07 Jul Family as a ministry
(Keluargaku, Mezbahku Adalah Pelayananku)
Akhir-akhir ini banyak bermunculan kasus hukum yang terjadi di dalam sebuah keluarga.
Suami dengan isteri, anak dengan orang tua, menantu dengan mertua, kakak dengan adik dan lain-lain. Bahkan ada kasus yang sumber masalahnya sepele tetapi berakibat meninggalnya seorang isteri. Diberitakan suami tega menghabisi nyawa isterinya hanya karena mendengar isterinya mengigau menyebut nama pria yang bukan dirinya. Padahal si isteri baru melahirkan bayi ber’umur 6 bulan. Inilah kelakuan manusia-manusia akhir jaman.
“Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat” Roma 13:10.
Kita tentu sangat sedih mendengar kasus-kasus kejahatan yang dilakukan sesama manusia.
Dua hal yang harus kita perhatikan adalah
- Bagaimana kita menjaga komitmen bersama dan setia dengan pasangan kita.
Apa’pun kondisi kita saat ini, harus berusaha untuk tetap menjaga komitmen hidup menua bersama sampai maut memisahkan. Jika ada masalah sekecil apa’pun, itu harus segera dibicarakan bersama, dicarikan solusi untuk kepentingan bersama. Jika diperlukan, libatkan pemimpin rohani untuk membantu menyelesaikan permasalahannya. Intinya komitmen hidup bersama saling mengasihi sampai maut memisahkan harus kita pertahankan.
- Hal berikutnya yang tidak kalah penting adalah memperhatikan sekeliling kita.
Cobalah peduli (bukan kepo!!) dengan keluarga-keluarga sekitar anda, mungkin saja mereka sedang memerlukan tempat untuk sharing kondisi mereka.
Dan sadarilah bahwa salah satu fungsi menikah/berkeluarga adalah
- menjalankan misi agung Yesus Kristus untuk menjadi suratan terbuka,
- menceritakan kebaikan-Nya, kasih-Nya, kepeduliaan-Nya, pengorbanan-Nya terhadap manusia berdosa layaknya kita dahulu.
Marilah mulai peduli dengan keadaan sekitar kita. Jangan biarkan iblis memalingkan anda dari misi agung Yesus Kristus.
- Jadilah garam, jadilah terang melalui keluarga anda untuk keluarga-keluarga lainnya!
- Didiklah anak-anak anda dengan kasih Kristus.
- Kasihilah pasangan anda dengan cara Yesus mengasihi kita.
- Hidupilah kasih Kristus di dalam keluarga a
“Tanpa kasih Kristus, mustahil untuk kita bisa mengasihi dengan sungguh-sungguh!”
“Staying Married Is Not About Staying In Love. It Is About Keeping Covenant”
John Piper.
4 “seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.
5 Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?”
1 Timotius 3:4-5.
Keluarga adalah anugerah Allah yang tidak ternilai harganya.
- Keluarga adalah sebuah unit terkecil sekaligus terpenting dalam usaha mentransmisi iman Kristiani dan
- menyatakan karya penyataan Allah kepada individu maupun masyarakat melalui kehidupan mereka.
Sebelum seseorang dipercayakan untuk mengurus jemaat, maka seorang pemimpin keluarga, koordinator pelayanan, gembala komsel dan lain-lain:
- Mereka harus tau menuntun dan melayani dalam keluarganya sendiri.
- Seorang pemimpin yang berpengaruh adalah pemimpin yang dapat membangun mezbah keluarga.
- Yang dimaksud mezbah keluarga adalah tindakan yang dilakukan oleh pemimpin keluarga untuk memimpin seluruh keluarganya menyembah Tuhan bersama-sama.
Mengapa pelayanan dimulai dari rumah?
- Pemimpin/ Orang tua terikat pada perjanjian.
Sejak dari jaman Perjanjian lama, pola pelayanan bersifat pada keluarga, dimana orang tua bertanggung jawab untuk membawa keluarganya menyembah Tuhan serta mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anaknya.
6 “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Ulangan 6:6-7.
“Sebab itu janganlah di antaramu ada laki-laki atau perempuan, kaum keluarga atau suku yang hatinya pada hari ini berpaling meninggalkan Tuhan, Allah kita, untuk pergi berbakti kepada allah bangsa-bangsa itu; janganlah di antaramu ada akar yang menghasilkan racun atau ipuh” Ulangan 29:18.
Tanggung jawab melayani dimulai dari hal yang paling kecil yakni
- ketika kita dipercayakan sesuatu, maka kita harus kerjakan dengan sungguh-sungguh.
- Hal ini sebenarnya berkaitan dengan latihan kesetiaan dan tanggung jawab.
- Bentuk Kesetiaan.
”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” Lukas 16:10.
9 “Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan Tuhan kepadamu di bawah matahari karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari.
10 Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga (sungguh-sungguh) karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.”
Pengkhotbah 9:9-10.
Ketika dipercayakan untuk melayani keluarga, maka kita harus mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Karena dengan setia terhadap perkara kecil, maka kita akan dipercayakan perkara yang besar.
Apa itu pelayanan dari rumah?
Belajar dari Yosua yang adalah penerus tongkat estafet daripada Musa, ada rahasia menarik “mengapa Yosua dipercayakan untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan”.
Yosua adalah teladan pemimpin keluarga yang baik, yang mampu memimpin keluarganya untuk beribadah kepada Tuhan.
“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” Yosua 24:15.
Bagaimana pelayanan keluarga?
“Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu” 2 Timotius 1:5.
Timotius adalah anak rohani dari Paulus, namun Alkitab mencatat bahwa orang tua Timotius (nenek dan ibunya) telah mendidik Timotius dalam iman kepada Tuhan, jauh sebelum pertemuannya dengan Paulus.
- Pelayanan dalam keluarga melalui pendidikan artinya pemimpin harus mendidik keluarganya untuk takut akan Tuhan.
- Keluarga kristen adalah tempat pendidikan yang pertama dan terutama bagi anak.
- Hasil pelayanan orang tua Timotius, mereka mendapatkan buah yang dihasilkan.
- Timotius bertumbuh menjadi pemuda yang takut akan Tuhan dan hidupnya dari sejak muda telah melayani Tuhan.
Artinya bahwa pelayanan keluarga akan memiliki pengaruh yang luar biasa bagi keturunannya.
“Jangan seorang’pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya,
- dalam perkataanmu,
- dalam tingkah lakumu,
- dalam kasihmu,
- dalam kesetiaanmu dan
- dalam kesucianmu”
1 Timotius 4:12.
1 “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan karena haruslah demikian.
2 Hormatilah ayahmu dan ibumu – ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”
Efesus 6:1-3.
“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal karena itulah yang indah di dalam Tuhan” Kolose 3:20.
Sorry, the comment form is closed at this time.