Revolusi Kasih – Feb 12

By: Ps. Lydia Yusuf

‘sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku…’ Mazmur 69:9.

 

‘Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu karena cinta kuat seperti maut…’ Kidung Agung 8:6a.

 

Ayat-ayat ini melekat di hati saya dan setiap kali saya memperkatakannya, maka ada kekuatan baru yang membuat saya ingin berbuat lebih lagi. Sampai suatu hari saya membeli buku Revolusi Kasih (ditulis oleh Joyce Meyer); saya sedang membaca buku tersebut sambil terus bertanya apa yang Tuhan inginkan untuk mengasihi Dia lebih lagi.

 

Revolusi adalah suatu perubahan yang tiba-tiba, radikal atau penuh. Yesus ingin merevolusi pikiran dan tindakan kita, untuk mendefinisikan kasih sebagai sesuatu yang mengalir melalui kita. Yesus adalah pelaku revolusi; Allah tidak pernah berubah tetapi Ia datang untuk merubah manusia.

 

Kasih adalah tindakan. Sebagai pelaku revolusi kasih, kita harus mencari cara-cara baru yang lebih baik lagi untuk membawa kasih ke dalam dunia ini. Allah itu kasih dan Allah itu ada. Cara Allah menyatakan pribadiNya adalah melalui kita sebagai umatNya. Dunia perlu melihat kualitas kasih yang dihidupi secara nyata. Mereka mau melihat kesabaran, kebaikan hati, tidak mementingkan diri sendiri, hati yang rela mengampuni dan rela berkorban untuk orang-orang miskin.

 

Kasih itu Inklusif, tidak eksklusif – ‘jika anda menghakimi orang lain, maka anda tidak akan punya waktu untuk mengasihi mereka.’ Mother Teresa.

 

Marilah kita tunjukkan sikap bersahabat kepada orang-orang yang tidak kita kenal, khususnya mereka yang berbeda dengan kita. Ada orang yang memang secara alamiah ramah dan sangat bersahabat tetapi bagi mereka yang sepertinya tidak memiliki ‘sikap ramah’ perlu buat keputusan untuk ramah karena itu perintah Tuhan. Berhenti menghakimi orang karena keadaan luarnya tetapi kita harus memiliki keinginan untuk melihat jauh melampaui apa yang tampak dari luar dan mulai belajar mengenali siapa diri mereka.

 

Keluar dari zona nyaman anda untuk membuat orang lain merasa nyaman adalah cara untuk menunjukkan Kasih Allah kepada orang lain.

 

Jangan pernah meremehkan orang, hanya karena mereka tidak sama dengan kita. Mempunyai sahabat itu tidak salah, Yesuspun mempunyai tiga orang yang menjadi orang terdekat, tempat Yesus menghabiskan lebih banyak waktu dibandingkan dengan murid-murid lainnya. Tetapi Yesus tidak pernah membuat siapapun kurang berarti. Yesus membuat mereka semua merasa diri mereka sangat berharga.

 

Kasih tidak mengingat-ingat kesalahan.

 

6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran.

7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 1 Korintus 13:6-7.

 

Allah sangat menginginkan kita untuk saling mengasihi. Tetapi saling mengasihi tidak mungkin kita lakukan tanpa pengampunan secara total. ‘Ia (kasih Allah didalam kita) tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.’
1 Korintus 13:5.

 

Menyimpan kesalahan orang lain pasti akan menjadi racun bagi hidup kita sendiri dan sama sekali tidak merubah orang tersebut.

 

Jika kita ingin mengasihi, ijinkan Allah mentransformasi cara berpikir kita terhadap orang lain dan hal-hal yang mereka lakukan terhadap kita.

 

Jadilah pribadi yang suka menolong, baik hati, mengampuni dengan hati rela, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita. Ia berjanji tidak akan pernah membiarkan atau meninggalkan kita. Ia tetap mengasihi Petrus meskipun Petrus menyangkalNya; tetap mengasihi murid-muridNya meskipun mereka tidak bisa berjaga-jaga dan berdoa pada saat-saat penderitaanNya.

 

Petrus berkata: yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain sebab kasih menutupi banyak sekali dosa 1 Petrus 4:8. Kasih Allah kepada kita tidak hanya menutupi dosa tetapi telah membayar harga untuk menghapus segala dosa kita. Kasih merupakan bahan pembersih yang dahsyat. Ketika Petrus bertanya kepada Yesus berapa banyak ia harus mengampuni, Yesus menyuruhnya untuk terus mengampuni setiap kali saudaranya berbuat kesalahan. Jika kita ingin menjadi pelaku Revolusi Kasih, maka mengampuni adalah bagian dari pengalaman setiap hari dan jangan menceritakan kepada orang lain apa yang anda ketahui tentang kesalahan orang tersebut.

 

Nuh mabuk dan telanjang, anak lakinya Ham menceritakan kepada dua saudaranya dan Ham kena kutuk sedangkan kedua saudaranya yang diberitahu, berjalan mundur untuk menutupi aurat Nuh, ayahnya; dan mereka diberkati. Yusuf dijual sebagai budak oleh saudaranya dan ketika mereka mengetahui bahwa ia masih hidup serta menjadi penguasa atas makanan yang mereka butuhkan, merekapun sangat ketakutan. Yusuf tidak menceritakan kepada siapapun. Dengan hati yang lapang Yusuf mengampuni mereka dan memberikan makanan. Yusuf mengenal kekuatan Kasih dan pentingnya pengampunan total.

 

Hati yang tenang menyegarkan tubuh tetapi iri hati membusukkan tulang Amsal 14:30.

 

Amarah menciptakan tembok, Kasih membangun jembatan!  

 

Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.