Kaya di hadapan Tuhan

Apa alasan saudara beribadah? Saya percaya banyak dari kita orang Kristen datang ke gereja setiap minggu karena kita mengharapkan sesuatu. Datang kepada Tuhan mengharapkan sesuatu itu tidak apa-apa, tetapi kalau kita datang kepada Tuhan hanya untuk mengharapkan sesuatu, itu yang tidak benar.

 

Kalau saya boleh bertanya, mengapa saudara sekalian menjadi orang Kristen dan ada di gereja hari ini? Apa yang saudara harapkan?

 

Janganlah saudara menjadikan Kekristenan suatu transaksi demi untuk mendapatkan keuntungan seperti halnya orang yang berbisnis:

Saya jadi Kristen, supaya saya masuk surga.

Saya jadi Kristen, supaya bisnis saya diberkati.

Saya jadi Kristen, supaya anak-anak saya jadi baik.

Saya jadi Kristen, supaya saya lulus sekolah dengan baik.

 

Pada suatu hari Tuhan Yesus memberikan satu perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh (Lukas 12:13-21).

 

Firman Tuhan berkata bahwa orang kaya ini adalah orang bodoh! Dan tentu saja perumpamaan ini Tuhan Yesus sampaikan sebagai peringatan supaya kita tidak menjadi seperti orang yang dikatakan bodoh ini.

 

Untuk itu, coba kita pelajari sedikit tentang orang bodoh ini. Apa ciri-ciri dari orang bodoh?

 

Ketamakan – Ingin menjadi kaya raya

Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” (Lukas 12:15)

 

Firman Tuhan memperingati setiap kita untuk tidak tamak. Hidup kita tidaklah tergantung dari pada kekayaan. Kebahagian yang disebabkan karena mempunyai banyak harta adalah kebahagiaan yang sifatnya sementara saja, dan boleh dikatakan kebahagian yang sia-sia.

 

Apa yang diajarkan oleh dunia adalah sangat berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Firman Tuhan. Dunia mengajarkan kita untuk mengumpulkan harta, beli properti, investasi, planning untuk pensiun. Dunia mengajarkan bahwa lebih muda kita bisa pensiun, maka lebih hebat-lah kita.

 

Kalau dilihat dengan sekilas semuanya kelihatan baik, namun jika kita perhatikan dengan seksama apa yang diajarkan oleh dunia itu bertolak belakang dengan Firman Tuhan.

 

Ingin menjadi kaya?

Saya tidak perlu tanya saudara, tapi saya yakin banyak sekali kita yang ini menjadi kaya. Lagi-lagi kita diajarkan oleh dunia, bahkan di dalam gereja bahwa ingin menjadi kaya itu tidak apa-apa.

 

Rasul Paulus di dalam suratnya kepada Timotius, berkata demikian:

6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (1 Timotius 6:9-10)

 

Bukan hanya beberapa yang ingin kaya masuk ke dalam pencobaan dan jerat, yang akhirnya membawakan kebinasaan kekal, namun semua yang ingin kaya jatuh ke dalamnya!

 

Jika Tuhan merencanakan saudara menjadi orang kaya, maka saudara akan menjadi kaya. Janganlah kita mengrohanikan keinginan kita menjadi kaya. (Saya mau tekankan kata “ingin” di sini). Alasan yang banyak dipakai orang Kristen yang ingin kaya adalah kalau kaya maka saya dapat membantu banyak orang miskin, saya dapat memberi ke gereja, atau memberi kepada dana misi.

 

Janganlah kita membohongi diri dan munafik. Jika kita tidak memberi dengan apa yang ada pada kita, janganlah berharap itu akan berubah di saat kita dalam kelimpahan.

 

12:41 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. 12:42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. 12:43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 12:44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” (Markus 12:41-44)

 

Sebenarnya, keinginan seseorang untuk menjadi kaya itu menunjukkan hati orang tersebut. Sebab Tuhan tidak perlu persembahan dengan jumlah yang besar, namun Ia melihat kemurahan hati seseorang. Apakah saudara generous dengan apa segala yang ada pada saudara?

 

Banyak dari kita ingin kaya sebab kita mau kenyamanan selama kita hidup di dunia yang sifatnya sementara ini. Kita lebih peduli dengan apa yang kelihatan dari pada yang tidak kelihatan. Wajar saja, sebab memang itu yang diajarkan oleh dunia. Tetapi apa yang diajarkan oleh Firman Tuhan?

 

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. (2 Korintus 4:16-18)

 

Orang yang mengenal Tuhan tidak takut menderita di dunia ini, sebab ia tahu penderitaan sementara ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang kekal yang dijanjikan oleh Tuhan.

 

Jadi, mengapa kita beribadah? Mengapa kita mencari Tuhan? Mengapa kita membaca Alkitab, dan merenungkan Firman-Nya siang dan malam? Mengapa kita bersedekah? Janganlah kita pikir oleh karena ibadah, maka kita akan beroleh keuntunguan.

 

1 Timotius 6:

6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat–yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus–dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, 6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, 6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. 6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. 6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. 6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

 

Kita beribadah bukan karena ibadah adalah suatu sumber keuntungan, bukan karena kita mau diberkati. Tetapi sebaliknya, kita beribadah sebab kita sudah diberkati. Rasul Paulus berkata, ibadah yang disertai dengan rasa cukup (contentment) memberikan keuntungan besar.

 

Manusia dapat menjadi content jika dia mengenal Tuhan yang ia sembah, dan sadar bahwa segala yang dimilikinya, banyak atau sedikit, semuanya itu dari Tuhan.

 

Independence

Ada satu lagi kesalahan fatal yang dilakukan oleh orang kaya di dalam perumpamaan yang Tuhan Yesus sampaikan, kesalahannya adalah sifat independent dari orang itu. Coba kita baca lagi perumapaan tersebut, dan perhatikan berapa kali orang kaya itu berkata “aku akan berbuat demikian”, “aku akan begini”, dan “aku akan begitu”? Dia pikir segala yang dia peroleh itu karena pekerjaan tangannya sendiri.

 

Dunia mengatakan, be independent, namun Firman Tuhan berkata be dependent on Me.

Dunia mengatakan, trust your heart and go for it, namun Firman Tuhan berkata your heart is corrupt, trust me instead.

 

Pagi hari ini biarlah kita boleh menaruh pengharapan kita kepada Tuhan, bukan kepada harta yang kita miliki (atau kepada anak-anak kita, atau apapun juga). Biarlah kita tidak lagi ingin menjadi kaya dan mengejar yang kelihatan oleh mata, namun tidak memiliki nilai kekekalan. Biarlah kita kaya di hadapan Tuhan seperti wanita janda miskin yang memberikan segalanya kepada Tuhan.

 

Tahukah saudara bahwa harta yang kita miliki, semuanya itu tidak ada nilah kekekalan selama harta itu masih ada di dalam tabungan bank kita?

 

Sadarlah, bahwa hanya ada satu harta (treasure) yang kita perlukan di dalam hidup ini, ialah Yesus Kristus. Yesus yang telah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa saudara dan saya.

 

Untuk itu, bagi kita yang sudah mengenal kasih Kristus, janganlah kita kembali lagi ke dalam dosa dengan mengejar apa yang dikejar oleh dunia.

 

Bagi kita yang belum mengenal Yesus, datanglah kepada-Nya. Sebab hanya di dalam ada kebahagiaan dan kepuasan yang kekal.

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.