Rule in the midst of your enemies Part 2

PSALM 110 :1-2:

  1. The Lord says to my Lord: “Sit at my right hand, until I make your enemies your footstool.”
  2. The Lord sends forth from Zion your mighty scepter. Rule in the midst of your enemies!

MAZMUR 110:1-2:

  1. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.” 
  2. Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu!

Tuhan sudah memberikan kemenangan pada kita melalui kematianya diatas kayu salib, dan kemenangan itu Tuhan Yesus berikan kepada kita untuk klita bisa hidup dalam kemenangan Nya, meskipun demikian, kita juga punya bagian yang harus kita lakukan untuk berjalan dari satu kemenangan kepada kemenangan yang lebih tinggi lagi sampai jadi seperti Tuhan Yesus.

Musuh kita bukan manusia, tapi para penguasa di dunia,

EFESUS 6:10-13:

  1. Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. 
  2. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; 
  3. karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. 
  4. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.

Musuh kita atau kuasa gelap sering memakai keadaan sekitar dan orang-orang disekitar kita sebagai alat untuk memproses kita, tetapi situasi dan orang-orang disekitar kita bukanlah musuh kita, mereka hanya alat yang dipergunakan oleh sang musuh atau iblis untuk mencoba menjatuhkankita dan menggagalkan rencana Tuhan bagi kita dengan tipuan dan kelicikan nya.

Sang musuh tidak dapat menggagalkan rencana Tuhan bagi kita sampai kita kena tipuan nya dan setuju untuk melakukan apa yang dia perintahkan pada kita. Karena pada waktu kita melakukan perkataan sang musuh itu sudah pertanda kita menolak Firman Tuhan dan menerima serta tunduk dibawah kuasa sang musuh.

Mari kita belajar dari parapara pahlawan iman yang sudah berhasil “Memerintah Dihadapan Para Musuhnya”, DANIEL, SADRACH, MESAKH, ABEDNEGO

Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dimasukan ke dapur api.

DANIEL 3:13-30:

  1. Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja, 
  2. berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: “Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? 
  3. Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” 
  4. Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 
  5. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 
  6. tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” 
  7. Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego;lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. 
  8. Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. 
  9. Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. 
  10. Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas. 
  11. Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat. 
  12. Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” 
  13. Jawab mereka kepada raja: “Benar, ya raja!”Katanya: “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” 
  14. Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: “Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!”Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu. 
  15. Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaranpun tidak ada pada mereka. 
  16. Berkatalah Nebukadnezar: “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. 
  17. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu.” 
  18. Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.

Para pejabat tinggi kerajaan Babylon merasa iri hati kepada kehebatan dan keberhasilan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka berusaha mencari kelemahan ketiga orang yang takut akan Tuhan,tapi mereka tidak menemukanya, kecuali ketaatan mereka kepada Tuhan yang mereka sembah dan cintai dengan segenap hati mereka.

Ketaatan dan keimanan mereka kepada Tuhan adalah sumber kehidupan mereka, tapi hal itu dijadikan titik kelemahan oleh musuh Tuhan sehingga dirancangkan sebuah keputusan raja yang sengaja dibuat untuk memjerat Sadrakh dkk untuk bisa dibinasakan.

Sadrakh dkk, tidak kena jebakan mereka, dan tidak menjadi benci, dendam kepada mereka, bahkan Sadrakh dkk tidak menjadi kurang ajar kepada raja.

Sadrakh dkk tidak mengandalkan kemampuan manusia mereka, kelihatan seperti tidak berdaya sama sekali, tapi mereka mengandalkan sepenuhnya pada kuasa dan kemampuan Tuhan yang mereka sembah.

Sadrakh dkk, tidak melarikan diri, dan tidak melawan waktu diikat,bahkan menurut saja waktu dibawa dan dimasukan ke dapur api yang dipanaskan 7x dari panas api biasa, sehingga orang yang membawa Sadrakh dkk kedepan dapur api mati hangus disambar api yang sangat panas, tapi Sadrakh dkk tidak apa-apa.

Sadrakh dkk dimasukan bertiga dalam keadaan terikat, tapi dilihat oleh raja Nebukadnezar menjadi berempat dan orang yang keempatmukanya seperti anak dewa. Dan merekan berjalan-jalan dengan bebas, apiyang sangat panas hanya memutuskan belenggu yang mengikat mereka tapi tapi tidak menyakiti selembar rambut pun dari Sadrakh dkk.

Saya yakin para pejabat yang memasukan Sadrakh dkk ke dapur api, semuanya masuk kedapur api yang mereka buat.

Raja Nebukadnezar dan seluruh rakyatnya menyembah Tuhan nya Sadrakh dkk,Tuhan nya mereka yang melakukan keajaiban besar didalm dapur api yang sangat panas dan mereka cuma diam saja. 

DANIEL DI GOA SINGA,

DANIEL 6:1-10

(6-2) Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; 

(6-3) membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan. 

(6-4) Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. 

(6-5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. 

(6-6) Maka berkatalah orang-orang itu: “Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!” 

(6-7) Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: “Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku! 

(6-8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. 

(6-9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali.” 

(6-10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu. (6-11)Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

DANIEL 6:14-18:

(6-14) Lalu kata mereka kepada raja: “Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya.” 

(6-15) Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya. 

(6-16) Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: “Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!” 

(6-17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!” 

(6-18) Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa. 

DANIEL 6:18-28:

(6-19) Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur. (6-20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; 

(6-21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?” 

(6-22) Lalu kata Daniel kepada raja: “Ya raja, kekallah hidupmu! 

(6-23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.” 

(6-24) Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya. 

(6-25) Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka. 

(6-26) Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: “Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu! 

(6-27) Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. 

(6-28) Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa.” 

(6-29) Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.

Jesus berdoa untuk iman Petrus agar iman nya tidak gagal, 

LUKAS 22:29-32

  1. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, 
  2. bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. 
  3. Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. 
  4. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” 

The only struggle we need to do is striving to have the rest,

9. So then, there remains a Sabbath rest for the people of God,

  1. for whoever has entered God’s rest has also rested from his works as God did from his.
  2. 11 Let us therefore strive to enter that rest, so that no one may fall by the same sort of disobedience. – Hebrews 4:9-11. Amen.
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.