15 Aug Kepastian dan keamanan di dalam Kristus
Roma 8 : 29 – 39
Sebuah cerita tentang seorang imigran Rusia bernama Peter Deyneka (DAY- yang melarikan diri ke Amerika pada tahun 1911 untuk melarikan diri dari revolusi komunis. Dia menceritakan kisah pelariannya dari Rusia- Orang tuanya mengorbankan segalanya untuk mendapatkan tiket kapal ke Amerika.Dia naik kapal dengan hampir tidak punya apa-apa – tanpa uang, hanya sebungkus kecil dengan beberapa potong pakaian dan beberapa potong roti kering yang diselipkan orang tuanya untuknya. Dia mengatakan bahwa sepanjang perjalanan, dia sering melihat ke ruang makan, berharap dia bisa mendapatkan beberapa makanan mewah yang disajikan. Karena dia sangat lapar, dia mendekati beberapa awak kapal dan mereka memberi tahu dia jika dia setuju untuk bekerja dengan mereka, dia bisa berbagi sedikit makanan mereka yang sederhana – Dia mengatakan pada hari terakhir perjalanannya dia baru menyadari bahwa pembelian tiket kapalnya sudah termasuk makan tiga kali makan ruang makan penumpang. Peter berkata “Hanya Karena saya tidak mengerti apa yang termasuk di dalam tiket, saya tidak tahu apa yang menjadi bagian saya sudah dibayar lunas dan merupakan benefit yang seharusnya saya terima.”
Rasul Paulus melalui perikop yang kita baca juga menyatakan bahwa banyak orang Kristen menjalani perjalanan hidup mereka dengan cara yang hampir sama. Kita tahu bahwa di Dalam Kristus kita memiliki “ Hidup Yang Kekal “ dengan kata lain kalau dihubungkan dengan ilustrasi tadi adalah Tiket kepada kekekalan, tetapi kita tidak mengerti apa saja yang sudah dibayar lunas oleh Kristus melalui karya salibnya yaitu bukan hanya untuk kehidupan di alam baka tetapi bahkan saat ini waktu kita mengalami berbagai macam penderitaan seharusnya kita mengalami kepastian dan keamanan.
Roma 8:29-30 (TSI)
29Karena sejak semula Allah sudah mengenal dan mengasihi kita (FOREKNEW), dan Dia berencana (PREDESTINED) supaya kita menjadi serupa dengan Anak-Nya. Dan rencana-Nya juga supaya Yesus menjadi Anak sulung di antara banyak saudara-saudari. 30Kita sudah masuk di dalam rencana Allah dari sejak awal, lalu kita dipanggil (CALLED) menjadi anggota keluarga-Nya, dan melalui pekerjaan Kristus kita dibenarkan (JUSTIFIED) dalam pandangan-Nya, dan akhirnya kita akan menikmati kemuliaan-Nya (GLORIFIED).
Dalam ayat yang kita baca diatas maka ada 5 kata dalam bahasa Inggris yaitu Foreknew, Predestined, Called, Justified dan Glorified.
1. FOREKNEW: Sudah Mengenal dan Mengasihi Kita Sebelumnya
Foreknew: artinya bukan hanya tahu sebelumnya atau bukan hanya berarti bahwa Tuhan mengetahui fakta sebelumnya, seperti hanya melihat / meramal masa depan. Tetapi bahasa aslinya artinya sudah mengenal dan sudah mengasihi sebelumnya
- Ketika Alkitab mengatakan bahwa Tuhan ‘mengenal’ seseorang, itu berarti dia memiliki hubungan dengan mereka.
- Misalnya, ketika Yesus berkata kepada sekelompok orang dalam Matius 7, ‘Aku tidak pernah mengenal engkau’ itu tidak berarti Yesus tidak pernah mendengar tentang mereka sebelumnya, tetapi Dia tidak memiliki hubungan dengan mereka.
- Jadi, mengatakan bahwa Tuhan Foreknew “mengenal sebelumnya” kita berarti Dia menaruh kasih-Nya pada kita bahkan sebelum kita ada.
2. PREDESTINED: Sudah Ditetapkan/Direncanakan Sebelumnya
Mereka yang Tuhan sudah kenal dan kasihi sebelumnya, maka Rasul Paulus berkata bahwa Tuhan juga tetapkan dan recanakan sebelumnya: (predestined means to determine the destination beforehand) yang berarti sudah dari semula menentukan tujuan / destinasinya: dengan kata lain bahwa Tuhan telah menetapkan orang-orang yang Tuhan kenal dan kasihi sebelumnya untuk menjadi serupa dengan Yesus. Dan Paulus tidak sedang memulai debat argumen teologis atau membuat kita bingung akan misteri Kebijaksanaan Tuhan tetapi Rasul Paulus ingin mengingatkan jemaat di Roma dan memberikan kebenaran bahwa ada suatu kepastian, keamanan dan jaminan bahwa sebelum dunia dijadikan maka Tuhan sudah mengenal dan mengasihi kita umatNya (foreknew). Dia memiliki tujuan dan menetapkan kita (predestined) untuk menjadi serupa dengan Kristus dan tidak ada yang dapat menghalangi dan menggagalkan rencana Tuhan yang sempurna itu.
3. CALLED: Pasti Akan Terpanggil
Mereka yang Tuhan kenal, kasihi dan tetapkan sebelumnya, maka Tuhan juga pasti memanggil mereka. Saat pertama kali kemaha tahuan dan ketetapan Tuhan bersentuhan di dalam hidup kita adalah ketika kita menerima panggilanNya yaitu pada saat kita terdorong dan ditarik untuk ingin mencari tahu tentang Tuhan dan keinginan mengenal mengenal Tuhan.
Yohanes 6:44
Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Mungkin ada yang berkata, “bagaimana saya tahu jika Tuhan yang maha tahu itu mengenal dan mengasihi dan menetapkan saya sebelumnya dan memanggil saya?”. Jawabannya mudah yaitu kalau kita memiliki keinginan untuk mengenal Tuhan dan memiliki keinginan untuk datang kepada Yesus, maka itu adalah bukti dari panggilan itu. Karena tanpa panggilan itu maka kita tidak akan memiliki keinginan untuk mengenal Tuhan
Filipi 2:13,
“Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun kemampuan untuk melakukan apa yang menyenangkan hati Tuhan
1 Tesalonika 1:4-5a
4Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. 5Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh.
Mungkin kita bertanya tentang bagaimana mekanismenya bahwa kita yang membuat keputusan secara sukarela untuk percaya tetapi juga kedaulatan Tuhan yang menetapkan dan memilih kita? Beberapa dari kita merasa sepertinya kedaulatan Tuhan mengejar kita dan kita tidak bisa lari dari Tuhan. Tetapi mungkin ada beberapa dari kita yang merasa sepertinya ada banyak jalan tetapi kita secara sukarela tertarik dan tergugah untuk meresponi Injil. Kedua hal ini benar sebab pada akhirnya kedua elemen itu ada. Jadi jika kita bisa percaya kepada Yesus dan memiliki keyakinan, itu karena secara sukarela hati anda memilih untuk percaya. Tetapi jika kita memilih untuk percaya kepada Yesus itu pun karena Tuhan yang menarik dan memilih kita.
4. JUSTIFIED: Juga Pasti Akan Dibenarkan
Mereka yang Tuhan kenal dan kasihi sebelumnya dan mereka juga di tetapkan dan direncanakan untuk serupa dengan Kristus, mereka pasti akan terpanggil dan mereka juga pasti dibenarkan. Dan waktu kita menerima panggilan Tuhan berarti kita menerima keselamatan Tuhan bagi kita yaitu ketika kita percaya bahwa Yesus mati menggantikan kita dan kita menerima pengorbanan-Nya sebagai milik kita dengan iman. Maka semua kesalahan dosa kita dihapuskan dan kita menerima pembenaran (kita dibenarkan – justified/ justification – just as if i’ve neer sinned “seolah-olah kita tidak pernah berbuat dosa.”) sebab kebenaran Kristus diberikan kepada kita.
5. GLORIFIED: Juga Pasti Akan Dimuliakan
Mereka yang Dia kenal dan kasihi sebelumnya dan ditetapkan dan dipanggil dan dibenarkan mereka juga dimuliakan: ini adalah destinasinya.Dimuliakan berarti tubuh kita bebas dari dosa dan menjadi sempurna lahir dan batin sama seperti Yesus. Seperti yang dikatakan Yesus di Yohanes 10:10 aku akan memberi engkau hidup – hidup yang berkelimpahan. Jadi sebagai ciptaan yang baru maka akhirnya kita menghidupi pembaharuan itu menurut gambar Kristus yang menjadi utuh atau hidup yang seutuhnya–sukacita sepenuhnya; kesenangan seutuhnya; segala sesuatu dalam diri kita baik secara fisik, emosional dan spiritual, bekerja seperti yang seharusnya. Tidak ada lagi natur dosa, tidak ada korupsi. Kita akan mengalami kepenuhan hidup yang bahkan belum mampu kita pahami. Memang ini susah dimengerti, sepertu yang dikatakan oleh JD Greer ;‘Untuk mengerti secara utuh makna dimuliakan bagi kita’ itu seperti menunjukkan lukisan picasso atau Rembrandt kepada anak TK. Mereka bahkan belum memiliki kapasitas untuk menghargai maha karya itu.
Jadi ada jaminan kepastian dan keamanan di dalam Kristus. Keselamatanini adalah rencana Allah yang tidak dapat diubah. Logikanya adalah kalau Tuhan membayar harga termahal untuk memulai sesuatu yaitu darah anakNya yang tunggal dan memberikan kekuatan terbesar untuk menyelesaikannya melalui kuasa kebangkitanNya dalam Roh Kudus serta berjanji dengan tujuan kedaulatanNya untuk menyelesaikannya, maka kita dapat dengan yakin bahwa Dia bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan menurut Tuhan di dalam memenuhi rencanaNya.
Setelah menulis Roma 8: 29 – 30 maka Rasul Paulus bisa saja berhenti menulis di sini. Tetapi seakan-akan Dia tidak bisa menahan diri dan dia meledak dengan suatu pujian dan semangat. Tidak ada konten baru di sini tetapi ada suatu ucapan syukur dalam bentuk lima pertanyaan retoris. Ini adalah pertanyaan untuk menguatkandan menghibur kita yang sedang mengalami pergumulan dan penderitaan dimana Martin lloyd Jones menyebut “logic on fire” (logika yang membakar).
Pertanyaan #1:
Jika Tuhan Yang Mahakuasa telah merencanakan kebaikan kita mengapa kita harus takut atas apa yang sedang kita hadapi?
Roma 8:31
31Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Paulus tidak mengatakan bahwa hidup kita akan bebas dari pergumulan dan penderitaan. Tetapi yang dimaksud adalah tidak ada yang hal yang menimpa kita di dalam hidup ini yang dapat menggagalkan rencana Tuhan yang baik atas setiap kita yang dipilihNya. Mungkin dari kita ada yang sedang mengalami pergumulan demi pergumulan. Kita dapat berkata dalam doa kita “Siapa atau apa yang bisa mengagalkan rencana Tuhan? Masalah keuangan, masalah hubungan atau masalah sakit penyakit. Paulus tidak mengatakan bahwa orang Kristen tidak akan mengalami penderitaan dan tantangan, tetapi yang dimaksud ialah tidak ada penderitaan atau tantangan yang akan mampu mengalahkan kita atau mengagalkan rencana Tuhan dalam hidup kita. Sebab, meski pergumulan yang dihadapinya besar, Tuhan yang bersama kita jauh lebih besar dari masalah pergumulan kita.
Jadi cara menghilangkan rasa takut dari hidup Anda bukanlah dengan mengisolasi diri Anda dari semua bahaya tetapi percaya kepada janji Tuhan yg lebih besar dan lebih berkuasa dari semua bahaya-bahaya itu.
Pertanyaan #2:
Jika Tuhan TELAH menyerahkan hartanya Yang paling berharga Untuk menyelamatkan kita, mengapa kita masih kuatir akan kebutuhan kita yang lain?
Roma 8:32
32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Kalau kita diwariskan suatu barang yang sangat berharga sekali maka yang akan kita lakukan adalah kita akan menjaga dan menyimpannya agar aman dan tidak rusak.
Demikianlah Allah Bapa mengorbankan anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus untuk menebus kita. Tidak ada harga yang lebih tinggi yang bisa dibayar. Kalau Tuhan membayar begitu mahal bahkan nyawanya sendiri, bagaimana mungkin Tuhan tidak memberi apa yang kita butuhkan untuk memampukan kita melakukan kehendak-Nya? Dia yang menyelamatkan kita dari kutukan kekal, bagaimana mungkin tidak memberikan kekuatan yang kita butuhkan dalam menghadapi pergumulan kita untuk bertahan dalam penderitaan? Dia mengirim Roh Kudus untuk berdiam di dalam kita, mana mungkin tidak memberi kita hikmat untuk membesarkan anak-anak yang Dia titipkan kepada kita?
Kita cenderung sibuk dengan kehidupan kita dan begitu khawatir sehingga kita menjadi panik dan seakan-akan lumpuh. Tidakkah kita menyadari bahwa Tuhan yang berdaulat atas langit dan bumi itu telah memutuskan untuk mengenal, memilih dan menetapkan, memanggi, menebus dan membenarkan kita maka dipastikan bahwa destinasiNya tidak akan pernah gagal.
MAzmur Daud berkata, “Tuhan adalah gembalaku .. Sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut bahaya karena Engkau besertaku. Dan bagaimana Dia membayar mahal supaya bisa menyertai kita yaitu melalui kematian dan kebangkitanNya. Tuhan telah menyerahkan harta yang paling berharga milikNya untuk menyelamatkan kita yang artinya kita tidak akan pernah ditinggalkan sendirian.
Pertanyaan #3:
Jika Tuhan menerima kita, penerimaan siapa yang masih kita dambakan?
Pertanyaan #4
Jika Yesus, sang Hakim, dihakimi menggantikan kita penghakiman siapa lagi yang masih kita takuti?
Roma 8:33-34
33Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? 34Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Kita mulai dari pertanyaan ke 4 dengan menjabarkan melalui logika dari dua pernyataan ini:
Alkitab mengatakan bahwa Yesus akan menghakimi semua orang. Artinya bahwa suatu hari, semua orang pada akhirnya akan berdiri di hadapan Yesus untuk diadili. Jadi, Yesus sang hakim agung yang akan menghakimi kita suatu hari nanti, Dia telah mati menggantikan kita. Sang Hakim telah membayar lunas hukuman dosa kita atas dirinya sendiri. Dia yang menanggung hukuman kita artinya kita sudah tidak bisa lagi dihukum. Mengapa? Karena kalau sampai Kristus sang hakim menghukum kita maka Dia harus menyangkal diri-nya. Dan bahkan sekarang, Hakim sedang bersyafaat bagi saya berdasarkan karya salib dan kebangkitan yang telah selesai!
1 Yohanes 1:9
Jika kita mengaku dosa kita, maka IA ADALAH SETIA DAN ADIL, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Seringkali yang muncul dalam pikiran kita itu bahwa Tuhan itu “ setia dan penuh belaskasihan” yaitu saat Allah melihat kita terus jatuh dalam dosa maka Yesus menyatakan belas kasihanNya. Namun ayat di atas mengatakan bahwa Ia adalah “ setia dan adil “. Dia menjadi pembela kita yang sempurna karena kalau ada yang menuduh kita yang ada dalam Kristus maka Allah Bapa akan melihat Kristus dalam kita sehingga Dia adalah Allah yang setia dan adil sebab ada seseorang yang sudah dihukum menggantikan kita sehingga kita tidak bisa di hukum ulang.
Pertanyaan #3:
Jika Tuhan menerima kita, penerimaan siapa yang masih kita dambakan?
Jadi, Paulus berargumentas yaitu jika kita yakin Tuhan telah menerima kita maka mengapa kita khawatir tentang penerimaan orang lain? Mengapa kita masih bergumul dengan perasaan rendah diri atau perasaaan terkutuk? Mungkin kita pernah dilecehkan, merasa rendah diri, dan dikhianati. Kita selalu membandingkan diri dengan orang lain, ingin dikasihani, selalu mencari penerimaan, pengakuan dan pembuktian diri. Simple Psikologi menyebutkan “Identitas kita paling sering ditentukan oleh apa yang dipikirkan oleh orang yang kita anggap terpenting dalam hidup kita”
Orang terpenting itu bisa kita sendiri, orangtua kita, teman-teman kita. Dan kalau orang terpenting itu bukan Tuhan maka kita perlu bertobat karena itu semua tidak akan memberikan jawaban yang kita dambakan dan kita akan kecewa. Sesungguhnya identitas kita berdasarkan apa yang Tuhan katakan tentang kita sehingga tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus.
Pertanyaan #5
Jika tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Tuhan, Masih adalah yang perlu kita takutkan?
Roma 8:35
35 SIAPAKAH yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
Paulus memakai kata “siapakah “ namun menjawabnya dengan hal-hal yang terjadi dalam hdiup kita. Mestinya dia memakai kata “ apakah “ dan bukan “siapakah “. Dan Paulus memang dengan sengaja memakai kata “ siapakah “ mengapa? Karena saat kita menghadapi penderitaan itu sifatnya personal dan seringkali yang kita cari adalah seseorang yang bisa kita salahkan (mencari kambing hitam). Paulus juga ingin menyampaikan bahwa siapapun yang akan menyerang kita maka Siapa yang beserta kit aitu lebih dari apapun sehingga tidak ada siapapun atau apapun yang dapat menggagalkan rencana Allah.
Bukan Apa Yang Kita Hadapi Yang Menentukan
Tetapi Siapa Yang Bersama Dengan Kita
Tuhan keselamatan kita lebih besar dari “siapapun “ yang menjadi lawan kita.
Paulus mengutip sebuah ayat tepat di tengah-tengah ini…
Roma 8:36
36 Seperti ada tertulis: ”Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.”
Ayat ini dikutip dari Mazmur 44:23 dimana saat itu musuh ada di sekitar dan Pemazmur bertanya kepada Tuhan apakah Dia telah mengalihkan pandangannya dari mereka.Dan jawaban Paulus dalam hal ini adalah tidak.
Roma 8:37
37Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang TELAH mengasihi kita.
Injil Kristus dan kasih Kristus jauh lebih besar bahkan dosa kita tidak dapat memisahkan kita dari Tuhan. Bagaimana dengan hal lain? Saat kita lari dari Tuhan bahkan berpaling dari Tuhan maka Tuhan yang mengasihi kita berinisiatif untuk mengejar kita, menghampiri kita, menebus kita dan memenangkan peperangan terbesar bagi kita. Sebab itu kita disebut “ lebih dari pemenang”
John Piper berkata : Seorang pemenang mengalahkan musuhnya, tetapi seorang yang lebih dari pemenang membuat musuhnya tidak berdaya. Seorang pemenang membatalkan tujuan musuhnya; seorang yang lebih dari pemenang menggunakan niat musuh untuk mencapai tujuannya.
Ini berarti bahwa Tuhan mengambil semua yang salah dan jahat dan menggunakannya untuk tujuan kemulian-Nya yaitu agar kita menjadi lebih seperti Yesus.
Kejadian 50:20
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Saudara-saudara Yusuf merencanakan yang jahat terhadap Yusuf tetapi Allah dalam kedaulatanNya mengubah yang jahat yang direncakan manusia untuk kebaikan dengan maksud dan tujuan Tuhan
2 Korintus 4:17
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Esensi Injil bertolak belakang dengan dunia. Kristus memberi kehidupan melalui kematian-Nya, kemuliaan melalui kehinaan, penebusan melalui penderitaan, pengharapan melalui kekecewaan, sukacita melalui dukacita dan damai sejahtera melalui pergumulan.
Mengenai pandemi dan semua kekacauan, penderitaan, keresahan dan kekuatiran akan masa depan atas apa yang terjadi di dunia saat ini maka Tuhan kita adalah Tuhan yang paradoksial yaitu pada akhirnya apapun yang kita alami akan dipakai Tuhan untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaanNya. Sehingga pada akhirnya bukan tentang lagi tentang vaksin sebagai jawaban atau kesigapan pemerintah sebagai jawaban atau penemuan medis yang menjadi jawaban. Tetapi melalui kedaulatan Tuhan maka apapun keadaan dunia, apapun penderitaan yang sedang kita jalani serta siapapun yang menjadii pemimpin maka Tuhan mengerjakan sesuatu di dalam kita untuk tujuannya yang mulia. Tuhan akan dipermuliakan bahkan melalui penderitaan yang kita alami dalam kehidupan kita yang percaya kepada Kristus. Siapa yang dapat memisahkan kita dengan kasih Kristus? Tidak ada. Tuhan berdaulat, Kristus ada bersama kita dan Dia turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaanNya.
Roma 8:38-39
38Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Rencana Tuhan tidak terubahkan dan tidak dapat digagalkan, kuasaNya tidak dapat ditentang dan kasihNya tidak berkesudahan sehingga kita tidak perlu takut sebab Tuhan bersama dengan kita. Hidup kita di dalam Tuhan yang sudah menebus kita. Siapa yang bersama kita lebih besar dari apapun yang sedang kita alami karena kita lebih dari pemenang. Apapun yang kita alami maka kemenangan sudah menjadi milik kita.
Sorry, the comment form is closed at this time.