Overcoming From The Inside Out!

“… orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”

 

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.”

 

1. Mengampuni diri sendiri.

 

Seringkali kita meninggalkan noda dalam kehidupan, membuat keputusan atau pilihan yang salah, berbuat dosa dan menyakiti hati Tuhan. Kita sudah mencoba melakukan yang lebih baik tetapi gagal dan malah meninggalkan noda yang lebih dalam. Kita berpikir sudah tidak bisa ditolong lagi, kita tidak bisa memaafkan diri sendiri atas kesalahan-kesalahan yang kita buat.

 

“Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu bahwa di-dalam aku yaitu di-dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di-dalam aku tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya tetapi dosa yang diam di dalam aku.” Roma 7:17-20.

 

Yesus datang untuk menghapus dosa kita dan membuat menjadi baru kembali.

“… Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”

 

Itulah yang Yesus lakukan, Dia melihat betapa berharganya kita, jauh melampaui segala ketidak-sempurnaan atau kegagalan kita. Yesus tidak lagi mengingat-ingat dosa dan kesalahan kita. “dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.”

 

Kita harus belajar untuk memaafkan diri sendiri ketika melakukan kesalahan dan menyakiti hati Tuhan dengan berbuat dosa. Bertobatlah! Tuhan ingin kita hidup bebas dari tuduhan dan bebas menerima kasihNya. Orang-orang yang di penjara tidak dapat mengubah dunia tetapi kita yang bebas bisa. Jangan sampai kita dipenjara oleh tuduhan!

Jadilah bebas karena kita sudah dibenarkan oleh Tuhan melalui Yesus Kristus!!!

 

You’ll never find lasting happiness, unless you learn to make peace with the past”

 

“Your past does not have to poison your future. God has amazing plans for you!”

 

Hal-hal yang menghalangi kita untuk mengampuni diri sendiri:

–    Minder, tidak percaya diri … self condemn …

–    Malas berubah atau senang dengan keadaan seperti itu …

–    Batasan yang semu, tidak jelas…cepat berkata “tidak bisa, percuma” sebelum mencoba.

 

“Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kish bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah, seorang suku Benyamin, seorang yang berada. Orang ini ada anaknya laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak ada seorang pun dari antara orang Israel yang lebih elok dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.

Ketika Samuel melihat Saul, maka berfirmanlah Tuhan kepadanya: “Inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; orang ini akan memegang tampuk pemerintahan atas umatKu.”

Adapun keledai-keledaimu, yang telah hilang tiga hari lamanya sampai sekarang, janganlah engkau kuatir sebab telah diketemukan. Tetapi siapakah yang memiliki segala yang diingini orang Israel? Bukankah itu ada padamu dan pada seluruh kaum keluargamu?” Tetapi jawab Saul: “Bukankah aku seorang suku Benyamin, suku yang terkecil di Israel? Dan bukankah kaumku yang paling hina dari segala kaum suku Benyamin? Mengapa bapa berkata demikian kepadaku?” 1 Samuel 9:1-2, 17, 20-21.

 

“Kemudian paman Saul itu berkata: “Coba ceritakan kepadaku apa yang dikatakan Samuel kepada kamu.” Kata Saul kepada pamannya itu: “Terus saja diberitahukannya kepada kami bahwa keledai-keledai itu telah diketemukan.” Tetapi perihal menjadi raja yang telah dikatakan Samuel kepadanya, tidak diceritakan kepadanya.

Lalu Samuel menyuruh segala suku Israel tampil ke muka, maka didapati suku Benyamin. Sesudah itu disuruhnyalah suku Benyamin tampil ke muka menurut kaum keluarganya, maka didapati kaum keluarga Matri. Akhirnya disuruhnyalah kaum keluarga Matri tampil ke muka seorang demi seorang, maka didapati Saul bin Kish. Tetapi ketika ia dicari, ia tidak diketemukan. Sebab itu ditanyakan pulalah kepada Tuhan: “Apa orang itu juga datang ke mari?” Tuhan menjawab: “Sesungguhnya ia bersembunyi di antara barang-barang. Berlarilah orang kesana dan mengambilnya dari sana dan ketika ia berdiri di tengah-tengah orang-orang sebangsanya, ternyata ia dari bahu ke atas lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya. Dan Samuel berkata kepada seluruh bangsa itu: “Kamu lihatkah orang yang dipilih Tuhan itu? Sebab tidak ada seorang pun yang sama seperti dia di antara seluruh bangsa itu.” Lalu bersoraklah seluruh bangsa itu, demikian: “Hidup raja!”

Saul pun pulang ke rumahnya, ke Gibea dan bersama-sama dengan dia ikut pergi orang-orang gagah perkasa yang hatinya telah digerakkan Allah. Tetapi orang-orang dursila berkata: “Masakan orang ini dapat menyelamatkan kita!” Mereka menghina dia dan tidak membawa persembahan kepadanya. Tetapi ia pura-pura tuli.

1 Samuel 10:15-16, 20-24, 26-27.

 

“Yonatan memukul kalah pasukan pendudukan orang Filistin yang ada di Geba dan hal itu terdengar oleh orang Filistin. Karena itu Saul menyuruh meniup sangkakala di seluruh negeri, sebab pikirnya: “Biarlah orang Ibrani mendengarnya.” 1 Samuel 13:3.

 

 

2. Mengampuni orang lain.

 

“Forgiveness liberates the soul. It removes fear. That is why it is such a powerful weapon”

“Saat saya berjalan menuju gerbang yang akan memberikan kebebasan, saya tahu jika saya tidak melepaskan kepahitan dan kebencian saya di belakang, saya masih akan berada di penjara.” Nelson Mandela meninggal Desember 2013 dan ketika ia meninggal, pesan yang diberikan untuk masyarakat adalah fakta bahwa ia mampu memaafkan para penculiknya setelah dipenjara selama 27 tahun! Dia lewatkan masa pertumbuhan anak-anaknya, keluarganya dan harus hidup di penjara kecil hanya dengan kasur tipis, meja kecil dan ember kotoran manusia. Dia bekerja rodi untuk sebagian besar waktu hukumannya, namun ketika ia meninggalkan penjara, ia mampu mengampuni musuh-musuhnya dan mengirim pesan perdamaian kepada rakyat Afrika.

 

Mampu mengampuni orang lain adalah kunci kehidupan kekristenan kita.

 

Allah berulang kali mengatakan kepada kita dalam Alkitab untuk bisa memaafkan. Tuhan mengerti bahwa jika kita tidak dapat memaafkan, kita akan tetap menderita dan hidup pahit. Kebencian dan dendam itu seperti racun yang perlahan menggerogoti kita. Seperti pernah dikatakan Nelson Mandela “Kebencian itu seperti anda meminum racun dan berharap itu akan membunuh musuh anda.” Bahkan penelitian medis telah menunjukkan bahwa kebencian, kepahitan dan amarah yang menyebabkan ketidak-seimbangan dalam sel tubuh kita sehingga memungkinkan sel kanker tumbuh berkembang. Ketika kita merasa sulit untuk memaafkan, ingat bahwa Yesus telah meninggalkan Roh Kudus yang memungkinkan kita melakukan hal-hal yang mustahil. Marilah kita berdoa kepada Tuhan hari ini dan meminta kepadaNya, jika ada kemarahan tersembunyi, hati yang tidak mengampuni dan kepahitan dalam hati kita. Dia adalah Allah Penyembuh dan Dia akan menyembuhkan hati kita.

 

“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Matius 6:14-15.

 

Forgiving someone may cost you, your pride; but not forgiving them will cost you, your freedom!

 

“It takes a strong person to say sorry and an even stronger person to forgive!”

 

Resolusi: Pengampunan! Ada satu sumber dari dalam yang merusak hubungan dan menimbulkan banyak frustrasi dan hal-hal yang negatif yaitu luka batin yang belum sembuh. Memelihara luka dari hubungan yang telah berlalu adalah luka yang berbahaya dan mematikan. Mungkin orang tsb sudah meninggal tetapi anda BELUM sembuh bahkan SENANG dengan luka itu. Anda harus mengerti bahwa Tuhan mampu memperbaiki tempat-tempat dimana anda dilukai dan hanya DIAlah yang sanggup untuk melewati batasan waktu buat luka lama dalam batin anda.

 

Tindakan  terpenting dalam penyembuhan adalah Pengampunan dari lubuk hati – menyadari luka yang ada, amarah yang merana dan melepaskan semuanya. Tidak mudah untuk melakukan hal ini tetapi tidak ada lagi kebebasan atau kesembuhan tanpa pengampunan kepada orang-orang yang menyakiti anda. Kepahitan hati akan menelan anda hidup-hidup, jikalau anda tidak mengampuni dan akan memporak-porandakan hubungan yang ada hari ini. Tuhan akan memberikan anugrahNya untuk mengampuni orang-orang yang menyakiti anda dan tidak mengingat-ingat peristiwa itu lagi. Tetapi andalah yang mengambil keputusan untuk mau dibersihkan dari kotoran-kotoran batiniah ini melalui Pengampunan!

 

Kemajuan dan kegagalan dalam kehidupan kita, sangat banyak ditentukan oleh kesiapan kita untuk dengan kerendahan hati meminta maaf. Kemauan untuk meminta maaf, membawa kita kepada kemajuan-kemajuan yang baik dalam kehidupan kita.

Saat saya mampu memaafkan, tersenyum dan memeluk orang yang pernah menyakiti saya, saat itulah saya memastikan bahwa saya adalah Pemenang!

Forgiveness. Anyone can hold a grudge but it takes a person with character to forgive. When you forgive, you release yourself from a painful burden. Forgiveness doesn’t mean what happened was OK and it doesn’t mean that person should still be welcome in your life. It just means you have made peace with the pain and are ready let it go!

3. Menanggalkan beban.

 

“You will find that it is necessary to let things go; simply for the reason that they are heavy.”

“Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Matius 11:28.

 

Tubuh memiliki sistem yang menakjubkan untuk menyembuhkan luka. Ketika kulit anda terluka, tubuh dengan sigap mengirimkan signal untuk menyembuhkan luka tsb. Tubuh kita akan menghasilkan limfosit (sel darah putih) dan mengirim pasukan ke daerah yang terluka. Protein dalam darah bekerja dengan trombosit darah untuk menciptakan lapisan tipis yang mencegah kehilangan darah lebih lanjut. Jika salah satu bagian ini tidak berfungsi dengan baik, dikarenakan oleh penyakit atau gangguan, tubuh akan rentan terhadap infeksi. Sebuah contoh dari gangguan tersebut adalah hemofilia, gangguan pendarahan langka dimana darah tidak menggumpal dan luka tidak dapat disembuhkan secara alami.

 

Dalam perjalanan kehidupan kita, kita sering lebih suka berpegang pada “luka-luka kita” yang menyebabkan terjadinya infeksi. Lebih nyaman untuk berpegang pada hati yang luka daripada belajar untuk melepaskan, memaafkan dan melupakan. Tapi ingatlah sama seperti Tuhan menciptakan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri, Tuhan juga menciptakan roh dan hati kita yang dapat sembuh ketika mereka terluka. Itulah pekerjaan Roh Kudus. Jadi apapun yang menyakiti kita seperti kekecewaan dengan orang tua; anak-anak, hubungan yang rusak, pengkhianatan orang-orang yang kita cintai, kegagalan bisnis, doa yang tidak dijawab atau bahkan kekecewaan kepada Tuhan, percayalah bahwa Dia selalu bersedia dan ingin menyembuhkan kita. Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Tanyalah Roh Kudus untuk memeriksa “luka” di daerah mana yang perlu disembuhkan. Biarlah Roh Kudus menjadi limfosit yang menyembuhkan.

 

 

4. Identitas dalam Kristus.

 

More Of You, Jesus – Less Of ME.

 

“Semua orang, yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah.” Roma 8:14-16.

“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” Roma 8:37.

 

–    Siapakah kita didalam Kristus?

–    Apakah arti kita bagi Kristus?

–    Mengapa Kristus mencintai kita?

–    Mengapa Kristus menginginkan kita?

 

Saya menanyakan pertanyaan ini berulang kali pada diri sendiri. MENGAPA? Jika saya adalah Tuhan, saya tidak tau mengapa saya mau mencintai saya, apalagi mati bagi saya…Saya ini pemberontak, tidak tau berterimakasih, pelupa, mudah tergoda, mudah dibujuk, mudah mencintai hal-hal lain lebih daripada mencintai Yesus. Suka menyakiti perasaanNya, mengecewakanNya dan mengkhianatiNya bahkan lupa tentang Dia.

 

Ketika saya menanyakan keempat hal diatas, maka ini jawabanNya: Bagi Tuhan, kita adalah segalanya. Kita adalah anakNya dan mempelaiNya. Ia berkata bagaimana Ia tidak mencintai kita? Dia yang menciptakan kita dan ingin bersama kita. Ia berkata: itu semua yang pernah Ku-inginkan untuk bersama kita, anak-anakNya untuk menikmati persahabatan kita, mendengar tangisan kita, senda gurau kita, doa kita, saat-saat terjujur kita baik itu bagus ataupun buruk. Dia menginginkan semuanya. Dia ingin kita memanggil Dia, Bapa dan memperbolehkan Bapa untuk mencintai kita dan dicintai. Untuk mendisiplinkan kita dan melihat kita tumbuh dan menjadi pribadi yang indah.

 

Sama seperti pasangan yang sedang jatuh cinta satu sama lain, begitulah perasaan Tuhan terhadap kita. Segala yang Ia inginkan adalah kita. Kita yang rusak, yang tidak sempurna dan pemberontak. Tidak peduli apapun kondisi kita saat ini, Tuhan tidak peduli karena Dia sudah jatuh cinta kepada kita. Karena Kasih inilah, Tuhan berjanji bahwa TIDAK ADA yang dapat memisahkan kita dari kasihNya dan inilah jati diri kita dalam Kristus.

 

 

5. Tak Pernah Sendiri.

 

“Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.” Ulangan 31:8.

 

“It hurts me when you say you’re forever alone” God.

 

“Penjara adalah tempat yang sepi. Saya bangun setiap hari mengetahui bahwa tidak ada seorangpun disana bagi saya untuk bersandar, tidak ada orang untuk berbagi rahasia, tidak ada yang saya bisa benar-benar percaya.” Sebuah kesaksian dari seorang tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup. “The last mile”.

 

Sayangnya tidak hanya tahanan yang merasa kesepian. Semua dari kita pasti pernah merasa hal ini dari waktu ke waktu. Kita merasa putus asa karena kesepian tersebut. Kesepian dapat berasa seperti di penjara, hari demi hari tanpa jalan keluar.

 

Tuhan mengerti bahwa manusia tidak diciptakan untuk hidup dalam pengasingan, itu sebabnya kita dilahirkan dalam sebuah keluarga, membentuk keluarga kecil kita, menjadi bagian dari sebuah gereja lokal dan kelompok-kelompok kecil dll. Namun terkadang kita masih merasa kesepian. Dimanapun kita berada, jangan terpaku pada rasa sakit. Tuhan menciptakan kita untuk memiliki persekutuan dengan Dia. Tidak seperti manusia, Tuhan adalah konstan dan Dia berjanji untuk selalu berada disamping kita, dimanapun kita berada, apapun yang kita lakukan, bagaimanapun keadaan kita.

 

Pengkhotbah berkata bahwa berdua lebih baik daripada satu karena mereka menerima upah yang besar untuk jerih lelah mereka. Jika salah satu jatuh, yang lain bisa membantunya berdiri. Roh Kudus adalah mitra kita dalam perjalanan hidup ini. Dia selalu bersama kita dan selalu ada untuk menemani kita. Apabila kita merasa kesepian, percayalah bahwa Tuhan ada bersama kita. Dia adalah Imanuel – Tuhan beserta kita. Mulailah berkomunikasi denganNya, memiliki persekutuan denganNya. Tidak ada yang lebih diinginkanNya daripada menjadi teman dan sahabat kita.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.