melihat yang akhir dari permulaan. Dia adalah Tuhan yang berdaulat, Tuhan yang mampu melakukan segala perkara dan Tuhan yang setia.

 

Rasul Paulus menyimpulkan siapa Yesus sebenarnya, Tuhan yang kita sembah (Kolose 1:14):

  1. di dalam Dia kita memiliki penebusan f  kita, yaitu pengampunan dosa. 
  2. Ia adalah gambar  Allah yang tidak kelihatan,
  3. yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan
  4. karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa;
  5.  segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
  6. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
  7. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat.
  8.  Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati ,sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
  9. Karena seluruh kepenuhanAllah berkenan diam di dalam Dia, dan
  10. oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya , baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

2 Timotius 1:9 “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman”

 

Ayat ini berkata bahwa, kita telah diselamatkan jauh sebelum dunia diciptakan. Ini berarti Tuhan kita sudah dapat melihat apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita sehingga Dia tidak pernah terkejut dengan keputusan kita. Kehadiran dosa dalam dunia ini bukanlah menjadi penghalang karya keselamatan melainkan membuat karya keselamatan Kristus lebih dimuliakan.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.