The message of the Cross

Ps. Daniel Prajogo

Siang hari ini saya ingin berbagi sebuah cerita di Alkitab dengan anda tentang seorang pemimpin muda yang kaya di Matius 19. Background orang ini merupakan orang yang excellent tetapi kita tahu bahwa akhir dari cerita ini bukanlah happy ending dimana ia pergi meninggalkan Yesus. Kita bisa berkata seperti Petrus walaupun ia pergi kita tetap mengikuti Tuhan dengan kata lain kita merasa lebih baik dari orang ini dengan sangat mudahnya tetapi sebelum itu saya ingin memberi description tentang orang ini sebaik yang saya bisa.

Yang pertama orang ini muda. Alkitab tidak menulis berapa umurnya tetapi walaupun umurnya masih muda, dia sudah menjadi sangat kaya dan mempunyai martabat yng baik di masyarakat. Ada banyak orang yang hartanya banyak tetapi martabatnya buruk di masyarakat karena korupsi atau bos mafia. Pemuda ini memiliki keduanya dan lebih lagi orang ini melakukan hukum taurat; paling tidak the best he can do. Yang paling penting lagi adalah, di tengah semua kesuksesan nya ini dia masih menginginkan satu hal lagi yaitu hidup yang kekal. Kalau saya boleh berkata jujur, tidak banyak orang Kristen yang memikirkan kehidupan yang kekal even when they come to church and in church. Banyak yang memikirkan eternal life baru setelah mereka pergi ke ICU atau funeral service. Tetapi kalau hidupmu lancar-lancar saja trus yang dipikirin your best life now.

Tetapi pemuda ini justru sebaliknya; dia masih mencari jawaban atas keinginannya itu dan dia mencarinya di tempat yang tepat yaitu Tuhan Yesus dan bukan ke tempat lain. Dan seperti saudara tahu bahwa Tuhan Yesus tidak terlihat istimewa at least di mata manusia. PenampilanNya sangat sederhana dan dia hanyalah salah satu dari banyak Rabi pada jamanNya. Dia hanya dipanggil rabi atau guru dan tidak pernah dipanggil Tuhan ataupun Son of God. Saya tidak tahu apakah dia sudah pergi ke rabi lain tetapi saya tahu bahwa Yesus adalah sumber jawaban jika anda punya pertanyaan tentang eternal life. You don’t come to Jesus asking how to be rich or how to look better but you come to Jesus when you have a question nobody else can answer and that is about eternal life.  Dan disitulah dimulai percakapan pemuda ini dengan Yesus. (Matius 19: 16-26)

Saya yakin setiap dari kita pernah sedih dalam hidup. Tetapi siapa dari kita pernah sedih karena alasannya karena kita ingat kita punya harta yang banyak? Atau karena kita punya banyak property dan emas batangan? Mungkin sebaliknya justru. Tuhan Yesus berkata kepada muridnya bahwa lebih mudah bagi unta untuk masuk ke lubang jarum daripada orang kaya masuk ke kerajaan surga. Lalu setelah murid-muridnya mendengar itu sangat gemparlah mereka karena jika orang kaya sebaik ini saja tidak bisa masuk ke kerajaan surga, lalu siapa yang bisa selamat? Lalu Tuhan menjawab di ayat 26.

Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.

Apakah yang Tuhan maksud dengan “hal ini”? Yang dimaksud Tuhan adalah masuk ke kerajaan surga. Karena sangat tidak mungkin bagi manusia tetapi sangat mungkin bagi Allah. Dari percakapan tersebut saya melihatnya dari suatu angle yang saya sebut confronting grace (Kasih yang mengkonfrontasi). Sering kali kita mendengar kabar yang gembira dan menghibur di gereja tetapi ada juga waktunya gereja mengkonfrontasi tetapi pada akhirnya Kristus akan memberikan love and hope. Sebelum hope itu datang, kita harus bisa dikonfrontasi terlebih dahulu yang artinya kita harus bisa di challenge dari semua asumsi dan semua pemikiran kita yang tidak sejalan dengan pikiran Tuhan dan grace itu confront kita dan bukan berarti Tuhan condemn kita tetapi dia justru ingin menyelamatkan kita. Ia ingin menunjukkan bahwa kita salah dan harus berpaling kepada kebenaran seperti yang Ia lakukan kepada pemuda ini dimana mindsetnya adalah earning salvation.Konsep yang salah dimana kehidupan kekal bisa diusahakan.

Dan kenapa Tuhan confront pemuda ini? Karena pemuda ini adalah orang yang berhasil dimanapun ia berada baik di pekerjaan,sosial, dan kehidupan pribadi dan ia merasa ia juga pasti akan berhasil mengusahakan kehidupan yang kekal. Engkau tidak akan bisa memperoleh kehidupan kekal karena keberhasilanmu tetapi hanya dengan berharap pada kemurahan Allah. Orang muda ini berpikir bahwa ia tidak hanya sukses dalam kekayaan materi tetapi dia ia juga merasa kaya dalam kebenaran dan moral. Dan ini yang Tuhan maksud bahwa orang yang merasa dirinya kaya akan sangat sulit untuk masuk dalam kerajaan Allah sebab ketika Tuhan Yesus khotbah di bukit Ia sampaikan “Berbahagialah engkau yang miskin sebab engkau yang empunya kerajaan Allah.” Dan di Lukas 4:18 ia juga berkata bahwa Ia datang untuk memberitakan Injil kepada orang miskin. Itulah sebabnya Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang raja yang mengirim undangan kepada rakyatnya tetapi dengan berbagai alasan rakyat-rakyat menolak dengan alasan ingin beli lembu atau ladang karena mereka merasa self-sufficient dan mereka merasa happy dengan kehidupan mereka sehingga merasa undangan raja tidak penting dengan kata lain mereka merasa they don’t need salvation from God.

Memang tidak ditulis di dalam Alkitab tetapi saya percaya ketika orang-orang kaya itu menolak dan raja mengundang orang-orang miskin, orang miskin itu sangat shocked dan bertanya-tanya apa yang membuat saya worthy untuk diundang raja and it’s too good to be true. But I tell you if you know that you are unworthy of salvation, the Gospel is really amazing for you. Kenapa kita merasa tidak terlalu amazed dengan gospel? Karena kita merasa too good; so good in fact that we think the grace of God is not so good because we’re already good. Tetapi untuk orang-orang yang gagal the gospel is really a message of hope. Dan ini yang Tuhan mau confront dalam hidup orang kaya ini dan hidup kita semua. Do you think that you are rich? Cause if you do, indeed I tell you, and you don’t need the Kingdom of God. Sangat berbeda dengan konsep kingdom of the world where it honours the rich. But the kingdom of God welcomes the poor.

Yang kedua yang Tuhan challenge dari orang ini ketika Ia berkata juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku. Kalimat ini sudah berabad-abad diperdebatkan oleh theologians apakah Tuhan ingin anak muda ingin menjual semua hartanya dan juga kepada kita untuk berlaku demikian jika ingin selamat? Disini kita harus melihat inten tidak hanya konten bahwa Tuhan tahu kita tidak bisa melakukan hukum taurat dengan sempurna. Oleh sebab itu Paulus berkata Galatia 3:24 bahwa hukum taurat hanya bertujuan untuk menuntun kita sampai kepada Kristus dan ketika kita telah sampai, hukum taurat berkata bahwa hanya Yesus yang bisa menyelamatkan bukan hukum taurat itu sendiri. Hukum taurat menunjukkan betapa berdosanya kita di hadapan Tuhan sehingga kita berkata “I need a saviour!” because the law is not our saviour instead lead us to our saviour. Lalu apakah maksudnya Tuhan berkata demikian? Sebab orang muda ini berpikir ia seperti mengkoleksi trophy after trophy, degree after degree dan Tuhan berkata bahwa keselamatan bukanlah seperti trophy tetapi about entering the kingdom of God yang berarti kita masuk territory baru yang mempunyai new rules and policy dan kita tidak bisa hidup semau kita karena kita tidak mengambil keselamatan itu menjadi milik kita tetapi kita masuk ke dalam territory and authority tersebut yaitu Kingdom of God. Salvation is about renouncing your old citizenship which belongs to the kingdom of the world to a new kingdom which is Kingdom of God. Tapi lebih daripada itu salvation is not an addition, salvation is a replacement. Salvation bukan berarti tambahan apa yang kita punya tetapi sesuatu yang harus mengganti semuanya yang paling mendasar dalam kehidupan kita.

Perumpamaan di Matius 13:45-46, Tuhan berkata apakah kita siap menjual lebih dari harta kita? Karena ketika kita mau menerima keselamatan, kita menerima Tuhan sebagai Tuhan bukan sebagai source; which is not bad. But salvations belong to the Lord; not to the provider, healer, but to the Lord.  Tuhan Yesus tidak mau to be added dalam kehidupan kita. Ia tidak mau anda undang sebagai tamu di dalam kehidupan anda but He wants to be your King. Dia bukan seorang tamu yang kita undang tetapi kita masih berlaku seperti raja dalam kehidupan sendiri lalu memanggil dia ketika kita perlu Dia tetapi disini Tuhan berkata lepaskanlah semua hartamu dan jadikanlah Aku your only treasure sebab Ia ingin anda tahu meskipun anda kehilangan semuanya engkau masih punya harapan untuk melewati hidup ini dengan sukacita.

Di satu sisi, Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh dengan kasih dan kemurahan tetapi di sisi lain dia adalah Tuhan yang demanding but not nagging. Banyak orang yang percaya without thinking and it’s risk free thinking dan risk free thinking does not add any value. Karena if you lose nothing from following Christ, you’ll get nothing from following Christ. He demands more than what we can think of because he has something to offer more than we ever imagined. Tuhan tidak pernah ingin membuat orang itu menjadi miskin tetapi Ia ingin orang ini menjadi kaya karena harta di surga tidak pernah kenal depresiasi tetapi anak muda ini tidak bisa melihat itu. Orang muda ini tidak marah dan complain tetapi sedih karena ia mengalami dilemma karena ia ingin harta di surga tetapi terlalu sayang dengan hartanya. More often the now and visible has more demand than the invisible and the future.

Apakah orang ini sedih karena takut kehilangan hartanya? Kenapa makhluk hidup takut akan benda mati? Dia tidak takut kehilangan hartanya tetapi dia takut yang dia investasikan di dalam kekayaannya itu hilang yaitu Identity, Security, and Pleasure. Di dalam kekayaannya itu dia mendapatkan identitasnya, rasa aman untuk hari esok, dan dia mendapatkan kesenangan dari kekayaannya. Yang membuat dia tidak bisa mengikut Yesus bukanlah uang tetapi he trust his wealth more than he trusts Jesus. Dia tidak percaya bahwa Tuhan bisa memberi identity, security, and pleasure yang lebih baik.

Saya ingin bertanya pagi ini kepada saudara dan saya; apa yang anda dapatkan dari mengikuti Tuhan Yesus yang uang tidak bisa beri? Saya ingin kita bisa menjawab pertanyaan ini karena jika kita tidak bisa menjawab pertanyaan ini berarti kita tidak pernah tahu bahwa Jesus gave us more than money ever could maka kita tidak akan pernah mau pegang Yesus lebih daripada uang. Kita akan tinggalkan Yesus supaya kita dapat uang karena uang memberikan apa yang kita lihat dan nikmati hari ini which is true; so true.

Waktu saya renungkan ini, saya tiba-tiba melompat keluar dari konteks saya dan berkata kepada diri saya bahwa saya harus mulai khotbah tentang the gospel application of our daily life. Maksudnya begini, gospel jangan hanya direnungkan di gereja sebab gospel itu justru kita perlukan di luar gereja dan setelah itu baru kita bisa melihat salvation Tuhan dalam hidup kita. Contohnya, apakah identitas kita di dalam gospel? Children of God. Seberapa penting kah identitas ini kepada saudara? Saya ingin saudara renungkan sendiri saja karena implikasi dan efek dari identitas ini sangat banyak. Kalau kita sudah tahu kita mendapatkan Image, identity, and dignity yang tertinggi adalah children of God karena di atas children of God hanyalah Tuhan sendiri. Jika kita sudah tahu ini dan berpaling kepada Tuhan maka engkau akan sadar mengapa Tuhan mengangkat kau yang tak layak begitu tinggi. Ketika kita sadar akan hal ini, something radical will happen. Kita tidak akan lagi mencari identitas di dalam pekerjaan kita, harta, atau penampilan kita sebab kita sudah dapat identitas di dalam Tuhan.

Demikian juga security. Tuhan berkata kalau bapa yang jahat di dunia saja bisa memelihara kamu apalagi Bapamu yang disurga. Ketika kita keluar dari gereja dan dihadapkan dengan hal-hal yang menakutkan kita tidak akan gentar karena kita tahu our security comes from God, our father. He has many more ways than we could ever imagine to keep us safe and secure. Our problem is kita hanya berpikir ini hanya terjadi di gereja. Kalau kita melihat Jesus is precious kita akan berkata I’d rather lose this than Jesus.

Di perumpamaan Matius13:44 kita bisa melihat persamaan dan perbedaan dengan orang muda kaya. Di mana mereka sama-sama menjual harta miliknya tetapi orang yang membeli ladang ini, ia melakukannya dengan sukacita tetapi orang muda kaya ini melakukannya dengan hati yang sedih. Kenapa? Apa ia tidak senang dengan hartanya sekarang? Dia pasti sangat cinta hartanya. Perhatikan bahwa harta dan uangitu berbeda. Uang itu benda tetapi harta itu hati kita. Jadi money bisa saja tidak jadi treasure melainkan Tuhan Yesus lah treasure kita. Tapi orang miskin tak punya uang bisa saja treasure money bukan hanya orang-orang kaya saja.

Orang ini dikatakan dia menjual seluruh miliknya bahkan treasure-nya yang ia cintai dan melekat di hatinya. Kenapa? Bahkan dengan sukacita pula ia menjualnya. Karena hatinya was overwhelmed oleh treasure terpendam yang ia temukan. Dan itulah yang Tuhan maksud dengan born again; seperti yang dikatakan pada Nikodemus that unless you are born again, you will not see the kingdom of God. And because you cannot see the kingdom of God, you will not have strength, passion, power in your heart to release everything that you have for the sake of the Kingdom of God.

Tetapi kita juga harus punya komitmen untuk mengejar Kerajaan Allah dan tahu di dalam hati kita. Tuhan Yesus berkata engkau akan melihat yang lain diminish in value dan engkau bisa berkata yang dahulu kuanggap keuntungan sekarang kuanggap rubbish. Tetapi bagaimana kita bisa melihat itu? We need to come back to the cross of Jesus. Sebenarnya Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan saudara dan saya dan menjadikan kita semua harta kesayangannya. Tapi untuk melakukan semuanya itu Ia harus kehilangan hartaNya. Ia harus tinggalkan kesetaraanNya dengan Allah dan kehilangan semuaNya hanya untuk menyelamatkan saudara dan saya. Perumpamaan ini menceritakan tentang Tuhan. Dia berkata I’ve done it for you, I’ve lost everything to save you.

Saya mau tutup dengan Ibrani 12:2 berkata

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus ,   yang memimpin   kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan  tekun memikul salib  ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. 

Waktu Tuhan Yesus memikul salibnya ia sangat menderita tetapi tidak pernah ia mengeluh atau mengutuk karena in His most inner self during His suffering He sees the hope of joy which is my and your salvation. Waktu kita bisa melihat the revelation of the cross kita bisa lihat sebelum Ia meminta kita meninggalkan semuanya, Ia sudah melakukannya terlebih dahulu bukan untuk mencari barang baik tetapi barang yang sudah hancur dan dibuat menjadi baik. Sekarang kalau Ia minta kita tinggalkan semuanya bukan untuk mencari barang yang hancur tetapi barang yang kekal. Waktu kita bisa melihat ini kita bisa melihat bahwa gospel is a radical transformation. Waktu kita bisa melihat kasih Tuhan yang begitu dalam untuk menyelamatkan kita itu memegang hati kita; kita bisa lepas dari pegangan idol yang lain. Cinta kita kepada dunia ini hanya bisa di replace oleh cinta kita kepada Tuhan. If we hold the cross of Christ and see that He out of choice sold all He had to get us; sinners to be His treasure. To change our lives from trash into treasure. That is why grace is always and forever amazing.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.