16 Jan Ciri-ciri Gereja yang Dewasa
Menurut Stephen Covey, di dalam teori yang diberinya nama €˜Maturity Continuum€™, kedewasaan manusia itu terbagi menjadi 3 tahap: 1. Dependent 2. Independent 3. Interdependent
Orang yang berada di tahap pertama biasanya selalu cenderung menyalahkan orang lain. Kata yang sering dipakai oleh orang ini adalah €˜kamu€™ (contoh: “Gara-gara kamu sih”). Lalu orang yang di tahap kedua sering kali menyalahkan dirinya sendiri. Kata yang sering dipakai adalah €˜saya€™ (contoh: “Saya tidak mungkin dapat melakukannya”). Sedangkan mereka yang di tahap ketiga, akan sering menggunakan kata €˜kita€™. Dengan kata lain, orang ini akan memikirkan tentang kepentingan bersama, bukan hanya orang lain, atapun dirinya sendiri.
Teori Stephen Covey di atas berbicara tentang kedewasaan manusia secara umum. Hari ini kita mau melihat bagaimana kedewasaan di dalam gereja. Untuk itu kita perlu melihat bagaimana gereja pada mulanya berjalan. (Baca: Kisah Para Rasul 2:41-47).
Gereja (ecclesia) adalah suatu perkumpulan orang-orang yang dipanggil dan dipilih oleh Tuhan; Gereja bukanlah klub, dan janganlah dijadikan klub, sebab klub hanya untuk orang yang mau bersenang-senang.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari gereja yang benar: 1. Fokus utama gereja adalah salib Kristus (Cross) Segala aktifitas dan kepercayaan gereja terpusat pada salib. Di dalam salib maka segala tragedi akan menjadi suatu suka cita.
Mengapakah salib begitu penting bagi suatu gereja? Sebab di mana ada gereja, belum tentu ada Tuhan Yesus. Tetapi di mana ada Tuhan Yesus, disitulah gereja-Nya.
2. Mengejar kekudusan (Holiness) Setiap manusia tidak kudus, sebab tidak ada dari kita yang sempurna. Tetapi jika mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus berdosa namun bertobat, mereka akan diampuni melalui kasih anugerah Tuhan.
3. Kesatuan di dalam gereja, dan antara gereja-gereja (Unity) Gereja Tuhan adalah tubuh Kristus, yaitu satu kesatuan. Gereja Tuhan haruslah salaing membantu dan menguatkan.
4. Lahir baru (Reborn) “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.” (ayat ke-41)
Mujijat akan terjadi di gereja, yaitu kelahiran baru jiwa-jiwa yang hilang.
5. Sikap peduli (Caring) “dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.” (ayat ke-45)
Seperti gereja mula-mula, umat Tuhan perlu saling peduli dan memperhatikan satu sama lain.
6. Hidup dalam keharmonisan (Harmony) Umat Tuhan haruslah hidup bersama-sama dalam keharmonisan di dalam gereja walaupun terdapat perbedaan-perbedaan dari setiap individu.
“Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” (ayat ke-46, 47)
Semua ini, Cross, Holiness, Unity, Reborn and Harmony (CHURCH) adalah tanda atau ciri-ciri dari suatu gereja yang dewasa. Marilah di tahun yang baru ini, setiap kita boleh melihat dan mengoreksi diri kita masing-masing; apakah kita adalah gereja yang sudah dewasa?
No Comments