Sumber Sukacita Terbesar – Jan 13

By Ellis Widjaja

 

Sering kali saya tanpa sadar bersungut-sungut dan sulit sekali bersukacita ketika menghadapi pergumulan. Akhirnya, saya selalu merasa bersalah dan gagal.

Suatu waktu, saya berdoa dalam hati, “Tuhan, saya rindu supaya sukacitaku hanya ditemukan dalamMu. Memuji dan menyembahMu, biarlah itu menjadi kesukaan dan sukacitaku”. Seiring saya menyembah, saya dapat merasakan kasih Tuhan yang begitu dalam. Saat itu Tuhan membukakan pikiran saya akan seorang ayah yang mempunyai anak kecil. Layaknya seorang anak, terkadang ia nakal dan tidak menuruti ayahnya. Namun pada akhirnya, tak peduli seberapa nakal, sang anak selalu berhasil menyentuh hati ayahnya. Mengapa? Karena seorang anak adalah buah hati dan sukacita ayahnya.

Sama seperti Yesus melihat kita sebagai anak-anak yang dikasihiNya. Walaupun kita penuh ketidaksempurnaan, namun pada akhirnya Dia tetap tersenyum dan memeluk kita dengan kasihNya. Tuhan mengingatkan saya bahwa Tuhan tidak hanya mengasihi kita sampai Ia rela mati di kayu salib, namun Ia juga melihat kita sebagai sukacitaNya dalam kehidupan kita sehari-hari – ‘He delights in us. Bahkan kelemahan kita pun tidak akan mengambil sukacita Tuhan akan kita. MataNya selalu memancarkan kasih sempurna seorang Bapa dan tangannya selalu terbuka lebar untuk saudara dan saya.

Disaat-saat saya sedang menghadapi pergumulan, Roh Kudus membantu mengingatkan saya akan hal ini. Lalu timbullah sukacita mengetahui bahwa saya adalah sukacita di mata dan hati Bapa di surga, terlepas dari semua kelemahan. Sumber sukacita saya bukanlah berasal dari apa yang baik yang saya capai tetapi hanya dari kasih Allah. Sukacita seorang Bapa yang tak bersyaratlah yang memampukan saya untuk terus bersukacita dikala susah maupun senang. Marilah kita terus berlari kembali ke kasih Bapa yang sempurna dalam menjalani hari-hari karena disanalah kita temukan sukacita terbesar.

 “See what kind of love the Father has given to us, that we should be called children of God; and so we are.” 1 John 3:1

3 statements:

  • · Karena seorang anak adalah buah hati dan sukacita ayahnya.
  • · Tuhan mengingatkan saya bahwa Tuhan tidak hanya mengasihi kita sampai Ia rela mati di kayu salib, namun Ia juga melihat kita sebagai sukacitaNya termasuk dalam kehidupan kita sehari-hari – ‘He delights in us
  • · Sukacita seorang Bapa yang tak bersyaratlah yang memampukan saya untuk terus bersukacita di kala susah maupun senang.
Tags:
,
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.