21 Mar Bertumbuh di dalam Injil
Efesus 3:14-21
Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
Tahun ini, gereja kita memulai transisi untuk berubah menjadi “gospel-centred church” atau gereja yang berpusat kepada Injil. Dengan kata lain, harapan kami adalah untuk gereja ini dan setiap jemaat di gereja ini untuk mulai bertumbuh di dalam Injil. Dan saya percaya setiap dari kita yang mencintai Yesus ingin untuk bertumbuh di dalam Injil. Tapi izinkan saya memberi tahu anda apa yang biasanya terjadi. Bagi banyak dari kita, kita sudah pernah berada di jalan ini sebelumnya. Di awal tahun, kita berjanji pada diri kita sendiri untuk bertumbuh dalam Injil. Kita sangat optimis. Mungkin kita memutuskan untuk mengikuti pembacaan Alkitab tahunan dan membaca Alkitab setiap hari. Bagi sebagian dari kita, kita memutuskan untuk bangun di pagi hari untuk berdoa. Atau mungkin untuk memberikan lebih banyak dari penghasilan kita untuk tujuan Kristus. Atau mungkin untuk sebagian dari kita, untuk akhirnya bisa lepas dari kecanduan atau dosa tersembunyi yang terus menghantui kita. Dan itu dimulai dengan baik. Anda penuh dengan semangat di bulan pertama. Anda berpuasa 21 hari dan membaca renungan puasa. Rasanya seperti anda berjalan di dalam kemuliaan Allah dan semua yang anda sentuh berubah menjadi kudus karena anda kudus. Itu bulan Januari. Kemudian di bulan Februari, anda mulai mengalami pergumulan dalam hubungan anda dengan Kristus. Godaan mulai datang, tetapi anda masih mampu melawannya. Anda memasang dua atau tiga alarm berbeda di telfon anda. Pembacaan Alkitab harian, kitab Keluaran, anda masih mengikuti dengan tidak terlalu banyak bolong. Namun ketika masuk bulan Maret, anda bahkan sudah tidak lagi menyalakan alarm. Anda lanjut tidur. Anda menyerah pada godaan. Anda kembali kepada kebiasaan dosa lama anda. Pembacaan Alkitab harian, Imamat, obat tidur yang sangat ampuh. Anda berhenti membaca Alkitab secara konsisten. Jadi, tahun yang dimulai dengan harapan besar berubah menjadi tahun yang biasa-biasa saja. Anda hanya mengalir saja mengikuti arus di sepanjang tahun tanpa memiliki harapan dan tujuan.
Saya tidak mau ini menjadi cerita kita di tahun 2021. Saya percaya meskipun kita berada di tengah keadaan pandemi yang penuh dengan ketidakpastian, tahun 2021 bisa menjadi tahun yang indah dimana kita bertumbuh di dalam Injil. Dan harapan saya bukanlah berdasarkan optimisme yang kosong. Saya memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah akan melakukan pekerjaan yang besar di dalam kita dan melalui kita karena firmannya yang berkata demikian. Saya tidak menaruh harapan saya di dalam kemampuan kita untuk melakukannya. Tetapi saya memiliki keyakinan yang kuat atas kuasa Allah yang bekerja di dalam kita. Saya percaya 2021 bisa menjadi tahun dimana kita bertumbuh di dalam Injil karena itulah keinginan Allah untuk kita. Dan jika ini adalah keinginan Allah untuk kita, maka kita seharusnya sangatlah optimis bahwa kita bisa melakukannya. Perhatikan apa yang dikatakan Paulus.
Efesus 3:20 – Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. Saudara, ini adalah salah satu ayat yang sangat sering di salah gunakan oleh banyak orang Kristen. Pengkhotbah seperti saya sering berkata, “Apa yang anda ingin Allah lakukan dalam kehidupan anda? Apakah anda ingin Allah memberikan anda promosi? Bonus? Pasangan hidup? Mobil baru? Allah berkata bahwa dia dapat melakukan lebih. Allah dapat melakukan jauh lebih banyak dari apa yang anda doakan. Jadi jika anda berdoa meminta Honda Jazz, Allah berkata bahwa dia dapat memberikan anda Ferrari. Ada amin?” Tetapi bukan itu yang dikatakan ayat ini. Konteks ayat ini berbicara tentang bertumbuh di dalam Injil. Inilah yang Paulus katakan. Apakah saudara ingin menjadi seperti Kristus? Apakah anda ingin lebih mengasihi Kristus? Apakah anda ingin mengasihi orang lain seperti Kristus mengasihi anda? Apakah anda ingin bertumbuh di dalam Injil? Apakah anda ingin memenangkan orang-orang di sekitar anda untuk Yesus? Paulus akan berkata kepada saudara, ya dan amin. Tetapi Paulus berkata lebih dari itu.
Allah bukan hanya sanggup melakukannya, dia dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan. Jauh lebih banyak! Inilah firman Allah. Inilah janji-Nya. Apakah saudara mempercayai janji ini? Saya akan bicara jujur kepada anda. Sering kali saya tidak mempercayai janji ini. Kegagalan saya dan pengalaman saya di masa lalu berkata kepada saya bahwa janji ini bukan untuk saya. Mungkin janji ini untuk mereka yang jauh lebih baik dan kudus daripada saya seperti rasul Paulus, Ps Semuel dan Ps Lydia. Tetapi itu tidak benar. Janji ini bukanlah milik mereka yang super kudus seperti Paulus saja. Janji ini adalah milik setiap orang percaya. Maka dari itu Paulus berkata, “seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” Kita. Saudara. Saya. Gereja ROCK Sydney. Kita harus mengerti ini. Di dalam kehidupan setiap orang percaya, ada kekuatan Allah yang memampukan kita untuk bertumbuh di dalam Injil. Apapun yang kita inginkan untuk membawa kita bertumbuh di dalam Injil, Allah mau berkata bahwa dia dapat melakukan jauh lebih banyak. Dan yang lebih menabjubkan adalah setiap dari kita sudah memiliki kuasa untuk melakukan semua itu di dalam kita. Itulah mengapa kita bisa sangat optimis. Tahun ini bisa menjadi tahun dimana kita bertumbuh di dalam Injil. Dan bukan tahun ini saja tetapi setiap tahun kita akan terus bertumbuh di dalam Injil.
Kalau begitu pertanyaanya adalah, apa artinya untuk kita bertumbuh di dalam Injil? Dan bagaimana caranya untuk kita bisa terus bertumbuh dalam Injil? Rasul Paulus akan memberikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan kita. Efesus 3 ayat yang ke 14 sampai ke 19 adalah permintaan doa Paulus bagi jemaat di Efesus. Dan doa Paulus ini sangat menarik. Ada tiga hal yang Paulus minta untuk terjadi di kehidupan jemaat Efesus. Tiga permintaan itu adalah: agar Kristus diam di dalam hati mereka; agar mereka memiliki kekuatan untuk memahami kasih Kristus; agar mereka dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Ini doa yang aneh. Paulus menulis surat Efesus untuk umat Kristus yang berada di kota Efesus. Dan yang Paulus doakan ini bukanlah sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang percaya. Jadi disini, Paulus berdoa meminta sesuatu yang sudah dimiliki oleh orang percaya. Umat Kristus adalah mereka yang mengenal Kristus dan mengasihi Kristus. Umat Kristus tahu tentang Injil. Tetapi kemudian mengapa Paulus berdoa untuk sesuatu yang umat Kristus sudah miliki? Ini sangat aneh.
Dan dikatakan bahwa Paulus bukan hanya berdoa, tetapi dia berdoa dengan sangat. Efesus 3:14-15 – Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Paulus tidak hanya berdoa tetapi dia sujud kepada Bapa. Mungkin bagi kita untuk sujud berdoa adalah sesuatu yang normal. Tetapi tidak untuk bangsa Yahudi. Di jaman Paulus, orang tidak berdoa dengan bersujud tetapi berdiri. Tetapi Paulus sujud berdoa. Ini menunjukan kepada kita bahwa dia sedang sangat memohon kepada Allah. Dia menginginkan semua umat Kristus untuk mendapatkan apa yang dia doakan. Dan yang aneh, apa yang dia doakan adalah sesuatu yang sudah dimiliki umat Kristus. Mengapa Paulus melakukan itu? Apa yang sebetulnya dia doakan? Kalau anda perhatikan doa Paulus, saudara akan melihat bahwa Paulus tidak hanya berdoa untuk mereka mengetahui kasih Kristus. Dia berdoa untuk sesuatu yang melampaui pengetahuan. Paulus berdoa supaya mereka mengalami kasih Kristus. Adalah satu hal untuk mempercayai dan mengetahui kasih Kristus, adalah hal lain untuk mengalami kasih Kristus.
Saya beri satu contoh. Katakanlah suatu hari anda menerima email yang berkata bahwa anda mewarisi sejumlah uang dari saudara anda di Nigeria yang anda tidak kenal, bahkan anda tidak tahu bahwa anda memiliki saudara di Nigeria. Dan warisan itu tersedia untuk anda ambil di Nigeria. Apa yang akan anda lakukan? Anda akan hapus email tersebut. Itu adalam scam. Setuju? Tetapi katakanlah email itu benar. Anda akan berpikir bahwa karena anda tidak mengenal orang tersebut, maka warisan yang anda terima pastinya tidak banyak. Paling hanya beberapa ratus dollar. Jadi anda malas pergi ke Nigeria untuk mengambil warisan anda. Anda lupakan warisan tersebut dan anda lanjut bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup anda. Kemudian setelah lewat beberapa tahun, seorang banker dari Nigeria menelfon anda dan memberitahu anda bahwa saudara anda meningalkan warisan sejumlah $100 juta. Jadi untuk selama beberapa tahun, anda sudah memiliki uang tersebut. Tetapi anda tidak hidup seperti anda memiliki uang tersebut. Apakah anda melihat apa yang terjadi? Ada perbedaan yang besar antara mengetahui anda mewarisi kekayaan yang begitu besar dan kekayaan itu merubah kehidupan anda. Anda bisa memiliki pengetahuan bahwa anda mewarisi kekayaan tanpa menikmati kekayaan yang anda miliki.
Inilah yang Paulus katakan kepada kita. Ada banyak umat Kristus, kehidupan kita tidak dipengaruhi oleh kebenaran yang kita ketahui. Kita tahu dan percaya akan kasih Kristus tetapi kehidupan kita tidak menunjukan bahwa anda dikasihi oleh Kristus. Dan ini bukan masalah pengetahuan. Kita tahu bahwa Allah mengasihi kita. Kita tahu kita diselamatkan oleh kasih karunia semata mata. Kita bisa mengetahui kebenaran tetapi jika kebenaran itu tidak mempengaruhi kehidupan kita, maka kebenaran itu sia sia. Inilah yang didoakan Paulus. Dia menyebutnya sebagai kasih yang melampaui segala pengetahuan. Dan kita sangat amat membutuhkan doa Paulus. Kalau saya boleh berbicara jujur, seringkali kepala saya berlari jauh lebih cepat daripada hati saya. Ada begitu banyak hal yang yang saya mengerti secara intelek tetapi saya tidak merasakan di hati saya. Dan Paulus berdoa agar jarak kesenjangan antara kepala dan hati menjadi lebih kecil. Dia berdoa agar kita tidak hanya mengetahui kasih Kristus tetapi juga mengalami kasih Kristus. Inilah artinya untuk bertumbuh di dalam Injil.
Jadi kita akan melihat tiga hal yang Paulus minta kepada Allah dan kemudian saya akan memberikan empat cara untuk menerima permintaan itu.
Berserah kepada Kristus
Efesus 3:16-17 – Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
Apa artinya untuk Kristus diam di dalam hati kita? Bagi kita untuk memahami ini, kita perlu memahami penggunaan kata hati di dalam Alkitab. Di zaman moderen, kita suka menyamakan hati dengan emosi atau perasaan. Tapi cara Alkitab mendefinisikan hati jauh lebih dalam daripada itu. Dalam pemahaman Alkitab, hati adalah pusat kendali kepribadian yang mempengaruhi pikiran, keinginan dan emosi. Jadi ketika Paulus berdoa agar Kristus diam di dalam hati kita, ia berdoa supaya Kristus menjadi sosok yang mengatur ruang kontrol kepribadian kita. Kehadiran Kristus di dalam kita akan mempengaruhi pikiran, keinginan dan emosi kita. Kata “diam” secara harfiah berarti “untuk membuat rumah.” Jadi ini bukan hanya diam untuk mampir sementara tetapi diam untuk tingal selamanya. Paulus berdoa agar Kristus membuat rumah di pusat batin kita yang mengontrol siapa kita. Jadi ini yang Paulus maksudkan. Agar rumah di dalam hati kita bukan lagi milik kita melainkan milik Kristus. Dan ketika Kristus datang dan membuat rumah di dalam hati kita, hati kita akan mengalami transformasi.
Pertanyaanya adalah, apakah Kristus sudah membuat rumah di dalam hati kita? Seringkali sewaktu ada tamu yang mengginap di rumah kita, kita berkata kepada mereka, “Anggap rumah sendiri.” Tetapi kita berbohong. Kita sebetulnya tidak mau mereka menganggap rumah kita sebagai rumah mereka. Yang sebenarnya kita maksudkan adalah, “Aku akan taruh kamu di kamar tamu, dan kamu bisa menganggap kamar ini seperti rumahmu sendiri. Kamu boleh ambil minum dan cemilan di kulkas tetapi jangan lebih dari itu.” Kita tidak mau mereka masuk ke kamar kita, membuka lemari baju kita dan memakai baju kita tanpa ijin. Kita tidak mau mereka memeriksa semua bagian dari rumah kita. Karena ada banyak ruangan yang berantakan dan hal yang ingin kita sembunyikan. Kita tidak mau mereka melihat kekacauan di rumah kita. Kita hanya mau mereka melihat hal-hal yang baik di rumah kita. Dan itu yang sering kita lakukan dengan Kristus. Kita tidak mengijinkan Yesus membuat rumah di dalam hati kita. Kita mengijinkan dia tinggal di dalam satu kamar untuk beberapa jam dan tidak lebih dari itu. Dan nama kamar itu adalah ROCK Sydney. Kristus boleh tingal di kamar itu untuk beberapa jam setiap hari Minggu. Tetapi itu tidak cukup. Kristus ingin membuat rumah di dalam hati kita. Itu berarti bahwa dia menginginkan akses penuh atas segalanya. Dia ingin melihat semua kekacauan, semua debu, semua kotoran, sehingga dia bisa mulai membersihkannya.
Tidaklah cukup untuk mempercayai Kristus dengan beberapa ruangan di dalam hidup kita; kita harus mempercayai Kristus dengan setiap ruangan di dalam hidup kita. Contohnya seperti ini. Jadi Kristus ingin merubah hati kita menjadi rumahnya. Jadi dia masuk ke ruang perpustakaan rumah kita. Dia menemukan bahwa pikiran kita dipenuhi dengan banyak informasi hoax yang tidak berguna. Dan dia menggantikannya dengan firmannya. Kemudian dia masuk ke ruang makan dan menemukan banyak selera dan makanan yang tidak sehat. Dan dia menggantikannya dengan buah Roh. Kemudian dia masuk ke ruang kerja kita, dan ruang kerja kita dipenuhi dengan banyak mainan dan koleksi pribadi kita yang tidak berguna. Dan dia menggantikannya dengan pekerjaan kerajaan Allah. Jadi Kristus membersihkan hati kita dan menjadikan hati kita rumahnya. Tapi kemudian dia melihat lemari yang sangat kecil. Dan dia berjalan menuju lemari itu. Dan kita menjadi sangat panik. Kita dengan cepat berjalan di depan Yesus dan menghentikan dia dari membuka lemari tersebut. Kemudian Yesus bertanya, “Apa yang ada di dalam lemari ini?” Dan kita menjawab, “Yesus, aku sudah memberikan segalanya. Kamu dapat memiliki seisi rumahku. Tapi satu lemari kecil ini, aku ingin menyimpannya untuk diriku. Tolong berikan lemari ini kepada aku. Jangan membukanya.” Di dalam lemari kecil ini, kita menyimpan keinginan terdalam dari hati kita. Kita menyimpan dosa rahasia kita yang kita tidak ingin orang lain ketahui. Kita menyimpan kemarahan, rasa malu, ketakutan, dendam, harapan kita. Kemudian Yesus tersenyum kepada kita dan bertanya, “Apakah kamu percaya bahwa aku mencintaimu? Jika kamu percaya, berikan lemari ini padaku. Aku menginginkannya. Ini adalah milikku.” Saudara, inilah artinya untuk Kristus diam di dalam hati kita. Kristus menjadi pusat emosi, keinginan dan pikiran kita. Dia menjadi alasan untuk keberadaan kita. Ini adalah permintaan pertama Paulus.
Mengalami kasih Kristus.
Efesus 3:18-19a – Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
Paulus berdoa bagi kita bukan hanya untuk mengetahui tetapi juga untuk mengalami kasih Kristus. Paulus berdoa agar kasih Kristus menjadi suatu kenyataan bagi kita. Itulah sebabnya ia menggunakan dimensi lebar, panjang, tinggi dan dalam. Paulus tidak ingin kasih Kristus hanya menjadi pengetahuan yang abstrak bagi kita. Dia berdoa agar kasih Kristus menjadi suatu realitas. Begitu nyata sehingga kasih Kristus menjadi lebih nyata dibanding kasih pasangan kita, anak, pacar, cinta uang, cinta ketenaran, cinta sukses, cinta kebanggaan dan segala sesuatu yang lain. Karena inilah sesuatu yang kita ketahui. Ada banyak umat Kristus yang mengetahui tentang kasih Kristus tetapi tidak mengalami kasih Kristus secara pribadi.
Satu contoh. Suatu hari, seorang gadis muda datang kepada ke pendetanya untuk konseling. Gadis ini sedang depresi. Dia merasa bahwa tidak ada orang yang mengasihi dan peduli terhadap dia. Jadi pendetanya mencoba membantu dia, dan mereka melihat semua berkat yang dia sudah miliki di dalam Kristus. Pendeta ini mengingatkan gadis ini bahwa dia sudah dipilih Allah sebelum dunia diciptakan; bahwa dia sudah di adopsi masuk dalam keluarga Allah dan dia memiliki warisan yang kekal. Dan itu semua dia terima karena apa yang Kristus sudah lakukan untuk dia. Setelah berbicara sekitar satu jam, sang pendeta bertanya, “Bagaimana? Apakah kamu masi depresi? Apakah kamu sudah merasa lebih baik?” Gadis ini menjawab, “Aku tahu bahwa Kristus mengasihi aku dan jika aku mati, aku akan masuk surga. Aku tahu bahwa aku sudah memiliki semua berkat rohani di dalam Kristus. Tetapi apa gunanya semua itu jika tidak ada pria di sekolahku yang memperhatikan aku?” Anda bisa lihat permasalahannya? Permasalahan ini bukan hanya masalah gadis ini tetapi masalah setiap kita. Ini yang terjadi. Kita mengerti bahwa Kristus mengasihi kita. Kita tahu bahwa Kristus sudah menerima kita. Tetapi sewaktu kita ditolak orang lain, penolakan orang tersebut lebih nyata bagi kita dibandingkan dengan kasih Kristus. Kita tahu tetapi kita tidak mengalami Kristus pada saat yang bersamaan. Dan Paulus berdoa agar kasih Kristus, penerimaan Kristus, menjadi lebih nyata dan lebih manis bagi kita dibandingkan hal-hal yang lain.
Kenapa ini penting? Karena pada akhirnya, kita tidak didorong oleh apa yang kita ketahui namun oleh apa yang kita kasihi. Sampai kasih Kristus menjadi begitu nyata bagi kita, kita tidak akan bisa berkata tidak kepada apa yang dunia tawarkan. Saudara pernah jatuh cinta? Saya menduga sebagian besar dari anda pernah. Apa yang anda rasakan ketika anda sedang jatuh cinta? Beberapa mengatakan jatuh cinta itu seperti aliran listrik. Beberapa mengatakan itu adalah perpaduan kimia. Beberapa mengatakan itu adalah ledakan. Kita tidak bisa menggungkapkan dengan jelas, tetapi sewaktu kita jatuh cinta, kita tahu dengan sangat bahwa itu nyata. Bagaimana kita tahu? Karena pikiran, keinginan dan emosi kita didorong oleh kenyataan bahwa kita sedang jatuh cinta. Ketika kita sedang jatuh cinta kita sering memikirkan tentang dia. Ketika kita sedang jatuh cinta kita menemukan keinginan yang kuat untuk menyenangkan dia. Ketika kita sedang jatuh cinta, emosi kita sangat dipengaruhi oleh dia. Kita mungkin tidak dapat mengungkapkannya dengan perkataan yang tepat tetapi kita tahu dengan pasti bahwa hal itu nyata. Seorang “teolog” mengatakannya seperti ini, “You’re just too good to be true. Can’t take my eyes off of you. You’d be like Heaven to touch, I wanna hold you so much. At long last, love has arrived. And I thank God I’m alive. You’re just too good to be true. Can’t take my eyes off of you.” Kasih Kristus harus menjadi begitu nyata bagi kita sampai kasih itu menjadi kenyataan yang lebih kuat daripada kasih terbesar yang pernah kita alami di luar Kristus. Inilah permintaan kedua Paulus.
Menjadi seperti Kristus
Efesus 3:19b – Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
Saya mengerti ungkapan “kepenuhan Allah” mempunyai konotasi sesuatu yang keramat. Tapi ungkapan ini artinya adalah bagi kita untuk hidup sedemikian rupa sehingga kita mencerminkan pribadi Kristus. Ketika kita dipenuhi dengan kepenuhan Allah, maka yang terjadi adalah kita menemukan jati diri kita semakin berkurang, dan pribadi Allah semakin nyata. Untuk dipenuhi dengan seluruh kepenuhan Allah adalah untuk menjadi seperti Kristus. Itulah tujuan akhir segalanya. Agar hidup kita mencerminkan kehidupan Kristus dalam segala hal. Kasih Kristus bukan lagi menjadi pengetahuan abstrak tetapi kasih Kristus mengubah cara hidup kita.
Bayangkan anda adalah seorang chef. Sewaktu anda masak, teman-teman anda memuji anda dan berkata, “Masakanmu enak sekali. Kamu chef yang luar biasa.” Anda mengasihi teman-teman anda dan mengapresiasi pujian mereka. Tetapi katakanlah suatu hari seorang chef terkenal di seluruh dunia datang ke restaurant tempat anda bekerja dan memakan masakan anda tanpa anda ketahui. Kemudian setelah selesai makan, dia minta waktu kusus untuk bertemu dengan anda dan berkata, “Kamu adalah salah satu chef terbaik yang aku ketahui. Masakanmu adalah salah satu makanan terenak yang aku pernah makan.” Apa yang akan terjadi? Puji Tuhan untuk pujian yang teman-teman anda berikan, tetapi pujian chef ini akan jauh lebih berbobot dibanding dengan pujian maupun kritik orang-orang di sekitar anda. Anda mengalami kemuliaan. Anda akan merasa penuh dan itu merubah cara anda memandang diri anda. Untuk dipenuhi dengan kepenuhan Allah adalah untuk mengalami kejadian seperti ini namun jauh lebih memuaskan. Ini merubah segalanya tentang kita. Saya harus mengakui bahwa saya sering merasa senang ketika saya berdoa setelah khotbah, dan saya mendengar ada suara tangisan. Membuat seseorang menangis melalui kotbah itu memberikan suatu rasa kepuasan. Dan saya juga senang sewaktu saya menerima Instagram post dari anda yang mengatakan bagaimana khotbah saya benar-benar menyentuh dan berbicara kepada anda. Tetapi dan ini adalah tetapi yang penting. Tetapi jika kotbah itu tidak mengubah cara hidup anda, maka semua itu sia-sia. Itulah sebabnya Paulus berdoa bagi kita untuk dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Inilah permintaan doa Paulus yang ketiga.
Sekarang kalau begitu, bagaimana caranya untuk kita bisa menerima doa Paulus? Bagaimana caranya untuk kita bisa bertumbuh di dalam Injil? Saya akan berikan empat cara untuk bertumbuh di dalam Injil. Dan semua cara ini bukan cara yang spektakuler. Ini adalah cara yang sangat biasa. Tidak ada resep rahasia untuk bertumbuh di dalam Injil.
Pertama, doa. Kita perlu memahami bahwa adalah tidak mungkin bagi kita untuk mencapai semua yang Paulus doakan dengan kekuatan kita sendiri. Kita akan gagal terus menerus dan kita akan menjadi sangat frustrasi. Itulah sebabnya Paulus mulai dengan berdoa. Dia dengan sangat memohon dan sujud berdoa untuk kita. Mengapa? Karena kemampuan bagi kita untuk mengalami kasih Kristus tidak berasal dari kita; itu adalah pemberian Allah. Efesus 3:16 – Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu. Dengar baik baik. Kemampuan untuk menjadi seperti Kristus adalah sesuatu yang Allah berikan kepada kita. Ini bukanlah sesuatu yang bisa kita lakukan dengan sendirinya. Di sinilah kita sering kali salah. Kemauan dan tekat kita tidak akan dapat menghasilkan karakter ilahi dalam jangka panjang. Tidak ada tombol ajaib yang menjadikan kita saleh. Kehidupan seperti Kristus dimulai dengan berlutut dan berdoa kepada Allah dengan sangat.
Kabar baik bagi kita hari ini adalah bahwa Allah tidak pelit dengan kekuatannya. Paulus berkata bahwa Allah akan memberikan kita kekuatan untuk menjadi seperti Kristus menurut kekayaan kemuliaan-Nya. Apakah anda mengerti apa maksudnya? Paulus tidak mengatakan dari kekayaan kemuliaan-Nya, tetapi menurut kekayaan kemuliaan-Nya. Mari saya beri contoh. Jika saya bangkrut dan anda adalah seorang billionaire dan saya meminta anda untuk memberikan saya $1000 dan anda memberikan saya $50, anda memberikan saya dari kekayaan anda, bukan menurut kekayaan anda. Tetapi jika saya meminta anda $1000, dan anda memberi saya $1,000,000, anda tidak memberi saya dari kekayaan anda, anda memberi saya menurut kekayaan anda. Anda menunjukkan bahwa kekayaan anda berada dalam nilai yang jauh lebih tinggi. Jadi pertanyaan saya hari ini, seberapa kayakah Allah dalam kemuliaan? Infinite! Tidak terbatas. Jadi kabar baik bagi kita adalah bahwa ketika kita berdoa meminta kekuatan untuk bertumbuh di dalam Injil, Allah akan memberikan kita menurut kekayaan-Nya yang tak terbatas. Dia tidak pelit dengan kita. Dia akan memberikan kepada kita lebih dari yang dapat kita harapkan. Allah sanggup melakukan jauh lebih banyak sewaktu kita berdoa kepada dia dibandingkan dengan kita mencoba dengan kemampuan diri kita sendiri.
Kedua, perenungan Firman Tuhan. Jika cara pertama kita menerima adalah menerima dengan pasif, cara kedua adalah menerima dengan aktif. Kita harus menggunakan kemampuan kita untuk memahami. Paulus berdoa untuk kemampuan untuk memahami. Yang berarti, diperlukan usaha kita untuk memahami kasih Kristus. Jadi ketika kita membaca Alkitab, pertama dibutuhkan kerendahan hati untuk berdoa dan meminta pertolongan Allah bagi kita untuk memahami firman-Nya. Dan kedua, dibutuhkan bagi kita untuk mengunakan pikiran kita untuk mencoba memahami apa yang Allah katakan. Sering kali, kita membaca Alkitab hanya untuk sekedar membaca. Kita tidak menggunakan pikiran kita untuk memahami dan mengerti apa yang kita baca. Sangatlah penting bagi kita untuk tidak terburu-buru dan mengunyah dan merenungkan ayat yang kita baca. Kecenderungan kita adalah untuk membaca 100 km/jam dan kehilangan keindahan kasih Kristus bagi kita. Tapi Paulus mengajarkan kita untuk menggunakan pikiran kita dan bergumul dengan ayat-ayat yang kita baca. Mari saya beri contoh dari bacaan Alkitab yang kita baca kemarin. Dua ayat yang sangat berarti yang sering kali kita lewatkan.
Yohanes 10:28-29 – dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Ayat ini mengungkapkan kepada kita betapa Allah mengasihi kita. Tapi diperlukan untuk kita memperlambat kecepatan kita dan menggunakan pikiran kita untuk mendapatkan permata dari ayat ini. Yesus berkata jika kita menaruh iman kita di dalam dia, kita memiliki perlindungan ganda. Pertama, kita berada di dalam genggaman tangan Yesus. Dan dia berkata bahwa tidak ada seorangpun yang bisa merebut kita dari tangannya. Coba pikirkan sejenak. Adakah sosok yang lebih besar daripada Yesus? Adakah seseorang yang lebih kuat daripada Yesus? Jawabannya tentu tidak ada. Maka dari itu, ketika Yesus memegang kita, tidak akan ada orang yang bisa merebut kita dari dia. Tapi Yesus tidak berhenti disitu. Yesus tidak hanya berkata bahwa kita berada di tangan Yesus, tetapi yang kedua, kita berada di dalam genggaman tangan Bapa. Dan Yesus dengan jelas berkata bahwa Bapa lebih besar dari pada siapapun. Jadi kita memiliki perlindungan ganda. Sekarang kita harus berpikir. Yesus berkata bahwa ketika kita ada di dalam genggaman tangannya, tidak ada seorangpun yang bisa merebut kita dari dia. Tapi mari katakan bahwa secara kebetulan seseorang berhasil merebut kita dari tangan Yesus. Yesus kemudian berkata bahwa tidak ada yang bisa merebut kita dari tangan Bapa. Ada dua tangan yang menggenggam kita. Tidak ada iblis, kuasa jahat, manusia, yang bisa memisahkan kita dari tangan Yesus dan Bapa. Bahkan diri kita sendiri. Kita tidak bisa mengeluarkan diri kita dari genggamman ini. Kita selamanya aman dalam cengkeraman Kristus dan Bapa. Itulah perkataan Yesus. Apakah kita percaya akan perkataan ini? Apakah kita yakin? Jika kita yakin akan perkataan Yesus, jika kita yakin bahwa tidak ada yang bisa mengambil kita dari tangan Yesus dan Bapa, maka kenapa kita sering khawatir ketika kita melewati lembah kekelaman? Mengapa kita sering khawatir akan keselamatan kita? Bukankah tangan Yesus dan tangan Bapa lebih besar dari siapapun?
Saudara lihat apa yang terjadi? Dua ayat yang tampaknya tidak signifikan ini memberikan kita wawasan yang luar biasa akan keamanan keselamatan kita di dalam kasih Kristus. Tapi kita harus bergulat dengan ayat ini. Kita tidak bisa hanya berlari cepat melewatinya. Kita harus berpikir dan merenungkan ayat yang kita baca. Setelah kita mendapatkan keindahan ayat-ayat yang kita baca maka kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita. Jadi ya kita harus berdoa kepada Allah untuk memberikan kita kekuatan untuk mengalami kasih Kristus, tetapi juga dibutuhkan upaya kita untuk memahami perkataan Kristus. Ini adalah perpaduan antara pikiran dan hati.
Ketiga, komunitas. Paulus sangat jelas ketika dia berdoa agar kita dapat memiliki kekuatan untuk memahami bersama-sama dengan segala orang kudus. Kekristenan bukanlah hanya tentang anda dan Yesus saja. Anda dan Yesus sangatlah baik. Hubungan pribadi dengan Yesus sangat penting. Tapi kita juga membutuhkan satu dengan yang lain. Kita membutuhkan komunitas untuk lebih memahami kasih Kristus. Kita harus mengerti ini. Kekristenan adalah iman pribadi tetapi proyek komunitas. Kemampuan diri kita sendiri untuk memahami kasih Kristus sangat terbatas. Kita adalah makhluk yang terbatas. Sedangkan Allah adalah tidak terbatas. Tidak mungkin bagi sesuatu yang terbatas untuk sepenuhnya memahami apa yang tidak terbatas. Tetapi melalui hubungan satu sama lain, kita dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kasih Kristus yang tak terbatas. Saudara dan saudari kita dalam Kristus akan membantu kita melihat dan mengalami kekayaan kasih Kristus dengan jauh lebih indah daripada yang kita dapat lakukan sendiri.
Itu sebabnya kita perlu komunitas orang percaya. Jika anda belum bergabung dalam KM, saya sangat mendorong anda untuk ditanam di dalam sebuah KM. Kita sangat membutuhkan komunitas untuk menerima kepenuhan Allah. Jadi tertanamlah di KM dan juga berkomitmen dalam gereja lokal. Gereja lokal dirancang oleh Allah untuk menjadi tempat di mana kita dapat tumbuh bersama dengan saudara dan saudari dalam Kristus. Puji Tuhan untuk gereja online tetapi gereja online tidak dapat menggantikan kehadiran anda di dalam ibadah gereja local. Ada sesuatu tentang bernyanyi mazmur bersama-sama, membaca firman Allah bersama-sama, belajar Firman Allah bersama-sama, yang memperkuat batin kita untuk lebih memahami kasih Kristus. Jadi buatlah komitmen untuk tertanam di gereja lokal dan di KM. Komunitas adalah salah satu cara kita menerima kepenuhan Allah.
Keempat, kacamata Injil. Perhatikan dengan baik. Ini adalah prinsip yang sangat penting. Perhatikan bahwa Paulus tidak mengatakan “kasih Allah.” Kasih Allah itu baik namun abstrak. Paulus membuatnya menjadi sesuatu yang bernilai pribadi dengan mengatakan, “kasih Kristus.” Kasih Allah menjadi nilai pribadi di dalam Injil Kristus. Injil memberikan daging dan tulang terhadap kasih Allah. Segala sesuatu yang kita terima harus ditafsirkan melalui kacamata Injil. Itu sebabnya saya tidak akan pernah bosan mengkotbahkan Injil Kristus kepada anda. Karena pada akhirnya, hanya kasih Kristus yang dapat mengubah hati manusia. Itulah sebabnya Paulus berdoa di Efesus 3:18 – supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Setiap Firman perlu ditafsirkan melalui lensa kasih Kristus bagi kita.
Coba pikirkan betapa lebarnya kasih Kristus. Kitab Wahyu mengatakan bahwa Yesus mati untuk menebus bagi Allah orang-orang dari tiap-tiap suku, bahasa, kaum dan bangsa. Yesus tidak mati hanya untuk bangsa Indonesia. Dia mati untuk semua jenis manusia dari setiap sudut dunia. Saudara tahu mengapa kita begitu menyukai Avengers end game? Mari saya beri tahu alasannya. Karena “I love you 3000.” Kita tidak bisa tidak tersentuh sewaktu kita menyaksikan seseorang yang mengorbankan hidupnya untuk orang-orang yang dia kasihi. Dan itulah cerita Kekristenan. Di dalam Injil, Yesus bukan hanya mengasihi anda three thousand tetapi three billion dan kekekalan. Tidak peduli apakah anda seorang pembunuh. Tidak peduli apakah anda seorang pemerkosa. Tidak peduli siapa anda. Kasih Kristus sanggup menyelamatkan siapa saja. Tidak ada hati yang terlalu keras untuk dia lembutkan. Apakah anda sudah mempertimbangkan betapa lebarnya kasih Kristus?
Coba pikirkan betapa panjangnya kasih Kristus. Sekali lagi dalam kitab Wahyu kita menemukan bahwa dari sebelum dunia dijadikan, anak domba Allah sudah disembelih. Apakah anda menangkap itu? Sebelum Allah menciptakan bumi, sebelum anda dan saya menarik nafas pertama, sebelum waktu dimulai, didalam kekekalan, Yesus sudah disembelih. Kasih-Nya untuk kita sudah mulai bahkan sebelum waktu dimulai. Dan kasih itu akan terus berlanjut sepanjang kekekalan. Kristus tidak akan pernah kehabisan kasih untuk kita. Dia mengasihi kita dari kekekalan sampai kekekalan. Dan kita akan menikmati kasih-Nya kepada kita untuk selama-lamanya. Apakah anda sudah mempertimbangkan betapa panjangnya kasih Kristus?
Coba pikirkan betapa tingginya kasih Kristus. Dalam salah satu doa Yesus bagi kita di dalam Yohanes 17, Yesus berdoa supaya kita menikmati kemuliaan yang Yesus miliki dengan Allah Bapa. Dapatkah anda bayangkan itu? Kemuliaan Allah Mahakuasa, kemuliaan yang dimiliki Allah Tritunggal, Yesus ingin kita menikmati kemuliaan yang sama. Kemuliaan seperti apa itu? Saya tidak tahu! Saya bukan bagian dari trinitas jadi saya tidak tahu. Tapi kita akan tahu nanti pada waktunya. Kasih Kristus akan membawa kita ke ketinggian itu. Apakah anda sudah mempertimbangkan betapa tingginya kasih Kristus?
Coba pikirkan betapa dalamnya kasih Kristus. Apakah anda tahu betapa jauh dia bersedia pergi untuk mengasihi anda? Ijinkan saya memberitahu anda. Tidak ada sosok yang membuat pengorbanan lebih besar untuk mencintai seseorang daripada Yesus. Dia yang adalah sama dengan Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai hal yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Di kayu salib, dia berteriak, “Tuhan, Tuhan, mengapa Engkau meninggalkan aku?” Yesus turun dari kemuliaan sorga dan masuk kedalaman lubang neraka untuk anda. Dalam Yesus kita menemukan bahwa anak Allah menjadi anak manusia agar anak manusia dapat menjadi anak Allah. Salib adalah kedalaman kasih Kristus bagi kita. Apakah anda sudah mempertimbangkan betapa dalamnya kasih Kristus? Di dalam cerita Injillah kita bisa melihat betapa lebar, panjang, tinggi dan dalamnya kasih Kristus.
Inilah doa Paulus untuk setiap dari kita. Dia ingin agar kita berserah penuh kepada Kristus; dia ingin agar kita mengalami kasih Kristus; dan dia ingin agar kita menjadi seperti Kristus. Maka dari itu setiap dari kita orang percaya harus mempunyai pengharapan yang besar bahwa kita akan bertumbuh di dalam Injil. Inilah doa Paulus untuk kita dan kehendak Allah bagi kita. Dan saya percaya jika kita menjadikan bertumbuh di dalam Injil fokus utama kita, Allah sanggup melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan. Allah ingin kita bertumbuh di dalam Injil lebih daripada kita ingin bertumbuh di dalam Injil. Adalah isi hati Allah agar saudara dan saya menjadi seperti Kristus dalam segala hal. Allah lebih ingin menjawab doa kita daripada kita menginginkan jawaban doa kita. Karena jawaban dari doa ini akan membawa kemuliaan bagi dia di dalam gereja dan di dalam Kristus Yesus sampai selama-lamanya.
Efesus 3:20-21 – Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
Discussion questions:
- Are you optimistic about your growth in the gospel in 2021? Why or why not?
- Explain the difference between knowing the love of Christ and experiencing the love of Christ.
- What does it mean for Christ to dwell in our hearts? Why is this painful?
- Look at the three petitions of Paul’s prayer. Explain how these three petitions build on each other.
- Why prayer is such a crucial element of growing in the gospel? What does it say about your prayer life?
- How do your local church and MC (small group) play role in your growth in the gospel? Share your story.
- Why gospel-centred lens is extremely crucial?
Sorry, the comment form is closed at this time.