08 Apr Apa yang salah dengan aku?
Markus 7:14-23
14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. 15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” 16 (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!)
17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. 18 Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, 19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. 20 Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, 21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, 22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
“Apa yang salah dengan dunia?” Itulah pertanyaan yang ditanyakan setiap orang. Anda tidak harus menjadi orang Kristen untuk mengajukan pertanyaan ini. Semua orang tahu secara naluriah bahwa ada sesuatu yang salah dengan dunia. Beberapa minggu yang lalu, saya bangun dari tidur dan membuka Ipad saya dan membaca ada tragedy penembakan lagi di SMA di Florida, Amerika. 17 orang meninggal karenanya. Ini tidak benar. Anda mendengar tentang perang di Timur Tengah dan puluhan ribu pengungsi yang mesti keluar dari negara-negara itu. Ini tidak benar. Anda mengenal seseorang yang tampaknya sehat walafiat dan tiba-tiba saja mereka meninggal karena tragedi atau penyakit. Ini tidak benar. Anda mempelajari sejarah modern di sekolah dan membaca tentang Hitler yang membunuh 6 juta orang Yahudi. Ini tidak benar. Jadi kita bertanya, “Apa yang salah dengan dunia?” Benar?
Semua orang mencoba menjawab pertanyaan ini dengan jawaban yang berbeda. Bahkan, selama saya hidup 32 tahun, saya memiliki beberapa jawaban yang berbeda. Ketika saya masih kecil, saya mengira apa yang salah dengan dunia adalah sayuran, terutama jus wortel. Saya tidak mengerti mengapa saya harus minum minuman yang menjijikkan ini. Orang-orang terus mengatakan jus wortel itu baik untuk mata tapi tetap saja tidak berhasil. Ketika saya remaja, saya pikir apa yang salah dengan dunia adalah orang tua saya. “Jika saja orang tua saya mempunyai pikiran yang lebih terbuka … jika saja orang tua saya tidak terlalu ketat … jika saja orang tua saya membiarkan saya memakai apapun yang ingin saya pakai … Jika saja orang tua saya membelikan saya konsol mainan terbaru … jika saja orang tua saya mengijinkan saya pacaran!” Ada yang berpikir seperti saya? Ketika saya kuliah, saya pikir apa yang salah dengan dunia adalah wanita. Wanita itu susah untuk dimengerti. Saya tidak mengerti mengapa mantan pacar saya mengkhianati orang baik seperti saya. Saya merasa saya ini hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupnya dan dia mengkhinati saya dengan mantan pacarnya. Astaga apa yang salah dengan dunia? Lalu saya mulai memiliki lebih banyak teman dan untuk alasan yang saya tidak mengerti, beberapa teman saya tidak menyukai saya. Mereka berbicara buruk tentang saya dan menyebarkan rumor tentang saya yang tidak benar. Kemudian saya mendengar banyak cerita tentang orang-orang saling menyakiti. Orang-orang saling menusuk satu sama lain. Suami tidur dengan wanita lain. Istri meninggalkan suami dan keluarganya untuk pria lain. Mitra bisnis mengkhianati satu sama lain. Jadi saya melihat segala sesuatu yang terjadi di sekitar saya dan saya menyimpulkan, apa yang salah dengan dunia ini adalah anda. Andalah apa yang salah dengan dunia.
“Apa yang salah dengan kamu?” Maksud saya, kita yakin bahwa apapun yang salah dengan dunia, apapun yang menciptakan kekacauan ini, jawabannya bukan saya. Jawabannya adalah sesuatu di luar sana. Kemungkinan besar anda. Tapi yang pasti bukan saya. Saya hanyalah korban dari lingkungan yang rusak ini. Dunia dipenuhi dengan kehancuran dan anda termasuk disitu. Tapi tidak dengan saya. Saya baik. Dan jika saya rusak, itu karena anda. Anda membuat saya hancur. Anda mendengar hal-hal seperti ini setiap saat. Anda mendengar orang-orang yang membuat kekacauan besar dalam hidup mereka diwawancarai dan berkata, “Alasan saya seperti ini adalah karena saya ditinggalkan orang tua saat saya kecil. Atau, saya dilecehkan atau dibesarkan di lingkungan yang buruk.” Kita selalu mencari alasan untuk kehancuran kita dan alasan untuk itu selalu berada di luar kita. Alasannya adalah anda. Alasannya adalah dunia. Kamu adalah masalahnya. Dunia adalah masalahnya. Saya hanyalah korban.
Cara pemikiran ini sangat populer di zaman Yesus. Surpsise. Tidak ada yang berubah selama 2000 tahun terakhir. Ini adalah bagian dari sifat manusia. Suatu hari Yesus berbicara dengan orang-orang Farisi dan guru-guru Hukum Taurat. Jika anda tidak tahu siapa itu orang-orang Farisi, anggaplah mereka ini setara dengan pendeta di jaman kita. Orang-orang Farisi mencintai Hukum Allah. Mereka memiliki pandangan yang sangat tinggi terhadap 10 perintah Allah. Hidup mereka didedikasikan untuk belajar dan menerapkan hukum Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kedengarannya bagus kan? Inilah masalahnya. Beberapa hukum Tuhan itu bernilai umum. Mereka tidak cukup spesifik dan cukup rinci untuk memiliki aplikasi sehari-hari secara langsung. Saya beri contoh. Perintah keempat: Kuduskanlah hari Sabat. Orang-orang Farisi melihat perintah ini dan berpikir, “Tunggu dulu, ini sangat tidak jelas. Apa artinya menjaga hari Sabat tetap kudus? Oke, anda tidak bisa bekerja pada hari Sabat. Tapi apa yang dianggap sebagai pekerjaan? Apakah berjalan itu sebuah pekerjaan? Bagaimana dengan bernafas? Bernafas adalah sesuatu yang anda lakukan. Jadi bisakah kita bernafas pada hari Sabat?” Dapatkah anda melihat apa yang terjadi? Dalam upaya mereka untuk menjaga hukum Allah, mereka sampai pada kesimpulan bahwa mereka perlu hukum-hukum lain yang menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan secara lebih eksplisit dari hukum Allah. Hukum tambahan ini kemudian dikenal sebagai “tradition of the elders”, atau Mishnah.
Izinkan saya berbagi beberapa tradisi para elders mengenai hari Sabat. Pertama, anda tidak boleh melihat diri anda di cermin pada hari Sabat karena jika anda melihat ke cermin dan melihat rambut putih, anda mungkin tergoda untuk mencabutnya dan jika anda melakukannya, anda sudah melakukan pekerjaan pada hari Sabat. Kedua, anda tidak boleh memakai gigi palsu anda pada hari Sabat karena jika gigi tersebut terjatuh, anda harus memungutnya dan anda sudah melakukan pekerjaan pada hari Sabat. Nah, bisakah anda melihat betapa konyolnya ini? Ini hanya dua contoh dari ribuan. Tradisi ini dikenal sebagai pagar di sekitar hukum. Seperti misalnya, jika mami saudara bilang “Jangan main di jalan karena itu berbahaya. Bermain di halaman depan saja”, anda harus berpikir, “Hmmm … apa yang dianggap sebagai jalanan? Apakah 10 langkah dari pintu depan dianggap sebagai jalanan? Apakah itu 20 atau 30?” Tapi jika anda meletakkan pagar untuk memisahkan antara halaman depan dan jalanan, maka sekarang larangan menjadi jelas. Anda tidak perlu lagi menebak apa yang mami anda maksudkan. Inilah yang diberikan oleh tradisi para tetua. Tradisi ini seharusnya memberikan anda pagar di sekitar hukum. Ini bukan hal yang buruk.
Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini menjadi semakin penting sampai-sampai dianggap setara dengan hukum Tuhan. Mereka bukan lagi pagar di sekitar hukum tapi pagar telah menjadi hukum. Bahkan, hal ini menjadi sangat buruk sehingga tradisi para tetua menjadi lebih penting daripada hukum Tuhan. Dan di dalam ayat-ayat sebelum pembacaan kita hari ini, kita menemukan Yesus menantang orang-orang Farisi tentang kepercayaan ini. Orang-orang Farisi dan para guru hukum meninggikan tradisi para tetua sampai-sampai mereka mengijinkan melanggar perintah Allah untuk menjaga tradisi para tetua. Ini sudah terbalik. Yesus tidak akan mengijinkan ini. Yesus menghadapkan mereka kepada kemunafikan mereka. Bagaimana mungkin tradisi para tetua memiliki bobot lebih dari pada hukum Tuhan yang seharusnya dilindunginya? Apakah anda mengikuti saya?
Inilah alasan mengapa saya menceritakan semuanya ini. Pertama, anda harus tahu bahwa orang-orang Farisi dan guru hukum bukanlah orang jahat. Mereka tidak jahat. Jauh dari itu. Mereka adalah orang baik yang mendedikasikan hidup mereka untuk melakukan hal yang benar. Apa yang mereka coba lakukan sebenarnya adalah hal yang baik. Mereka tidak ingin melanggar hukum Tuhan. Namun, mereka salah mengerti. Sangat salah. Mereka memulai dengan premis yang salah. Mereka berpikir bahwa apa yang salah dengan dunia ada di luar sana. Mereka berpikir permasalahannya adalah jalanan. Dan karena itu solusinya adalah membangun pagar. Semakin banyak pagar yang mereka miliki, semakin aman mereka. Tapi berapa banyak dari anda yang tahu bahwa pagar itu tidak akan menghentikan anak anda bermain di jalan? Anak anda hanya akan memanjat keluar pagar yang anda sudah pasang. Inilah yang Yesus coba sampaikan. Orang-orang Farisi mengira solusinya adalah membangun pagar untuk menghentikan anda bermain di jalan. Yesus berkata, “Tidak ada pagar yang bisa menghentikan kamu bermain di jalan.” Permasalahnya bukan di luar sana. Masalahnya adalah sesuatu yang sangat berbeda. Dan tidak ada pagar yang bisa menghentikan anda melanggar hukum Tuhan.
Tiga hal yang ingin saya bicarakan dengan anda tentang bacaan kita hari ini. Masalah universal; diagnosis radikal; solusi supernatural.
Masalah universal
Markus 7:14-15 – Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.”
Jadi, inilah yang anda dan saya tahu secara naluriah. Ada sesuatu yang salah. Setiap oang mempunyai jawaban yang berbeda, tapi kita semua setuju bahwa ada sesuatu yang salah dengan dunia ini. Yesus tidak menghindar dari kenyataan ini. Dia membuat sangat jelas bahwa kita semua memiliki rasa ‘kenajisan’. Di 13 ayat sebelumnya Yesus baru saja berdebat dengan orang-orang Farisi tentang hukum kebersihan, mencuci tangan sebelum makan. Orang-orang Farisi mengeluh kepada Yesus mengapa murid-muridnya tidak mencuci tangan sebelum mereka makan. Tangan mereka najis. Ini adalah bagian dari tradisi para tetua untuk mencuci tangan, dan bahkan mandi, sebelum makan malam. Kedengarannya seperti mami saya. Tapi alasan di balik mencuci tangan dan mandi adalah karena mereka percaya bahwa dunia ini sudah tercemar. Bahwa tempat jual-beli adalah tempat yang tercemar dan kotor. Tapi orang Yahudi berbeda. Orang-orang Yahudi adalah orang-orang pilihan Tuhan karena itu mereka harus bersih. Jadi saat mereka bertemu dan berkumpul dengan orang Yahudi lainnya, mereka akan mencuci tangan dan mandi terlebih dahulu. Dan ini akal sehat. Anda tadi pagi sebelum ke gereja sudah mandi terlebih dahulu bukan? Saya harap. Angkat tangan anda jika anda tidak mandi sehingga kami bisa menjauh dari anda.
Adalah akal sehat untuk membersihkan diri anda sebelum bertemu dengan orang lain. Apalagi kalau seseorang itu orang yang sangat penting. Para pria, apa yang anda lakukan sebelum kencan dengan wanita yang cantik? Jika anda seorang koki, anda tidak akan pergi ke kencan itu langsung dari pekerjaan anda dengan bau asap dan daging di sekitar anda. Anda tidak akan melakukan itu. Anda tahu apa yang anda lakukan? Anda pulang ke rumah, anda mandi selama 15 menit, anda menggosokkan sabun ke seluruh tubuh anda, anda gosok gigi anda, anda menyemprotkan cologne ke pergelangan tangan dan leher, mengenakan pakaian yang sudah disetrika, dan anda memakai wax di rambut anda. “Kamu pria yang tampan.” Anda tidak ingin bau tidak enak dan anda ingin tampil bersih. Dan itulah yang orang Farisi coba lakukan. Dan inilah juga niat Tuhan. Anda tidak menemukan hukum Tuhan tentang mencuci tangan sebelum makan tetapi anda menemukan banyak hukum Allah yang mengharuskan para imam untuk membersihkan diri mereka sebelum mereka datang ke hadirat Allah. Tuhan berkata bahwa dia ingin anda bersih. Dia tidak ingin anda datang di hadapan-Nya dengan kotor.
Inilah masalah universal: kita semua kotor dan kita mengetahuinya. Tidak hanya orang-orang Farisi yang sadar bahwa mereka kotor dihadapan Tuhan, tapi kita semua sadar bahwa kita kotor. Kita tahu ada sesuatu yang salah dan kita coba memperbaikinya. Kita tidak bisa lari dari perasaan ini. Namun, kita memperbaikinya dengan cara yang salah. Kita mencoba membersihkan diri dari luar. Empat hal umum yang bisa kami lakukan untuk membuat kita merasa bersih.
Versi upgrade – ini adalah yang paling umum. Entah bagaimana kita berhasil meyakinkan diri sendiri bahwa yang kita butuhkan adalah versi 2.0 dari diri kita sendiri. Kalau anda suka nonton youtube, nama Jordan Peterson seharusnya tidak asing lagi buat saudara. Kemungkinan besar, dia adalah “self-help guru” nomor satu di dunia saat ini. Peterson adalah seseorang yang sangat pintar. Dia baru saja mengeluarkan buku judulnya “12 rules of life” yang dalam seketika langsung menjadi international best-seller. Saya suka nonton Jordan Peterson di youtube. Dia sangat menarik. Sangking menariknya sampai saya membeli bukunya. Padahal saya tidak percaya dengan yang namanya self-help. Kalo di jaman dulu itu ada yang namanya god-father. Peterson bukan god-father; Peterson adalah you-tube-father. Tapi ini alasan mengapa saya sangat tertarik kepada Peterson. Peterson sangat benar dan sangat salah pada saat bersamaan. Di dalam bukunya, dia memberikan kita 12 hukum yang harus kita terapkan untuk membuat hidup bertambah baik. Siapa yang tidak mau hidupnya bertambah baik? Dan semua yang dia tuliskan itu masuk akal. Assumsinya adalah jika kita berhasil menerapkan 12 hukum ini, maka hidup kita akan jadi jauh lebih baik. Kita memiliki versi masa depan di imajinasi kita yang begitu kita berada di sana, rasa frustrasi dan kekotoran akan hilang begitu saja. Apakah benar? Bukankah itu yang anda katakan pada diri anda sendiri 5 tahun yang lalu? Apa kabarmu hari ini? Apakah sudah lebih baik? “Belom. Karena aku baru menerapkan 6 dari 12 hukum. Nanti kalau aku sudah lakukan semuanya maka hidupku pasti bertambah baik. Aku butuh lebih banyak waktu! Aku harus meninggalkan rumah orangtuaku. Aku perlu pergi ke gym lebih sering. Aku perlu belajar lebih banyak. Aku perlu bekerja lebih banyak. Aku butuh delapan kotak di perutku karena enam kotak tidak cukup seksi. Aku butuh potongan rambut baru. Aku butuh make-up. Aku butuh operasi plastik.” Silakan mencobanya dan ceritakan kepada saya bagaimana hasilnya. Saya yakin anda akan kecewa. Kenyataanya adalah anda adalah musuh terbesar diri anda sendiri. Anda tidak akan menemukan orang yang mengkhianati anda, berbohong kepada anda dan mengecewakan anda lebih daripada diri anda sendiri. Anda adalah masalah hidup anda. Anda versi 7.0 tidak akan memperbaiki masalah. Tidak peduli apa yang anda lakukan, anda tidak bisa menyingkirkan rasa kotor dari hidup anda.
Hubungan – karena versi upgrade diri kita sendiri tidak bekerja, kita lari ke hubungan. Kita berpikir bahwa si dia akhirnya akan memuaskan dan menyelesaikan permasalahan kita dan membuang kotoran di dalam diri kita. “You complete me.” Tapi ini tidak masuk akal. Ayo kita lakukan survei singkat. Angkat tangan anda jika anda sudah pacaran atau menikah. Jangan turunkan tangan anda. Oke semua lihat kanan dan kiri. Sekarang turunkan tangan anda jika anda berpikir hidup lebih mudah bila anda masih sendirian. Sekarang lihat sekeliling anda sekali lagi. Seharusnya tidak ada satu pun tangan terangkat. Jika ada, mereka adalah pendusta atau mereka baru pacaran seminggu. Bahkan, yang terjadi adalah sebaliknya. Hubungan sering kali menunjukan apa yang rusak dalam diri anda yang anda tidak pernah sadari sebelumnya. Anda tidak menjadi bersih melalui hubungan. Anda sadar bahwa anda bahkan lebih kotor dari sebelumnya. Dan ini adalah masalah mendasar dari setiap hubungan. Kita melihat ke orang lain untuk membuat kita merasa bersih hanya untuk mendapati diri kita lebih kotor dari sebelumnya dan kita merasa frustrasi dan kita menyalahkan mereka karena membuat kita lebih kotor.
Ciptaan – Berapa banyak dari anda yang menyukai perasaan memakai pakaian baru? Sangatlah menarik bagaimana sesuatu yang baru membuat kita merasa seperti manusia yang lebih baik. Padahal sebenarnya tidak! Kita hanya memakai baju baru atau jam tangan baru yang membuat kita merasa lebih baik. Hal ini menjadi sangat jelas bagi saya ketika saya pertama kali memiliki 86. Harus saya akui, ini adalah perasaan yang luar biasa. Menyetir mobil dengan jendela terbuka, memakai kacamata hitam dan jas, dengan pocket square tentu saja, dan mendengarkan rap Lecrae, meskipun saya tidak mengerti apa pun yang dia katakan. Saya merasa bahwa saya adalah orang yang lebih baik. Tapi saya tidak lebih baik. Saya hanya punya barang baru. Saya bisa mematikan rasa kekotoran itu untuk sementara waktu dengan barang baru tapi pada akhirnya hal ini akan memudar. Saya membeli semua perlengkapan dan sabun-sabun untuk mencuci mobil saya sendiri. Saya bertekat untuk menjaga mobil saya tetap bersih dan berkilau. Hari ini, saya sudah punya mobil itu selama 5 tahun. Tahukah anda berapa kali saya mencucinya sendiri? Dua kali! Hanya butuh beberapa minggu sebelum saya menginginkan mobil baru yang lain. Sekarang saya sudah menyerah menjaga mobil tetap bersih. Mobil saya beruntung jika saya mencucinya sebulan sekali. Dan yang paling tidak dimengerti adalah kita berpikir bahwa memiliki lebih banyak barang yang kita sudah miliki akan menyelesaikan permasalahan kita. Jadi kita mulai membeli lebih banyak mobil, lebih banyak pakaian, lebih banyak sepatu dan lebih banyak jam tangan, dengan harapan akhirnya kita akan merasa bersih tapi hal itu tidak terjadi. Pada akhirnya efeknya mulai luntur dan hal yang biasa mematikan rasa kekosongan itu mulai kehilangan nilainya di mata kita.
Gereja – Inilah yang paling mengkhawatirkan saya dan ini adalah solusi yang dilakukan orang-orang Farisi. Anda mencoba membersihkan diri anda dengan menjadi orang yang baik dan mengikuti semua peraturan. Anda membuat pagar yang banyak dan anda mencoba untuk tetap bersih dengan cara ini. Anda membaca Alkitab, anda tahu cara bagaimana berdoa yang benar, anda bahkan tahu doktrin keKristenan yang benar. Anda tahu cara memainkan permainan yang disebut gereja dengan sangat baik. Anda ahli dalam hal itu. Dari luar, anda terlihat sangat bersih. Semua orang di sekitar anda mengira anda adalah orang yang luar biasa. Tapi anda tidak bisa menyingkirkan rasa kekotoran di dalam anda, tidak peduli seberapa keras anda mencoba. Anda tidak memiliki kegembiraan dan keamanan mengetahui bahwa Tuhan berkenan terhadap anda.
Jadi kita berusaha semaksimal mungkin untuk membuat diri kita merasa bersih. Kita mencoba untuk meng-upgrade diri kita ke versi yang lebih baik. Kita mencoba hubungan. Kita mencoba ciptaan. Dan kita bahkan mencoba gereja. Tapi tidak ada yang bisa membuat kita merasa bersih. Ini seperti orang yang memakai pakaian bersih dari atas ke bawah. Dia memakai baju, jas, dasi dan sepatu terbaik. Dia membersihkan rambutnya dengan baik dan dia menyemprotkan banyak cologne pada dirinya. Tapi dia tidak bisa menyingkirkan rasa kekotoran dari dirinya. Dia bau busuk. Mengapa? Karena meskipun semua baju yang dia pakai bersih, meskipun dia memakai produk rambut dan cologne, pria tersebut belum mandi selama sebulan. Tidak peduli pakaian apa yang anda kenakan, anda akan selalu kotor dan berbau tidak enak. Kecuali anda mandi. Tapi untuk mandi, anda harus mengakui masalahnya bukan di luar sana. Masalahnya ada di saudara. Kita tidak bertanya, “Apa yang salah dengan dunia?” atau “Apa yang salah dengan kamu?” Tapi kita bertanya “Apa yang salah dengan aku?” Dan inilah yang Yesus sedang tunjukkan. Anda tahu ada yang tidak beres. Tapi anda memiliki jawaban yang salah. Apa yang salah dengan dunia bukan di luar sana tapi ada di dalam dirimu. Anda adalah apa yang salah dengan dunia.
Diagnosis radikal
Markus 7:17-23 – Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Jangan lewatkan ini. Ini sangat radikal. Sampai saat itu, semua orang Yahudi berpikir bahwa yang menajiskan mereka adalah sesuatu yang diluar sana. Itulah sebabnya mereka memiliki begitu banyak hukum mencuci dan kebersihan. Mereka menulis beberapa volume tentang cara mencuci tangan dan menjaga diri tetap bersih. Saya serius. Hal ini menjadi sangat rumit sampai mereka sendiri bingung bagaimana menjaga kebersihan diri mereka. Tetapi kemudian Yesus datang dan berkata, “Bukan apa yang masuk ke dalam tubuhmu yang menajiskan kamu.” Coba anda pikirkan. Apa yang terjadi saat anda makan? Anda memasukkan makanan ke dalam mulut anda, anda mengunyahnya 30 kali jika anda anak baik, dan kemudian anda menelannya. Kemudian perut anda akan mencerna makanan dan kemudian akan mengeluarkan makanan pada keesokan harinya. Benar? Beberapa dari anda memiliki pencernaan sangat cepat sehingga makanan perlu segera dikeluarkan. Apa yang masuk, pada akhirnya pasti keluar. Itu tidak menajiskan anda. Kemudian Markus menulis komen sangat penting, “Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.” Berapa banyak orang tidak halal di tempat ini? Anda harus mencintai kalimat pendek ini. Puji Tuhan kita bisa makan lemak babi hari ini.
Kemudian Yesus melanjutkan. “Yang menajiskan kamu bukan apa yang masuk ke dalam dirimu. Yang menajiskan kamu adalah apa yang keluar dari dirimu.” Dengan kata lain, Yesus berkata, “Aku akan memberitahu letak permasalahanmu. Masalahnya bukan apa yang ada di luar sana tapi ada apa di dalam dirimu. Inti masalahnya adalah masalah hati. Hatimu yang menajiskanmu.” Boom! Yesus jatuhkan microphone. Yesus memutarbalikkan pengertian orang Yahudi. Kita selalu berasumsi bahwa sesuatu diluar sana yang menodai kita. “Jangan berteman dengan orang yang salah karena itu akan merusak kamu. Jangan pergi ke strip klub karena itu akan membuat kamu najis.” Dan ada segudang kebenaran di dalam perkataan ini. Persahabatan yang buruk dan strip klub tidak bagus untuk anda. Tapi kemudian datanglah Yesus dan dia mengatakan bahwa persahabatan yang buruk tidak merusak anda. Strip klub tidak membuat anda najis. Persahabatan yang buruk hanya menarik kekotoran batin anda ke permukaan tapi itu tidak membuat anda rusak. Pergi ke strip klub hanya menunjukkan bahwa anda najis tapi itu tidak membuat anda najis. Anda sudah kotor dan najis. Karena masalah anda bukan apa yang anda lakukan; masalah anda adalah hati anda. Hati anda najis dan itulah sebabnya apa yang keluar dari diri anda adalah kekotoran. Anda tidak menjadi orang berdosa karena anda berdosa. Anda berdosa karena anda adalah orang berdosa.
Itulah sebabnya selama kita masih memiliki hati yang najis, tidak peduli apa yang kita lakukan, apa yang keluar dari kita selalu adalah kekotoran. Namun seringkali, kita mencoba memperbaiki gejala dan bukan penyakitnya. Kita melihat masalah kita dan berkata, “Aku memiliki masalah hawa nafsu. Aku memiliki masalah kemarahan. Aku memiliki kecanduan. Aku perlu memperbaiki masalahku.” Jadi, kita melakukan yang terbaik untuk mengubah perilaku kita. Kita mencoba sebaik mungkin untuk mengendalikan diri. Kita mencoba sebaik mungkin untuk menjadi baik. Tapi itu tidak berhasil. Mengapa? Karena kita hanya mengobati gejala. Kita tidak berurusan dengan akar permasalahan. Tidak ada yang bisa membuat anda berhenti berdosa karena dosa berasal dari dalam diri anda. Selama hati kita kotor, dosa datang secara alami bagi kita.
Akan memakan waktu yang lama untuk menjelaskan daftar dosa dalam ayat-ayat ini satu demi satu. Saya pilih dua saja. Pertama, pikiran jahat. Tidak ada yang bisa membuat anda memikirkan pikiran jahat terhadap siapapun. Tidak ada. Dan saya tahu beberapa dari saudara akan berkata, “Yos, kamu tidak kenal suamiku. Kamu belum pernah melihat istriku waktu dia lagi tidak waras. Kamu tidak kenal ibu mertua saya yang gila. Kamu tidak tahu saudara kandungku. Kamu tidak tahu teman serumahku. Mari aku beritahu kamu. Aku ini orang yang sangat sabar. Tapi mereka tahu cara menekan tombolku. Mereka gila. Jika kamu mengenal mereka, maka kamu tahu mereka bisa membuat kamu memikirkan pikiran jahat.” Memang, orang terkadang bisa menjadi gila. Orang bisa melakukan hal yang tidak waras yang mengganggu anda. Orang bisa menyakitimu dan mengkhianatimu. Saya mengakui itu. Tapi dengar. Tidak peduli apa yang mereka lakukan, tidak ada yang mengendalikan apa yang ada di kepala anda kecuali anda. Andalah yang menghibur pikiran jahat untuk membunuh mereka dengan pelan-pelan di dalam pikiranmu. Andalah yang terus mengulangi hal-hal yang mereka lakukan yang menyakitimu dalam gerak lambat. Tidak ada yang bisa melakukan itu dalam pikiran anda kecuali anda. Kita ingin menyalahkan orang lain tapi Yesus tidak akan mengijinkannya. Yesus mengatakan bahwa semua pikiran jahat itu berasal dari hati anda.
Satu lagi, percabulan. Tidak ada yang bisa membuat anda tidur dengan dia. Itu keputusan anda. “Oh, tapi dia merayuku.” Jadi? Dibutuhkan dua orang untuk tango. Setuju? Tidak ada yang bisa membuat anda masuk ke situs web itu saat tidak ada yang melihat. Itu adalah keputusan dan pilihan anda. Anda tidak bisa menyalahkan siapa pun untuk itu. “Yos, kamu tidak mengerti. Aku lajang dan kesepian. Aku butuh melepaskan hasratku.” Jadi, anda menyalahkan kesendirian anda? Bagaimana dengan Yesus? Dia lajang dan tanpa dosa. Bagaimana dengan Paulus? Ada banyak karakter dalam Alkitab yang lajang namum tidak hidup dalam percabulan. Apakah anda melihat apa yang terjadi? Kita suka bermain permainan menyalahkan hal lain. Kita suka menyalahkan hal-hal di luar sana untuk dosa-dosa kita. Namun, Yesus tidak mengijinkan itu. Anda tidak bisa menyalahkan siapa pun kecuali anda. Apapun masalah anda, permasalahan utama bukan dengan hubungan anda, pernikahan anda, kecanduan anda, kemarahan anda, hasrat anda, dll. Mereka hanyalah gejalanya. Permasalahnya bukanlah apa yang anda lakukan tapi apa yang membuat anda melakukan apa yang anda lakukan. Permasalahan dengan anda adalah hati anda. Hati anda kotor dan korup. Karena itu, yang anda butuhkan adalah hati baru yang bersih.
Solusi supernatural
Jika masalah kita adalah hati yang kotor maka yang kita butuhkan adalah hati yang bersih. Pertanyaannya, bagaimana cara kita memiliki hati yang bersih? Pertanyaan bagus. Saya senang anda bertanya sesuai dengan jalan kotbah saya. Markus tidak memberi kita jawaban secara langsung dalam bacaan kita tapi dia memberi kita petunjuk atas jawabannya. Markus, tidak seperti Matius, Lukas dan Yohanes, hampir tidak pernah memberi kita komentar editorialnya. Semua penulis Injil lainnya melakukannya. Mereka memberi tahu apa yang Yesus lakukan dan kemudian menambahkan komentar mereka sendiri. Terutama Yohanes. Tapi Markus jarang melakukannya. Jadi, ketika Markus melakukannya, kita perlu memperhatikannya. Dalam bagian ini, Markus hanya membuat sedikit komentar, “Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.” Kita membaca kalimat pendek ini dan melewatinya begitu saja. Kita tidak mengerti betapa radikalnya hal ini bagi orang Yahudi.
Ilustrasi sederhana. Beberapa tahun kemudian, Petrus, salah satu rasul terkemuka, mendapat penglihatan dari Tuhan. Dalam penglihatannya, dia melihat lemak babi dan banyak daging lainnya turun dari Surga. Dan kemudian dia mendengar Tuhan berkata kepadanya, “Petrus, makan makanan ini. Nikmati lemak babi surgawi.” Tahukah anda apa yang Petrus katakan? Ini adalah salah satu rasul. Salah satu murid terdekat Yesus. “Tuhan, aku bisa melihat lemak babi ini jatuh dari surga. Aku bisa mencium aroma surgawi. Dan aku tahu Engkau menyuruh aku untuk memakannya. Tapi aku tidak akan melakukannya. Aku tidak akan memakannya. Aku tidak pernah makan sesuatu yang haram dan aku tidak akan memulai itu sekarang.” Kemudian Tuhan menjawab, “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” Dan anda berpikir bahwa kemudian Petrus akan memakannya setelah mendengar jawaban Tuhan. Tapi ternyata tidak. Hal ini terjadi tiga kali dan dia masih belum memakannya. Dapatkah anda melihat seberapa kuat pernyataan yang dibuat Markus?
Yesus tidak mengatakan, “Kamu tahu? Hukum yang Aku buat tentang jangan memakan daging babi, setelah Aku pikir untuk beberapa ribu tahun, ini adalah kebodohan. Aku sadar sekarang betapa lezat daging babi itu. Jadi, jangan khawatir dengan hukum itu. Mulai sekarang, kamu bisa makan daging babi sebanyak yang kamu mau.” Tidak mungkin ini yang Yesus maksudkan. Mengapa? Karena Yesus memiliki pandangan yang sangat tinggi terhadap hukum Allah. Orang-orang Farisi memiliki pandangan yang sangat tinggi tentang hukum Allah. Itu sebabnya mereka membuat pagar di sekitar hukum. Tetapi Yesus memiliki pandangan yang jauh lebih tinggi tentang hukum Allah dibandingkan dengan orang-orang Farisi. Matius 5:17-18 – Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Apakah anda mendengarnya? Yesus tidak bisa dan tidak akan menghapuskan sedikipun dari hukum Taurat. Tidak satu iota atau satu titikpun. Ini berarti satu-satunya alasan bahwa sekarang kita bisa makan daging babi adalah karena hukum sudah digenapi. Semua hukum kebersihan telah digenapi oleh Yesus.
Bagaimana? Biarkan saya memberitahu anda bagaimana. Ini indah sekali. Dan saya memberi tahu anda tahu bahwa saya mengambil ini dari Timothy Keller. Dan dia mengambilnya dari pendeta lain bernama Ray Dillard. Anda bisa mengambil dari saya juga. Saya tidak keberatan. Bahkan, ini tersedia secara gratis di situs gereja kami. Dalam Perjanjian Lama, anda akan menemukan sebagian besar hukum kebersihan dalam kitab Imamat. Tapi, hanya ada satu tempat yang menunjukkan apa arti hukum kebersihan. Ini ada di kitab Zakharia pasal 3. Saya akan beritahu anda apa yang terjadi. Nabi Zakharia mendapat sebuah penglihatan. Dan dalam penglihatan itu dia melihat Yosua, imam besar Israel pada zamannya, berdiri di hadapan Tuhan. Anda perlu memahami bahwa hanya ada satu hari dalam setahun di mana Imam Besar berdiri di hadapan Tuhan. Ini terjadi pada hari Kurban Tebusan, Yom Kippur. Inilah satu-satunya hari dimana Imam Besar berdiri di hadapan Tuhan. Dan agar Yosua bisa berdiri di hadapan Tuhan, banyak persiapan yang harus dilakukan. Apa yang terjadi adalah seminggu sebelum hari itu, Yosua akan dibawa pergi dari rumahnya dan dimasukkan ke daerah terpencil dimana dia benar-benar sendirian. Mengapa? Jadi Yosua tidak sengaja menyentuh apapun yang najis. Untuk satu minggu itu, Yosua perlu menjaga kebersihan dirinya. Dia akan mandi dan menyiapkan hatinya. Dia akan menghabiskan waktu berdoa dan merenungkan hukum Allah. Makanannya dibawa ke dia. Dia akan menghabiskan seluruh minggu berlatih untuk hari H, memastikan dia tidak akan membuat kesalahan. Dan pada malam hari sebelum hari H, ia tidak diijinkan untuk tidur. Dia akan tetap bangun semalaman untuk berdoa dan merenungkan Kitab Suci. Akan ada imam-imam lain bergantian untuk membantunya berdoa sepanjang malam.
Kemudian pada hari H, Yosua harus mandi lima kali. Dan dia harus melakukannya di depan umum. Mereka akan memasang layar mengelilingi Yosua sewaktu dia mandi, tapi perlu ditunjukkan di depan umum. Karena penting bagi orang Israel untuk melihat bahwa imam besar mereka, orang yang akan mewakili mereka di hadapan Yahweh, benar-benar bersih dan suci. Kemudian Yosua akan berpakaian pakaian linen putih murni. Kemudian dia masuk ke dalam Ruang Mahakudus dan melakukan pengorbanan untuk dosanya sendiri. Lalu ia keluar dan mandi lagi untuk membersihkan dirinya. Kemudian mereka memakaikan pakaian linen putih murni lagi dan Yosua memasuki Ruang Mahakudus untuk kedua kalinya untuk mengorbankan korban atas dosa para imam. Dan ini belum selesai. Dia akan keluar lagi, mandi lagi, mengenakan linen putih murni lagi, dan masuk ketiga kalinya untuk mempersembahkan korban dosa untuk umat Israel. Semua ini dilakukan di depan umum sehingga orang-orang bisa melihat semuanya telah selesai dengan sempurna. Hari ini bukan tentang Yosua. Hari ini berbicara pengampunan dosa untuk semua orang Israel.
Dapatkah anda melihat jumlah persiapan dan kebersihan yang sangat besar yang dipersiapkan untuk hari ini? Inilah tujuan hukum kebersihan. Mereka memastikan bahwa ketika Yosua berdiri di hadapan Allah, tidak akan ada setitik kotoran dan debu di Yosua. Mereka memastikan bahwa dia sepenuhnya bersih dan siap. Jadi Zakharia dalam penglihatannya melihat Yosua berdiri di hadapan Tuhan di Hari Penebusan. Dan Zakharia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Zakharia 3:3 – Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu. Apakah tidak salah? Setelah semua ritual itu, setelah semua satu minggu penuh persiapan, setelah berkali-kali mandi dan memakai linen bersih, bagaimana mungkin Yosua berpakaian dengan pakaian kotor? Bahkan, kata kotor adalah terjemahan yang halus. Terjemahan langsungnya adalah kotoran manusia. Yosua mengenakan pakaian yang penuh dengan kotoran manusia dan urin dan semua kotoran lain yang bisa anda dibayangkan. Apa yang terjadi? Tuhan mengijinkan Zakharia melihat apa yang Yahweh lihat sewaktu dia melihat Yosua. Semua ritual pemurnian dan pencucian tidak berarti karena itu hanya membersihkan anda dari luar. Tapi hati anda kotor! Begitulah cara Tuhan melihat Yosua. Begitulah cara Tuhan melihat kita. Tidak peduli seberapa keras kita mencoba untuk menjadi baik dan mencoba untuk membersihkan diri kita sendiri. Bukan apa yang kita pakai di luar yang penting, tetapi yang penting adalah hati kita!
Jika ini adalah akhir dari cerita, maka kita semua akan binasa. Yosua akan binasa. Tuhan pasti membunuh Yosua saat itu juga. Tapi ini bukan akhir dari cerita. Apa yang terjadi selanjutnya adalah kisah kasih karunia. Zakharia 3:4 – yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya: “Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya.” Dan kepada Yosua ia berkata: “Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta.” Apa yang terjadi? Bukannya membunuh Yosua, Tuhan menghapuskan dosa Yosua dan memakaikan Yosua sebuah pakaian pesta. Bagaimana bisa? Karena dalam ayat 8 dan 9 Tuhan mengatakan bahwa dia akan mengirim hamba-Nya, Sang Tunas, dan dia akan menghapuskan dosa umat Allah dalam satu hari. Satu hari. Tahukah anda siapa Sang Tunas ini? Itu tidak lain adalah Yesus. Yesus tidak hanya memberikan diagnosis radikal terhadap kondisi manusia, namun dia juga datang untuk menyembuhkan penyakit hati manusia.
Apa yang terjadi terhadap Yesus? Persis terbalik apa yang terjadi pada Yosua. Yesus juga memiliki satu minggu persiapan sebelum pengorbanannya. Dia juga terjaga sepanjang malam sebelum hari pengorbanan. Tapi tidak seperti Yosua, Yesus tidak memiliki seorangpun untuk mendukung dan berdoa bersamanya. Murid-muridnya tertidur. Dan pada saat Yesus membutuhkan, semua muridnya meninggalkan Yesus. Kemudian ketika Yesus melakukan pengorbanannya, dia tidak berpakaian dengan linen halus melainkan dia telanjang. Dia dipukuli, diejek, difitnah dan dibunuh. Dan bukannya menerima pakaian pesta dari Tuhan, Yesus mengenakan pakaian segala dosa dan kotoran kita. Di kayu salib, Yesus menanggung segala dosa dan kotoran kita dan Dia diadili oleh Allah karena itu. Mengapa? Supaya anda dan saya yang percaya kepada-Nya bisa berpakaian pakaian pesta di hadapan Tuhan. Yesus menjadi dosa sehingga di dalam Yesus kita menjadi orang yang benar dan bersih. Hati kita dibersihkan karena Yesus mati untuk kita supaya kita memiliki hati baru yang mengasihi Tuhan dan takut akan Tuhan.
Anda tidak bisa membersihkan hati dari luar. Tidak ada hukum dan tidak ada pagar yang bisa membersihkan hatimu. Bukan apa yang di luar yang menajiskan anda tapi apa yang ada di dalam. Yang anda butuhkan adalah hati yang baru. Yang anda butuhkan adalah Injil. Injil mengubah anda dari dalam ke luar. Injil adalah kabar baik bahwa Yesus mengambil hati kita yang kotor dan membayarnya sepenuhnya di kayu salib sehingga Ia dapat memberikan kita hati yang baru. Ini bukan sesuatu yang bisa kita peroleh atau capai dengan cara kita sendiri. Ini hanya sesuatu yang bisa kita terima secara gratis oleh kasih karunia. Jika anda mempercayai hal ini, jika anda mempercayai Injil, maka apa yang keluar dari anda bukan lagi kekotoran. Yang keluar darimu adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Jika permasalahannya adalah masalah hati, maka Injil adalah obat satu-satunya.
Jadi apa yang harus kita lakukan? Kita perlu mengakui dosa kita. 1 Yohanes 1:9 – Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Discussion
- Apa itu “Mishnah” dan kenapa Yesus menentang Mishnah?
- “Anda adalah musuh terbesar anda.” Setuju atau tidak setuju? Jelaskan
- Dari 4 kategori self-improvement, kategori yang mana saja yang menjelaskan anda?
- Menurut Yesus, bukan apa yang diluar tetapi ada yang ada di dalam yang menajiskan kita. Di ayat 21, ada list dosa yang berasal dari dalam. Pilih dua (selain pikiran jahat dan percabulan) dan jelaskan bagaimana dosa ini datang dari dalam dan bukan dari luar.
- “Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.” Jelaskan arti rohani dari kalimat pendek ini.
- Bagaimana kita tergoda untuk menjadikan “pagar di sekitar hukum” menjadi hukum?
- 1 Yohanes 1:9 – Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Ambil waktu untuk berdoa dan akui dosamu dan percaya bahwa Allah setia dan adil untuk menyucikan kita dari dosa kita.
Sorry, the comment form is closed at this time.