17 Sep Mazmur 8 – Siapakah aku?
Mazmur 8:1-10
Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud.
Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
“Apa itu manusia?” Atau lebih spesifik, “siapakah aku?” Siapa yang pernah menanyakan hal ini? Ada dua pertanyaan mendasar dalam kehidupan: identitas dan tujuan. Pertanyaan tentang identitas bertanya tentang siapa saya dan pertanyaan tujuan bertanya tentang untuk apa saya ada di sini atau apa arti kehidupan. Kedua pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tidak dapat kita lewati. Setiap dari kita pasti akan mengajukan pertanyaan ini. Bahkan, budaya kita terobsesi dengan hal ini. Anda bisa melihatnya dalam judul-judul buku di toko buku. Anda bisa melihatnya di banyak acara TV. Anda bisa mendengarnya dalam banyak percakapan dengan teman anda. “Aku harus menemukan jati diriku. Ini bukan aku. Aku harus menjadi aku. Aku harus menemukan siapa aku sebenarnya.” Jadi siapakah anda? Siapakah saya?
Ada yang ingat film Jackie Chan yang sudah lama berjudul, “Who am I?” Tunggu, mungkin itu adalah pertanyaan yang salah. Film ini dirilis pada tahun 1998. Beberapa dari anda baru saja keluar dari rahim ibu anda saat itu. Ada beda generasi di sini. Tapi anda tahu siapa Jackie Chan? Jika Avengers adalah orang Asia, Jackie Chan akan menjadi Kapten Asia. Cerita plot film ini sangat sederhana. Jackie Chan adalah CIA yang sedang menyamar untuk melacak sebuah organisasi kriminal dan dia mengalami amnesia dalam proses. Untuk beberapa waktu, dia tidak ingat siapa dia dan kehilangan tujuannya. Akhirnya dia mendapatkan ingatannya kembali dan menyelesaikan tujuannya untuk menghancurkan organisasi kriminal tersebut. Kedengarannya tidak asing? Mengetahui tujuan dimulai dengan mengetahui identitas. Jika anda salah identitas, anda pasti akan menjalani kehidupan yang tidak berarti.
Pertanyaan identitas adalah satu pertanyaan yang harus kita jawab. Anda tidak bisa kabur dari pertanyaan ini. Anda tidak bisa hidup tanpa mengetahui siapa anda. Kita semua ingin merasa berharga, berarti dan kita ingin hidup kita mempunyai nilai. Jadi pertanyaannya bukan apakah anda memiliki identitas atau tidak tapi apa identitas anda? Setiap orang memiliki sesuatu yang konstan dari mana mereka membangun kehidupan mereka. Itulah definisi identitas. Itulah yang membuat anda menjadi anda. Masalahnya adalah, sebagian dari kita tidak berpikir cukup jauh. Kita tidak bertanya “mengapa.” “Mengapa hal ini membuat saya merasa berharga? Mengapa hal itu membuat saya merasa bahwa saya penting?” Jika anda membaca buku-buku sekuler tentang identitas, mereka akan memberitahu anda “bagaimana” cara anda merasa berharga. Mereka tidak memberitahu anda “mengapa.” Bahkan, banyak buku-buku Kristen melakukan hal yang sama. Mengapa? Karena pada umumnya kita hanya ingin tahu apa yang berhasil. Kita suka diberi tahu 10 langkah untuk menjadi lebih baik tapi tidak ada yang bertanya mengapa.
Buka internet dan baca artikel tentang gambar diri. Anda akan menemukan hal-hal seperti, “menurunkan berat badan membantu membangun citra diri anda. Hasilkan lebih banyak uang dan anda akan merasa lebih percaya diri. Berolahraga secara teratur dan anda akan lebih menyukai diri anda. Pergi ke Korea dan lakukan operasi plastik dan ….” Saudara tahu lanjutannya. Jadi, kita memiliki banyak langkah tentang bagaimana membangun identitas diri. Tapi kita tidak bertanya mengapa. “Mengapa menurunkan berat badan membantu membangun nilai diri saya? Apakah ini benar? Apakah ini cara untuk menemukan identitas diri saya yang sesungguhnya?” Yang kita tahu adalah bahwa hal ini berhasil untuk si A dan si B. “Saya kehilangan 30 Kg dalam satu bulan dan saya tidak pernah merasa lebih baik tentang diri saya sendiri.” Jadi kita membeli metode mereka. “Minum banyak air, sarapan yang besar dan makan malam yang ringan, makan buah-buahan untuk makanan ringan dan bergabung menjadi anggota Fitness First dan ikuti kelas body combat.” Hal berikutnya yang saya tahu, saya sudah mengikuti program diet ini dan ikut kelas body combat. Tapi saya belum turun satu kilogram dalam 3 bulan terakhir. Saya sudah ditipu!
Kita semua membangun identitas kita atas sesuatu. Kita semua memiliki jawaban untuk pertanyaan “siapakah aku?” Namun, tidak semua dari kita memiliki jawaban yang benar. Mazmur 8 memberi kita jawaban yang benar. Inilah salah satu alasan mengapa Mazmur 8 sangat terkenal. Mazmur 8 berbicara tentang realitas siapa diri kita dan untuk apa kita berada di sini. Tapi sebelum kita melihat jawaban yang benar, saya ingin kita melihat jawaban yang salah. Ini adalah jawaban dunia untuk pertanyaan “mengapa.” Mengapa ini dan itu membuat identitas kita. Timothy Keller menulis bahwa ada tiga dasar jawaban yang salah yang budaya kita berikan untuk membangun identitas. Jika anda belom menyadari sampai sekarang, Timothy Keller adalah seperti Yoda buat saya. Salah satu pengaruh terbesar di dunia keKristenan, he is. Belajar dari pandangannya, I am. Penggemar Star Wars, we are.
Premis pertama, “Aku adalah apa yang aku miliki.” Ini adalah identitas yang mengatakan bahwa hal yang paling penting tentang anda adalah apa yang anda miliki. Apa yang ingin anda miliki dalam hidup ini? Semua orang menginginkan hal yang berbeda. Beberapa menginginkan uang, beberapa menginginkan pengaruh, beberapa menginginkan cinta. Intinya adalah, jika anda mendapatkan apa yang anda inginkan maka anda adalah seseorang. Jika anda tidak mendapatkan hal itu, maka anda tidak berarti. Apakah premis ini bekerja? Tentu tidak. Pikirkan saja. Apa yang terjadi saat anda menjadikan uang sebagai identitas anda? Anda akan menjual jiwa anda untuk memiliki uang sebanyak mungkin. Semakin banyak uang yang anda miliki, semakin anda merasa berharga. Jadi anda melakukan segalanya untuk tujuan ini. Tapi apa yang terjadi pada anda dalam proses? Mari saya beritahu apa yang terjadi. Anda kehilangan diri anda. Dengan menjadikan uang identitas anda, anda akan memiliki lebih banyak uang tapi anda akan kehilangan bagian dari diri anda pada akhirnya. Coba anda lihat kehidupan orang-orang yang sangat kaya dan sukses. Masuk ke dalam kehidupan mereka dan anda akan menemukan banyak kehancuran di sana. Anda akan menemukan keluarga yang berantakan. Penyalahgunaan narkoba dan alcohol. Anak-anak yang rusak. Dan setelah mereka sampai ke posisi paling atas dan merasakan kekosongan itu, mereka akan keluar dan berkata, “Aku menyesal karena aku tidak menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga saya. Aku menyesal karena …” Apa yang terjadi? Dalam menjual jiwa mereka untuk mengejar identitas, mereka kehilangan identitas mereka. Hal ini tidak bekerja.
Premis kedua, “Aku adalah apa yang aku rasakan.” Ini adalah pandangan yang mengatakan hal yang penting dalam hidup adalah bukan tentang apa yang anda miliki. Yang penting dalam hidup adalah tentang mengetahui dan mengikuti perasaan terdalam anda. Hal ini sering dinyatakan dalam perkataan seperti, “Aku capek melakukan apa yang orang lain katakan aku harus lakukan. Ini hidupku Aku punya hak untuk memutuskan apa yang aku mau lakukan. Aku harus menjadi diriku. Aku harus mengikuti perasaanku. Aku harus mengikuti hatiku.” Apakah anda sering dengar kata-kata ini? Ada beberapa masalah besar dengan pandangan ini. Apakah anda siap? Perasaan berubah. Apa yang anda rasakan saat ini belum tentu sama dengan apa yang akan anda rasakan besok. Perasaan dan keinginan anda berubah setiap saat tergantung pada kondisi anda. Premis ini dibangun di atas premis lain bahwa jauh di dalam diri kita, kita memiliki satu keinginan yang tidak berubah yang mengendalikan semua keinginan kita yang lain. Ini tidak benar. Mencintai wanita yang sama selama 30 tahun dan menghancurkan kerajaan demi mengikuti perasaan hati anda untuk mendapatkan wanita ini bukanlah kenyataan. Ini namanya drama Korea. Kenyataannya adalah, tiga tahun berlalu dan anda sudah mencintai wanita lain. Atau mungkin dalam beberapa minggu?
Dan inilah masalah lain tentang perasaan. Kalau saya melihat perasaan saya sekarang, pada saat bersamaan, saya menginginkan hal yang berbeda dan kontradiktif. Saat ini, saya ingin menurunkan berat badan. Tapi saya juga ingin KFC. Ini berdua tidak bisa berjalan bersama namun saya menginginkan dua-duanya. “Yang mana yang kamu paling inginkan?” Nah pada hari Senin saya ingin menurunkan berat badan dan itulah sebabnya saya ikut Body Combat. Tapi pada hari Selasa saya menginginkan KFC karena saya sudah ikut kelas body combat pada hari Senin. Ada yang seperti saya? Memiliki identitas berarti memiliki sesuatu dalam diri yang tidak berubah. Itu berarti memiliki kesamaan, sesuatu tentang saya yang selalu ada. Terlepas dari keadaan, itu selalu ada. Itulah identitas. Bisakah kita menemukan identitas kita dengan mengikuti perasaan kita? Tidak mungkin.
Tapi kelemahan terbesar dari premis ini adalah berpikir bahwa kita tidak memerlukan validasi dari luar. “Aku tidak peduli apa yang orang katakan. Aku adalah aku dan aku tidak membutuhkan orang lain untuk mengerti aku.” Ini tidak bekerja. Apakah anda tahu di mana orang-orang yang benar-benar berpikir seperti ini berada? Rumah sakit jiwa. Anda mungkin keras kepala dan gigih. Anda mungkin melakukan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang dipikirkan dan dipercaya orang di sekitar anda. Tapi dengan berbuat demikian, anda melakukannya dengan satu kepercayaan bahwa anda benar. Dan anda berharap bahwa ketika suatu waktu orang lain dapat melihat cara anda melihat, anda akan mendapatkan validasi mereka. Tidak ada yang bisa memvalidasi diri mereka sendiri. Diri sendiri tidak cukup untuk anda. Setiap dari kita rindu untuk seseorang mengatakan kepada kita, “Apa yang kamu lakukan tadi itu sangat mengagumkan. Aku bangga terhadap kamu. Well done.” Kita semua membutuhkan penerimaan. Anda membutuhkannya. Saya membutuhkannya.
Premis ketiga, dan ini adalah premis paling populer di zaman kita sekarang, “Aku adalah siapapun yang aku katakan.” Ini adalah pandangan postmodern. Pada dasarnya keyakinan ini percaya bahwa tidak ada kebenaran dan kesalahan mutlak dan anda bisa menentukan benar dan salah sesuai keinginan anda. Bagi mereka, identitas bukanlah sesuatu yang anda temukan. Identitas adalah apapun yang anda katakan. Ada rasa kebebasan yang luar biasa yang mengikuti premis ini. Ini sangat menarik. “Jangan biarkan orang lain menentukan siapa kamu. Kamu adalah kamu. Kamu tidak harus tunduk kepada siapapun. Anda bebas menjadi anda.” Beberapa dari anda berpikir, “apa yang salah dengan itu?” Ijinkan saya memberitahu anda. Inilah dasar gerakan LGBT. Persamaan. Kita semua punya hak mendefinisikan diri kita sendiri dan tidak ada yang bisa mengatakan tidak kepada kita. Ini adalah identitas yang koheren. Ada kesamaan antara apa yang anda rasakan dan apa yang anda lakukan. Ini sangat kuat. Ini mengalahkan dua premise lainnya dengan mudah. Masalahnya, tidak mungkin untuk hidup seperti ini.
Saya beri contoh. Gerakan LGBT. Semua orang sama dan bebas untuk menentukan diri mereka sendiri sesuai dengan yang mereka inginkan. Nah, apa yang terjadi bila seseorang yang berpegang pada pandangan ini bertemu dengan seorang Kristen? Katakanlah beberapa dari mereka datang ke gereja dan mendengar saya berkhotbah “Homoseksualitas adalah dosa. Tuhan membenci dosa homoseksual dan anda perlu bertobat.” Anda tahu apa yang akan mereka pikirkan? Mereka akan menganggap saya fanatik. Mereka akan menganggap saya membenci mereka karena saya tidak setuju dengan pandangan mereka. Mereka menganggap pandangan saya salah dan mereka akan menindas saya karena itu. Mungkin nama saya akan masuk koran. “Yosia, pendeta mata sipit ROCK Sydney menentang hak asasi manusia.” Apakah anda melihat apa yang terjadi? Di satu sisi, mereka memegang pandangan tentang kebebasan dan persamaan. Anda bisa menjadi siapapun yang anda inginkan. Tidak ada yang benar dan salah. Namun mereka tidak bisa menerima saya menjadi saya. Mereka tidak menerima saya memegang pandangan keKristenan saya. Begitu mereka tidak setuju dengan orang-orang yang tidak setuju dengan mereka, identitas mereka hancur dan mereka menyerang orang-orang yang tidak setuju. Apa yang terjadi dengan kebebasan dan kesetaraan? Tidak mungkin hidup dengan pandangan ini.
Itulah tiga premis utama identitas yang ditawarkan dunia. Aku adalah apa yang aku miliki; Aku adalah apa yang aku rasakan; Aku adalah siapapun yang aku katakan. Namun tidak satupun dari mereka bekerja. Mungkin mereka berfungsi untuk satu musim, tapi tidak secara konsisten dan koheren. Itu bukan identitas. Identitas adalah sesuatu yang benar tentang anda dalam setiap saat. Alkitab memberi kita jawaban yang sangat radikal. Mazmur 8 membahas masalah identitas. Tapi Mazmur 8 menjawab pertanyaan “siapakah aku” dengan “siapakah Tuhan.” Alkitab menyatukan identitas Allah dengan identitas manusia. Anda hanya akan tahu identitas anda yang sesungguhnya sejauh anda mengetahui keagungan Tuhan. Semakin anda melihat kemuliaan Tuhan, semakin anda melihat kemuliaan manusia. Ini adalah jawaban keKristenan untuk pertanyaan yang paling mendasar dari keberadaan manusia. Siapa anda ditentukan oleh siapa Tuhan.
Jadi, Mazmur 8 menjawab pertanyaan identitas dalam tiga bagian. Kebesaran Tuhan; kekecilan manusia; kemuliaan manusia.
Kebesaran Tuhan.
Mazmur 8:2-4 – Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
Mazmur ini dimulai dan diakhiri dengan, “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!” Apa yang ditulis Daud dalam ayat 3 sampai ayat 9 adalah penjelasan tentang deklarasi pujian dalam ayat 2 dan 10. Daud menggunakan dua kata untuk Tuhan dan mereka bukan kata yang sama dalam bahasa Ibrani. Tuhan yang pertama, yang dituliskan dalam huruf besar kecil, adalah nama sebenarnya dari Tuhan. Ketika Musa bertemu Tuhan di semak yang terbakar, Musa bertanya kepada Tuhan siapa nama Dia. Dan Tuhan menjawab, “Aku adalah aku,” yang kemudian dikenal sebagai Yahweh. Artinya, Tuhan lebih besar dari sekarang. Tuhan lebih besar dari masa lalu. Dia lebih besar dari masa depan. Itu berarti Tuhan tidak pernah tidak ada dan Tuhan tidak dapat diukur dengan waktu karena Dia berada di luar waktu. Dia tidak memiliki awal dan Dia tidak memiliki akhir. Dia terus menerus selama-lamanya. Dia adalah satu-satunya keberadaan yang mutlak. Dia tidak bergantung pada apapun dan segala sesuatu bergantung pada Dia. Daud menyatakan bahwa Yahweh ini adalah Tuhan kita dan namanya mulia di seluruh bumi. Tidak ada satu milimeter pun di bumi dimana Yahweh tidak mulia dan megah. Dia lebih besar, bijak, lebih cantik dan luar biasa dari segala sesuatu dimanapun. Dia tidak memiliki saingan. Inilah pokok utama mazmur 8. Daud mengajak kita tidak hanya mengetahui kemuliaan nama Yahweh tetapi juga untuk bergabung dengan dia untuk memuji keagungan nama Yahweh.
Daud kemudian melanjutkan dengan mengatakan, “Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.” Ini adalah sesuatu kesamaan yang kita miliki dengan Daud. Apakah anda pernah memandang ke langit dan melihat bulan dan bintang, dan berpikir, “Tidak mungkin semua ini terjadi secara kebetulan. Pasti ada artis yang menciptakan semua keindahan ini. Pasti ada Tuhan.” Inilah yang Daud alami. Langit dengan segala isinya memberi kesaksian tentang kemuliaan sang seniman. Langit menyatakan kemuliaan Yahweh. Tapi dia tidak berhenti sampai disitu. Perhatikan apa yang Daud katakan dalam ayat 4. “Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu,” Jangan lewatkan ini. Ini keren banget. Daud tidak mengatakan pekerjaan otot Tuhan. Ia bahkan tidak mengatakan karya tangan Tuhan. Daud berkata ini hasil buatan jari-Nya. Jari!
Pikirkan saja. Jika galaksi kita, Bima Sakti, seukuran Australia, maka tata surya kita seukuran secangkir air. Bumi akan menjadi seukuran setitik debu yang nyaris tak terlihat dan anda, akan dibutuhkan jutaan tahun lagi untuk menciptakan mikroskop yang bisa mendeteksi anda. Dan kita tahu sekarang bahwa galaksi kita hanyalah satu dari sekian miliar (sembilan nol) galaksi yang bisa kita ketahui. Alam semesta jauh lebih besar dari apa yang bisa dipahami oleh pikiran kita. Namun Tuhan menciptakan semua itu dengan jarinya! Semua yang anda lihat di langit memiliki sidik jari Sang Seniman besar. Jika jari-jari Allah bisa melakukan semua itu, seberapa besar Tuhan? Tidak heran Daud mengatakan, “Ketika aku melihat karya-karya jari-jari-Mu, ketika aku melihat langit, bintang-bintang dan bulan, ketika aku melihat kemuliaan-Mu mengatasi langit, ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!” Atau jika Daud adalah Chris Tomlin, ia akan bernyanyi, “Yours the name above all name. You are worthy to be praised. My heart will sing how great is our God.”
Satu hal lagi tentang kehebatan Tuhan dan kemudian kita harus lanjut. Lihat ayat 3. “Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.” Rupanya Tuhan yang besar ini memiliki musuh. Musuh-musuhnya adalah mereka yang menolak untuk mengakui kemegahan namanya. Bagaimana cara dia berurusan dengan musuh-musuhnya? Dia menggunakan mulut bayi dan anak-anak. Terjemahan Inggrisnya, “baby and infants.” Dengarkan baik-baik. Apa yang keluar dari mulut bayi? Teriakan dan suara. Ini adalah tanda kelemahan. Bayi tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka bahkan tidak dapat makan sendiri. Yang bisa mereka lakukan dengan mulut mereka hanyalah membuat suara. Tapi Yahweh begitu hebat sehingga dia bisa membungkam musuh-musuhnya dengan menggunakan yang lemah, suara yang keluar dari mulut bayi. “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!”
Izinkan saya memberi dua aplikasi cepat. Pertama, anda tidak bisa main-main dengan Allah yang besar seperti ini. Jika Tuhan menciptakan alam semesta yang terus berkembang ini hanya dengan jari-jarinya, siapakah anda untuk memerintahkan Tuhan apa yang harus Dia lakukan? Tapi bukankah itu bagaimana kita seringkali memperlakukan Tuhan? Kita memperlakukan Dia seperti pembantu kita. “Mbak, nasi goreng. Manis dan pedas ya. Tuhan, pacar. Cantik dan seksi ya. Mbak, setrika baju. Tuhan, setrika suamiku.” Tuhan bukan pembantu anda. Dia adalah raja agung yang berdaulat. Anda tidak bisa memerintahkan Dia apa yang Dia harus lakukan. Anda hanya bisa tunduk pada ketuhanannya dan memuji kemegahan namanya. Kedua, kelemahan adalah kekuatan. Bila anda mengakui keagungan Yahweh dan tunduk kepada ketuhanan agung Dia, Dia akan menggunakan anda untuk membungkam musuh-musuhnya. Tuhan senang menggunakan apa yang lemah bagi dunia untuk mempermalukan yang kuat.
Kekecilan manusia.
Mazmur 8:4-5 – Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Daud melihat ke langit. Dia melihat sidik jari Tuhan di langit. Dia menatap luasnya alam semesta yang ada di atas dia. Anda tahu apa yang anda rasakan saat anda melakukannya? Cobalah suatu waktu. Daud bahkan tidak memiliki informasi yang kita miliki saat ini. Dia tidak tahu seberapa luas alam semesta ini. Dia tidak memiliki pemahaman tentang Mars, Pluto, tata surya, galaksi. Kita memilikinya. Tapi dia mengalami apa yang kita alami saat kita merenungkan posisi kita di bawah luasnya alam semesta. “Siapa aku? Aku begitu kecil. Aku tidak berharga. Aku tidak penting. Aku bukan siapa-siapa.” Tak satu pun dari kita dapat melihat langit dan berkata, “Galaksi ini sangat beruntung memiliki cowok seperti aku di dalamnya. Aku begitu mengagumkan.” Dalam terang kebesaran Tuhan dan ciptaannya, anda akan mendapati diri anda sangat kecil. Intinya jelas. Tuhan itu sangat besar dan anda hanya setitik debu dibanding dengan Dia. Tapi Daud tidak berhenti pada kecilnya manusia. Ya, manusia itu kecil dan tidak penting. Tapi yang mengejutkan pikiran Daud adalah kenyataan bahwa Allah mengingat dan mengindahkan manusia. Atau terjemahan literalnya, Tuhan memperhatikan dan memperdulikan manusia. Tuhan semesta alam tidak hanya menyadari keberadaan kita. Dia memperhatikan kita dan dia peduli terhadap kita.
Apakah anda tahu bahwa setipa kita memiliki keinginan yang kuat untuk diperhatikan? Para wanita, apa yang anda lakukan saat bertemu dengan pacar anda setelah anda memotong rambut tanpa memberi tahu dia? Anda akan terus bermain dengan rambut anda. Benar? Atau jika tidak, anda tetap menggunakan kata “rambut” setiap beberapa kalimat. “Oh coba liat rambut dia. Halus banget rambutnya.” Jika belum berhasil, anda mencoba, “rambut kamu terlihat berbeda hari ini. Apakah kamu pakai wax yang berbeda?” Dan jika masi belum berhasil juga, anda bertanya, “Kamu lihat ada sesuatu yang beda tidak dengan aku?” Dan jika dia masih belum sadar, anda mendiamkan dia semalaman. Dan ini bukan hanya wanita. Pria suka stretch badan mereka setelah mereka pulang gym. Kita strectch kanan dan kiri dan terus mengeluh bahwa tubuh kita pegel setelah ngegym enam jam. Mengapa? Karena kita semua ingin dilihat. Kita semua menginginkan perhatian. Jika kita tidak bisa mendapatkan perhatian yang baik, maka kita akan melakukan sesuatu yang buruk untuk mendapatkan perhatian. Kita perlu untuk tahu bahwa kita berada dalam pikiran seseorang. Seseorang memperhatikan kita. Seseorang peduli pada kita. Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada pergi ke Indonesia selama beberapa minggu dan kembali dan menyadari bahwa tidak ada seorang pun di gereja yang sadar kalau saya tidak ada di tempat. Saya mungkin pindah gereja kalau itu terjadi.
Inilah yang mengherankan pikiran Daud. Pacar anda mungkin tidak memperhatikan anda. Kekasih anda, orang tua anda, teman anda, gereja anda mungkin tidak memikirkan anda. Tapi sosok terbesar di alam semesta memikirkan anda. Anda mungkin lebih kecil dari setitik debu tapi pikiran-Nya penuh dengan anda. Tuhan memikirkanmu. Tuhan menatapmu. Tuhan tersenyum memikirkanmu. Anda sangat berharga di matanya. Dan Dia tidak hanya memikirkan anda, dia peduli terhadap anda. Jika saya bisa memasukkan kata-kata yang berbeda, Tuhan tidak hanya menganggap anda berharga, dia juga membelikan anda bunga untuk menunjukannya. Dan jangan salah berpikir bahwa “Aku pasti luar biasa. Itu sebabnya Tuhan begitu memperhatikan aku.” Tidak, anda sangat kecil dan Allah itu maha besar. Adalah misteri alam semesta bagaimana Tuhan semesta alam memperhatikan anda. “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!”
Kemuliaan manusia.
Mazmur 8:6-10 – Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
Jadi ikuti urutannya. Pertama, Daud mengatakan bahwa Tuhan itu begitu besar dan segenap ciptaan memberikan kesaksian tentang kemuliaan-Nya. Dia lebih besar dari imajinasi terbesar anda. Dibandingkan dengan dia, kita bukan apa-apa. Kita hampir tidak eksis. Namun dia memikirkan kita dan dia peduli terhadap kita. Tapi itu bukan akhir. Dia menjadikan kita puncak penciptaan. Dia memahkotai kita dengan kemuliaan dan kehormatan. Apa artinya? Artinya kita ditinggikan ke posisi bangsawan. Dan dia memberi kita kuasa atas pekerjaan tangan-Nya, atas binatang di padang, burung-burung di langit dan ikan di laut. Apakah itu terdengar tidak asing bagi anda? Harus. Ini adalah ayat favorit Ps. Sem. Kejadian 1:27-28 – Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Ini adalah apa yang para teolog sebut Imago Dei. Artinya kita diciptakan menurut gambar Allah. Tuhan membuat manusia menjadi kepala atas segenap ciptaan. Kita memerintah dan berkuasa sebagai wakil Tuhan. Jadi inilah kebenaran tentang diri anda dan saya. Kita diberi kekuasaan dan kita menjalankan kekuasaan kita atas ciptaan. Namun pada saat bersamaan kita bertanggung jawab kepada Tuhan dengan cara kita menggunakan kekuasaan itu. Kita harus mengambarkan Tuhan dengan cara kita menjalankan kekuasaan kita. Jadi, inilah yang dikatakan Mazmur 8 tentang identitas kita. Kita sangat berharga dan mulia. Kita sangat bernilai. Tapi kita tidak berharga dan mulia karena kita. Tidak, bukan kita. Kita sangat kecil. Tapi seseorang menganggap kita berharga. Seseorang memahkotai kita dengan kemuliaan dan kehormatan. Seseorang memberi kita kekuasaan. Seseorang membuat kita puncak penciptaan. Seseorang menciptakan kita menurut gambar-Nya. Ini menghancurkan konsep identitas dunia. Identitas kita tidak dimulai dengan “aku” tapi “Tuhan.” Kita bukan apa yang kita miliki. Kita bukan apa yang kita rasakan. Kita bukan apapun yang kita katakan. Kita adalah siapa yang Tuhan katakan. “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!”
Ada begitu banyak aplikasi yang dapat ditarik dari Imago Dei. Saya akan memberikan anda empat saja. Nomor satu, kita bisa berhenti mencari penerimaan dari orang lain. Tuhan memperhatikan anda. Dia memikirkanmu dan dia peduli padamu. Jika Tuhan semesta alam memikirkan anda, siapa yang peduli dengan apa yang orang lain pikirkan? Kita diciptakan menurut gambar Allah. Kita tidak berharga karena kita memiliki banyak teman di Facebook atau banyak pengikut di Instagram. Anda bisa memiliki 4000 pengikut atau anda bisa memiliki empat. Ayah, ibu, adik dan kakak. Anda tidak lebih berharga karena anda memiliki lebih dari 100 like di pos Instagram anda. Nilai kita tidak tergantung pada gaya rambut anda. Anda bisa memiliki rambut panjang, rambut pendek, rambut landak, rambut setengah topi, atau rambut bulan purnama. Anda bisa memakai jas, jeans robek, tanktop, tapi jangan jas dengan tanktop. Anda bisa tinggi, tidak begitu tinggi, tidak begitu pendek, atau semapai (semeter tak sampai). Anda bisa pergi ke UTS, UNSW, Sydney Uni, Macquarie atau University of Others. Anda bisa menjadi pendeta, cleaner, koki, pelajar atau pengacara (pengangguran banyak acara). Hal tersebut tidak menentukan identitas kita. Identitas kita dibangun pada kenyataan yang tidak berubah bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah dan identitas kita ada dalam perkataan Tuhan. Untuk tidak mengerti ini membuat hidup kita terus mengejar identitas yang tak pernah bisa memuaskan kita. Kita mulai melihat hal-hal dan orang lain untuk memberi tahu kita bahwa kita berharga. Hati kita berteriak mencari penerimaan yang tidak kita terima. Kenyataannya adalah bahwa kita memiliki nilai yang tak tertandingi yang telah diberikan kepada kita!
Kedua, kita bisa memberikan nilai kepada orang lain. Izinkan saya menggunakan pria sebagai contoh. Para wanita, jika anda tidak tahu, kebanyakan pria memiliki built-in hot-meter sensor di dalam mereka. Mereka memiliki sensor yang bisa mengetahui keberadaan wanita cantik dengan sangat cepat. Kepala mereka berputar lebih cepat tergantung kekuatan sinyalnya. Untuk beberapa alasan, sensor saya rusak. Mungkin saat Tuhan menciptakan saya, dia memutuskan untuk melepaskan sensor itu dari saya. Akan buruk jika saya terus memutar kepala saya sementara saya khotbah. Dan saya tidak punya masalah dengan kaum pria memperhatikan wanita cantik dan menggagumi ciptaan Tuhan yang indah. Sebaliknya, mari saya bantu para pria jomblo. Lain kali anda melihat gadis cantik di gereja, datangi mereka setelah ibadah dan katakan, “Halo, aku lagi baca kitab Bilangan di Alkitab tapi aku tidak menemukan bilangan nomor kamu di dalamnya. Bolehkah aku menambahkan nomor kamu ke dalam list?” Silahkan dicoba. Tapi dengar. Nilai mereka tidak dalam penampilan mereka. Kita perlu menyadari bahwa setiap orang diciptakan menurut gambar Allah dan setiap individu berharga. Sama seperti nilai kita tidak ditentukan oleh apapun yang kita lakukan, nilai mereka tidak didefinisikan secara eksternal. Mereka adalah refleksi dari kemuliaan Allah sama seperti kita. Oleh karena itu kita harus menghargai dan menghormati satu sama lain, melihat segala sesuatu melalui lensa Allah (bukan masa lalu, penampilan, rasa sakit, sakit hati, rasa bersalah). Rasisme bertentangan dengan Imago Dei. Putih, hitam, coklat, kuning, semuanya berharga di mata Tuhan. Puji Tuhan untuk orang Indonesia. Saya mencintai orang Indonesia. Tapi kita bukan puncak penciptaan; umat manusia adalah puncak penciptaan. Orang-orang dari berbagai negara mungkin memiliki preferensi yang berbeda karena mereka dibesarkan dalam budaya yang berbeda. Namun preferensi tersebut tidak membuat orang lebih baik dari yang lain. White-supremacist adalah anti-Injil. Okay kita tidak putih. Yellow-supremacist adalah anti-tesis terhadap kebenaran Injil. Atau coklat jika anda seperti saya. Semua orang dari segala bangsa sangat berharga di mata Tuhan. Ini apa artinya bagi kita untuk memiliki Imago Dei.
Aplikasi ketiga, kita ini bukan hasil evolusi kera. Tidak masalah apa yang dikatakan oleh buku teks biologi anda. Tidak akan ada “planet of the apes.” Umat manusia adalah satu-satunya yang diciptakan menurut gambar Allah dan diberi kekuasaan atas ciptaan. Bukan kera. Kita bukan hewan dan kita lebih berharga dari binatang. Saya dulu punya anjing husky bernama Max. Kami mencintai Max. Dia adalah anjing yang ganteng dan gagah. Melihat Max menjaga rumah, saya merasa aman. Jadi, saat itu keluarga saya terdiri dari papi, mami, cece saya yang berumur 11 tahun, saya yang berumur 9 tahun, beberapa pembantu, dan Max. Izinkan saya mengajukan pertanyaan. Katakanlah misalnya tiba-tiba keluarga saya mengalami krisis keuangan dan kami perlu memotong pengeluaran, siapa yang dikeluarkan dari rumah? Saya beri tahu anda apa yang tidak mungkin papi saya lakukan. Papi saya tidak akan berpikir, “Hmm, siapa yang paling banyak habisin duit diantara semua? Apakah itu istriku? Tidak, dia hampir tidak pernah mengeluarkan uang. Dia itu definisi cina. Apakah anak cowoku? Tidak, kebahagiaannya sangat sederhana. Yang dia butuhkan untuk bahagia dalam hidup adalah sayap ayam dan nasi. Dia sangat hemat biaya. Oh, aku tahu siapa yang harus pergi. Anak perempuanku. Dialah yang akan paling banyak habisin duit.” Papi saya tidak akan melakukan ini. Meski sejujurnya, cece saya itu wanita berbiaya tinggi. Membesarkan dia membutuhkan biaya 5 kali lebih banyak daripada membesarkan saya. Tapi ini bukan pertanyaan accounting. Tidak akan ada yang menyarankan, “Keluarkan putrimu. Dia terlalu mahal.” Ini bahkan bukan pertanyaan tentang kenyamanan. Jika ukurannya adalah kenyamanan, saya yang akan pertama keluar. Tidak ada yang menyebabkan papi mami saya pusing lebih banyak daripada saya. Tapi saya harap kita tahu apa jawaban yang benar. Siapa yang keluar? Max. Tidak ada perdebatan. Memelihara Max akan membuat hidup lebih mudah bagi orang tua saya. Saya yakin Max lebih nurut dari saya. Tapi ukurannya bukanlah mahal atau nyaman. Kita tahu secara naluriah bahwa manusia memiliki martabat khusus di atas ciptaan lainnya. Kita tidak sama dengan hewan. Kita bukan hasil evolusi kera. Kita diciptakan menurut gambar Allah. Kita diberi kekuasaan atas ciptaan.
Keempat, kita diciptakan untuk menampilkan Tuhan. “Manusia diberikan status tinggi sebagai pembawa-gambar Tuhan, bukan supaya ia menjadi sombong dan otonom, tapi supaya ia akan mencerminkan kemuliaan Penciptanya.” – John Piper. Piper kemudian memberi contoh patung. Patung adalah gambar seseorang. Mengapa anda memasang patung atau gambar seseorang? Anda memasang gambar seseorang sehingga ketika orang melihat gambar itu, mereka diingatkan akan seseorang itu. Jadi jika kita membangun patung Ps. Achien dalam memori yang penuh kasih untuk tahun-tahun yang dia sudah lewati bersama kita, tujuan dari patung itu adalah agar anda mengingat dia setiap kali anda melihat patung itu. Dia mungkin berada di Melbourne dan jauh dari kita tapi kita mengingat dia setiap kali kita melihat patungnya. “Apakah kita akan membangun sebuah patung untuk Ps. Achien?” Tentu saja tidak, kecuali jika anda membangun satu untuk saya juga. Jika tidak saya akan cemburu. Ini adalah tujuan gambar. Mengapa Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya? Untuk menunjukkan Tuhan. Tuhan menciptakan begitu banyak gambar-gambar dirinya yang kecil sehingga kita mengkomunikasikan siapa Tuhan itu terhadap satu sama lain dan atas ciptaan lainnya. Jadi ketika orang melihat anda, mereka tidak hanya melihat anda tapi mereka diingatkan siapa Tuhan. Cara kita memerintah dan berkuasa atas ciptaan harus mencerminkan kemuliaan Allah. Ini adalah tujuan dari Imago Dei. Inilah kemuliaan manusia.
Sekarang ketika anda membaca Mazmur ini, satu-satunya tanggapan yang tepat adalah untuk menyanyi, “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!” Mazmur ini menjawab pertanyaan “siapakah aku” dengan cara yang berbeda dari yang kita kira. Kita ingin menghasilkan nilai dan identitas untuk diri kita sendiri. Kita ingin mempunyai arti hanya karena kita ini penting. “Saya titik pusat alam semesta!” Tapi ini bukan bagaimana Alkitab menjawab pertanyaan identitas kita. Alkitab menjawab pertanyaan tentang identitas dengan jawaban atas pertanyaan yang berbeda. Mazmur 8 menjawab pertanyaan “siapakah aku” dengan jawaban atas pertanyaan “siapakah Tuhan.” Bisakah anda melihatnya? Tuhan itu begitu besar. Anda sangat kecil. Tapi Tuhan memperhatikanmu. Dia peduli padamu. Dia memahkotaimu dengan kemuliaan dan kehormatan. Dia memberi anda kekuasaan atas ciptaan. Dia menciptakan anda menurut gambar-Nya. Jadi ini bukan tentang siapa saya tapi siapa Tuhan itu. Semakin mulia Tuhan dalam pikiran anda, semakin anda melihat kebesarannya, semakin anda akan mengerti siapa diri anda. Identitas anda terikat dengan pewahyuan siapa Tuhan itu.
Namun, kita tidak bisa berhenti di Mazmur 8. Karena jika kita berhenti disini, kita akan mengalami masalah. Mazmur 8 memberi tahu kita kemuliaan manusia. Ini sangat mulia. Anda diciptakan menurut gambar Allah. Anda diciptakan untuk mencerminkan Tuhan. Anda adalah wakil Allah atas ciptaan-Nya. Anda sangat berharga di mata Tuhan. Anda bukan kecelakaan. Anda bukan produk evolusi. Anda dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan. Anda memiliki kekuasaan atas ciptaan. Ini adalah deskripsi agung tentang anda dan saya. Inilah masalahnya. Ketika saya melihat saya, saya tidak melihat itu. Karena dosa, bukannya mencerminkan citra Allah, saya sering merusak gambar Allah. Saya gagal menghidupi gambaran Allah. Saya gagal untuk mencerminkan kemuliaannya atas ciptaan. Ketika saya melihat orang-orang sekitar saya saat ini, manusia sama sekali tidak terlihat seperti gambaran Mazmur 8. Tidak hanya kita menyaksikan sifat jahat manusia setiap hari di berita, tapi kita juga menyaksikan kekuatan destruktif alam. Badai, taufan, banjir, gempa bumi, gunung berapi. Saya tidak melihat realitas Mazmur 8. Saya tidak melihat diri saya dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Namun Alkitab mengantisipasi masalah kita.
Ibrani 2:6-9 – Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya.” Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatu pun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya. Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.
Jangan lewatkan ini. Mazmur 8 adalah tentang manusia. Namun Ibrani 2 merubah Mazmur 8 dari berbicara tentang manusia kepada Yesus. Yesus adalah gambar wujud Allah yang sempurna. Yesus adalah representasi Allah. Dia adalah Allah. Tapi kemudian Yesus datang ke bumi sebagai manusia. Dan untuk sementara ia dibuat sedikit lebih rendah dari para malaikat. Dia mengambil rupa manusia. Dia menjadi seperti kita. Dia menjalani kehidupan yang kita seharusnya hidupi dan ia mati kematian yang kita layaknya terima. Dengan kematian di kayu salib, Dia menanggung upah dosa dan dengan kebangkitan, dia mengalahkan maut. Dan sekarang, kita belum melihat segala sesuatu di bawah kekuasaannya. Ini adalah masalah yang kita alami. Tapi itu bukan akhir cerita. Meskipun kita belum melihat segala sesuatu tunduk kepada Kristus, Kristus sudah dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Dia sudah duduk di atas takhta menunggu harinya tiba di mana ia akan membuat segala sesuatu menjadi baik. Jadi dunia yang kita lihat sekarang penuh dengan kehancuran. Tapi tidak untuk selamanya. Raja sudah duduk di atas takhtanya. Hari penghakiman akan datang.
Jadi Mazmur 8 adalah pertama dan terutama tentang Yesus. Tetapi juga tentang anda. Kristus bukan hanya Tuhan tapi dia juga gambaran manusia yang sempurna. Dia adalah pemenuhan dari segala sesuatu yang dikatakan Mazmur 8. Ketika anda percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Mazmur 8 juga menjadi kebenaran untuk anda. Karena ketika anda menerima Yesus, segala sesuatu yang benar tentang Yesus menjadi benar untuk anda. Jadi, ketika anda melihat diri sendiri di cermin, anda akan melihat apa yang mata manusia melihat. Anda melihat kelemahan-kelemahan anda. Anda melihat kekurangan anda. Anda melihat betapa kecilnya anda. Anda melihat kegagalan anda. Tetapi ketika anda terus melihat dengan mata iman, anda akan melihat kebenaran lain muncul. Tuhan memperhatikan saya. Tuhan peduli terhadap saya. Tuhan berkata bahwa saya adalah karya agung-Nya. Saya puncak penciptaan. Sekarang saya belum dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Saya tidak melihat segala sesuatu ditaklukan di bawah kakiku. Tapi saya melihat Yesus dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Saya melihat dia menderita kematian bagi saya dan diangkat ke posisi tertinggi karena itu. Saya melihat apa yang telah dilakukan Kristus bagi saya. Saya melihat bahwa suatu hari semuanya akan diberikan kepadanya. Setiap penderitaan, penyakit, kesedihan, semua di bawah kakinya. Dan sekarang karena Yesus, saya dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Saya diadopsi ke dalam keluarga kerajaan. Saya memiliki penghormatan Kristus karena saya ada di dalam Kristus. Saya tidak perlu orang lain untuk memberitahu saya siapa saya karena saya sudah tahu siapa Tuhan itu. Saya tahu siapa saya. Saya milik Kristus. Saya adalah milik-Nya dan Dia adalah milik saya. Itulah saya. Inilah Injil.
Sorry, the comment form is closed at this time.