28 Oct Firman Tuhan sebagai Penghalang atau Perlindungan dalam Kehidupan
1 Kor 15:56, “sengat maut ialah dosa dan kekuatan dosa ada di hukum Taurat” Ada pepatah negative yang mengatakan peraturan dibuat hanya untuk dilanggar. Contohnya, kalau kita berpikir bahwa lampu merah hanya menghambat perjalanan, maka kita sudah terkena jebakan seperti ayat di atas. Seharusnya kita berpikir bahwa lampu merah sebagai perlindungan dari kecelakaan, yang pada akhirnya membuat kehidupan kita menjadi aman dan bahagia.
Roma 7:5, “sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja di dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut” Pernahkah mendengar ungkapan “semakin dilarang semakin menjadi-jadi”? Tulisan “Dilarang merokok” hanya menambah keinginan pecandu rokok untuk segera merokok. Apakah anak Tuhan harus bayar perpuluhan? Bolehkah anak Tuhan bercerai? Kalau tidak baca alkitab, aku merasa berdosa! Saya harus begini dan tidak boleh begitu!
Semua kalimat di atas menandakan kita melihat Firman Tuhan sebagai penghalang yang menghambat kesukaan kita dan kita masih hidup di bawah hukum Taurat.
Contoh-contoh dalam Alkitab: 1. Kisah anak bungsu yang terhilang (Lukas 15:11-32) Sang anak meminta warisan kepada bapaknya yang masih hidup. Warisan adalah sesuatu yang diberikan pada waktu seseorang yang memberikannya telah meninggal dunia. Bapaknya tidak melarang atau memarahi anaknya yang kurang ajar ini, tetapi memberikan saja harta warisannya. Padahal saya yakin sekali bahwa sang ayah sangat tahu bahwa anak bungsunya akan menghabiskan hartanya dengan cara yang tidak benar dan akan berkahir dengan penderitaan / masalah besar.
Mengapa sang bapak tidak mencegah / melarang sesautu yang dia tahu bahwa anaknya akan mengalami kekacauan / kehancuran? Karena sang ayah tahu pasti bahwa jika dilarangpun, sang anak akan tetap melakukannya.
Segala sesuatu yang kita tetapkan dengan segala kebulatan tekad dan sepenuh hati pasti akan terjadi baik positif maupun negatif. Hal ini terjadi sejak manusia diciptakan oleh Tuhan, untuk berkuasa di atas muka bumi ini (having dominion on earth) (Kej 1:26), tetapi segala sesuatu yang kita putuskan akan ada konsekuensinya: yang positif berbuahkan kebahagiaan dan yang negatif berbuahkan penderitaan. Anak bungsu ini baru sadar dan kembali ke bapaknya setelah mengalami penderitaan yang membuat dia makan makanan babi.
2. Bileam (Bilangan 22:7-35) Bileam seorang nabi Tuhan yang sangat terkenal dengan keampuhan nubuatan dan ucapannya yang pasti akan terjadi sehingga dicari oleh raja Balak dari bangsa Moab dan Midian. Dengan upah yang besar, Bileam disuruh mengutuki / menenung bangsa Israel. Sebagai seorang nabi Tuhan, Bileam pasti tahu bahwa tidak mungkin mengutuki bangsa yang diberkati oleh Tuhan, tetapi Bileam menyuruh bangsa Moab untuk tinggal di rumahnya sementara ia bertanya pada. Ini sama dengan kita yang bertanya bolehkah pacaran dan menikah dengan bukan anak Tuhan? Padahal kita tahu sudah ada Firman Tuhan yang melarang kita. Kalau sesuatu belum jelas maka kita berdoa dan tanya Tuhan, tetapi kalau sudah ada firman yang jelas, kenapa kita harusa bertanya lagi. Orang seperti ini bukan mencari kehendak Tuhan, tetapi mau mencari pembelaan dari apa yang dia sudah rencanakan dalam hatinya. Pada awalnya Tuhan melarang Bileam pergi, tetapi lalu mengijinkan ia pergi, dengan konsekuensi akan dibunuh oleh malaikat Tuhan di perjalanan. Kalau kita memaksakan kehendak kita yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, maka kita juga akan mengalami kematian rohani (Bileam tidak tahu kalau ada malaikat Tuhan, ia menjadi tidak peka).
3. Israel meminta daging di padang pasir (Bilangan 11:4-8) Waktu bangsa Israel keluar dari Mesir, ternyata ada orang-orang dari bangsa lain yang sudah menjadi Yahudi yang ikut dengan mereka. Orang-orang inilah yang mempengaruhi Isareal asli untuk menolak manna dan meminta daging. Perhatikanlah dengan siapa kita bergaul, dan itu akan sangat mempengaruhi kehidupan kita (1Kor 15:33) 1 Raj 19:5-8, roti yang Tuhan berikan pada Elia adalah roti yang sama yang diberikan pada Israel di padang gurun. Elia kuat berjalan 40 hari 40 malam setelah makan roti manna. Rencana Tuhan untuk Israel berjalan di padang gurun juga sama, 40 hari, sehingga Tuhan menurunkan manna untuk membuat mereka kuat berjalan sampai masuk ke tanah perjanjian. Tetapi Israel menolak roti yang mengandung seluruh kebutuhan vitamin yang akan memberikan kekuatan yang mereka, dan mereka gantikan dengan keinginan rakus mereka akan daging yang akhirnya membuat mereka lemah, dan tidak kuat untuk sampai ke tanah perjanjian (Bil 11:31-34, Maz 78:29-31). Dalam bahasa inggris, Maz 106:15, “And He gave them their request, but sent leanness into their soul” Leanness = wasting, yang membuat mereka menjadi lemah, bukan penyakit paru2 yang dikatakan oleh terjemahan bahasa Indonesia.
4. Israel menolak Samuel / Tuhan dan meminta seorang raja manusia untuk memerintah atas mereka (1Sam 8:6-7, 17-20) Sejak dari penciptaan Adam dan seluruh dunia serta segala isinya, Tuhan berencana untuk menjadi Raja atas manusia dan tidak ada yang lain, tetapi hal ini ditolak oleh Adam lalu juga oleh Israel (Kej 1:26, Kel 19:5-6). Karena manusia menolak Yesus yang datang dalam nama Bapanya, maka manusia akan diserahkan kepada keinginannya yang menuju kehancuran (Yoh 5:43).
Yoh 14:15, “If you love me, you will keep my commandements.” Kalau kita mengasihi Tuhan, maka kita tidak akan melihat firman Tuhan sebagai suatu penghalang, tetapi dengan sangat sukacita kita akan melakukannya, bukan dengan berat hati atau bersungut-sungut. AMIN.
No Comments