16 Feb Keajaiban berita Injil
Efesus 2:1-10
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan — dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Injil. Apakah Injil itu? Hari ini, saya punya satu tujuan. Saya ingin kita menjadi sangat jelas tentang apa itu Injil. Jika anda sudah sering mendengarkan saya khotbah, maka anda sudah pasti tahu bahwa saya terobsesi dengan Injil. Saya selalu berkhotbah tentang Injil. Inilah masalahnya. Kata Injil sekarang sudah menjadi klise di gereja dan jika kita tidak hati-hati, kita dapat menyebut segala sesuatu sebagai Injil dan kita tidak tahu apa itu Injil yang sebenarnya. Dan itulah yang terjadi hari-hari ini di banyak gereja. Ada banyak gereja yang mengaku memberitakan Injil, tetapi itu sama sekali bukan Injil. Bahkan sampai ke ekstrim lain. Mereka mengatakan mereka memberitakan Injil tetapi dalam kenyataannya, mereka memberitakan khotbah anti-Injil dan menyebutnya sebagai Injil. Itulah sebabnya saya ingin menjelaskan kepada saudara apa itu Injil. Saya ingin kita menjadi sangat jelas tentang apa itu Injil. Beberapa dari anda mungkin berpikir, “Yos, itu keren. Tapi itu tidak ada hubungannya denganku. Mengapa aku perlu tahu apa sebenarnya Injil itu? Katakan saja kepada aku apa yang perlu aku lakukan untuk memperbaiki hidupku.” Saya akan argue bahwa mengetahui Injil dengan benar sangat berhubungan dengan kehidupan anda. Mengetahui Injil dengan benar adalah hal yang perlu anda lakukan untuk memperbaiki hidup anda. Dengarkan perkataan Paulus. Roma 1:16 – Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Apakah anda dengar? Paulus berkata bahwa Injil bukan hanya informasi. Injil bukan hanya sebuah doktrin. Paulus berkata bahwa Injil adalah kekuatan Allah. Dia tidak mengatakan Injil memberikan akses ke kekuatan Allah. Injil adalah kekuatan Allah. Untuk mengetahui dan memahami Injil adalah untuk mengalami kekuatan Allah yang mengubah hidup. Saya akan mengatakannya dengan cara yang lain. Jika Injil tidak mengubah hidup anda, anda tidak memahami Injil.
Apakah Injil itu? Kata Injil berasal dari kata Yunani “euangelion,” yang secara harfiah diterjemahkan sebagai kabar baik. Dapatkan ini dengan benar. Injil bukanlah nasihat yang baik; Injil adalah kabar baik. Saya beri contoh. Katakanlah saya jatuh cinta dengan seorang wanita dan saya memutuskan untuk mengajaknya berpacaran. Jangan terlalu bersemangat, ini hanya ilustrasi. Pria, apa yang anda lakukan ketika anda mau berpacaran dengan seorang wanita? Anda mengumpulkan keberanian dan berkata, “Kamu adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku. Maukah kamu menjadi pacarku?” Dan sang wanita berpura-pura terkejut sementara saya menunggu dengan cemas. Dan sekarang, ada dua respons yang mungkin terjadi dan hanya satu di antaranya yang merupakan kabar baik. Jika wanita itu berkata, “Aku belum pernah bertemu orang seperti kamu. Kamu adalah pria paling baik yang aku pernah kenal. Tapi…” Saat dia mengatakan “tapi,” tidak peduli apa yang dia katakan sebelumnya, anda tahu itu bukan kabar baik. Dia mungkin mengatakan banyak hal yang baik dan memberi banyak nasihat yang baik tapi itu bukan Injil. Kabar baik adalah jika dia berkata, “Ya, aku mau menjadi pacarmu.” Dan kabar baik ini akan secara radikal mengubah hidup saya. Hal pertama yang akan saya lakukan adalah saya akan memberi tahu orang-orang terdekat saya tentang kabar baik ini. Saya akan mengirim WhatsApp kepada mereka untuk memberi tahu mereka bahwa saya punya pacar. Mereka akan senang untuk saya. Kemudian saya akan menelepon papi dan mami untuk memberi tahu mereka, “Anakmu sudah tidak lagi bujangan.” Dan mereka akan menjawab, “Kapan tanggal pernikahannya?” Dan pada saat saya menutup telepon, seluruh RSI sudah tahu bahwa saya tidak lagi bujangan. Itu adalah Injil. Ada unsur perayaan dan keajaiban dalam Injil. Jadi, ketika anda mendengar Injil dikhotbahkan, ada rasa sukacita dan heran karenanya. Injil adalah kabar baik. Dan kabar baik ini adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan kita.
Tapi kalau kita bisa jujur, ini bukanlah yang terjadi ketika kita mendengar Injil. Kita tidak merayakan Injil seperti yang seharusnya. Mengapa? Karena kita tidak mengerti Injil. Kita tahu bahwa Injil adalah Yesus Kristus datang dan menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, tetapi kita tidak merayakannya. Tidak ada rasa heran. Dan saya percaya alasan utama untuk itu adalah karena kita tidak mengerti betapa buruknya kondisi hidup kita tanpa Kristus. Kita hanya merayakan keajaiban kabar baik sampai di tingkat yang kita pahami tentang betapa parahnya kabar buruk. Kabar baik bukanlah kabar baik tanpa kita memahami kabar buruk. Kita tidak akan merayakan sembuh dari pilek seperti sembuh dari kanker. Masalahnya adalah banyak orang Kristen yang tidak mengerti kabar buruk. Banyak pengkhotbah langsung melompat ke kabar baik tanpa menjelaskan kabar buruk. Bahkan ada banyak yang berkata dari mimbar bahwa mereka tidak mau memberitakan kabar buruk kepada jemaat karena Injil adalah kabar baik. Dan itulah sebabnya kata Injil hanyalah menjadi klise bagi banyak orang Kristen. Injil menunjukan kepada kita bahwa masalahnya jauh lebih buruk dari yang kita pikirkan dan solusinya jauh lebih indah dari yang kita bayangkan.
Hari ini saya ingin kita menjadi sangat jelas tentang apa Injil itu. Saya ingin berbicara tentang 4 aspek Injil: Masalah; Solusi; Proses; Hasil.
Masalah
Efesus 2:1-3 – Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Semua orang tahu bahwa ada yang salah dengan dunia, tetapi tidak ada yang memberikan diagnosis radikal seperti Alkitab. Saya beri sebuah contoh. Reynhard Sinaga. Jika anda tidak tahu siapa dia, dia adalah pria Indonesia yang tinggal di London yang dinyatakan bersalah memperkosa 48 pria. Itu tindakan yang sangat jahat. Setiap kali kejahatan yang tidak dapat dijelaskan ini terjadi, pihak yang bersalah akhirnya akan menyalahkan segalanya kecuali diri mereka sendiri. Mereka yakin bahwa mereka adalah orang baik yang hanya kehilangan jalan mereka. Maksud saya, anda mendengar hal seperti ini setiap saat. Anda mendengar orang-orang yang membuat kekacauan besar dalam hidup mereka diwawancarai dan berkata, “Alasan saya seperti ini adalah karena saya dibuang ketika saya masih kecil. Atau, saya dianiaya atau saya dibesarkan di lingkungan yang buruk.” Kita selalu menemukan alasan untuk kehancuran kita dan alasan itu selalu berada di luar kita. Kita hanyalah korban. Jadi diagnosis dunia tentang kondisi manusia adalah jauh di dalam diri kita, kita semua sebenarnya adalah orang-orang yang baik. Kita hanya butuh bantuan untuk menemukan jalan yang benar. Benar, Oprah? Namun, Alkitab memberikan kita radikal diagnosis yang berbeda tentang kondisi manusia. Ini sangat suram. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa masalah kita bukanlah bahwa kita gagal dalam hidup atau kita membuat keputusan yang salah. Masalah kita bukanlah bahwa kita tidak memiliki keluarga yang tepat, pekerjaan yang tepat, hubungan yang tepat atau pendidikan yang tepat. Alkitab memberi tahu kita bahwa masalah kita adalah kita semua adalah orang berdosa. Masalahnya bukanlah bahwa kita melakukan dosa tetapi kita adalah orang berdosa. Dosa bukanlah yang pertama dan terutama sesuatu yang kita lakukan. Dosa adalah suatu kondisi. Kita bukan orang berdosa karena kita melakukan dosa tetapi kita melakukan dosa karena kita adalah orang berdosa. Paulus menggambarkan masalah dosa kita dengan tiga hal.
Pertama, kita sudah mati karena dosa kita. Kematian ini bukan kematian fisik tetapi kematian rohani. Itu berarti bahwa ada pemisahan total antara kita dan Allah. Kita buta akan kemuliaan-Nya, kita tuli terhadap suara-Nya dan kita mati rasa terhadap kasih-Nya. Responsif kita dalam hubungan dengan Allah adalah seperti sebuah mayat. Kita tidak ingin memiliki hubungan dengan Allah. Ada perbedaan besar antara sakit dan mati. Jika anda sakit, masih ada sesuatu yang bisa anda lakukan. Apa yang anda lakukan ketika anda sakit? Itu tergantung seberapa sakit anda. Anda dapat mencoba untuk tidur. Anda bisa minum obat. Atau anda bisa pergi ke dokter. Ada beberapa derajat dalam penyakit tetapi tidak ada derajat dalam kematian. Tidak ada yang namanya setengah-mati atau tiga-perempat-mati. Pilihannya adalah anda mati atau tidak mati. Dan jika anda mati, anda mati. Anda benar-benar tidak memiliki harapan dan tidak ada satu hal pun yang dapat anda lakukan. Coba lakukan ini ketika anda pergi ke pemakaman. Pilih satu kuburan dan bicaralah padanya. Bicaralah ke kubur dan katakan kepada mayat tersebut bahwa anda akan memberinya $1 juta jika dia bangun. Biarkan saya memberi tahu anda apa yang akan terjadi. Krik-krik. Tidak ada respon sama sekali. Mengapa? Karena mayat sudah mati. Itulah kondisi kita sebelum Kristus. Di mata Allah, kita semua mati secara rohani. Ada orang yang bermoral dan orang yang tidak bermoral. Ada orang baik dan orang jahat. Ada yang kaya dan miskin. Tetapi inilah kebenaran tentang mereka semua. Tak satu pun dari mereka mencari Allah. Kita semua adalah mayat berjalan di mata Allah. Dan karena kita mati secara rohani, itu berarti tidak ada perubahan eksternal yang dapat membantu kita.
Biarkan saya memberi anda sebuah contoh. Ini lumayan menjijikkan tapi sangat mengena. Bertahun-tahun yang lalu, saya mengalami peristiwa yang traumatis. Saya membeli ayam dari sebuah restoran dan saya tidak memakannya sampai hari berikutnya (atau mungkin sore itu). Saya panaskan ayam di dalam microwave dan menyalakan TV untuk menonton sepak bola. Jadi saya punya sepiring nasi, ayam dan cabai di depan saya dan saya menonton sepak bola pada saat yang sama. Ketika saya mulai makan, mata saya terfokus pada TV. TV sedang menyiarkan pertandingan Manchester United. Tanpa melihat piring, tangan saya mengambil bagian dari ayam, mencelupkannya ke cabai, menggabungkannya dengan nasi, dan memasukkannya ke mulut saya. Ketika saya mengunyah makanan, saya berpikir, “Hmm, nasinya hari ini renyah sekali.” Tetapi saya masih tidak menyadari apa yang terjadi. Mata saya tertuju pada TV. Lalu saya masukan suapan kedua. Kali ini saya berpikir, “Hmm, mengapa rasanya ada sesuatu yang bergerak di dalam mulut?” Saya melihat piring saya dan berpikir, “Kenapa nasi bisa berjalan?” Ternyata itu belatung yang keluar dari ayam. Itu berarti saya makan dua suap belatung. Ayamnya sudah busuk. Jadi apa yang bisa saya lakukan dengan ayam itu? “Oh, aku tahu. Aku hanya perlu menambahkan lebih banyak cabai dan kecap manis untuk menutupi belatung.” Tidak! Ayam itu sudah mati dan busuk. Tidak ada jumlah saus yang bisa menutupinya. Itulah gambaran anda dan saya tanpa Kristus. Kita sudah mati dalam dosa kita. Tidak ada jumlah peningkatan eksternal yang dapat menolong kita. Versi diri kita yang lebih baik tidak akan menolong kita. Hubungan yang lebih baik tidak akan menolong kita. Pekerjaan yang lebih baik, keluarga yang lebih baik, tidak ada yang bisa menolong kita. Kita sudah mati!
Kedua, kita diperbudak oleh keinginan dosa. Apakah anda menyadari bahwa kita hidup di dunia yang memiliki nilai yang berbeda dari yang kita lihat dalam Alkitab? Setiap hari kita dibombardir dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan Alkitab. Dan saya tahu tidak moderen untuk berbicara tentang Setan tetapi Setan itu ada. Dan dia adalah penguasa kerajaan angkasa. Ini berarti bahwa tidak ada wilayah di dunia ini yang berada di luar pengaruh Setan. Di mana ada angkasa, disitu ada kuasa Setan. Kita semua tunduk pada kekuasaannya. Dan keinginan kita juga rusak oleh dosa. Apakah anda menyadari itu? Allah menciptakan kita dengan keinginan baik. Misalnya, hasrat seksual. Allahlah yang memberikan kita keinginan itu. Allahlah yang menciptakan seks. Tetapi kemudian kita mengambil pemberian Allah yang baik dan menjadikannya hal utama dalam hidup kita. Bukannya menggunakan hasrat seksual untuk memuliakan Allah, kita diperbudak olehnya. Kita menjadi pecandu seks. Kita menjadi pecandu pornografi. Kita diperbudak olehnya. Jadi lihat apa yang terjadi. Dunia setiap saat membombardir kita dengan nilai seks yang berbeda dari yang kita lihat dalam Alkitab. Kita melihatnya di acara TV, film, Internets, billboard, iklan dll. Lalu ada pengaruh kuasa Setan yang menggoda kita untuk mengejar seks dan melanggar perintah Allah. Dan ada juga keinginan dosa di dalam diri kita yang ingin mengejar seks demi kebahagiaan kita. Harapan apa yang kita miliki? Kita diperbudak oleh dosa baik dari pengaruh luar maupun dari dalam.
Ketiga, kita berada di bawah murka Allah. Inilah sesuatu yang harus kita pahami. Ya, Allah itu kasih. Budaya kita suka berkata bahwa Allah itu kasih. Tetapi Allah juga sangat benci terhadap dosa. Alkitab mengajarkan kasih Allah dan murka Allah. Dan murka Allah tidak bergantung pada suasana hati seperti anda dan saya. Dia tidak memiliki temperamen buruk. Allah tidak pernah melewati hari yang buruk. Allah adalah Allah yang adil dan sempurna dan dia membenci dosa. Dan hal ini menempatkan kita dalam masalah yang besar. Kita semua diperbudak oleh keinginan berdosa. Kita semua adalah orang berdosa secara lahiriah. Itu berarti Allah murka kepada kita. Kita berada di bawah murka Allah. Inilah pertanyaan bagi kita: Jika Allah semesta alam murka terhadap kita, siapa yang bisa menyelamatkan kita?
Jadi inilah diagnosis Alkitab tentang kondisi manusia: mati dalam dosa-dosa kita; diperbudak oleh keinginan dosa; di bawah murka Allah. Hanya ada satu hal yang layak kita terima. Kita berhak menerima hukuman kekal. Anda dan saya pantas mendapatkan neraka. Beberapa orang berkata, “Itu tidak adil. Aku mengerti bahwa aku berdosa dan melakukan kesalahan, tapi aku tidak pantas mendapatkan neraka. Aku tidak seburuk itu.” Kita pikir itu tidak adil karena kita tidak menyadari terhadap siapa kita berdosa. Konsekuensi dosa tidak hanya ditentukan oleh tingkat dosa kita saja, tetapi juga terhadap siapa kita berbuat dosa. Katakanlah saya melihat kucing dan saya tidak suka kucing dan saya menampar kucing di wajah. Apa yang terjadi? Kucing itu lari pergi. Mari katakan saya tidak suka anda dan saya menampar anda di wajah. Apa yang terjadi? Anda berpaling ke pipi yang lain dan membiarkan saya menampar pipi anda yang sebelah karena anda seorang Kristen. Katakanlah saya menampar papi saya. Apa yang terjadi? Dia menampar saya kembali sepuluh kali. Katakanlah saya menampar seorang polisi. Apa yang terjadi? Penjara. Katakanlah saya menampar Presiden Jokowi. Apa yang terjadi? Anda tidak akan melihat saya selama 10 tahun ke depan. Tapi katakanlah saya menampar Allah pencipta alam semesta. Apa yang terjadi? Dan inilah kengerian dosa. Ketika kita berdosa, kita sedang menampar wajah Allah. Karena setiap perintah Alkitab berasal dari Allah. Ketika kita melanggarnya, itu adalah serangan pribadi terhadap Allah. Dan kita tidak bisa tidak melakukan itu. Kita tidak dapat memilih untuk tidak berbuat dosa. Kita adalah orang berdosa dari awalnya. Kita mati terhadap Allah, kita diperbudak oleh dosa dan kita berada di bawah murka Allah.
Bagaimana kabar anda sejauh ini? “Yos, ini adalah khotbah terburuk yang aku pernah dengar.” Saya tahu. Mari kita berdoa dan pulang. Bercanda. Ada alasan mengapa saya ingin anda benar-benar memahami permasalahan kita. Saya ingin anda mengerti bahwa tidak ada yang dapat anda lakukan untuk menyelamatkan anda. Kegagalan untuk memahami masalah yang sebenarnya membawa kita kepada solusi yang palsu. Anda berpikir bahwa agama dan perbuatan baik dapat menyelamatkan anda. Tapi tidak. Masalah anda adalah jauh lebih buruk daripada yang anda pikirkan. Sampai anda tiba kepada betapa parahnya masalah anda, anda tidak akan mengerti betapa indahnya solusinya yang tersedia. Mungkin alasan mengapa Injil tidak memukau anda adalah karena anda tidak mengerti seberapa parah kondisi anda tanpa Kristus. Tapi ketika anda memahami masalah anda dan apa yang anda pantas terima untuk itu, anda hanya dapat terkagum akan apa yang Allah lakukan selanjutnya.
Solusi
Efesus 2:4-7 – Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan — dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
Inilah yang terjadi. Anda dan saya sudah mati. Anda dan saya diperbudak oleh dosa. Anda dan saya ada di bawah murka Allah. Anda dan saya pantas mendapatkan neraka. Tetapi kemudian muncul dua kata yang paling indah dalam Alkitab. TETAPI ALLAH. Anda dan saya sudah mati TETAPI ALLAH. Anda dan saya diperbudak oleh dosa TETAPI ALLAH. Anda dan saya berada di bawah murka Allah TETAPI ALLAH. Bukannya memberi kita apa yang pantas kita terima, Allah campur tangan. Bukannya membiarkan kita pada kehancuran kita, Allah memiliki agenda lain. Allah dalam kekayaan rahmat-Nya, karena kasih-Nya yang besar terhadap kita, melihat kondisi buruk kita dan berkata, “Aku terlalu sangat mengasihi mereka untuk membiarkan mereka binasa dan aku akan menyelamatkan mereka.” Jangan lewatkan apa akan terjadi selanjutnya. Apa yang Allah akan lakukan sangatlah luar biasa. Ini tidak bisa dijelaskan oleh logika manusia. Ini jauh lebih indah daripada cerita cinta terindah yang dunia dapat tawarkan. Ini jauh lebih indah daripada seorang wanita Korea Selatan yang “crash landing” atas seorang tentara Korea Utara dan tentara ini pergi ke Korea Selatan untuk melindungi wanita tersebut. Injil jauh lebih indah daripada #CrashLandingOnYou. Injil adalah Allah pencipta alam semesta dengan sengaja #CrashLandingOnSinners untuk menyelamatkan mereka dan mengasihi mereka sepanjang masa. Ini yang dilakukan Allah.
Pertama, Allah menghidupkan kita bersama dengan Kristus. Kita sudah mati. Kita tidak responsif terhadap Allah. Kita tidak ingin berhubungan dengan Allah. Tetapi Allah dalam rahmat-Nya menghembuskan nafas kehidupannya ke dalam kematian kita dan menjadikan kita hidup. Apa artinya? Itu berarti bahwa sekarang kita responsif terhadap Allah. Kita dapat merasakan kasih-Nya dan kita juga akan membalas kasih-Nya. Jika sebelumnya kita tidak peduli pada Allah, sekarang kita memiliki kasih sayang yang mendalam kepada dia. Kita sudah mati tapi sekarang kita hidup. Saya pernah mendengar beberapa pengkhotbah menggambarkan keselamatan seperti anda sedang tenggelam di laut. Anda berteriak minta tolong dan Allah kasihan melihat anda dan dia melemparkan pelampung untuk menyelamatkan anda. Itu baik tapi itu salah. Anda tidak tenggelam dan mencari pertolongan. Anda mati dan mengambang di laut. Tetapi Allah melompat ke dalam air, mengeluarkan tubuh anda dari air dan menghembuskan nafas kehidupannya kembali ke paru-paru anda. Itulah yang dilakukan Allah dalam keselamatan kita.
Kedua, Allah menempatkan kita di sorga di dalam Kristus. Kita dulu diperbudak oleh dosa. Kita tidak dapat mengatakan tidak kepada dosa. Kita tergoda untuk berbuat dosa dari dalam dan luar. Tetapi Allah membangkitkan kita dengan Kristus dan menempatkan kita di tempat yang berkuasa di dalam Kristus Yesus. Kita sekarang duduk di tempat-tempat surgawi yang berarti Allah menempatkan kita dalam posisi keluarga kerajaan. Dahulu kita adalah budak tetapi sekarang kita adalah bangsawan. Tentu saja, saat ini kita belum secara fisik duduk di tempat-tempat surgawi. Terakhir kali saya periksa, kita masih di bumi. Tetapi posisi kita dalam Kristus sudah terjamin secara sah. Sekarang, pada saat ini juga, anda bukan lagi hamba dosa. Kristus telah mengangkat anda dan memberi anda kekuatan dan posisi untuk mengatakan tidak terhadap dosa. Dosa tidak berkuasa atasmu. Sama sekali tidak. Kuasa dosa di dalam anda telah dihancurkan oleh Kristus dan sekarang anda memiliki kuasa Kristus di dalam dan melalui anda. Apa pun dosa dan pergumulan yang anda hadapi, anda dapat berkuasa atas itu karena anda duduk di atas takhta di dalam Kristus. Tidak ada orang Kristen yang dapat mengatakan, “aku tidak cukup kuat untuk melawan dosa.” Tidak ada. Bagi kebanyakan dari kita, alasan kita kalah dalam peperangan melawan dosa adalah karena kita tidak tahu apa yang telah diberikan Allah kepada kita. Saudara, anda bukan lagi budak dosa; anda adalah bangsawan surga.
Ketiga, Allah akan menunjukkan kita kebaikan di dalam Kristus. Sebelumnya, kita berada di bawah murka Allah. Kita layak menerima hukuman abadi. Tapi sebaliknya, Allah memutuskan untuk menunjukkan kepada kita kebaikan. Dan bukan hanya kebaikan biasa. Tetapi kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah limpah. Saya suka itu. John Piper mengatakannya begini. Seberapa kayakah Allah? Piper mengatakan bahwa pada tahun 1990, ratu Elizabeth bernilai $4 biliar. Itu b dengan 9 nol. Pada tahun 1990, itu adalah uang yang sangat banyak. Saya bahkan tidak tahu apa yang di kerjakan ratu Elizabeth selain melambaikan tangannya. Tapi ternyata dia sangat kaya. Tetapi katakanlah suatu hari saya bertemu ratu Elizabeth dan dia menyukai saya. Dia mengatakan, “Pria muda, aku merasakan suatu kesenangan untuk dapat bertemu dengan kamu hari ini. Dan untuk kesenanganku, aku ingin memberikan undangan kusus untukmu untuk menjadi bagian dari keluarga Kerajaan. Aku ingin mengadopsi kamu masuk ke dalam keluargaku, dan aku ingin melimpahkan semua kekayaanku kepadamu. Aku akan sangat senang jika kamu menyetujuinya. Bagaimana menurutmu?” Dan saya akan menjawab, “Keinginan ratu adalah perintah hamba. Anggap itu sudah terjadi ratu.” Sejak saat itu, saya bukan lagi Yosi. Anda bisa memanggil saya Pangeran Yosi. Tapi ini yang saya tahu tentang $4 biliar. Itu adalah uang yang banyak dan itu bisa melimpahi saya dengan banyak harta, tetapi uang tidak akan bertahan selamanya. Pada akhirnya, $4 biliar itu akan habis. Apakah saudara setuju dengan saya? Tetapi tidak demikian halnya dengan Allah. Seberapa kayakah Allah? Tak terukur. Dan Paulus mengatakan bahwa Allah akan menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah dalam kebaikan. Itu berarti bahwa tidak akan ada akhir dari kebaikan Allah kepada kita. Allah tidak akan pernah kehabisan kebaikan terhadap kita untuk kekekalan. Selalu akan ada lebih banyak kebaikan untuk kita alami selamanya. Anda bisa membawa pikiran anda untuk mengerti hal ini? Kita sebelumnya berada di bawah murka Allah, tetapi sekarang kita menerima kebaikan-Nya untuk selamanya.
Dan inilah yang indah. Jangan lewatkan ini. Paulus berulang-ulang menggunakan ungkapan “di dalam Kristus” atau “bersama dengan Kristus.” Kita dihidupkan kembali bersama dengan Kristus. Kita ditempatkan di tahta sorga di dalam Kristus. Kita akan menerima kebaikan di dalam Kristus. Dengan kata lain, kita menerima semua berkat ini bukan karena kita pantas mendapatkannya tetapi karena kita berada di dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus yang membuat kita layak untuk menerima semua berkat-berkat ini. Ada istilah teologia untuk ini. Namanya adalah “union with Christ.” Ini artinya: Apa pun yang benar tentang Kristus adalah benar tentang kita. Masa lalu Kristus adalah masa lalu kita dan masa depan Kristus adalah masa depan kita. Kita menjadi satu dengan Kristus. Kita bukan hanya kita semata. Kita ditemukan di dalam Kristus. Apa pun yang benar tentang Kristus adalah benar tentang kita karena kita berada di dalam dia. Semua kebenaran dan kemuliaan Kristus adalah milik kita.
Tetapi ada sisi gelap dari kesatuan kita dengan Kristus. Kita mendapatkan segala sesuatu yang Kristus layak terima tetapi Kristus mendapatkan segala sesuatu yang kita pantas terima. Ada pertukaran yang terjadi. Allah tidak bisa hanya mengabaikan dosa kita dan berpura-pura bahwa dosa itu tidak ada. Allah adalah Allah yang adil dan dia menuntut pembayaran untuk setiap dosa. Itulah sebabnya Yesus datang ke bumi. Yesus dilahirkan sebagai seorang manusia, menjalani kehidupan yang sempurna yang tidak dapat kita lakukan dan dia mati sebagai seorang penjahat di kayu salib. Dan di kayu salib, Yesus berseru, “Tuhan, Tuhan, mengapa Engkau meninggalkan aku?” Inilah yang paling menyakitkan bagi Yesus. Bukan rasa sakit karena penyaliban, bukan karena semua muridnya meninggalkannya, tetapi bahwa ia kehilangan kehadiran Allah. Untuk pertama kalinya, Anak Allah yang selalu bersama dengan Allah dari keabadian mengalami pemisahan dari Allah. Mengapa? Karena Yesus mendapatkan apa yang pantas kita terima. Yesus mengalami perpisahan dari Allah karena dosa kita dan ia menerima murka Allah terhadap dosa. Semua itu menimpanya di kayu salib. Yesus mengambil setiap tetes murka Allah terhadap dosa kita sehingga yang tersisa bagi kita adalah kebaikan yang melimpah-limpah. Inilah yang dilakukan Yesus. Dan dia menyelesaikannya dengan sempurna. Sudah selesai. Inilah Injil. Dan keajaiban Injil adalah bahwa perbuatan Allah tidak dimotivasi oleh anda atau saya. Allah bertindak berdasarkan kekayaan rahmat-Nya dan kasih-Nya yang besar kepada kita semata-mata.
Proses
Efesus 2:8-9 – Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Jadi, bagaimana cara kita mendapatkannya? Bagaimana kita menerima semua berkat ini? Inilah jawaban Paulus: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan.” Kasih karunia. Saya suka kata ini. Ini adalah perkataan yang memisahkan keKristenan dari setiap agama lainnya. Apa itu kasih karunia? Saya telah mendengar hal itu dijelaskan dengan cara ini. Grace adalah God’s riches at Christ’s expense (kekayaan Allah yang dibayar Kristus). Sebuah frase indah yang meringkaskan kasih karunia. Kasih karunia adalah favor yang tidak layak kita dapatkan. Itu berarti bahwa anda tidak dapat bekerja untuk kasih karunia. Anda tidak bisa menjadi pantas untuk menerima kasih karunia. Anda tidak dapat menuntut kasih karunia. Kasih karunia hanya diberikan sesuai dengan keinginan dan kepuasan Allah. Kasih karunia secara definisi haruslah gratis. Jika tidak gratis, itu bukan kasih karunia. Yang berarti bahwa apa yang mendorong Allah untuk bertindak untuk kita bukanlah sesuatu dari kita tetapi dari diri-Nya sendiri. Itulah sebabnya kita menemukan bahwa hanya Allah semata-mata yang menjadi agen aktif keselamatan kita. Allah adalah sosok yang melakukan semua pekerjaan keselamatan dalam ayat 4 sampai 7. Allahlah yang membuat kita hidup. Allahlah yang menempatkan kita bersama Kristus. Allahlah yang akan menunjukkan kebaikan kepada kita. Kita adalah penerima pasif. Allah yang melakukan semua pekerjaan dari awal sampai akhir.
Jadi cantumkan ini dengan benar. Hidup benar tidak dapat menyelamatkan anda. Berbuat baik tidak dapat menyelamatkan anda. Dibaptis tidak dapat menyelamatkan anda. Bergabung dengan gereja tidak dapat menyelamatkan anda. Melayani Tuhan tidak dapat menyelamatkan anda. Mengasihi orang lain tidak dapat menyelamatkan anda. Hanya ada satu hal yang bisa menyelamatkan anda. Hanya kasih karunia Allah yang bisa menyelamatkan anda. Dan jika anda melewatkannya, Paulus mengulangi kalimat itu dua kali. Karena kasih karunia kamu diselamatkan. Dan saya suka kata diselamatkan. Kata diselamatkan dalam Bahasa Yunani ada dalam bentuk participle sempurna. Yang berarti bahwa itu adalah tindakan yang sudah terjadi di masa lalu yang memiliki efek berkelanjutan. Jadi, tidak ada hari di mana anda kurang diselamatkan, atau setengah diselamatkan. Sama seperti tidak ada derajat dalam kematian, tidak ada derajat dalam kehidupan. Anda berada di dalam Kristus atau anda tidak berada di dalam Kristus. Anda memiliki hidup yang kekal atau anda tidak memiliki hidup yang kekal. Anda telah diselamatkan atau anda belum diselamatkan. Jika anda telah diselamatkan oleh kasih karunia, anda telah diselamatkan selamanya.
Tetapi Paulus tidak berhenti di situ. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman.” Dengan kata lain, kalau anda tidak memiliki iman, anda tidak dapat menerima kasih karunia. Kasih karunia adalah sumber keselamatan dan iman adalah sarana keselamatan. Iman menerima dan mempercayai apa yang telah dilakukan kasih karunia Allah. Dan di sinilah saya harus sangat jelas. Pada titik ini, beberapa orang akan berkata, “Iman adalah sesuatu yang harus kita lakukan sendiri. Allah telah melakukan semua yang dia bisa lakukan, tetapi sekarang terserah kita apakah kita mau menerimanya atau tidak. Karena itu, keselamatan adalah 99% bagian Allah, dan 1% bagian kita. Kita memiliki peran yang harus kita lakukan dalam keselamatan kita.” Saya mengerti mengapa banyak orang mengatakan ini. Dan ya, kita harus membuat pilihan secara sadar untuk mempercayai kasih karunia Allah. Tapi ini permasalahannya. Kita sudah mati! Kita tidak berresponsif terhadap Allah. Bagaimana caranya untuk orang mati dapat memunculkan iman dengan sendirinya? Bayangkan kisah Yesus dan Lazarus. Pada saat Yesus tiba di makam Lazarus, Lazarus sudah mati selama empat hari. Dan sekarang Yesus datang untuk membangkitkan Lazarus dari kematian. Jadi apa yang terjadi? Apakah Yesus mengatakan kepada Lazarus, “Hei Laz, aku tahu aku sedikit terlambat, tapi aku ada di sini sekarang. Dan aku akan menghidupkanmu kembali. Aku akan melakukan salah satu mukjizat terbesar yang orang-orang pernah saksikan. Banyak orang akan mempercayai aku karenanya. Tapi ini yang harus terjadi. Aku ingin kamu memiliki iman. Aku ingin kamu percaya padaku. Aku membutuhkan kamu untuk menggunakan semua sel intelektual di otakmu untuk percaya padaku. Okay? Jadi inilah yang akan aku lakukan. Dalam hitungan tiga, aku akan memberitahu kamu untuk bangkit. Tapi kamu harus percaya padaku. Kamu harus menaruh imanmu padaku. Kalau tidak, ini tidak akan berhasil. Apakah kamu mengerti?” Tidak, Yesus tidak akan mengatakan itu. Anda tahu mengapa? Karena Lazarus sudah mati. Dia tidak bisa menanggapi atau melakukan apa pun karena dia sudah mati. Tetapi ketika Yesus berdiri di depan kuburan Lazarus, Yesus tidak membutuhkan iman Lazarus. Yang Yesus butuhkan hanyalah empat kata. “Lazarus, marilah ke luar.” Dan atas perkataan Yesus, kehidupan menyerang masuk ke dalam mayat Lazarus. Tubuh Lazarus mulai bergerak, dan Lazarus membuka matanya dan dia berjalan keluar dari kubur. Pria yang sudah mati berjalan keluar dari kubur hidup. Perhatikan saudara. Ya, anda harus memiliki iman untuk menerima kasih karunia Allah. Tetapi adalah firman Kristus yang menghasilkan iman di dalam anda. Iman bukanlah sesuatu yang dapat kita hasilkan dengan sendirinya. Iman adalah hasil pekerjaan firman Allah di dalam kita. Ketika Allah berbicara dan memanggil nama anda, iman muncul di dalam anda dan anda dimampukan untuk mempercayai Allah dan menerima kasih karunia.
Itulah sebabnya Paulus lanjut berkata, “Itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” Kata “itu” menunjuk kepada keseluruhan proses keselamatan. Kasih karunia dan iman adalah pemberian Allah untuk anda. Pemberian adalah sesuatu yang anda terima, bukan sesuatu yang anda peroleh. “Itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Paulus tidak bisa lebih jelas dari ini. Anda tidak bisa bekerja untuk keselamatan anda. Anda hanya dapat menerima. Mengapa? Agar tidak ada yang dapat memegahkan diri. Sehingga Allah menerima semua kemuliaan. Jika anda memiliki bagian sekecil apa pun untuk berkontribusi pada keselamatan anda, maka anda dapat membanggakannya. “Tuhan mungkin melakukan 99,99%, tapi aku yang melakukan 0,01%. Pada akhirnya tanpa kontribusi 0,01% dariku, tidak akan ada keselamatan.” Tetapi Allah tidak akan membiarkan hal tersebut. Allah adalah sosok yang melakukan pekerjaan keselamatan dari awal sampai akhir dan itulah sebabnya Allah layak menerima segala kemuliaan.
Mari saya memberitahu anda mengapa ini adalah kabar baik bagi kita. Itu berarti bahwa keselamatan kita aman. Keselamatan kita kuat dan kokoh. Keselamatan kita tidak tergantung pada kekuatan iman kita tetapi pada objek iman kita. Katakanlah ini adalah pertama kalinya bagi Bob dan Sally untuk naik pesawat dan mereka akan terbang ke Jepang. Mereka kemudian berdiskusi di gerbang tunggu. Sally dengan khawatir bertanya, “Bob, kamu tidak khawatir terbang naik pesawat? Apakah kamu yakin kita akan selamat sampai ke Jepang?” Bob menjawab, “Aku sudah menonton video tentang bagaimana amannya perjalanan terbang naik pesawat. Kita tidak perlu khawatir. Kita pasti akan sampai ke Jepang selama kita berada di pesawat yang benar. Apakah kamu membeli tiket yang benar?” Sally menjawab, “Tentu saja. Aku tidak bodoh. Tetapi ini masih sangat menakutkan jika kamu memikirkannya. Maksudku, kita akan terbang ribuan meter di atas permukaan laut. Dan kita akan melakukannya selama 9 jam. Itu berarti kita harus melawan gravitasi selama 9 jam. Selain itu, akan ada lebih dari dua ratus orang di dalam sangkar logam ini. Aku tahu apa kata video tetapi cukup menakutkan jika kamu memikirkannya.” Bob menjawab, “Jangan khawatir. Kita akan baik-baik saja.” Kemudian mereka berdua masuk ke dalam pesawat dan menuju ke Jepang. Pertanyaan saya, siapa yang tiba di Jepang dengan selamat? Keduanya! Mengapa? Karena bukan kekuatan iman mereka yang membawa mereka ke Jepang. Pesawatlah yang membawa mereka ke Jepang. Apakah saudara setuju dengan saya? Bukan kekuatan iman kita tetapi objek iman kita yang menyelamatkan. Keamanan keselamatan kita di dalam Kristus tidak didasarkan pada seberapa kuat kita tetapi seberapa kuat Kristus. Iman anda mungkin sebesar Himalaya atau sekecil semut, tetapi Kristus tidak akan gagal menyelamatkan mereka yang menaruh iman mereka kepadanya. Inilah Injil.
Hasil
Efesus 2:10 – Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Saya akan akhiri dengan ini. Ketika anda memahami Injil, tidak mungkin hidup anda tetap sama. Paulus menyebut kita buatan Allah. Kata Yunani untuk itu adalah “poiema” dari mana kita memiliki kata puisi. Kita adalah karya seni Allah. Kita adalah puisi Allah. Saya suka sekali. Itu berarti segala sesuatu tentang kita, masa lalu kita, kegagalan kita, kelemahan kita, pencapaian kita, kesuksesan kita, kekuatan kita, keluarga kita, etnis kita, jenis kelamin kita, semuanya itu adalah bagian dari puisi Allah. Dan itu bukan puisi tanpa tujuan. Allah mengijinkan segala sesuatu dalam hidup kita untuk pekerjaan baik yang Allah telah persiapkan sebelumnya bagi kita supaya kita hidup di dalamnya. Allah tidak pernah membuat kesalahan. Kita adalah karya seninya. Dan kita diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik. Jangan terbalik langkah. Kita tidak diselamatkan oleh pekerjaan baik tetapi kita diselamatkan untuk pekerjaan baik. Pertemuan dengan Injil mengubah hidup anda. Jika Injil tidak mengubah hidup anda, anda tidak memahami Injil. Bagaimana mungkin hidup kita tetap sama sewaktu kita dibangkitkan dari kematian? Sewaktu kita dibebaskan dari perbudakan dosa dan didudukan di tahta Kristus? Sewaktu Kristus menanggung murka Allah supaya kita bisa menikmati kebaikan Allah selamanya? Inilah keajaiban berita Injil. Jika kita hanya mengucapkan terima kasih untuk Injil, kita belum benar-benar memahami Injil. Injil adalah kuasa Allah yang mengubah hidup kita secara radikal.
Discussions:
- “We only celebrate the wonder of good news to the degree we understand the severity of the bad news.” Give some xamples of this truth from your life.
- Explain the difference between the Bible’s and the world’s diagnosis of human condition.
- Is someone who is morally good and religious guaranteed to be spiritually alive? Discuss with your MC members.
- What does it mean for us to be seated in heavenly places in Christ Jesus? How does it empower us to fight sins?
- Explain the relationship between grace and faith. Is it correct to say that grace is God’s part and faith is our part? Why and why not?
- What is the role of good works in our salvation?
- If someone comes up to you and asks you “what is the gospel?” and you only have few minutes to answer, how would you answer it? Discuss with your MC members.
Sorry, the comment form is closed at this time.