Ketika realita tak sesuai ekspektasi

Yohanes 11:1-44

1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. 2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. 3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.” 4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.”

5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. 6 Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; 7 tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” 8 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?” 9 Jawab Yesus: “Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. 10 Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.” 11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: “Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.” 12 Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: “Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.” 13 Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. 14 Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: “Lazarus sudah mati; 15 tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya.” 16 Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.”

17 Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. 18 Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. 19 Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. 20 Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. 21 Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. 22 Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” 23 Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” 24 Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” 25 Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, 26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” 27 Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”

28 Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: “Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau.” 29 Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. 30 Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. 31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. 32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” 33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: 34 “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: “Tuhan, marilah dan lihatlah!” 35 Maka menangislah Yesus. 36 Kata orang-orang Yahudi: “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!” 37 Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: “Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?”

38 Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. 39 Kata Yesus: “Angkat batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.” 40 Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?” 41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. 42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” 43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: “Lazarus, marilah ke luar!” 44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.” 

Apa yang anda lakukan ketika anda sudah berusaha sekeras yang anda bisa dan melakukan segalanya dengan baik, hanya untuk mendapatkan hasil yang tidak diinginkan? Kita semua percaya pada hukum konsekuensi. Kita percaya pada sebab dan akibat. Kita tahu bahwa jika kita tidak belajar untuk ujian, maka kemungkinan besar kita akan gagal dalam ujian. Kita memahami bahwa jika kita tidak bekerja, kita tidak akan memiliki penghasilan dan tidak akan bisa hidup. Saya pikir aman untuk mengatakan bahwa kita semua beroperasi dalam mode sebab dan akibat. Ini adalah hukum fisika yang tidak bisa dipatahkan. Untuk setiap akibat, harus ada sebab. Jadi, jika anda lapar dan anda tidak ingin lapar, anda makan. Jika anda lelah dan ingin segar, anda beristirahat. Jika tubuh anda tidak berbentuk dan anda ingin berada dalam kondisi prima untuk membuat sang dia terkesan, anda berolahraga. Pria dan wanita, jika anda patah hati dan ingin merasa lebih baik tentang diri anda, anda pergi ganti potongan model rambut baru dan pergi berbelanja. Jadi kita memahami bahwa untuk setiap akibat harus ada penyebabnya. Ini adalah hukum yang tidak bisa dipatahkan. Namun, anda dan saya mengerti bahwa dalam hidup, tidak setiap sebab memberikan akibat yang diinginkan. Hidup bukan seperangkat rumus di mana E akan selalu sama dengan MC square. Hukum ini bekerja dalam hukum fisika tetapi tidak dalam kehidupan.

Biarkan saya memberi anda sebuah contoh. Katakanlah ada seorang pria bernama Bob dan seorang gadis bernama Barbie. Bob menyukai Barbie. Bob menginginkan hati Barbie. Jadi Bob mulai berolahraga untuk memiliki badan yang bagus. Dia berharap dengan melakukan itu dia akan bisa menarik perhatian Barbie. Lalu apa lagi yang perlu dia lakukan? Dia perlu mencari tahu apa yang disukai dan tidak disukai Barbie. Dan ternyata Barbie adalah seorang wanita Kristen yang dewasa yang mencintai Tuhan dan sangat aktif di dalam pelayanan gereja. Jadi Bob memutuskan untuk pelayanan juga. Agar Barbie memperhatikannya, Bob bergabung dengan salah satu team pelayanan yang tidak mungkin bagi Barbie untuk tidak melihat Bob dan memberikan Bob kesempatan untuk ngobrol dengan Barbie tanpa alasan tertentu – Usher. Sekarang setelah Barbie menyadari keberadaan Bob, Bob mulai bergerak. Bob mulai mengejar Barbie. Dia mulai mengirim sms, menelfon, mengajak makan keluar, membeli bunga dan mengekspresikan isi hatinya pada Barbie. Perlahan Bob mulai memenangkan hati Barbie dan tak lama kemudian, mereka berpacaran.

Sekarang Andy, melihat apa yang terjadi antara Bob dan Barbie. Andy kebetulan menyukai Andrea. Dan Andrea sangat mirip dengan Barbie. Dia adalah seorang Kristen yang dewasa yang mencintai Tuhan dan sangat terlibat dalam pelayanan gereja. Sekarang pertanyaan saya kepada anda adalah ini. Apakah yang bekerja untuk Bob dan Barbie pasti berhasil untuk Andy dan Andrea? Jawabannya adalah tidak. Kenapa tidak? Karena wanita susah dimengerti. Oke itu bercanda. Karena kita tahu hidup tidak berjalan seperti itu. Hubungan tidak berjalan semudah itu. Tidak ada satu formula absolut tentang cara memenangkan hati wanita. Andy dapat melakukan semua yang dilakukan Bob dan bahkan melampaui Bob di segala bidang. Tetapi itu tidak memberi jaminan bahwa dia pasti akan memenangkan hati Andrea.

Sering kali kita dalam hubungan kita dengan Tuhan, kita mengubah Tuhan menjadi formula. Kita hidup dengan asumsi jika kita taat pada Tuhan (sebab) maka dia akan memberikan kita apa yang kita inginkan (akibat). Kita memahami bahwa tidak mungkin bagi kita untuk mengontrol hasilnya ketika kita berhadapan dengan sesama manusia. Namun sering kali kita berpikir kita dapat mengendalikan hasil dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kebenarannya adalah Tuhan jauh lebih bijaksana dan lebih besar daripada siapa pun di alam semesta. Dia menciptakan alam semesta. Kita tidak dapat mulai memahami apa yang ada dalam pikiran dia. Kalau kita bahkan tidak dapat memahami kompleksitas hubungan kita satu sama lain sesama manusia, apa yang membuat kita berpikir bahwa kita dapat memahami dan mengontrol Tuhan? Tetapi jika kita jujur ​hari ini, ini yang sering kali kita lakukan. Kita percaya bahwa kita dapat mengendalikan hasil hubungan kita dengan Tuhan. Jadi, ketika kehidupan tidak berjalan seperti yang kita harapkan, kita kecewa dengan Tuhan.

Dan sewaktu itu terjadi, mungkin anda tidak berhenti percaya kepada Tuhan. Anda masih percaya bahwa Tuhan itu baik, penuh kasih, maha bijaksana, dan kuat. Dia dapat melakukan apapun yang dia inginkan. Namun mengapa dia tidak menolong anda? Jika apa yang anda minta adalah untuk kepentingan diri sendiri, maka anda mungkin bisa mengerti mengapa ia tidak memberikannya kepada anda. Namun seringkali, apa yang anda minta sebenarnya adalah hal yang baik. Anda berdoa setiap hari, membaca Alkitab dengan rajin, melayani di gereja setiap minggu, memberi dengan murah hati, bekerja keras dalam pekerjaan anda dan menghormati bos anda, rajin belajar dan menolak untuk curang ketika semua teman anda nyontek, dan anda taat terhadap orang tua dengan senang hati. Dan satu-satunya hal yang anda harapkan sebagai imbalan adalah agar keluarga anda dipulihkan; agar ayah anda mengenal Kristus; untuk anggota keluarga anda disembuhkan; untuk PR diberikan; agar anda dipromosikan di tempat kerja; agar hubungan anda berhasil; agar anda memiliki keluarga yang bahagia. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Orang tua anda bercerai; pacar anda berselingkuh; anggota keluarga anda masih sakit dan mungkin bahkan dalam kondisi yang lebih buruk; permohonan PR anda ditolak; ayah anda menolak untuk mengenal Kristus; anda di-PHK dari pekerjaan anda; dan anda masih belom memiliki anak. Dan anda mendapati diri anda bertanya-tanya kesalahan apa yang terjadi yang menyebabkan hal-hal itu. Jadi, apa yang anda lakukan ketika realita tak sesuai dengan ekspektasi?

Saya percaya Yohanes 11 akan memberikan kita jawabannya. Yohanes 11 adalah salah satu kisah paling terkenal dalam Alkitab. Ini adalah kisah kebangkitan. Ini adalah kisah kematian yang berubah menjadi kehidupan. Mungkin ini adalah mukjizat Yesus yang kedua paling terkenal setelah memberi makan 5000 orang. Namun, menurut saya, kita sering salah menafsirkan cerita ini. Kita membaca ayat ini dan menyimpulkan bahwa jika Tuhan dapat membangkitkan Lazarus dari kematian, dia juga dapat menghidupkan kehidupan kita yang sudah mati tanpa harapan. Dan saya yakin dia bisa. Dia adalah Tuhan yang mahakuasa dan saya percaya dia masih melakukan mukjizat sampai sekarang. Tapi itu bukan tujuan cerita ini. Kebangkitan Lazarus bukan tentang kita tetapi tentang Kristus. Dengarkan bagaimana Yohanes menjelaskan tujuan buku ini. Yohanes 20:30-31 – Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Tujuan buku ini adalah agar kita dapat percaya bahwa Yesus adalah Kristus dan bahwa kita dapat memperoleh kehidupan dalam namaNya. Dan sangat menarik bahwa Yohanes menyebut semua yang Yesus lakukan sebagai tanda. Apa tujuan dari sebuah tanda? Tanda memberi tahu anda apa yang anda lihat. Jika saya berjalan ke gedung ini dan melihat tanda yang bertuliskan “ROCK Sydney”, itu memberitahu saya bahwa saya sedang melihat gereja ROCK Sydney. Setuju? Yohanes menyebut mukjizat yang Yesus lakukan sebagai tanda. Tanda-tanda untuk menunjukkan kepada kita siapa Yesus itu agar kita percaya bahwa dia adalah Kristus dan oleh iman kita, kita dapat memperoleh kehidupan dalam nama-Nya. Dan kebangkitan Lazarus adalah tanda yang terakhir dari 7 tanda yang kita lihat dalam Injil Yohanes. Ini adalah titik balik dalam kitab ini. Dari pasal 12 dan seterusnya, fokus Yohanes berubah kepada minggu yang mengarah ke kematian Yesus. Kebangkitan Lazarus adalah tanda yang paling penting dan klimatis yang mengungkapkan identitas Yesus.

Hari ini, tujuan saya bukan untuk memberi anda langkah-langkah tentang apa yang harus dilakukan ketika hidup tidak berjalan seperti yang diharapkan. Hari ini, tujuan saya hanyalah satu. Saya ingin memberikan anda perspektif baru tentang cara anda melihat kehidupan. Saya ingin anda melihat hidup bukan dari sudut pandang anda tetapi dari sudut pandang Tuhan. Saya ingin anda melihat bahwa Yesus adalah Mesias dan bahwa anda dapat percaya kepadanya dan memiliki kehidupan. Empat hal yang dapat kita lihat tentang Kristus dari kisah ini. Kebijaksanaan Kristus; Keilahian Kristus; Kemanusiaan Kristus; Kemuliaan Kristus.

Kebijaksanaan Kristus (V.1-6)

Di awal cerita, Yohanes memberi tahu kita bahwa Lazarus sakit. Dan saya percaya dia bukan hanya sakit tetapi dia sangat sakit, sampai-sampai saudara perempuannya, Maria dan Marta, harus mengirim seorang utusan kepada Yesus untuk memberi tahu Yesus bahwa Lazarus sakit. Dan Lazarus bukan orang asing bagi Yesus. Yohanes jelas menulis bahwa Yesus memiliki ikatan khusus dengan keluarga ini. Dan ketika Maria dan Martha memberi tahu Yesus tentang kondisi Lazarus, apa yang mereka harapkan adalah agar Yesus segera datang dan menyembuhkan Lazarus. Mereka mengenal Yesus dengan cukup baik sehingga mereka tahu bahwa Yesus dapat menyembuhkan Lazarus. Dan bukan hanya itu, Yohanes juga mengatakan bahwa Yesus mengasihi Lazarus. Maka, mereka mengirimkan permintaan khusus agar Yesus dengan cepat datang ke Betania dan menyembuhkan Lazarus. Dan ketika Yesus menerima pesan itu, dia berkata di Yohanes 11:4 – Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” Sejauh ini baik. Yesus menyatakan bahwa Lazarus tidak akan mati karena penyakitnya. Penyakit ini adalah untuk kemuliaan Tuhan. Orang-orang akan melihat siapa Yesus itu dan memuliakan Allah melalui penyakit ini. Harapannya adalah bahwa Yesus akan menyembuhkan Lazarus dan Allah akan dimuliakan melaluinya. Tetapi kemudian Yohanes menulis dua ayat yang sangat aneh di dalam Alkitab.

Yohanes 11:5-6 – Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; Berapa banyak dari anda yang menyadari kejanggalan dari kedua ayat ini? Ayat 5 memberi tahu kita bahwa Yesus mengasihi keluarga ini. Jadi ada tiga kebenaran yang kita ketahui. Pertama, Yesus berkata bahwa penyakit ini tidak akan membawa kematian. Kedua, Anak Allah akan dimuliakan. Ketiga, Yesus mengasihi keluarga ini. Jadi saya berharap ayat 6 mengatakan sesuatu seperti ini: Jadi, ketika dia mendengar bahwa Lazarus sakit, Yesus segera memesan tiket first class ke Betania.” Atau, “Yesus dengan cepat memanggil kuda putihnya dan mulai berpacu ke Betania secepat yang dia bisa.” Setuju? Namun ayat 6 memberi tahu kita bahwa Yesus sengaja tinggal di tempat dimana dia berada selama dua hari lagi. Terjemahan Indonesia menggunakan kata ‘namun.’ Tetapi kata yang tepat seharusnya adalah “SO” atau “Karena itu.” Ayat 6 memberi tahu kita bahwa justru karena Yesus mengasihi Marta, Maria, dan Lazarus, dia memilih untuk tinggal selama dua hari lagi. Dia tidak memilih untuk tetap tinggal karena dia tidak peduli dengan mereka tetapi karena dia mengasihi keluarga ini. Dan akhirnya setelah dua hari, Yesus memberi tahu murid-muridnya bahwa sudah waktunya bagi mereka untuk pergi ke Betania karena Lazarus telah mati. Dan kemudian muncul lagi ayat-ayat yang sangat aneh. Yohanes 11:14-15 – Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: “Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya.” “Tunggu, apa? Yesus bersyukur karena Lazarus mati? Aku pikir Yesus mengasihi Lazarus. Ini tidak masuk akal secara logika. Dan bukankah Yesus berkata bahwa penyakit Lazarus tidak akan menyebabkan kematianTapi dia meninggal. Apa yang terjadi?” Apa yang anda lakukan ketika realita tak sesuai dengan ekspektasi?

Inilah yang terjadi. Yesus punya rencana dan dia sedang mengerjakan rencananya tetapi rencananya tidak sesuai dengan rencana Maria dan Marta. Pernahkah anda menyadari bahwa Tuhan hampir tidak pernah menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana dan harapan kita? Kadang dia sengaja menunda kedatangannya. Kadang dia sengaja tidak muncul ketika kita pikir kita sangat membutuhkannya. Mengapa? Itu bukan karena dia tidak mengasihi kita tetapi justru karena dia mengasihi kita. Keterlambatan Tuhan adalah keterlambatan kasih. Yesus sengaja menunda datang ke Betania karena ia memiliki tujuan yang lebih besar. Apa yang Maria, Marta dan para murid harapkan adalah kesembuhan dari penyakit. Apa yang ada dalam pikiran Yesus adalah kebangkitan dari kematian. Yesus ingin menggunakan kematian Lazarus untuk memperkuat iman murid-muridnya. Itulah sebabnya dia bersyukur bahwa dia tidak ada di sana ketika Lazarus membutuhkan dia. Apakah anda melihat apa yang terjadi? Bukan kekejaman tetapi kasih yang menggerakkan Yesus untuk membiarkan Lazarus mati. Karena melalui kematian Lazaruslah kemuliaan Allah akan terlihat. Adalah kasih yang menunda Yesus untuk datang menolong Lazarus.

Ini adalah sesuatu yang perlu kita peluk. Kebijaksanaan Kristus seringkali sangat berbeda dari kebijaksanaan manusia. Kebijaksanaan manusia berkata, “Cepat sembuhkan Lazarus sekarang.” Kebijaksanaan Kristus berkata, “Aku akan tinggal selama dua hari lagi dan membiarkan Lazarus mati.” Tuhan hampir tidak pernah bekerja sesuai dengan harapan dan jadwal kita. Jika anda telah menjadi seorang Kristen untuk sementara waktu maka anda akan tahu bahwa akan ada banyak waktu di mana sepertinya Tuhan mengecewakan anda. Di mana hidup tidak berjalan seperti yang anda harapkan. Tapi inilah yang perlu kita ingat. Ketika kehidupan tidak berjalan seperti yang kita harapkan, kehidupan berjalan persis seperti yang Tuhan inginkan untuk terjadi. Dia menulis sebuah cerita yang lebih besar dari pada cerita individual kita. Dia sedang menulis ceritanya. Kita ingin Yesus menyembuhkan kita dari penyakit, tetapi Yesus ingin membangkitkan kita dari kematian. Yesus ingin menunjukkan kepada kita kemuliaan Allah. Karena yang paling kita butuhkan dalam hidup bukanlah kesembuhan tetapi melihat kemuliaan Kristus. Yesus mengasihi kita lebih daripada bagaimana kita ingin dia mengasihi kita. Dia ingin kita percaya padanya dan melihat kemuliaan Tuhan.

Keilahian Kristus (V.17-27)

Ketika Yesus tiba, Lazarus sudah mati selama empat hari. Ini adalah detail yang penting karena orang-orang Yahudi percaya bahwa ketika seseorang meninggal, roh mereka melayang di sekitar tubuh selama tiga hari untuk melihat apakah ada keajaiban yang bisa menyatukan jiwa kembali ke tubuh. Pada hari keempat, roh sudah menyerah dan pergi. Karena itu, kematian hari ke empat dianggap sebagai kematian mutlak. Jadi Yesus tiba pada saat Lazarus sudah mati cukup lama sehingga semua orang tahu bahwa ia benar-benar sudah mati. Tidak ada harapan lagi untuk Lazarus. Sudah terlambat. Dan ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang, ia berlari ke arah Yesus dan berkata, Tuhan, di manakah engkau? Jika engkau berada di sini, saudara lelakiku pasti tidak akan mati.” Ingat, bahwa mereka mengirim utusan untuk memberi tahu Yesus tentang kondisi Lazarus. Dan mereka menerima jawaban Yesus yang berkata bahwa penyakit ini tidak akan menyebabkan kematian tetapi itu adalah untuk kemuliaan Allah. Jadi, Marta dan Maria pasti menunggu kedatangan Yesus. Mereka menunggu berhari-hari tetapi Yesus tidak muncul. Akhirnya Lazarus mati dan Yesus masih tidak ada di sana. Mereka mungkin berharap bahwa Yesus akan datang sebelum hari keempat kematian Lazarus tetapi dia tidak tiba juga. Dan kemudian, ketika semua harapan hilang, ketika Lazarus sudah tidak mungkin hidup lagi, Yesus datang. Dan Marta bertanya, Tuhan, di manakah engkau?” Dan ini adalah pertanyaan yang sama yang kita tanyakan berulang kali, Tuhan, di manakah engkau? Jika saja kamu tiba sedikit lebih cepat, hidupku akan berbeda.”

Yesus memandang Marta dan berkata, “Saudaramu akan bangkit kembali.” Dan Marta menjawab, “Ya Tuhan, dia akan bangkit kembali pada waktu hari kebangkitan di akhir zaman.” Dengan kata lain, Marta memiliki teologi yang baik. Dia tahu bahwa akan ada kebangkitan di masa depan bagi umat Allah. Dia mempercayainya dan dia yakin akan hal itu. Dia tahu bahwa suatu hari segala sesuatu yang salah akan diperbaiki. Tidak akan ada lagi kematian, air mata, dan rasa sakit. Dia akan bertemu kembali dengan Lazarus. Marta mengerti tetapi pada saat yang sama dia juga tidak mengerti. Apa yang Yesus katakan kepadanya bukan tentang kebangkitan di masa depan tetapi kebangkitan saat itu juga untuk Lazarus. Kemudian munculah pernyataan “I AM” Yesus yang termegah. Yohanes 11:25-26 – Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Yesus tidak mengatakan bahwa ia memiliki kekuatan untuk membangkitkan kembali Lazarus. Dia tidak mengatakan dia memiliki akses ke kebangkitan. Dia juga tidak mengatakan bahwa akan ada kebangkitan di masa depan. Yesus berkata bahwa dialah kebangkitan. “Akulah kebangkitan dan hidup.” Dengan kata lain, dia berkata kepada Marta, “Marta, akulah yang kamu butuhkan. Akulah yang dibutuhkan Lazarus. Lazarus mungkin sudah mati, tetapi ia akan hidup. Dan kamu, Marta, yang hidup dan percaya kepada aku, kamu tidak akan pernah mati. Tidak seorang pun yang percaya padaku akan mati. Karena akulah kebangkitan dan hidup. Dan kebangkitan itu sudah ada di sini. Kebangkitan itu berdiri di depan kamu sekarang. Apakah kamu percaya ini?” Ini adalah bagaimana Tuhan berbicara. Hanya Tuhan yang bisa bicara seperti ini. Dan Marta menjawab, “Ya, Tuhan; Aku percaya bahwa engkau adalah Kristus, Anak Allah.” Dan Yesus tersenyum. Marta dalam segala keterbatasannya percaya pada perkataan yang dikatakan Yesus. Tetapi dia tidak tahu sama sekali apa yang akan Yesus lakukan di depan matanya sendiri.

Kemanusiaan Kristus (V.28-37)

Setelah percakapan ini, Marta pergi dan memberi tahu Maria bahwa Yesus telah datang. Maria dengan cepat bangkit dan berlari ke tempat Yesus berada dan mengatakan hal yang sama persis seperti saudara perempuannya. “Tuhan, di manakah engkau? Jika saja engkau berada di sini, Lazarus pasti akan tetap hidup.” Yohanes 11:33-35 – Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: “Tuhan, marilah dan lihatlah!” Maka menangislah Yesus. Saya ingin menarik perhatian anda pada dua hal penting yang terjadi dalam ayat-ayat ini. Pertama, ayat terpendek di seluruh Alkitab, maka menangislah Yesus. Nah, ini aneh. Mengapa Yesus menangis? Apakah Yesus tidak tahu dia akan membangkitkan Lazarus dari kematian? Tentu saja dia tahu. Itulah rencananya sejak awal. Jika Yesus tahu bahwa dia akan membangkitkan Lazarus dari kematian, mengapa dia menangis? Jika saya adalah Yesus, saya akan sangat bersemangat. Saya akan seperti, “Jangan menangis, wanita. Kamu akan melihat keajaiban terbesar dalam hidupmu. Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang kamu pikir tidak mungkin terjadi. Kebangkitan dari kematian.

Saya suka Manchester United. Saya penggemar yang sangat setia dan saya menonton setiap pertandingan mereka. Tidak masalah jika mereka bermain baik atau buruk, saya menonton setiap pertandingan. Namun, saya juga mengasihi saudara. Dan saya ingin memastikan bahwa ketika saya berkhotbah kepada saudara, saya berada dalam kondisi yang baik. Itu berarti bahwa kadang-kadang saya harus merekam pertandingan Manchester United dan menontonnya nanti karena jika saya menonton pertandingan itu langsung, saya akan lelah ketika saya berkhotbah kepada saudara. Dan jika saya melakukan itu, saya mencoba menjauh dari sosial media sehingga saya tidak akan tahu hasil pertandingannya. Tetapi di telepon saya, ada group whatsapp kumpulan pria-pria cukup berumur yang punya banyak waktu nganggur sewaktu jam kerja dan pengangguran sewaktu akhir minggu yang disebut “soccer talk.” Beberapa hari yang lalu, saya lagi sibuk kerja dan tidak melihat whatsapp saya untuk 2 jam dan saya kaget sewaktu melihat ada notifikasi 400 message baru di group ini. Luar biasa. Mereka benar-benar tidak ada kerjaan di tempat kerja mereka. Dan sebagian besar dari member group itu ada di tempat ini. Dan kadang-kadang, saya mengetahui hasil pertandingan dari notifikasi obrolan di layar handphone saya. Itu menyebalkan. Jadi, jika Manchester kalah, maka saya tidak perlu menonton pertandingan. Sangat menyakitkan untuk saya setiap kali Manchester United kalah. Tetapi jika mereka menang, maka saya akan menonton pertandingan dengan senang. Dan inilah poin saya. Dalam permainan, Manchester United mungkin tertinggal dan kebobolan beberapa gol. Tapi siapa peduli? Tidak masalah berapa banyak gol yang dicetak lawan karena saya tahu bahwa Manchester United akan menang pada akhirnya. Saya tidak perlu marah dan sedih ketika menonton pertandingan. Tetapi, mengapa Yesus menangis ketika dia tahu bahwa dia akan membangkitkan Lazarus?

Inilah jawabannya. Ketika hati anda terikat erat dengan seseorang, rasa sakit mereka menyebabkan anda sakit. Benar? Jika anda memiliki anak, anda mengerti ini dengan betul. Meskipun anda tahu bahwa rasa sakit yang dialami anak anda hanya sementara, hati anda masih berdarah dengan mereka. Inilah yang terjadi. Yesus bukan seseorang yang tidak memiliki perasaan. Yesus telah mengikat hatinya ke hati kita sehingga dia merasakan penderitaan kita. Itu sebabnya dia menangis. Yesus tahu rasa sakit dan penderitaan yang kita alami dan dia menangis. Kenyataan bahwa Yesus tahu apa yang akan dia lakukan tidak menghentikannya untuk menangis bersama kita. Yesus tidak terlambat karena dia tidak peduli tetapi dia terlambat karena dia sangat mengasihi kita dan ingin menunjukkan kepada kita sesuatu yang lebih besar.

Hal kedua yang saya ingin anda lihat adalah kata “terharu.” Jika kita membaca dengan cepat, kita berpikir bahwa kata ini berarti bahwa Yesus tergerak dengan belas kasihan karena dia melihat air mata orang-orang. Tapi bukan itu. Kata Yunani untuk ini sebenarnya ’embrimaomai’ yang menyampaikan gagasan menjadi marah dan kesal. Dan kata yang sama ini digunakan lagi ketika Yesus datang ke kuburan Lazarus. Mengapa Yesus marah? Apakah dia marah karena orang-orang menangisi kematian Lazarus? Itu tidak mungkin karena Yesus sendiri menangisi kematian Lazarus. Apakah dia marah pada dirinya sendiri karena dia terlambat? Itu juga bukan alasannya karena Yesus sengaja terlambat. Jadi mengapa Yesus marah? Hanya ada satu jawaban. Yesus marah terhadap dosa dan kematian. Dia tahu bahwa kematian bukanlah rancangan semula Allah. Dia tahu bahwa dosa telah menyebabkan rasa sakit yang luar biasa pada ciptaan Tuhan yang baik dan dia marah karenanya. Dalam satu momen singkat ini, Yesus memandang koridor sejarah dan melihat dampak dosa dan kematian yang menghancurkan ciptaan Allah. Jadi, Yesus marah dan kesal dalam rohnya dan dia merasa sangat bermasalah (greatly troubled). Kenapa dia merasa sangat bermasalah? Karena dia tahu, agar dia dapat memutarbalikkan kuasa dosa dan kematian, agar dia dapat memberikan kebangkitan dan kehidupan, seseorang harus mati. Seorang lain harus mengambil kutuk dosa dan kematian agar kita bisa memiliki kebangkitan dan kehidupan.

Kemuliaan Kristus (V.38-44)

Setelah interaksinya dengan Maria, Yesus marah lagi dan datang ke makam Lazarus. John Calvin berkata bahwa kita harus melihat bagian ini seperti seorang pegulat yang bersiap untuk bertarung. Yesus akan bergulat dengan kematian. Bayangkan adegan WWE itu sejenak. Yesus berjalan ke kubur Lazarus dengan music background Undertaker. Jadi sekarang, Yesus berdiri di depan kubur. Dan dia berkata, “Angkat batu yang menutupi kubur.” Semua orang terkejut ketika mereka mendengarnya. “Angkat batunya? Apakah dia gila?” Marta mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, menurutku itu bukan ide yang baik. Lazarus sudah mati selama empat hari. Tidak ada yang bisa kita lakukan. Ditambah lagi, baunya akan sangat busuk. Menurutku sebaiknya kita tidak mengangkat batu itu.” Yesus menjawab, “Marta, aku tahu apa yang aku lakukan. Bukankah sudah aku katakan kepadamu bahwa jika kamu percaya kamu akan melihat kemuliaan Allah?” Yohanes 11:41-42 – Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Dengan kata lain, Yesus mengatakan bahwa apa yang dia lakukan itu bukan untuk kepentingannya tetapi untuk mereka yang ada di sana. Apa yang mereka akan saksikan adalah supaya mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang diutus Allah. Kemudian Yesus melihat kubur Lazarus. Dia mengambil napas dalam-dalam dan berteriak empat kata. Empat kata yang mengubah kematian menjadi kehidupan. Empat kata yang mengubah pemakaman menjadi pesta. Yesus berseru dengan suara nyaring, “Lazarus, marilah ke luar.” Dan atas perkataan Yesus, kehidupan masuk ke dalam mayat Lazarus. Tubuh Lazarus mulai bergerak dan Lazarus membuka matanya dan dia berjalan keluar dari kubur. Ini adalah walking dead sebelum walking dead. Tetapi yang keluar bukanlah seorang zombie tetapi seorang pria yang hidup. Pria yang telah mati sekarang hidup. Saya suka cara D.A. Carson mengatakannya. Dia menulis, “Otoritas Yesus begitu besar sehingga seandainya dia tidak menyebutkan nama Lazarus, maka semua kuburan akan menyerahkan orang mati mereka kepada hidup kebangkitan.” Inilah kemuliaan Kristus. Maria dan Marta mengharapkan kesembuhan tetapi mereka menyaksikan kebangkitan. Dan kemudian ayat berikutnya memberi tahu kita bahwa banyak orang Yahudi yang melihat apa yang Yesus lakukan, percaya kepada Yesus. Ini memberi tahu kita bahwa pada akhirnya kisah ini bukan tentang Maria, Marta dan Lazarus. Cerita ini tentang Tuhan. Tuhan menggunakan kisah mereka untuk menarik banyak orang kepadanya.

Dua hal yang bisa kita pelajari dari perikop ini. Pertama, peluk kekecewaan dari Tuhan. Kasih Yesus akan sering kali melibatkan kekecewaan bagi kita. Tuhan akan mengecewakan kita. Kita tidak dapat mengendalikan Tuhan. Cara dan pikirannya lebih tinggi daripada cara dan pikiran kita. Kita akan mengalami banyak hari di mana anda tidak mengerti mengapa Tuhan membiarkan ini dan itu terjadi di dalam hidup kita. Akan ada banyak hari di mana kita akan berseru, Tuhan, di mana kamu?” Tetapi penundaan Tuhan adalah penundaan kasih. Yesus sering mengecewakan kita bukan karena dia tidak peduli tetapi karena dia mengasihi kita. Dan ini adalah proses yang menyakitkan. Pikirkan sejenak apa yang dialami Maria dan Marta. Lazarus tidak terserang flu. Dia sekarat. Kematian Lazarus adalah kematian yang sesungguhnya. Pernahkah anda melihat seseorang sekarat? Itu bukan pemandangan yang indah. Dan mereka tidak memiliki rumah sakit saat itu. Lazarus mungkin berjuang untuk bernapas, muntah berulang kali, batuk darah terus menerus, dan menjadi semakin lemah dan semakin lemah setiap hari. Sangat menyakitkan untuk dilihat.

Ada suku kuno di Jepang yang terkenal dengan tembikarnya. Apa yang akan mereka lakukan adalah setelah mereka selesai menciptakan karya yang indah dan dicat indah, mereka akan menghajar karya mereka kepada batu dan menghancurkannya menjadi ratusan bagian. Kemudian mereka akan gabungkan kembali ratusan keping itu dengan memakai emas yang meleleh. Tembikar yang dipulihkan ini jauh lebih berharga daripada tembikar sebelum pecah. Dan inilah gambaran yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Dia kadang-kadang membiarkan keadaan untuk menghancurkan kita berkeping-keping sehingga dia dapat mengisi tempat-tempat yang rusak dalam hidup kita dengan dirinya sendiri. Tuhan tahu bahwa apa yang kita butuhkan lebih dari yang kita inginkan adalah dia. Dan dia menggunakan rasa sakit untuk memberikan kita dirinya sendiri. Dan saya mengerti kebenaran ini dari Akitab dan juga pengalaman pribadi saya sendiri. Pada hari-hari kesakitan dan penderitaan itulah saya mengalami kasih sayang Kristus yang lembut terhadap saya. Dapatkah Tuhan menyembuhkan saya dari Leukemia tanpa kemoterapi? Tentu p saja dia bisa. Tetapi pada saat-saat dimana saya merasa sangat sakit dan merasa sangat lemahlah di mana saya paling merasakan kasih Kristus. Kasih Yesus bagi kita bukan tentang menyelamatkan kita dari rasa sakit tetapi memberikan kita pengalaman yang lebih indah tentang pribadinya melalui rasa sakit. Inilah kebijaksanaan Kristus.

Kedua, percaya pada kebangkitan dan hidup. Ketika hidup tidak berjalan seperti yang kita harapkan, sangat mudah untuk kita berpikir bahwa Tuhan tidak mengasihi kita. Tetapi itu tidak mungkin benar. Kita mungkin tidak sepenuhnya memahami mengapa Allah mengizinkan ini dan itu tetapi satu hal yang dapat kita ketahui dengan pasti bahwa itu bukan karena dia tidak mencintai kita. Lihatlah akhir kisah Lazarus. Yohanes 11:53 – Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Apakah anda melihat itu? Karena Yesus membangkitkan Lazarus maka orang-orang Farisi dan para pemimpin agama memutuskan untuk membunuh Yesus. Inilah sebabnya mengapa Yesus merasa sangat bermasalah. Ketika Yesus berseru, Lazarus, marilah ke luar,” Yesus menandatangani surat kematiannya sendiri. Yesus tahu bahwa jika ia membangkitkan Lazarus maka ia harus mati. Dia memandang kubur Lazarus dan berpikir, “Satu-satunya cara bagiku untuk mengusik pemakaman Lazarus adalah dengan membuat pemakamanku sendiri.” Itu adalah tanda terakhir yang membuat orang-orang Farisi memutuskan untuk membunuh Yesus. Dan itulah yang terjadi. Yesus harus membayar hidup Lazarus dengan hidupnya sendiri. Tetapi kabar baik Injil adalah bahwa bahkan kematian tidak dapat menahan Yesus. Yesus disalibkan dan mati tetapi pada hari ketiga, ia bangkit kembali. Dengan membangkitkan Lazarus, Yesus menandatangani surat kematiannya sendiri. Dengan membunuh Yesus, kematian menandatangani surat kematiannya sendiri. Yesus mengalahkan kuasa dosa dan maut sekali untuk selamanya. Dan sekarang siapa pun yang percaya kepadanya, mereka tidak akan pernah mati.

Dan Yesus tidak berbicara tentang kematian sementara. Lazarus mati lagi setelah dia dibangkitkan. Namun kematian tidak memiliki kata terakhir. Suatu hari akan tiba di mana siapa pun yang percaya kepada Yesus tidak akan pernah merasakan kematian lagi. Karena itu, mereka yang percaya kepada Yesus tidak perlu lagi takut akan kematian. Kabar baik bagi kita hari ini adalah apa pun yang kita hadapi dalam hidup, tidak peduli apa pun kekecewaan yang kita alami, hal itu bukan kata terakhir untuk kita. Di dalam Kristus, kita dapat mengatakan dengan percaya, “Ya Tuhan, aku mungkin tidak mengerti apa yang sedang engkau lakukan sekarang, tetapi aku tahu bahwa engkau ada untukku dan bukan untuk melawan aku. Engkau berikan anakmu satu-satunya untuk mati agar aku bisa hidup. Salib memberitahuku bahwa engkau sangat mencintaiku, bahkan sampai menangis bersamaku dalam kesakitanku dan engkau menanggung hukuman dosa dalam dirimu. Karena itu, aku mungkin tidak mengerti apa yang engkau lakukan dalam ceritaku, tetapi aku tahu bahwa engkau menggunakan aku sebagai bagian dari cerita yang lebih besar, ceritamu! Engkau menarik banyak orang kepada dirimu melalui ceritaku. Jadi hari ini, aku bisa memeluk kekecewaan darimu dan aku percaya pada kebangkitan dan hidup.”

Discussions

  1. What is the purpose of the book of John? How does knowing the purpose of the book helps us to understand the story of Lazarus?
  2. Explain the difference between the wisdom of Christ and the wisdom of men in the story of Lazarus. What does it tell us about God’s delay?
  3. Have you ever felt disappointed with God? Share your story
  4. How does the humanity of Christ gives us comfort in our daily life?
  5. Why was Jesus greatly troubled on his way to Lazarus’ tomb? What does it tell us about his love that he chose to resurrect Lazarus?
  6. “Jesus’ love for us is not about sparing us from pain but giving us more of himself through our pain.” Is this true of your experience? Tell your story
  7. What does it mean to believe that Jesus is the resurrection and life? Give daily examples
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.