04 Apr Injil di jalan menuju Emaus
LUKAS 24:13-27:
- Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
- dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
- Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
- Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
- Yesus berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
- Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?”
- Kata-Nya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
- Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
- Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
- Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
- dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
- Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.”
- Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
- Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”
- Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Jika Anda dapat melakukan perjalanan kembali ke masa lalu untuk menyaksikan semua peristiwa dalam sejarah Alkitab, peristiwa mana yang akan Anda pilih?
Beberapa orang akan kembali ke sejarah penciptaan dunia dalam kitab KEJADIAN untuk melihat bagaimana Tuhan menciptakan sinar pertama dari cahaya yang melintasi kegelapan angkasa dan mendengar bintang pagi bernyanyi kegirangan.
Beberapa orang akan kembali ke banjir yang dasyat, sehingga mereka dapat melihat Nuh dan semua hewannya aman di dalam bahtera, sementara hujan turun dari langit yang mulai gelap.
Beberapa orang akan kembali ke kitab sejararah KELUARAN, ketika Musa dan bangsa Israel berjalan melalui laut di daratan yang kering.
Beberapa orang akan kembali ke kisah Yosua dan pertempuran untuk merobohkan benteng Yerikho yang sangat kuat dan tebal.
Beberapa orang akan kembali ke masa Daud, yang membunuh Goliat, atau Salomo, yang membangun bait Allah yang banyak perlengkapan yang terbuat dari perak dan emas.
Tetapi untuk kali ini saya akan memilih untuk melakukan perjalanan Injil dari Yerusalem ke Emaus, berjalan dengan dua murid pada sore hari Paskah dan mendengarkan Yesus menjelaskan bagaimana segala sesuatu di seluruh Alkitab adalah berbicara tentang Dia.
Saya membagi khotbah ini menjadi 3 bagian:
- Orang asing yang misterius.
- Injil menurut Cleopas.
- Injil menurut Perjanjian Lama.
- ORANG ASING YANG MISTERIUS
LUKAS 24:13-18:
- Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
- dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
- Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
- Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
- Yesus berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
- Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?”
Kisah menakjubkan ini hanya diceritakan dalam Injil Lukas.
Itu menambah apa yang sudah kita ketahui tentang kebangkitan dengan memberi kita kesaksian lain tentang orang-orang yang benar-benar melihat Kristus yang bangkit.
Mereka berjalan bersamanya; mereka berbicara dengannya; mereka bahkan makan malam bersamanya.
Pertemuan dengan Yesus ini terjadi menjelang akhir Minggu Kebangkitan.
Banyak orang bertanya-tanya siapakah kedua murid ini.
Jelas mereka adalah teman dekat yang datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah dan sedang menuju sebuah rumah untuk bermalam.
Kita tahu dari ayat 18 bahwa salah satunya bernama Cleopas.
Tetapi apakah mereka adalah suami dan istri atau hanya dua teman dekat, kita tidak tahu pasti. Cleopas dan anggota lain dalam pasangan ini sedang berjalan ke Emaus dan berbicara tentang segala sesuatu yang telah terjadi pada Yesus.
Ada banyak hal yang perlu mereka didiskusikan, dari waktu Yesus memasuki kota Yerusalem dengan penuh kemenangan hingga kuburan kosong, dan mereka secara sengaja memang sedang membicarakanya.
Kita tahu dari kata-kata yang digunakan disini untuk menggambarkan keadaan mereka yang sedang kecewa, sedih, dan bingung.
Sungguh, mereka berduka, karena Yesus yang mereka cintai telah meninggal dan sekarang seperti nya juga menghilang.
Saat mereka berjalan lambat dan sedih ke Emaus, ada seorang asing menyusul mereka di jalan.
Cleopas dan rekannya yakin mereka tahu dari mana pria ini berasal, karena di ayat 18 mereka menyimpulkan bahwa dia baru saja meninggalkan Yerusalem. Yang tidak mereka ketahui adalah siapa pria itu.
Orang Ini sangat misterius.
Jika mereka mengenal Yesus dengan cukup baik dan juga mencintainya, mereka pasti tahu seperti apa tampangnya Yesus.
Namun pada kenyataanya mereka tidak tahu atau tidak dapat mengenali siapa dia – hal ini adalah sebuah kejadian yang sangat umum dalam cerita penampakan kebangkitan Yesus Kristus yang belum mereka kenali.
Ini menegaskan bahwa Yesus adalah manusia yang punya FISIK yang nyata, bahkan setelah kebangkitannya dari antara orang mati pun Yesus punya tubuh FISIK, tetapi itu masih membuat kita bergumul untuk memahami mengapa orang-orang ini gagal untuk mengenalinya.
Apa yang menghalangi murid-murid ini untuk mengenal Yesus? Mungkin itu karena ketidakpercayaan mereka, karena seperti yang akan kita lihat, mereka belum memiliki iman dalam kebangkitan.
Mungkin mereka gagal mengenali Yesus karena mereka tidak pernah berharap untuk bertemu dengannya lagi.
Ada kemungkinan mereka terlalu terbebani oleh kesedihan untuk mengangkat kepala dan menatapnya dengan seksama.
Atau, Cleopas dan temannya mungkin memang dicegah untuk mengenal Yesus oleh tindakan langsung Tuhan. Lukas hanya mengatakan itu “ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia”, yang menyiratkan semacam rintangan ilahi.
Yesus bepergian ke Emaus dalam penyamaran karena ini adalah bagian dari kemurahan hati dan tujuan penyelamatan Tuhan yang sangat mulia.
Jika para murid tidak dapat mengenali Yesus, itu karena Tuhan secara sengaja tidak membiarkan mereka mengenali Yesus, setidaknya untuk saat ini. Oleh karena itu, ini adalah kisah tentang pengenalan yang tertunda, dan oleh karena itu, KISAH ini dapat membantu kita untuk mengenali Yesus secara pribadi!
Bukan karena pemandangan dan pengenalan kepada fisik Yesus yang dapat membawa kita kepada kepastian keselamatan, tetapi percaya kepada Yesus dengan melihatnya di dalam Injil, baik kita pernah berjalan bersamanya di jalan menuju Emaus atau tidak.
Ketika Yesus sedang berjalan bersama di samping kedua murid itu, dia mengajukan pertanyaan umum: “Apa yang kalian bicarakan?”
Jelas sekali bahwa Cleopas dan temannya sedang melakukan percakapan serius tentang hal-hal rohani, dan seperti seorang penginjil yang baik, Yesus ingin melibatkan mereka dengan cara yang akan memberinya kesempatan untuk membagikan Injil.
Para murid ini sedang putus asa dan putus pengaharapan, masih sangat berduka karena kehilangan guru tercinta mereka. Tetapi mereka sangat terkejut ketika mereka mengetahui bahwa orang asing yang baru ketemu mereka ini tidak tahu apa-apa mengenai yang mereka sedang bicarakan.
Sejauh yang mereka ketahui, dia telah menyela percakapan mereka untuk menanyakan pertanyaan yang tampaknya agak bodoh.
Dengan keheranan dan dengan nada kesal, Cleopas berkata, “Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Apakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?”
(LUKAS 24:18).
Komentar ini menunjukkan bahwa semua orang tahu apa yang sudah terjadi pada Yesus. Yerusalem dipenuhi dengan berita tentang penyalibannya, dan mungkin juga sekarang dengan berita tentang kebangkitannya yang sudah diberitakan.
Semua orang berbicara tentang Yesus. . . kecuali, yaitu, orang asing misterius yang menyela mereka di jalan menuju Emaus dan yang tampaknya tidak punya hubungan dengan siapa pun di seluruh kota.
Pertanyaan di ayat 18 menciptakan salah satu ironi situasional lain yang digunakan Lukas untuk efek dramatis dalam Injilnya.
Sebenarnya, Cleopas adalah orang yang tidak tahu apa yang terjadi di Yerusalem!
Yesus secara pribadi sangat mengetahui semuanya, lebih baik daripada siapa pun, karena itu telah terjadi padanya!
Dia sendiri yang bisa menjelaskan apa yang terjadi selama pengadilan oleh orang Yahudi dan Romawi.
Dia sendiri yang bisa bersaksi bagaimana rasanya diejek dan disiksa dan mati dalam aib.
Dia sendiri yang merasakan mahkota berduri di alisnya dan paku baja di tangan dan kakinya dan tusukan tombak pada lambung Nya.
Dia sendiri yang bisa menggambarkan keadaan bagian dalam kubur yang sangat gelap dan perbedaanya ketika Dia melihat seberkas cahaya pertama dari kuasa kebangkitan.
Alih-alih menjadi satu-satunya orang yang tidak tahu apa yang sedang terjadi, Yesus adalah satu-satunya orang yang sangat tahu apa yang sudah dan sedang terjadi!
Tetapi Yesus bertindak seolah-olah seperti orang yang tidak tahu apapun, sebenarnya Yesus memakai kesempatan ini untuk membantu para murid ini melihat keselamatan mereka. Yesus pasti telah menanyakan pertanyaan ini dengan binar-binar di matanya dan kebaikan di hatinya.
Yesus pasti akan menunjukkan kebaikan yang sama kepada kita. Dia pasti akan menyusul kita dengan tenang untuk berjalan disepanjang jalan kehidupan, dan dijalan kejatuhan kita yang dikarenakan kesedihan dan kebingungan kita. Kemudian Dia akan menanyakan apa yang kita ketahui tentang Dia, dan Dia sangat ingin bahwa kita akan mendengarkan berita Injil, serta bisa melihat Dia sebagai Juruselamat kita.
- INJIL MENURUT CLEOPAS
Cleopas dan rekannya berada di jalan antara Yerusalem dan Emaus, Dia berdiri di antara iman dan ketidakpercayaan.
Ketika orang asing yang misterius itu bertanya apa yang mereka bicarakan, dan hal-hal apa yang telah terjadi di Yerusalem, semua pikiran dan perasaan mereka mengalir keluar.
Secara nyata cerita ini menunjukkan bahwa Yesus adalah teman perjalanan yang baik.
Dia adalah tipe pria ramah yang bisa dipercaya oleh orang lain secara naluriah, dan dengan mudah mereka bisa berbagi rahasia jiwa mereka.
Setelah Yesus mengajukan pertanyaannya, kedua murid itu dengan segera mereka mulai berbicara, yang ternyata menjadi salah satu ayat terpanjang yang terdapat di injil Lukas.
Apa yang mereka katakan kepada rekan seperjalanan baru mereka sebetulnya?
LUKAS 24:19-25:
- Kata-Nya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
- Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
- Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
- Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
- dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
- Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.”
- Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah
Michael Wilcock menyebut pembicaraan mereka ini “Injil menurut Cleopas. ”
Kesimpulan ini mencakup hampir semua fakta dasar yang akan ditemukan seseorang dalam Injil menurut Siapapun yang membahas nya.
Namun ada sesuatu yang tampaknya masih hilang. Faktanya, menurut seorang komentator mengatakan itu berbunyi seperti “kredo yang belum selesai. ”
Bisakah Anda memberi tahu apa yang hilang?
Cleopas memulai dengan kehidupan Yesus, dan pelayanannya di dunia.
Dia berkata bahwa Yesus adalah seorang manusia – seorang manusia yang berdaging dan berdarah.
Dia juga berkata bahwa Yesus adalah seorang nabi yang perkasa; secara harfiah, Cleopas memanggilnya “Manusia Nabi Yang Berkuasa. ”
Seperti para nabi zaman dahulu, Yesus telah melakukan mukjizat yang luar biasa dan mengatakan kebenaran dengan sangat tepat baik secara waktu nya dan akurasinya yang berasal dari pikiran Tuhan.
Ayat-ayat ini adalah ringkasan yang tepat dari segala yang ada dalam Injil Lukas dari mulai baptisan Yesus di Sungai Yordan hingga penangkapannya di Taman Getsemani.
Ini adalah pelayanan Yesus Kristus di dunia, seperti yang disaksikan oleh Tuhan dan umat manusia.
Selanjutnya kedua murid tersebut menceritakan tentang kematian Yesus yang tragis.
Alih-alih menyalahkan semuanya pada orang Romawi, mereka dengan tepat mengatakan bahwa itu adalah perbuatan imam kepala dan para penguasa Israel yang menjebaknya untuk Yesus dibunuh mati.
Sebagai akibat dari permusuhan seperti itu, Yesus sang nabi yang perkasa itu dikutuki oleh mereka dan disalibkan.
Hal Ini menghancurkan hati orang yang sedang berjalan bersama mereka, karena mereka berharap bahwa Yesus akan menebus umat-Nya Israel.
Lebih dari segalanya, inilah alasan mengapa mereka begitu kecil hati dan kecewa.
Mereka ada di tempat itu – dan mungkin Anda pernah ke tempat seperti ini dalam hidup Anda sendiri – di mana semua harapan mereka pupus dan semua harapan mereka berubah menjadi kecewa.
Murid-murid ini berkata bahwa mereka sedang mencari seorang penebus.
Mereka berharap bahwa Yesus akan memberikan keselamatan kepada mereka – bukan dengan mati di kayu salib, tetapi dengan
membebaskan mereka dari orang Romawi.
Dalam ratapan mereka kita bisa merasakan kasih mereka kepada Yesus; mereka berharap Yesus adalah “Sang Penebus”.
Kemudian, tanpa berhenti untuk bernapas, Cleopas dan rekannya memberi tahu orang asing yang mereka temui di jalan itu tentang hal-hal luar biasa yang telah terjadi hari itu.
Mereka menyadari sekarang ini adalah “hari ketiga ” sejak Yesus disalibkan.
Perkataan ini adalah sinyal untuk kebangkitan, yang mengingatkan pada nubuatan yang berkata bahwa pada hari ketiga Yesus akan bangkit kembali. Tetapi bagi murid-murid Emaus itu tampaknya berarti situasinya berada di luar harapan duniawi mana pun. Mereka sama sekali tidak berpikir tentang kebangkitan, jadi ketika hari ketiga tiba, mereka mengira Yesus sudah dan Akan tetap mati.
Hebatnya, beberapa orang mengatakan bahwa Yesus hidup kembali.
Saat mereka berjalan di jalan yang berdebu, para murid dengan cepat menceritakan peristiwa Paskah pertama:
apa yang para wanita temukan dan tidak mereka temukan ketika mereka pergi pagi-pagi ke kuburan yang kosong; apa yang para malaikat katakan tentang tubuh yang hilang; apa yang kelompok murid lainnya (mungkin Petrus dan Yohanes); lihat dan tidak lihat ketika mereka pergi untuk melihat ke dalam kuburan.
Ada banyak hal terjadi untuk dipikirkan dan dibicarakan, tetapi mereka mengakhiri semuanya dengan mengatakan bahwa mereka tidak melihat Yesus.
Perhatikan kata-kata terakhir dalam Injil menurut Cleopas: “tetapi Dia tidak mereka lihat.” (LUKAS 24:24).
Pada titik ini, kedua murid tidak sepenuhnya yakin apakah kuburan yang kosong itu kabar baik atau kabar buruk.
Awalnya misteri jenazah yang hilang itu menjadi sumber kekecewaan bagi mereka.
Dimana Dia?
Mungkin seseorang telah mencurinya, hal ini menambah penghinaan pada luka yang sakit! Itu semua sangat menjengkelkan dan membingungkan.
Tapi kemudian ada desas-desus bahwa mungkin Yesus hidup.
Mereka tidak yakin siapa yang harus dipercaya atau apa yang harus mereka lakukan.
Mereka pada dasarnya memiliki semua fakta yang mereka butuhkan tentang salib dan kuburan yang kosong, termasuk kesaksian para rasul, tetapi dalam kebingungan mereka itu, semua berita yang mereka dengar belum menjadi sebuah berita Injil (Berita Kabar Baik).
Rasanya seperti mendengar sebuah kalimat pukulan, dan bukan seperti mendapatkan sebuah lelucon.
Alasan mereka tidak mengerti adalah karena mereka belum melihat Yesus – tidak dengan iman untuk mengenal Dia sebagai Kristus yang bangkit. Jadi Injil menurut Cleopas sebenarnya bukanlah Injil.
Kata “Injil ” artinya“kabar baik, ” tetapi tidak ada kabar baik kecuali Yesus telah bangkit dari kubur.
Seperti yang dikatakan Michael Ramsey,
“Injil tanpa Kebangkitan bukan hanya sebuah Injil tanpa bab terakhirnya; itu sama sekali bukan Injil. ”
Ini menjelaskan mengapa Cleopas dan temannya masih sangat sedih.
Mereka tidak tahu pasti bahwa Yesus hidup.
Jika mereka tidak mengetahui kebenaran kebangkitan, mereka tidak dapat mengetahui bahwa dosa-dosa mereka diampuni melalui salib atau bahwa kuburan yang kosong adalah sebuah jaminan dari Tuhan untuk kita dapat kehidupan yang kekal.
Kebenaran ini berlaku bagi kita semua: tidak ada kabar baik kecuali Yesus bangkit dari kematian.
Injil adalah penyaliban Yesus ditambah kebangkitan Nya dari kematian, yang bararti sama dengan pengampunan atas dosa-dosa kita dan sukacita abadi di hadapan Tuhan.
Jika Yesus tidak bangkit dari kematian, maka segala sesuatu yang salah dengan dunia ini tidak akan pernah diperbaiki. Hanya ketika kita melihat dengan iman bahwa Yesus sebagai Juruselamat kita yang disalibkan dan Tuhan kita yang sudah bangkit, kita tahu bagaimana Dia akan memuaskan setiap kebutuhan sejati dan setiap kerinduan yang dalam dari jiwa kita.
- INJIL MENURUT PERJANJIAN LAMA
Cleopas dan rekannya masih belum menyadari juga; mereka masih tidak bisa mengenali Yesus. Apa yang membuat ini sangat ironis adalah karena mereka menatap lurus ke arah wajah Yesus.
KeIronisan dari kata-kata mereka di akhir ayat 24 sangat kuat.
Pada saat yang sama murid-murid ini dengan sedih meratapi bahwa teman-teman mereka tidak bisa mengenali Yesus, padahal mereka sendiri sekarang ini sedang menatap wajah-Nya. Namun mereka juga tidak mengenalinya.
Jadi Yesus “berkata kepada mereka:
LUKAS 24:25-27:
- Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
- Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”
- Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Kata “bodoh ” jelas dimaksudkan sebagai teguran, tetapi para ahli tidak setuju tentang betapa kuatnya kerasnya hal itu.
Beberapa orang berpikir itu hanya berarti bahwa para murid lambat dalam menerima, sedangkan yang lain melihatnya sebagai kritik yang lebih tajam.
Mungkin persamaan yang bagus dalam penggunaan bahasa Inggris kontemporer adalah kata “tidak tahu apa-apa.”
“Wahai orang-orang yang tidak tahu apa-apa, ” Yesus berkata – bukan dengan kuat, tapi akurat. Cleopas dan rekannya seharusnya tahu dan mengerti lebih baik.
Sang Juruselamat menatap langsung ke wajah mereka, tetapi pikiran dan hati mereka tidak membiarkan mereka mempercayainya!
Meskipun ada banyak hal yang mereka percayai tentang Yesus, seperti yang telah kita lihat, mereka lambat untuk mempercayai semua yang mereka butuhkan untuk percaya bagi keselamatan mereka.
Mereka tidak percaya “semua yang telah dikatakan para nabi” (Lukas 24:25).
Untuk lebih spesifik, mereka tidak memiliki ruang dalam teologi mereka untuk Mesias yang menderita, mati dan bangkit.
Murid-murid ini masih belum bisa mengerti bahwa memang yang berdiri didepan mereka adalah memang Sang Mesias yang sudah mengalami penderitaan di kayu salib yang membuktikan bahwa memang benar Dia adalah Sang Mesias.
Jadi Yesus melanjutkan untuk memberitakan Injil kepada mereka menurut Perjanjian Lama.
Para pengkhotbah mana pun akan memberikan telinga mereka untuk mendengar khotbah itu, ketika Firman Tuhan yang Berinkarnasi menjelaskan Firman Tuhan yang tertulis!
Khotbah yang dilakukan Yesus adalah alkitabiah: itu didasarkan pada kitab hukum Taurat dan kitab para nabi.
Tidak pernah ada khotbah penginjilan yang lebih baik daripada yang dikhotbahkan oleh Yesus Kristus yang sudah bangkit dari kematian yang Dia sendiri sampaikan kepada murid-muridnya pada Minggu Paskah pertama, di suatu tempat di jalan Injil antara Yerusalem dan Emaus.
Kita tidak tahu persis apa yang Yesus katakan pada kesempatan ini.
Jika kita perlu tahu, maka niscaya Tuhan akan memberi tahu kita. Tetapi kenyataannya kita sebenarnya tidak perlu mengetahuinya, karena kita masih memiliki Perjanjian Lama yang sama dengan yang Yesus gunakan sebagai teks untuk khotbahnya (belum lagi semua khotbah Perjanjian Baru para rasul yang jelas-jelas didasarkan pada Perjanjian Lama), seperti yang Yesus ajarkan kepada mereka untuk berkhotbah).
Di sini Yesus memberi kita kunci emas untuk membuka arti Kitab-Kitab dalam bahasa Ibrani: semuanya tentang Dia.
Setiap bagian dari Perjanjian Lama menemukan arti dan tujuannya dalam hubungannya dengan pribadi dan karya Yesus Kristus.
Kitab Suci mengatakan bahwa hanya di dalam Yesus segala sesuatu menjadi satu, dan ini juga benar didalam Perjanjian Lama.
Kita tidak dapat sepenuhnya dan dengan benar memahami apa pun dari Musa hingga Maleakhi kecuali kita melihat hubungannya dengan seluruh Injil, termasuk salib dan kuburan yang kosong.
Apa yang Alkitab katakan tentang penderitaan Kristus?
Saya beri contoh dengan tulisan-tulisan Musa.
Dalam kitab Kejadian, Alkitab mengatakan bahwa keturunan perempuan – yaitu seorang laki-laki yang punya darah dan daging- akan diremukkan tumitnya oleh iblis sebelum Dia menghancurkan kepala iblis. (KEJADIAN 3:15).
Dalam Keluaran, Alkitab mengatakan bahwa umat Allah dibebaskan dari kematian melalui persembahan anak domba Paskah.(KELUARAN 12:23).
Dalam Imamat, Alkitab mengatakan bahwa penebusan atas dosa hanya dapat dilakukan melalui persembahan darah binatang korban.
(IMAMAT 26:24-16).
Dalam kitab Bilangan, Alkitab mengangkat tinggi tanda ular tembaga, dan setiap orang yang melihatnya dibebaskan dari kematian. (BILANGAN 21:9)
Jika kita membuka kitab Ulangan, kita menemukan bahwa orang-orang berdosa yang terkutuk dan melanggar perjanjian dapat menemukan kasih karunia di altar Allah yang bertabur korban darah. ( ULANGAN 27:1-26)
Semua kebenaran ini digenapi dalam pekerjaan penyelamatan oleh Yesus Kristus. Dia adalah sang putra dari wanita yang kaki Nya diremukkan di kayu salib sebelum Dia menghancurkan kepala Setan .
Dia adalah Anak Domba yang mempersembahkan darahnya sendiri untuk dosa-dosa kita dan Dia dibangkitjan untuk keselamatan kita.
Dia adalah pembuat perjanjian yang dikutuk oleh karena semua pelanggaran perjanjian kita dan yang memercikkan darah tebusan-Nya di atas mezbah di kayu salib.
Begitu banyak pengertian yang kita dapat dari Musa.
Bahkan ini baru permulaan.
Yesus melanjutkan eksposisi Alkitabnya dengan menggunakan semua dasar dari penafsirannya yang berpusat pada Kristus yang ber pusat pada Injil untuk menjelaskan apa yang dikatakan “di semua Kitab Suci. . . tentang dirinya sendiri.”
Yesus tidak hanya ada di sini atau di sana dalam nubuatan ini atau nubuatan itu: Dia ada di mana-mana didalam semua kitab Perjanjian Lama.
Dia adalah tabut perjanjian dan darah di kursi tahta kasih karunia.
Dia adalah terang di atas kaki dian emas dan roti kehidupan.
Dia adalah nabi yang berkhotbah seperti Musa, imam yang berdoa seperti Harun, dan raja yang sangat dekat di hati Tuhan seperti raja Daud yang dekat di hati Allah.
Kita mengikuti metode penafsirannya ketika kita melihat Yesus dalam penebusan Rut oleh Boas, pengorbanan Simson yang tanpa pamrih, kehormatan kerajaan dari raja Yosia, dalam mukjizat Elia, dan semua jenis dan tanda mujizat, serta figur lain dari Perjanjian Lama.
Apa lagi yang harus saya katakan?
Saya dapat berkhotbah dari Kitab Suci perjanjian lama setiap hari selama sisa hidup saya dan tidak bisa menghabiskan semua yang dikatakan tentang Yesus dalam Perjanjian Lama.
Di setiap halaman Alkitab,
kedatangan Nya sudah dinubuatkan, kehidupan Nya
sudah digambarkan sebelumnya, penderitaan Nya
sudah dipersonifikasikan, atau kehidupan dan kebangkitanNya sudah dijanjikan.
Perjanjian Lama memiliki satu tema sentral, dan tema itu adalah Yesus Kristus.
Untuk mengatakan ini dengan cara lain, Perjanjian Lama bukan hanya materi latar belakang untuk Perjanjian Baru, tetapi berisi pesan Injil itu sendiri.
Perjanjian lama sangat penuh dengan Kristus sehingga Yesus dapat membuktikan kabar baik dari halaman manapun.
Dia tahu bahwa salib dan kubur kosong adalah deduksi logis, konsekuensi penting dari semua yang diajarkan Roh dari Kejadian sampai Maleakhi.
Yesus dalam percakapan dengan Kleopas bukannya menunjuk pada tubuh kebangkitannya terlebih dahulu, melainkan menunjuk pada Alkitab yang menunjuk pada dirinya sendiri.
Yesus melakukan ini karena dia tahu bahwa Dia secara manusia tidak akan mampu menempuh setiap jalan untuk memberikan Injil kepada setiap orang percaya dalam diri orang yang hidup. Tetapi dia juga tahu bahwa oleh Roh Kudus firman-Nya memiliki kuasa untuk menjadikan setiap jalan sebagai jalan Injil di mana pun Kristus dikhotbahkan.
Puji Tuhan bahwa kita memiliki kata yang sama untuk diberitakan dengan yang Yesus khotbahkan. Yesus berkata itu seharusnya sudah cukup untuk Cleopas dan rekannya !.
Apakah kata itu cukup untuk Anda?
Mari kita kembali ke perjalanan ke Emaus
LUKAS 24: 28-35:
- Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
- Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
- Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
- Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
- Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
- Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.
- Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.”
- Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Yesus membuka mata rohani mereka dengan memecahkan roti dan melakukan perjamuan kudus.
Inilah, kemudian, bagaimana kita mengenal Yesus dengan pasti: dengan mempercayai segala sesuatu yang diucapkan di dalam Firman yang berdasarkan berita Injil-Nya. Pernahkah Anda bertemu Yesus ini sebelumnya di suatu jalan Injil, atau apakah Dia sekarang
sedang berjalan menyusul perjalanan Anda?
Biarkan Dia berjalan sambil
terhuyung-huyung di samping Anda seperti seorang teman yang mendampingi kemanapun kaki Anda melangkah.
Dengarkan kata-katanya. Lihatlah siapakah jati diri Dia yang sebenarnya!
Percayalah kepada Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan Anda yang sudah bangkit dari kematian. Amin.
Sorry, the comment form is closed at this time.