14 Oct Menerima Dan Melakukan Mandat Kerajaan Allah
Ayat Pokok :
MATIUS 28:18-20:
- Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
- Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
- dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
LUKAS 5: 1-7:
- Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
- Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
- Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
- Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”
- Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”
- Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
- Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
I. Pendahuluan
Gereja yang Tuhan kehendaki adalah gereja yang bergerak keluar dan mencari jiwa bagi perluasan Kerajaan Allah. Tuhan Yesus sudah memberikan mandatNya dalam Matius 28:19-20 untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya. Sebagai orang percaya, gereja Tuhan harus bergerak dan memberikan perhatian yang penuh untuk masuk ke dalam dunia dan menyampaikan Injil Kerajaan kepada mereka. Kita harus mempersiapkan diri dengan baik untuk menuai jiwa bagi Yesus.
Bagaimana persiapan dan kualifikasi gereja untuk melaksanakan mandat kerajaan Allah?
II. Isi
Mari kita belajar dari ayat-ayat ini secara eksposisi:
LUKAS 5: 1-7:
5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya
Ketika Yesus berkotbah di Pantai Danau Genesaret atau Galilea, banyak orang mendengarkan Yesus dengan perhatian. Yesus memberikan contoh yang sangat baik bagi kita—gereja akhir zaman bahwa Yesus melayani jiwa-jiwa tidak dihalangi oleh empat tembok gereja-Nya. Paradigma ini harus kita tangkap, Pelayanan kita terhadap jiwa terhilang tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat gerejawi yang kita punya. Selamatkan jiwa berapun harganya!.
Yesus memperhatkan Simon dan nelayan yang ada di perahu kosong. Simon dan nelayan-nelayan yang lain adalah gambaran dari orang-orang yang belum diselamatkan, belum bergereja, orang-orang yang tidak tertarik dengan hal-hal rohani.
Yang sedang mengajar kepada orang banyak adalah Yesus-Sang Raja; disana hadir ribuan orang, terdapat decak kagum yang luar biasa akan pengajaran Yesus, pengajaran yang hebat dan berkuasa, namun ada orang-orang yang tidak tertarik dengan apa yang Yesus sampaikan.
Bukankah kebanyakan model gereja seperti ini disaat sekarang?
Pengajaran yang hebat, praise and worship yang keren, fasilitas yang hebat dan terkini, namun disekitarnya ada orang-orang yang belum diselamatkan! Mereka adalah orang-orang yang sibuk dengan kehidupan dan pekerjaan mereka, memikirkan bagaimana untuk bertahan hidup, memikirkan dunianya sendiri bahkan sudah merasa lelah menjalani kehidupan.
Yesus sedang berhadapan dengan generasi yang tidak tertarik dengan hal-hal yang rohani.
Bagaimana caranya Yesus menjangkau generasi yang tidak tertarik kepada hal-hal rohani?
5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”
Yang menarik dari ayat ini adalah bahwa Yesus tidak menunggu Petrus untuk masuk bait-Nya, rumah doa-Nya, hadir dalam pertemuan-Nya.
Dia ubah tradisi waktu itu, Yesus yang masuk ke dalam perahu Simon dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
Yesus “duduk” di perahu Simon. Artinya Dia mau tinggal untuk beberapa saat. Dia mau fellowship dengan Simon Petrus.
Simon adalah nelayan yang sederhana, berpendidikan rendah, penampilan yang tidak terlalu menarik, mungkin bahasanya kasar, memiliki temperamen kurang stabil.
Simon adalah gambaran orang-orang yang belum menerima Yesus dengan gaya hidup manusia lama.
Yesus bersedia dengan rela hati untuk berfellowship (bersekutu) dengan Simon. Yesus mau bergaul dengan nelayan yang berpendidikan rendah, seorang pendosa.
Makna yang bisa ambil dari kisah ini adalah Yesus mengasihi Simon tanpa syarat.
Mari kita hilangkan sikap suka menghakimi, jangan meminta mereka berperilaku seperti orang kudus!
Mereka butuh dikasihi dan diterima. Gereja kita haruslah gereja yang penuh dengan penerimaan.
Yesus melihat ada kebutuhan. Perahu Simon kosong tanpa ikan, dan itu membuat Petrus kecewa. Dia merasa gagal, sudah berusaha keras namun tidak mendapatkan apa-apa.
5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”
5:5 Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”
Yesus mengatakan pada Petrus, “Bertolaklah ke tempat yang dalam.”
Reaksi pertama Petrus adalah tidak percaya karena sudah kerja keras, melempar jala namun tidak memperoleh apa-apa.
Petrus begitu percaya dengan keahliannya menjadi seorang nelayan.
Dia mencoba mengelak karena mengingat bahwa Yesus tidak cukup hebat untuk urusan menangkap ikan.
Asumsi Petrus, Yesus hanyalah anak seorang tukang kayu”.
Bukankah, orang-orang dunia ini akan mencoba menolak solusi yang kita berikan kepada mereka? Orang-orang di luar sana menganggap bahwa gereja tidak mengerti dengan urusan-urusan kehidupan mereka.
Padahal, kerajaan Allah harus masuk ke dalam semua urusan-urusan kehidupan di dalam dunia ini serta memberikan nilai-nilai ilahi di dalamnya.
Tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” (let down your nets for a catch. )
Dalam Bahasa Inggris perintah Yesus adalah menebarkan banyak jala (nets). Tapi Petrus hanya menebarkan 1 (satu) jala. Yesus katakan bahwa gereja-Nya harus melemparkan banyak jala.
Apakah yang dimaksud dengan Jala?
Jala adalah jaringan pertemanan (network) Anda, dalam semua aspek kehidupan, baik horizontal maupun vertikal.
Secara horisontal (mendatar) adalah rekan-rekan yang selevel dengan Anda.
Secara vertikal adalah pimpinan atau bos Anda atau yang sejenisnya.
Melalui gereja, semua jemaat harus bergerak melemparkan jala-jala. Maksimalkan pertemanan menjadi sarana untuk pemberitaan Injil. Coba periksa dalam daftar pertemanan Anda, berapa orang yang sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Raja mereka? Apakah Anda hanya akan diam saja?
Simon mulai mengayuh perahu dengan penuh ketaatan.
Dia mengesampingkan pikiran yang salah tentang perintah Yesus.
Dia mulai menebarkan jala lagi dan kali ini di tempat yang dalam.
Apa yang dimaksud dengan tempat yang dalam?
Yesus sedang menggambarkan bahwa kedalaman danau adalah wujud dari dunia yang kita diami ini.
Wujud dasar danau bukanlah rata, namun terdiri dari gunung-gunung, bahkan ada juga gua, bahkan ada sumber air panas, ada patahan-patahan yang menyebabkan gempa bumi.
Yesus sedang memberikan gambaran melalui kisah ini, bahwa orang terhilang itu seperti danau atau laut yang dalam.
Sinar matahari hanya bisa menembus danau atau laut sampai ke kedalaman 200 meter. Lebih dari 200 meter sinar matahari hanya remang-remang saja. Kedalaman Danau di dunia ini bisa mencapai 500 meter lebih dan kalau laut bisa mencapai puluhan kilometer.
Kita adalah PENJALA manusia.
Makin dalam Anda menyelam, paru-paru akan makin tertekan, makin besar tingkatan stressnya.
Sadarkah Anda bahwa di dunia di luar sana ada stress yang begitu besar, ada beban yang begitu besar dan begitu berat dan sangat dalam sekali.
Yesus katakan bahwa dunia orang terhilang di luar sana sama dengan danau yang dalam. Kita harus kesana! Yesus mau kita ada disana!
Yesus sering melukiskan jiwa-jiwa seperti ikan.
Ketika masuk ke dalam kedalaman danau/laut melalui nets (jaringan) maka Anda akan bertemu dengan model-model jiwa yang “aneh” bagi kita. Semakin masuk ke kedalaman tertentu maka akan menemukan model-model jiwa manusia yang asing bagi gereja. Namun, seperti mandat Yesus, selamatkan jiwa berapun harganya, Saving the losed with any cost!
Ilustrasi:
Di level yang dangkal, Anda akan bertemu dengan jenis orang-orang yang
funky penuh dengan tattoo, tindik, tidak hormat otoritas.
Ke level kedalaman berikutnya, Anda akan bertemu dengan orang-orang-orang dengan penampilan menarik, namun sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang memiliki hati yang jahat.
Semakin dalam, Anda akan bertemu dengan orang-orang yang hati yang gelap dan butuh terang Kristus, orang-orang yang memiliki mulut yang menyukai gosip-gosip dan suka berkhianat bahkan akan menemukan orang-orang yang terbiasa hidup dalam tekanan (under pressure) misalnya workaholic, yang hanya ingin memuaskan keinginann hawa nafsunya saja dan yang tidak memiliki waktu dan tidak tertarik kepada hal-hal rohani.
Semakin dalam, Anda akan bertemu dengan pembunuh, penjahat, penganiaya jalan Tuhan, pembenci orang-orang Kristen.
Semakin dalam ke dasar, maka Anda akan berhadapan dengan segala jenis monster kejahatan manusia yang sangat jahat.
Memang ada jenis-jenis manusia yang jahat di dunia ini, tetapi kita tetap perlu untuk pergi ke sana. Mengapa? Mereka sangat butuh kasih Tuhan yg tanpa syarat, mereka butuh berita kabar baik Injil, muridkan mereka, dan siapkan mereka untuk menjangkau sekitarnya!
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam
Sewaktu Simon mengijinkan Yesus untuk jadi kapten kapal, dan melakukan apa yang diperintahkan kepada nya, maka ada tangkapan ikan yang sangat banyak yang membuat perahu hampir tenggelam!
Gereja seperti kapal.
Untuk beberapa orang gereja hanya seperti;
• Kapal Pesiar : Di jenis gereja ini, jemaat tanpa komitmen, jemaat datang dan pergi sesukanya, sekedar “berkumpul” atau social gathering!
• Kapal Selam: di jenis ini, jemaat menyelam begitu dalam mengikuti perkembangan zaman, memiliki fasilitas di dalam gereja yang wah dan keren, bahkan tidak kalah seperti fasilitas entertaint yang dunia miliki namun tidak mengenal hati dan kehendak Tuhan akan jiwa-jiwa terhilang. Mereka menaikkan periskop melihat dunia di sekeliling, namun tidak ada inisiatif untuk menyalakan terang Kristus bagi mereka.
• Restoran Terapung. Jemaat ditempat ini memiliki rohani yang begitu gemuk karena mereka selalu mendapatkan pengajaran dan pewahyuan yang sangat luar biasa. Namun tidak mempraktekkan Firman Allah yang sudah diterima dan tidak memiliki kerinduan untuk menyelam ke dalam danau/laut dan selamatkan jiwa. Mereka hanya datang lalu “bayar” pengkotbah dan kemudian pulang. Lagu yang paling disukai adalah: “ku ingin tetap disini, menikmati bait Mu, ku ingin tetap disini, da memang indah wajah Mu”. Mereka tidak punya keinginan untuk “pergi dan memuridkan” yang lain.
• Kapal Perang. Gereja model demikian adalah gereja yang hebat dalam urusan perang melawan kuasa kegelapan, pandai dalam pemetaan rohani, hebat dalam doa yang profetik dan rajin berpuasa dan berkuasa.
Apakah salah? Tidak!
Namun Tuhan mau gereja-Nya adalah:
• Kapal Ikan. Kapal yang mengerahkan semua potensi-potensi dalam jaringan untuk menjangkau kedalaman danau. Menerima semua orang tanpa penghakiman, tanpa tuduhan-tuduhan, tidak repot dengan banyak urusan urusan lain kecuali berfokus pada masalah hati nya Tuhan, tidak fokus kepada income gereja, namun fokus kepada mandat dari Sang Raja.
Mereka fokus kepada bagaimana agar kerajaan Allah makin meluas. Mereka menyakini bahwa mereka adalah duta-duta Kristus, rasul-rasul Allah di dunia ini.
Dan model gereja ini adalah KITA bukan nya AKU yang mampu membuat perbedaan dengan dunia yang sangat selfis.
Kapal ikan selalu bekerjasama dengan kapal ikan lainnya untuk menampung ikan-ikan ke darat atau jiwa-jiwa ke dalam lumbungnya Tuhan.
III. Penutup
• Kita sedang berhadapan dengan generasi yang tidak tertarik dengan hal-hal yang rohani.
• Mereka butuh dikasihi dan diterima. Gereja kita haruslah gereja yang penuh dengan penerimaan
• Melalui gereja, semua jemaat harus bergerak melemparkan jala-jala. Maksimalkan pertemanan menjadi sarana untuk pemberitaan Injil. Beritakan Injil dan selamatkan jiwa-jiwa berapun harganya.
• Gereja harus masuk ke dalam kegelapan sambil membawa terang Kristus. Akan banyak tantangan, namun Roh Kudus akan memperlengkapi dengan hikmat, kuasa Nya dan keberanian Nya.
• Gereja yang membawa misi kerajaan adalah model kapal ikan yang mau menerima semua orang tanpa penghakiman. Gereja yang mampu menangkap isi hati Sang Raja. Datanglah kerajaan Mu, jadilah kehendak Mu di gereja kami, di rumah kami, di kantor kami, di sekolah kami, dipergaulan kami, seperti di surga. Amin.
Sorry, the comment form is closed at this time.