Restoration of Power

Restoration of power

Apakah yang muncul di pikiran anda ketika kita berbicara power? Restorasi mujizat Tuhan? Penyakit disembuhkan? Ya betul. Tuhan akan memulihkan itu tetapi pernahkah terpikir oleh kita ada satu power yang belom pernah ingat menyebutnya karena tersembunyi dan tidak terlihat. Contohnya, waktu kita masuk winter sehebat apapun pohonnya pasti daunnya akan rontok dan batangnya kering. Tetapi, ada satu power yang terus bekerja yaitu akar. Akar selalu akan hidup meskipun terlihat kering kerontang mencari makanan. Akar ini bekerja mencari energy untuk tumbuh tetapi pada kenyataannya penampilannya kering tidak berbuah. Sering kita bilang kalau pohon itu mati tetapi tidak. Power jenis ini yang akan saya bahas. Tuhan merestorasi sumber dari semua mujizat yaitu relationship dengan Tuhan.

Untuk mempertahankan pohon yang kering agar tetap hidup ada suatu power yang tetap bekerja di bawah tanah yang tidak terlihat tetapi itu harus terus berjalan untuk sustain kehidupan. Dalam artian rohani, seunggul apapun benih iman kita setiap manusia mempunyai season dalam kehidupan. Season ini sudah ditetapkan oleh Tuhan seperti disebut di Kejadian 9.

Genesis 49:3-4

“Reuben, you are my firstborn, my might, and the first fruits of my strength,

Preeminent in dignity and preeminent in power. Unstable as water, you shall not have pre-eminence, because you went up to your father’s bed; then you defiled it—he went up to my couch!

Ada beberapa kata regarding power disini. Yang pertama adalah firstborn. Menjadi anak sulung mempunyai power atas adik-adiknya. Anak sulung selalu mempunyai power untuk memperoleh warisan dua kali ganda. Reuben artinya “behold a son” atau “Lihatlah seorang anak bangga sekali.” Terlebih anak laki-laki pada suku patriarch (yang pemimpinnya kelompok pria). Dan keiistimewaan itu tidak imun pada anak-anak Tuhan sekalipun termasuk saya. Saya anak laki-laki yang kedua di keluarga. Memang anak-anak non-sulung terkadang menjadi korban dari konsep ini. Ketika papi saya berbincang-bincang dengan temannya ia selalu membanggakan koko saya dan tanpa sadar saya menjadi victim dari perlakuan yang sepertinya sekunder. Saya bertumbuh dalam era seperti itu sampai saya dalam beberapa tahun terakhir saya mendambakan pujian dari orang tua.

Maafkan saya terlebih dahulu jika saya ingin berbicara blak-blakan. Saya  pintar dalam pendidikan dan dalam pekerjaan dan bisnis pun saya cukup oke bahkan kotbah. Buat saya pujian tidak terlalu berarti sampai saya mendapat pujian yang paling berarti dari orang-orang terdekat saya bahkan luar biasanya istri saya jarang memuji saya karena standardnya yang tinggi. Belum lagi banyak pengertian di kalangan gereja Kristen jangan pernah memuji orang karena kamu bisa membuat orang jatuh dalam dosa kesombongan akibatnya banyak orang yang tidak memuji satu sama lain di gereja. Paulus berkata hendaklah kita memuji satu sama lain.

Pujian dari jemaat artinya kecil sekali untuk saya tetapi satu kali saya kotbah ribuan berdiri papi saya dan memuji saya. Dan itu sangat berarti sangat banyak buat saya. Dan semua manusia butuh encouragement dan appreciation terlebih lagi dari orang-orang terdekat karena ternyata kata-kata itu akan membangkitkan banyak hal dalam hidup kita.

Ruben jatuh dalam dosa karena menggauli gundik dari ayahnya bukan karena dipuji. Zaman dahulu, orang-orang mempunyai istri banyak it’s okay. Tetapi Reuben ternyata gagal disitu. Power yang dimaksud disini adalah might dalam Bahasa hebrewnya adalah ko’ah (to be firm;vigor) . Preeminent in dignity yang berarti terutama dalam keluhuran budi atau memegang nilai nilai luhur. Orang yang mempunyai dignity adalah orang yang dihormati kehidupannya karena mempunyai nilai nilai luhur. Jadi itu yang seharusnya terjadi di anak sulung.

Dalam ajaran Firman hari-hari ini kita sering mendengar kita didorong untuk hidup sukses. Menurut saya hidup sukses akan membuat sombong dan egois. Bukan saya alergi dengan sukses tetapi Tuhan punya rencana more than success dalam hidup kita yaitu fruitful. Jika kita success maka yang dipuji adalah kita dan akibatnya menjadi besar kepala. Tetapi jika fruitful, seperti sebuah pohon yang berbuah manis siapakah yang pertama kali bangga? Yang tanam atau pemiliknya. Waktu anda ditanam menjadi pohon yang ditanam ditepi air; berakar dan berbuah; siapakah yang akan bangga pertama kali? Tuhan selaku yang punya. Jadi anak Tuhan supposed to be fruitful. Waktu kita fruitful dan menghasilkan buah dan dinikmati oleh pemiliknya. Tuhan mau kita beyond success. Waktu kita ditanya apa yang membuat anda fruitful? Energi dari dalam yang membuat kita bertumbuh. Yusuf harus menunggu selama 13 tahun dijual dan menjadi budak sebelum dipanggil oleh Firaun untuk berkata bukan aku yang bisa tetapi Tuhan yang bisa. Can we really say it jika kita ditanya dan kita menjawab Tuhan yang bekerja dalamku secara genuine dan bukan lip service?

Sekarang kita lihat di 1 Tawarikh 5:1;

Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung.

Mengapa hak kesulungannya Ruben diberikan kepada Yusuf? Sederhana; Kejadian 49:4 mengatakan mengapa sebabnya hak kesulungan Ruben diberikan kepada Yusuf.

Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!

Kata membual disini sebenarnya tidak cocok karena membual umumnya diartikan sama dengan berbohong tetapi membual disini merupakan pancaran air; suatu kegairahan. Di Amsal pasal 5, kegairahan diartikan sebagai air yang memancar. Di Amsal juga dikatakan bersukacitalah dengan istri masa mudamu. Apa bedanya istri masa mudamu dan istri mudamu?  Yang pertama istri masa muda akan tetap sama jika ia setia sampai tua. Yang kedua ini berbicara tentang gairah yang membual sehingga dikatakan bersuka citalah dengan istri masa mudamu. Berarti pengantin baru bersukacitalah dengan masa mudamu karena gairah seks yang menggebu gebu terjadi di saat usia muda. Gairah muda tidak hanya di dalam seks tetapi dalam semua hal lainpun. Sehingga Paulus berkata janganlah kalah oleh gairah masa mudamu orang memandang rendah engkau.

Ini lah yang saya katakana tadi, anak muda mempunyai gairah menggebu gebu tetapi jika engkau tidak kuasai atau dominate maka gairah muda ini menjadi potensi yang menghancurkan hidupmu. Jadi gairah ini adalah kuada yang bisa dipakai positif atau negative. Karena Ruben tidak bisa menguasai gairah ini maka dari itu ia membual-bual dan dalam Bahasa Inggrisnya dikatakan seperti unstable water (air yang bergolak tidak menentu). Seperti anak muda yang terkadang semangat dan terkadang stress; tidak ingin melakukan sesuatu.

Gairah muda ini perlu di salurkan dengan benar maka dari itu dikatakan bahwa strength and might dikaitkan dengan dignity and pray imminence. Apa itu dignity? Nilai nilai luhur termasuk di dalamnya kekudusan di dalam hubungan pria dan wanita yang dianggap nilai kuno. Kegadisan wanita dianggap sebagai barang antik well let me tell you something semakin tua barang antik semakin mahal. Tidak ada isitilahnya susah karena disini mereka bergaul dengan cara-cara bule. Bule atau indo tidak penting tetapi yang penting adalah bagaimana kita menanamkan nilai nilai kekudusan di dalam kehidupan anak-anak muda kita. Kepada orang-orang tua disini jangan takut mempunyai anak remaja jika mereka di ajar nilai nilai dignity. Seperti Ruben dan Yusuf yang di besarkan sama tetapi mengapa mengapa mereka berbeda? Minggu depan kita akan lihat power yang ada dalam diri Yusuf.

Mengapa nama Yusuf yang notabene menjaga dignity, sayang terhadap orang tuanya, penafsir mimpi tidak ada di antara 12 suku Israel tetapi nama Ruben tetap ada? Karena namanya diganti oleh nama kedua anaknya yaitu Manasye dan Efraim.

Untuk menjaga nilai nilai dignity dan pre -eminent (kekudusan,kejujuran, kebenaran, dll) kita harus berbicara dalam keadaan untuk memperoleh hak kesulungan. Tetapi untuk memperoleh hak dua kali ganda dari kesulungan perlu satu lagi sikap yaitu sikap willing to sacrifice; surrender what you have. Disini nama Yusuf harus hilang supaya nama Manasye dan Efraim masuk. Yusuf yang harus berkorban walaupun ia yang berbuat dignity dan bertahan dalam kebenaran, ia menjaga hatinya agar tidak benci kepada saudara-saudara yang menjualnya, ia menjaga kekudusannya walaupun digoda oleh Mrs. Potifar. Potifar bukanlah orang biasa tetapi orang yang mempunyai kekuasaan sangat tinggi di Mesir saat itu. Anda bisa bayangkan perawatannya di Mesir saat itu berlimpah rempah rempah. Sementara Yusuf mungkin handsome tetapi budak. Can you imagine budak dirayu nona besar? Tidak dirayu saja diliat sebagai kesempatan untuk memperbaiki posisinya. Coba perhatikan disini, Yusuf lulus semua itu tetapi jika ia tidak ingin kehilangan namanya maka tidak akan jadi 12 suku Israel.

Orang tua yang disini kita banyak diajar untuk menikmati. Boleh. Tetapi jika saya dan anda ingin memperoleh dua bagian mari belajar the art of losing yourself. Ini yang hilang dari pengajaran gereja karena dibilang Yesus sudah mati berkorban di kayu salib dan kita hanya tinggal menerima which is very worng. Kalo kita hanya menerima saja semua dikerjakan oleh Yesus mengapa Yesus berkata “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 8:34)

Sekarang ini sudah beredar konsep bagaimana cara cepat hidup sukses. Contohnya, kopi jaman dahulu dijemur, diulek, ditumbuk, diseduh air panas, disaring, baru diminum. Sekarang semua sudah instan. Kita semua mencari semua yang shortcut padahal Tuhan bilang tidak ada yang shortcut karena Tuhan tidak pernah mengatakan Aku sudah memikul semuanya. Belajar dari bangsa Israel ketika mereka baru keluar dari Mesir. Tuhan memberikan mereka mujizat demi mujizat selama perjalanan di padang pasir  sehingga mereka hanya menerima tetapi apa yang harus mereka lakukan ketika sampai di tanah perjanjian? Mereka harus berperang. Sangat berbeda ketika mereka dikejar oleh Firaun saat keluar dari Mesir dimana kuasa Tuhan menghancurkan pasukan Firaun. Karena ada masanya Tuhan berperang untuk kita dan ada masanya Tuhan yang berperang bersama kita karena tidak mungkin kita berperang sendirian. Tetapi Tuhan mau berperang bersama dengan kita; didalam kita lewat kuasa yang diserap itu tadi. Yaitu lewat dignity; norma-norma itu tadi. Peperangan kita adalah menjaga hati kita dengan kewaspadaan karena dari sanalah akan timbul issues of life.

Bagi kita jalan pintas untuk cepat berhasil adalah menghalalkan segala bentuk KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) tetapi tidak dengan jalan Tuhan. Ada masanya kita sudah setia tetapi tetap kering. Ada masanya kita sudah berdoa dan saat teduh dengan benar, melayani dengan benar tetapi tetap kering. Lebih parah lagi orang yang lebih rohani melihat kita di masa itu mereka tidak percaya jika kita benar di hadapan Tuhan karena semestinya menurut mereka orang yang benar di hadapan Tuhan hidupnya diberkati luar biasa, berkelimpahan, sukses, makmur. Dari sini timbul ajaran-ajaran di banyak gereja sukses, makmur, dsb. Apakah itu? Bukan. Yang Tuhan mau kesuksesan bukan diukur oleh jumlah materi dan achievement.

Kapan Yesus paling membutuhkan kehadiran murid-muridnya? Bukan waktu khotbah melainkan ketika mereka di Gethsemane. Tuhan Yesus berkata bahwa sebentar lagi Ia akan disalib dan mengajak murid-muridNya untuk berdoa tetapi murid-muridnya tidur. Waktu di penyaliban, murid-muridNya yang terdekat (Yakobus, Petrus, Yohanes) hanya melihat dari kejauhan. Apakah Yesus buat salah? Kenapa muridnya menjauh? Karena mereka kecewa. Harapan mereka mengikut Yesus untuk mendapat posisi yang tinggi walaupun memang Yesus tidak menghancurkan tentara Romawi saat itu, Ia akan menjadi raja. Tetapi ketika Yesus disalib, harapan mereka musnah sehingga mereka kembali ke profesinya semula.

Ada masanya orang akan meninggalkan kita tidak berbuah walaupun kita sudah berdoa sungguh-sungguh. Ada masanya kita sungguh-sungguh dengan Tuhan tetapi orang menuding kita salah. Seperti Yusuf 13 tahun ia di perbudakan untuk menjaga nilai-nilai kebenaran karena apa? Karena Tuhan mau mengajar kita pelajaran yang tidak bisa diajarkan di tempat tempat tinggi dan terang. Daud memberikan ilustrasi kepada kita di Mzm 23:4

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,  aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku ;  gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Saudara perhatikan pepatah yang berkata urapan akan membuat kita mencapai tempat yang paling tinggi. Tetapi karakter yang akan menunjang engkau ada disana. Urapan adalah pekerjaan Tuhan seperti ketika umat Israel keluar dari Mesir Tuhan yang mengerjakan semua tetapi untuk sustain bangsa Israel supaya hidup dalam kebenaran di dalam tanah perjanjian, itu berbicara tentang karakter bagaimana hidup menjaga diri kita. Ketika kita menjaga diri kita dari nilai-nilai kecemaran (kepahitan, kesombongan, seks bebas) tidaklah mudah. Bangsa Israel gagal dalam 40 tahun perjalanan mereka dari Mesir. Bicara tentang humility atau menghilangkan jati diri kita , itu yang Tuhan sedang kerjakan di tengah-tengah kita. Kita bisa berkata Tuhan baik dengan mudah ketika kita sedang diberkati tetapi apakah kita bisa berkata Tuhan baik ketika orang menudingkan telunjuk kepada kita, meninggalkan kita. Bukan karena kita berdosa tetapi karena kita sedang mengalami dry season. Seperti yang saya bilang tadi, sehebat apapun pohonnya pasti akan mengalami musim rontok. Ketika kita sedang mengalami musim kekeringan janganlah hendaknya kata menyerah keluar dari mulut kita. Sangat gampang berkata Tuhan itu baik ketika kita baru menikah, saat dipuji-puji orang tetapi bisakah Tuhan tetap baik walau orang memfitnah kita tanpa ada rasa sakit hati?

2 Korintus 4:7-11 singkatnya begini; engkau tidak akan mengalami kuasa kebangkitan Yesus sebelum engkau mengalami kematian Yesus. Karena untuk bangkit terlebih dahulu kita harus mati. Kita ingin shortcut dimana tidak dianiaya, tidak susah, difitnah tetapi langsung bangkit tetapi ketika persoalan datang kita bingung, kita menyerah. Saya ingin membuat statement I never regret the past; because my God is Ebenezer, I am not afraid of the future because my God is Immanuel. But I praise God because today is a great present. That’s why I call it present. Banyak kita tidak bisa melupakan masa lalu kita seperti saya tadi deep down saya longing untuk pujian dari orang-orang terdekat saya.

Pot tanah liat adalah gambar dari kehidupan kita; bejana yang paling tidak ada harganya. Tetapi apa yang membuat tanah liat itu kuat bisa bertahun-tahun? Pembakaran. Yang membuat anda kuat dan yang mengsustain engkau adalah masa-masa tidak enakmu. Tuhan membakar kehidupan engkau bukan untuk menghancurkan engkau bahkan jika hancur Tuhan akan perbaiki seperti dikatakan di Yeremia 18. Kita harus steady di perapiannya Tuhan biarpun kita difitnah, di back stab karena tidak ada jalan tol untuk mendapatkan karakter. Kita selalu punya mindset bahwa hidup akan selalu enak mengikuti Tuhan. Kita jumping dari start ke finish melupakan apa yang ada ditengah-tengah. Begitu Yusuf mendapat mimpi, keesokan harinya ia menjadi budak; lebih parah dari mati tetapi ia menjaga hatinya. Kita tidak pernah merasakan perbudakan; bagaimana rasanya lebih parah dari kematian.

Siapa pernah berdoa untuk mujizat untuk orang lain? Apakah kita cukup berdoa ketika mengharapkan mujizat untuk orang lain? 2 Korintus 12:4 berkata engkau boleh berdoa sampai tujuh keturunan tetapi jika engkau tidak menyadari harus ada sesuatu yang engkau harus korbankan supaya mujizat bisa terjadi di kehidupan orang lain yaitu you have to come to the face of death. Untuk terjadinya sebuah destiny, harus ada fase-fase lembah-lembah kematian. Ini yang tidak diceritakan oleh pengkhotbah-pengkhotbah successful masa kini.

Kalau anda ingin orang-orang dekat dengan Tuhan, harga ini yang harus kamu bayar. Sebab kami yang masih hidup diserahkan kepada maut karena Yesus bukan karena dosa tetapai karena memelihara kebenaran kita harus sacrifice. Saya pernah menulis di hari pentakosta Roh Kudus turun dalam bentuk api seperti sama halnya ketika urapan diturunkan di perjanjian lama. Bagaimana untuk api itu terus berkobar? Melalui korban bakaran terus menerus diperbaharui. Ada banyak macam korban tetapi korban api-apian dan harum-haruman yang dimaksud adalah korban yang 24 jam api tidak boleh mati. Ini bukan korban dosa tetapi korban api-apian. Iman yang bertugas harus melihat mezbah bakaran harus tetap menyala maka dari itu diberilah korban. Tetapi jika digunakan terus menerus, daging korban tersebut apakah tidak menjadi debu yang akan menghambat api? Jadi yang harus kita lakukan agar mezbah tetap menyala adalah korban tersebut diberikan dan dibersihkan.

Korbankan hidupmu di atas mezbah Tuhan everyday dan bersihkan inner-being mu jangan ada kecewa, greedy, kesombongan maka api akan terus menyala tetapi bukan berarti rencana Tuhan akan langsung terjadi. Stay in God’s timing dan murnikan hatimu. Orang bisa berbuat apa saja terhadap dirimu tetapi responmu adalah apa yang menentukan anda jadi seperti apa. Jangan mejadi pengecut menyalahkan orang lain tetapi jadilah men of God yang dituduh apapun, kita stay in the power of God. Jangan ingin dipromosikan orang lain hanya karena kita ingin cepat kaya dan berhasil. Tuhan kita adalah Tuhan yang pencemburu. Kalau engkau berhasil oleh hasil orang lain.

Kalau anda sedang mengalami musim kekeringan, dan ada yang berkata bahwa gerejamu tidak bertumbuh dan mengajakmu ke gereja yang besar. Ini bukan masalah dosa atau baik dan buruk tetapi ini masalah dimana engkau ditempatkan dan dimana engkau berada. Seringkali kita ingin ikut season productivity; bukan processivity. Kapan Yesus diberikan gelar Raja segala Raja? Waktu Ia bangkit dari kematian; Tuhan Bapa di Surga mengatakan bahwa engkau telah merendahkan diriMu menjadi manusia dan mati dengan cara terkutuk. Disini lah salib banyak diartikan; salib bukan lah tempat untuk mengubah tetapi tempat untuk membunuh. Ya benar salib bisa mengubah hidupmu tetapi tanpa kematian kita tidak akan mengalami kebangkitan. Kematian bukan kematian roh tetapi daging kita maka dari itu jangan berkata salib merubah hidupku tetapi salib membunuh dosaku. Selama anda punya daging, keinginan muda, keinginan serakah, kebencian, it will stay there dan itulah yang harus kita salibkan tiap hari for as long as needed. Dan yang paling susah, jangan pernah menerima tawaran orang lain jika itu bukan dari Tuhan karena orang yang mempromosikan kita; orang yang akan menghancurkan kita tetapi jika Tuhan yang mengangkat kita tidak ada tangan yang bisa menghancurkan kita

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.