04 Apr Frekuensi Surga
Yoh 3:16:
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Tuhan dengan segala kebesaranNya telah menciptakan kita manusia dengan satu “kelebihan” yang Dia sendiri tidak dapat “mengaturnya”, yaitu “Kebebasan” (Free Will). Sehingga pada saat manusia jatuh dalam dosa, Allah Bapa harus merelakan AnakNya yang tunggal untuk turun ke bumi dan mati untuk kita. Karena tanpa itu maka manusia dapat binasa dan tidak beroleh hidup yang kekal.
Tuhan Yesus pada saat turun ke dunia, Dia memberikan hidupNya kepada umat manusia tanpa menyisakan apapun. Karena Tuhan Yesus mengerti bahwa upah dari ketaatanNya dan pengorbananNya adalah jiwa-jiwa yang dapat Dia selamatkan. Kita semua sebagai orang percaya adalah upah dari ketaatan Yesus kepada Allah Bapa. (Filipi 2:5-11)
Sebagaimana Allah Bapa telah mengutus AnakNya ke dunia dengan meninggalkan Surga (Comfort Zone), melepaskan hakNya, taat sampai mati dan memberikan yang terbaik dari hidupNya (Filipi 2:5-11) maka pola atau cara yang sama juga Tuhan tuntut dalam kehidupan ini jikalau kita ingin mencapai “Destiny” yang sudah dipersiapkan bagi kita.
Abraham adalah salah satu dari contoh di Alkitab dimana ketaatannya kepada Tuhan membuat dia disebut “Bapa orang Beriman” dan sejarah mencatat bagaimana “seluruh bangsa diberkati” melalui kehidupannya.
Kenyamanan (Comfort Zone) (Kej 12:1-4)
Abraham meninggalkan tempat dimana dia tinggal bersama ayahnya dan juga saudara-saudaranya. Abraham hanya taat pada perintah Tuhan walaupun dia tidak tahu kemana dia harus pergi. hanya berdasarkan iman percaya, dia rela meninggalkan apa yang menjadi “kenyamanan” dalam kehidupannya selama bertahun-tahun.
Ayat 2 menuliskan janji-janji Tuhan kepada Abraham dan ini merupakan satu bukti bahwa Tuhan selalu menghargai orang yang taat kepadaNya dan memberkati dengan melimpah. Pada saat itu Abraham tidak tahu kalau dengan ketaatannya, namanya akan tercatat dalam sejarah dan dikenang oleh bangsa-bangsa sampai sekarang ini.
Seringkali kita tidak menyadari bahwa dengan taat menjalani perintah Tuhan, maka nama kita dapat terukir dalam buku sejarah dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Pelepasan Hak (Kej 21: 9-14)
Abraham atas perintah Tuhan harus melepaskan anaknya Ismail untuk pergi meninggalkan dia. Seringkali kita berpikir bahwa pengorbanan Abraham adalah pada saat dia harus menyerahkan Ishak, namun dari pembacaan perikop di atas maka kita tahu bahwa Tuhan melatih Abraham dari satu ketaatan (meninggalkan Ur-Kasdim) kepada ketaatan yang lain (melepaskan Ismail). Abraham menunjukkan kepada Tuhan ketaatannya dengan, “bangun pagi-pagi….” dan melakukan perintah Tuhan. Abraham adalah contoh orang yang taat dan responsif kepada Tuhan.
Memberi yang dikasihi (Kej 22: 1-19)
Dalam ujian ke-3 ini, Allah meminta sesuatu yang sangat dikasihi oleh Abraham yaitu Ishak. Tuhan ingin mengajarkan kepada kita melalui perikop di atas bahwa, “apa yang tidak berarti bagi kita juga tidak berarti bagi Tuhan, namun apa yang sangat berarti bagi kita dan kita berikan kepada Tuhan, maka ini akan menyentuh hati Tuhan dan mendatangkan berkat yang berlimpah.”
Semua ujian yang Tuhan berikan kepada Abraham merupakan satu pernyataan prophetik tentang karya penyelamatan yang Tuhan rencanakan dalam kehidupan Tuhan Yesus. Tuhan tahu apa yang kita “kasihi” dalam kehidupan ini, apakah itu: harta kekayaan, jabatan, pekerjaan, pasangan hidup, pelayanan dan sebagainya. Pada saat “kasih” kita kepada hal-hal di atas melebihi kasih dan ketaatan kepada Tuhan, maka Tuhan akan membawa kita ke dalam satu “tantangan hidup” yang akan membuat kita mengerti bahwa Kasih Tuhan adalah yang terutama dan segalanya. Amin
No Comments