Setiap manusia perlu Yesus

Pagi ini saya diingatkan Tuhan tentang kesombongan manusia. Dan Hari ini saya mau membahask topik ini, yang sering kita lalaikan dalam hidup sebagai anak Tuhan.

Pada saat saya melihat ruangan ini, yang saya melihat orang-orang yang berpotensi dan juga penuh dengan prestasi. Coba lihat saja prestasi-prestasi manusia di ruangan ini, architecture ruangan ini, mikrofon, speaker, alat-alat music, dan AC. Manusia mengejar prestasi pada umumnya. Masalah yang dapat timbul ketika mengejar dan mencapai suatu prestasi adalah kesombongan.

Contohnya, ada yang berkata, “Coba lihat perusahaan-ku ini, yang kubangun dengan tangan-ku sendiri mulai dari nol.” “Coba lihat hasil transkrip kuliah-ku, high distinctions semua.” “Coba lihat anakku ini.” “Coba lihat prestasiku itu.”

Saya mau menunjukkan saudara hari ini sebenarnya Tuhan tidak senang akan semua kesombongan manusia. Seberapa tingginya prestasi, seberapa hebatnya saudara, Tuhan tidak akan pernah terkejut. Prestasi apapun yang kita capai, maupun kegagalan kita, semuanya tidak keluar dari rencana Tuhan. Seperti yang terulis di dalam firman Tuhan, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28). Segala sesuatu yang terjadi membawa kebaikan bagi anda yang mengasihi Dia. Segala sesuatu itu, baik dan buruk , dua-duanya.

Jika kita pelajari, manusia menjadi sombong karena prestasi yang dicapai-nya bukanlah suatu hal yang baru. Kita bisa melihat dalam Kejadian 1, manusia pertama yang Tuhan ciptakan, Adam dan Hawa, jatuh ke dalam dosa karena mereka mau menjadi sama seperti Tuhan. Ini adalah suatu kesombongan. Lucifer jatuh dalam kesombongannya karena mau malaikat-malaikat mengelukannya seperti mengelukan Tuhan. Tujuan Setan bukan menjatuhkan anda dalam mencapai suatu prestasi tetapi menjatuhkan anda dalam kesombongan. Kesombongan di sini tidak hanya ketika kita sok-sokan. Contohnya, bila anda sakit, anda ke dokter, bila anda mempunyai masalah dalam hidup, anda mencoba untuk mencari solusi sendiri. Pada waktu anda pilek, anda mencari obat pilek, tetapi pada waktu anda dapat kanker baru anda mencari Tuhan. Ketika kita diperhadapkan dengan ketidakmungkinan atau kesusahan dalam mencari solusi sendiri, anda baru mencari Tuhan, dan ini adalah suatu kesombongan. Anda tidak memikirkan untuk mencari Tuhan dulu dalam hal-hal kecil.

Minggu lalu adalah minggu pertama di mana anakku Judah, berumur 5 tahun , masuk ke sekolah TK (Kindergarten) untuk pertama kalinya. Saya dan istriku berdiri di ruangan mendampingi Judah. Sang guru mengutarakan suatu pertanyaan kepada Judah “Judah, bolehkah saya mengetahui, bahasa apa yang Judah pakai dirumah selain bahasa Inggris ?” Jawaban Judah, ” Australian.” Sang guru tidak akan mengemukakan pertanyaan ini jika tidak terjadinya kasus menara babel yang tercatat di dalam Alkitab.

Kejadian 11:1-9 membicarakan soal Menara Babel. 1 Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. 2 Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. 3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat. 4 Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.” 5 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, 6 dan Ia berfirman: “Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. 7 Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.” 8 Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. 9 Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.

Di sini kita bisa melihat keinginan manusia dalam mencapai suatu prestasi , mereka ingin mendirikan suatu bangunan untuk mencapai ke langit. Tetapi apakah ini hebat ? Tidak. Tuhan saja harus turun ke bumi untuk melihat bangunan itu. Bearti dari tempat tahta Tuhan saja sudah sangat tidak kelihatan, bukan? Kejadian Menara Babel sangat tidak menyenangkan hati Tuhan. Dan hal ini juga terus diulang oleh manusia yang mempunyai keinginan dalam mencapai suatu prestasi untuk menangkap kekaguman manusia lain.

Tidak ada satu hal pun yang kita lakukan yang bisa membuat suatu kejutan bagi Tuhan, Anda tidak akan membuat Tuhan berkata ‘Wow, luar biasa apa yang anda telah lakukan.’ Ada suatu prestasi yang jauh lebih penting daripada mencapai prestasi-prestasi kita sendiri, itu adalah Mengenal Tuhan.

Begitulah rasul Paulus menganggap betapa indahnya dan pentingnya dalam mengejar prestasi ‘Mengenal Kristus’ didalam Filipi 3:7-8.

Filipi 3:7-8 7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. 8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Segala prestasi yang dicapai oleh Paulus dianggap ‘Sampah’, selain mengenal Yesus. Sampah tidak disimpan,sampah dibuang, bukankah begitu? Ingat, kita adalah ciptaan. Dia adalah Pencipta.Kita tidak bisa membuat ‘kejutan’ bagi Dia, Pencipta semesta alam.

Yakobus 4 : 13-16 13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, 14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 15 Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” 16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.

Dalam ayat yang ke 16, kata ‘salah’ ini berasal dari kata ‘poneros’ dalam bahasa Yunani, yang berarti jahat (evil) – kesombongan adalah suatu kejahatan di mata Tuhan.

Amsal 27:1 “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.”

Firman Tuhan mengingatkan kepada kita supaya tidak menjadi sombong. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan hidup kita di bumi ini akan berakhir. Tuhan sangat benci dengan kesombongan manusia. Raja Herodes mati seketika juga karena ia tidak memberi kehormatan atau kemuliaan kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 12:23).

Hidup ini seperti ‘uap’. Anda mungkin berkata saya ini bisa hidup sampai umur 70 tahun. Tetapi apakah anda tahu, ini tidak tentu. Hidup ini sama seperti uap yang sebentar saja ada dan sebentar hilang. Kita tidak akan tahu kapan kita meninggalkan dunia ini. Maka milikilah sikap hati ‘Jika Tuhan menghendaki’. Namun jangan berpikir dengan memakai rumus “jika Tuhan menghendakinya….” atau “insya-Allah” di dalam kosa-kata lalu kita adalah orang yang tidak sombong. Yakobus tidak peduli akan kata-kata yang kita pakai, sebab kesombongan berakar di dalam pikiran dan hati manusia. Tetapi ada baiknya juga kalau kita membiasakan diri kita dengan berkata, “Jika Tuhan menghendakinya…”, guna mengingatkan diri kita senantiasa untuk tidak menjadi sombong.

Lalu bagaimana kita harus menghadapi hidup ini? 1. Menyenangkan Tuhan, bukan manusia Milikilah sikap hidup yang ingin menyenangkan Tuhan, bukan menyenangkan manusia atau mencari pujian dari manusia.

 

Matius 6:1-4 1 “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Intinya dari Matius 6:1-4 adalah jangan cari pujian dari manusia, tetapi carilah pujian dari Tuhan.

Tidak sukar untuk bersukacita kalau kita memperoleh promosi dalam pekerjaan, memperoleh berkat anak, atau mencapai prestasi yang luar biasa. Tetapi kalau sebaliknya, dipecat dalam pekerjaan, mengalami sesuatu yang sangat tidak baik, apakah anda tetap bisa bersuka cita?

Setiap kita pasti pernah mengalami kekecewaan. Dan apa yang Tuhan inginkan adalah supaya kita bersukacita karena Tuhan, bukan karena situasi kita. Jadikanlah Tuhan sebagai sumber sukacita kita.

Mazmur 16:11 16:11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa

Psalm 16:11 16:11 You make known to me the path of life; in your presence there is fullness of joy; at your right hand are pleasures forevermore.

Sukacita yang dijanjikan Tuhan bukan sekejap, bukan sementara, bukan 1 minggu, 1 bulan, bahkan bukan beberapa tahun, dan juga bukan banyak ataupun sedikit. Dimensi sukacita Tuhan adalah penuh (full) dan tidak itu saja, Dia menjanjikan kesenangan selama-lamanya, bukan sementara saja.

Disisi lain, dunia ini menawarkan sukacita yang berdimensi sekejap atau sementara saja; tidak ada sukacita penuh, dan tidak ada kesenangan yang kekal. Namun bodohnya manusia tetap saja mau memilih kesenangan dari dunia.

John Piper berkata “Your pleasure is the measure of your treasures”. (Kesenangan anda adalah terletak dari ukuran akan apa yang menjadi harta karun anda)

2. Setiap manusia perlu Tuhan Hidup manusia ada di tangan Tuhan. Nabi Hosea mencatat bahwa manusia yang hidupnya jauh dari Tuhan itu seperti kabut pagi dan embun pagi yang hanya ada sebentar saja dan lalu hilang (Hosea 13:3).

Teman saudara dan sanak saudara keluarga yang belum mengenal Tuhan, maupun saudara sekalian yang sudah mengenal Tuhan, semuanya memerlukan Tuhan. Sebab Tuhan bisa memberikan sukacita yang penuh dan bersifat selama-lamanya.

Amsal 19:21 21 Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. Jika waktu anda di bumi sudah habis, maka ,meninggallah anda dari bumi. Dan sekalipun anda tidak akan tahu kapan itu akan terjadi.

Dari semua yang kita lakukan, kita perlu mengenal satu personaliti dengan baik, yaitu Tuhan.

Tanyalah Tuhan , apakah yang anda akan lakukan semuanya memberi kemuliaan bagi Tuhan? Bukan mengejar apa yang membuat orang lain senang tetapi kejarlah apa yang membuat Tuhan senang.

Persoalannya bukanlah apa profesi saudara, tetapi apakah anda telah menjadi murid Tuhan Yesus di tempat kerjamu atau di manapun Tuhan taruh saudara?

Tujuan kita adalah selalu mencari wajah Tuhan. Jadilah murid Kristus. Apakah dengan talenta yang Tuhan berikan dan pekerjaan yang anda miliki menunjukkan kepada orang-orang bahwa anda murid Tuhan Yesus? Mari kita intropeksikan diri kita masing-masing, apakah ada kesombongan dalam diri kita? Bertobatlah jika ada, setiap manusia memerlukan Tuhan.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.