Growing in Christ – Bertumbuh di dalam Kristus

“Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya” 2 Petrus 3:18.

 

Ada dua unsur pertumbuhan didalam Kristus:

 

1. KASIH KARUNIA adalah bagian yang Tuhan lakukan dan bukan usaha kita. Kita harus menyadari apa yang Tuhan sudah lakukan didalam hidup kita. Perubahan didalam diri kita akan terjadi, bila kita menyadari bahwa Tuhan sangat mengasihi kita secara nyata, dengan berkorban di kayu Salib.

 

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus YesusRoma 3:23-24.

 

2. PENGENALAN adalah bagian usaha kita dan seringkali pengenalan ini muncul karena adanya masalah didalam hidup kita atau rasa ingin tahu kita akan sifat-sifat Tuhan.

 

“Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi” Hosea 6:3.

 

Kasih karunia dan pengenalan akan bertumbuh bila kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Hal ini bisa kita alami karena Kekristenan bukan agama yang hanya berisi perintah dan hukuman atau sebuah ketaatan satu arah. Tetapi sebuah hubungan pribadi manusia dengan Allah. Setelah Allah mencari dan mengenalkan dirinya kepada manusia melalui Yesus. Allah ingin manusia punya hubungan pribadi denganNya.

 

“Sebab Aku menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran” Hosea 6:6.

Pertumbuhan didalam Kristus ditentukan oleh keintiman hubungan kita denganNya

 

Ada tiga dasar yang harus dimiliki dalam sebuah hubungan (pribadi, suami Istri, apalagi dengan Tuhan).

 

1. SIKAP HORMAT dan TAKUT.

 

“Jadi karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya dengan hormat dan takutIbrani 12:28.

 

“Therefore, since we are receiving a kingdom which cannot be shaken, let us have grace, by which we may serve God acceptably with reverence and godly fear” Hebrews 12:28.

 

Sikap hormat dan takut akan Allah banyak ditulis Alkitab, walaupun Yesus menggambarkan Allah sebagai Bapa yang sangat baik, namun kita harus tetap mengembangkan sikap hormat kepada Allah.

 

  • Tanpa sikap hormat maka kita cenderung meremehkan dan menganggap biasa setiap peringatan-Nya.

 

Ketika seorang raja atau presiden datang mengunjungi rumah kita, tidak mungkin kita hanya menyambut biasa-biasa seperti kita menyambut tetangga kita. Kita pasti akan berusaha menyambut dengan penuh hormat dan menyiapkan hidangan yang terbaik. Sikap hormat membuat kita tidak main-main tetapi serius mendengar perkataannya dan berhati-hati dalam menjawab.

Demikian juga sikap hormat kita kepada Tuhan akan melahirkan sikap yang sungguh-sungguh (tidak main-main) dan setia kepada Tuhan.

 

Ketika rasul Yohanes melihat Yesus sebagai seorang Raja dalam kemuliaan-Nya, dalam penglihatan di pulau Patmos, ia jatuh tersungkur dan tubuhnya lemas.

 

“Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir..” Wahyu 1:17.

 

Keagungan, kemuliaan dan kekudusan sebagai Allah yang Maha Kuasa sebagai Raja di atas segala raja (walau kita tidak pernah melihat dengan mata jasmani) seharusnya mendorong sikap hormat dan takut kita kepada-Nya. Sehingga menghindarkan kita dari perbuatan tercela.

 

  • Mencintai Tuhan tanpa rasa hormat adalah kwalitas cinta yang egois, memaksakan kehendak sendiri tanpa mempertimbangkan kehendakNya.

 

Seorang penginjil terkenal di Amerika dipenjarakan karena tindakan moralitas. Ketika di dalam penjara, seorang pendeta sahabatnya mengunjunginya. Lalu bertanya kepadanya, “bukankah setahuku anda adalah seorang yang sungguh-sungguh di dalam pelayanan dan mengasihi Tuhan? Bagaimana anda bisa melakukan tindakan tercela seperti ini?

Si penginjil ini menjawab, saya sama seperti kebanyakan orang Kristen, yang sangat mengasihi Tuhan tetapi saya telah kehilangan sikap hormat dan takut akan Tuhan. Penginjil ini berkata jujur, ketika ia kehilangan sikap hormat dan takut akan Tuhan yang terjadi adalah walaupun ia masih mengasihi Tuhan dengan tetap melayani tetapi ia telah melakukan tindakan tercela tanpa merasa bersalah.

 

2. KASIH/ CINTA dan RINDU.

 

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-KuYohanes 14:15.

 

“Sebab inilah kasih kepada Allah yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat” 1 Yohanes 5:3.

 

Sebuah hubungan tanpa kasih, cinta dan kerinduan maka akan menjadi hubungan yang formal dan kaku. Setiap kita seharusnya mengasihi Tuhan bukan karena berkat, kedudukan atau pelayanan. Tetapi kita mengasihi-Nya karena semata-mata kita mengasihi-Nya.

 

Raja Daud sangat bergairah dan merindukan Tuhan sehingga digambarkan dalam mazmurnya, “Seperti Rusa rindukan air, demikian jiwa ku merindukan Tuhan”. Suatu kerinduan akan Tuhan yang tak tergantikan dengan harta apapun. Kasih/ Cinta bukan hanya perasaan tetapi sebuah keputusan, namun tanpa kegairahan dan kerinduan, maka tidak ada cinta yang kuat.

 

3. PERCAYA.

 

“Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihiNya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihatNya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan” 1 Petrus 1:8.

 

Sikap Percaya harus ada di dalam sebuah hubungan.

Abraham begitu percaya, walau ia belum melihat, ia melakukan apa yang Allah katakan untuk meninggalkan sanak saudaranya ke negeri yang belum jelas. Itu sebabnya Abraham mendapat julukan bapa orang percaya.

 

Yesus berkata kepada Thomas si peragu, “berbahagialah orang yang percaya walau belum melihat”.

 

  • Tanpa sikap percaya, sebuah hubungan menjadi hubungan yang saling menyakiti dan menyalahkan.

 

Percaya itu seperti sauh (jangkar) yang kuat walaupun tidak terlihat, membuat kapal tidak diombang-ambingkan ombak.

 

  • Sikap Percaya menjadikan kita tidak pernah meragukan Tuhan, walaupun kita mengalami keadaan yang kurang baik.

 

 

Dengan tiga dasar yang terus kita kembangkan yaitu: hormat, kasih dan percaya dalam hubungan kita dengan Tuhan, maka kita akan berlaku

  • setia dan
  • taat tanpa terpaksa dan
  • makin hari akan bertumbuh kepada pengenalan yang makin sempurna akan Tuhan.

Sehingga hidup kita makin hari akan makin serupa dengan Kristus.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.