Motivasi Kasih Sejati – Feb 12

by Ellis Widjaja

Ada banyak sekali motivasi dalam mengasihi. Sebagian besar mungkin memiliki motivasi tersembunyi dibalik perbuatan mereka. Sebagai manusia, kita melakukan sesuatu bagi orang lain sehingga kita bisa mendapatkan sesuatu bagi kita. Dengan kata lain, manusia seringkali memanipulasi kasih untuk kepentingan mereka sendiri. Yang dunia butuhkan saat ini tak lain adalah kasih sejati yang tulus.

Alkitab menunjukkan bahwa Allah menjadikan kasih sebagai suatu perintah. Mengapa? Sebab Dia tau bahwa mustahil bagi manusia untuk mengasihi dengan kekuatan mereka sendiri. Dia berkata, “Inilah perintahKu bahwa kamu saling mengasihi …” (Yohanes 15:12). Sebuah perintah bukanlah sebuah usulan atau pilihan, tetapi mandat yang harus dikerjakan. Dunia membuat kita berpikir bahwa perasaan adalah hal yang utama dalam mengasihi. Namun, kasih sejati yang Yesus maksud berada jauh di atas perasaan. Allah memilih untuk memberikan AnakNya yang paling berharga untuk umat yang dikasihiNya.

Kasih yang sejati memberi tanpa alasan, tanpa kondisi, tanpa mengharapkan. Ia memutuskan untuk memberi tanpa menuntut kebutuhannya sendiri untuk dipenuhi. Alangkah baiknya jika kita semua dapat memutuskan untuk mengasihi demikian. Sebab kebutuhan kita yang tidak akan selalu terpenuhi akan menyebabkan kekecewaan demi kekecewaan dan akhirnya hubungan tersebut berujung pada kepahitan.

Tuhan tidak memiliki jaminan bahwa Anda akan merespon terhadap pengorbananNya dikayu salib. Tuhan menyelamatkan Saudara dan saya hanya oleh karena kasihNya yang begitu besar. Inilah kualitas dan arti dari kasih yang sejati. Kasih yang mana tidak seorangpun dapat hentikan karena kasih itu telah ada, utuh tanpa syarat bahkan di saat-saat kita yang terburuk
(Roma 5:8).

Oleh karena itu, jika ada kondisi atau alasan dibalik suatu perbuatan kasih, maka itu bukanlah kasih sejati. Di manapun ada alasan, di sana ada kondisi. Di mana ada kondisi, di sana ada ekspektasi. Di mana ada ekspektasi, di sana bukankah lagi kasih sejati, tetapi manipulasi. Survey berkata bahwa 99% masalah dalam hubungan disebabkan oleh ekspektasi. Mengapa? Karena ekspektasi selalu berujung pada kekecewaan.

Jika Anda memiliki alasan untuk mengasihi, maka alasan tersebut perlu dipertahankan supaya kasih itu tetap ada. Lama-kelamaan, Anda akan lelah karena kehabisan alasan-alasan sehingga tekanan yang ada akan menjadi terlalu besar untuk Anda. Motivasi kasih Allah bisa kita temukan dalam Yohanes 3:16. Tuhan tidak memberi tahu kita alasan yang menyebabkan Ia mengasihi kita. Sebaliknya, Tuhan cukup berkata, “Aku mengasihimu”. Motivasi kasih sejati adalah Allah itu sendiri. Sebab, Allah adalah kasih. Saat kita menerima Tuhan, saat itu juga kasihNya ada dalammu. Kita berada dalam naungan kasih Allah. Itulah yang memampukan dan menjadi motivasi kita untuk terus berjalan dalam kasih.

Oleh karena itu, saya menghimbau kita semua untuk memeriksa kembali motivasi untuk mengasihi orang-orang disekeliling kita. Gali terus pengertian kasihNya melalui pembacaan Alkitab setiap hari dan saya percaya, Allah yang sama yang telah mengasihi kita terlebih dahulu, juga akan memampukan kita untuk tulus mengasihi.

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.