15 Jan Keutuhan dari kehancuran
Bacaan: Yosua 2:1-22, Yosua 6:22-25 Ketika kita bicara sesuatu yang utuh, berarti sesuatu itu masih lengkap dan mengandung semua komponen yang diperlukan, tidak di bagi atau dipisahkan dan tidak bercacat. Dengan definisi dari keutuhan ini, sangatlah mustahil bagi kita untuk mengatakan bahwa kita masih utuh. Setiap dari kita mempunyai pikiran yang terbagi bagi. Semua dari kita sering membuang waktu dengan salah melalui satu cara atau yang lain. Semua dari kita mengalami rasa sakit, luka dan perih pada tahap yang berbeda dari kehidupan. Kita mungkin telah kehilangan orang yang sangat istimewa dalam hidup kita. Kita mungkin telah kehilangan pekerjaan, karir atau bahkan keluarga. Setiap kali kita mengunakan energy dan hati kita terhadap sesuatu yang akhirnya kita tidak dapati, kita sedang mengalami pembagian dalam diri kita yang membuat kita tidak utuh. Di atas semua ini, contoh yang paling ekstrim dari ketidak utuhan adalah perceraian dan hubungan seks di luar pernikahan. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa ketika pria dan wanita melakukan hubungan seks satu dengan yang lain, mereka berdua menjadi satu. Dan untuk memisahkan apa yang sudah menjadi satu untuk menjadi dua, akan terjadi ketidak utuhan. Tidak ada contoh yang lebih baik untuk ketidak utuhan daripada orang orang yang mengalami perceraian atau mereka yang telah kehilangan keperawanan mereka di luar pernikahan. Dari kisah Rahab, kita dapat melihat bahwa ia adalah gambaran yang tidak utuh dimana ia melacurkan diri dan tidur bersama banyak laki laki. Akan tetapi kedua pengintai Israel, memilih untuk tinggal ditempat Rahab akibat dari penentuan Tuhan. Dan disaat itu pun, Rahab memilih untuk membela mereka dan berbohong supaya kedua pengintai ini selamat dan dapat kembali ke perkemahan mereka, padahal sebagai seorang wanita yang tidak punya status tinggi dan rendah, mereka cenderung untuk menyayangi dirinya sendiri. Tetapi tidak dengan Rahab, sebab ia tau dan mendengar tentang apa yang dikerjakan oleh Tuhan bagi Israel (Yos 2:9-11). Bangsa Yeriko sekalipun mendengar tapi tetap memilih untuk menentang. Dimana bangsa Yerikho mempersiapkan diri untuk perang, Rahab menyerah dan meminta perlindungan kepada Tuhan bangsa Israel. Rahab memilih untuk mempercayai Allah Israel dan bertindak dengan iman daripada mengikuti kepercayaanya sendiri. Tuhan menyuruh dan memerintah Israel untuk menghancurkan segala kehidupan yang ada di Yeriko (Yos 2:14), dan disini sepertinya bertentangan dengan perintah Tuhan kalau Rahab dan seisi rumahnya di selamatkan. Akan tetapi perlu kita ketahui bahwa di dalam Tuhan pasti akan selalu ada kasih karunia bagi orang yang memilih untuk menerima dan percaya kepadaNya. Selanjutnya kita melihat bahwa bangsa Israel bukannya menyerang tapi mereka malah mengelilingi saja. Bayangkan apa yang mungkin dalam pikiran Rahab kalai dia berpikiran negative, dia pasti akan menyesal akan tindakannya yang membela orang Israel. Tetapi Rahab tidak demikian, ia tetap percaya akan Tuhan Israel sampai akhir sekalipun situasi kelihatannya tidak masuk akal. Di Yosua 6:24-25, Rahab bukan saja selamat, tapi juga menjadi bagian dari orang Israel. Rahab seorang bangsa Yeriko, pelacur dan seharusnya dia dirajam mati sesuai hukum taurat Israel, tapi sampai sekarang ia berdiam ditengah tengah bangsa Israel. Bahkan bukan saja berdiam tapi mengambil bagian dan peran yang besar dalam rencana Tuhan. Apa yang terjadi? Ini semua terjadi karena Rahab memilih untuk mempercayai Allah Israel dan ia memilih untuk menempatkan imannya di tali benang kirmizi. Yang menyelamatkan dan rumah tangga Rahab di hari peperangan adalah tali kirmizi yang tergantung di jendela. Kesamaan antara cerita ini dan cerita Paskah sangatlah terlalu jelas untuk dilewatkan. Pada malam tulah terakhir, malaikat maut melewati setiap rumah yang dioleskan darah anak domba pada bingkai pintunya. Tapi kita tahu bahwa Paskah hanya bayangan dari Paskah yang sejati yang datang dalam pribadi Yesus. Siapa saja yang percaya dalam Yesus tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Darah-Nya telah membuat jalan bagi kita untuk diampuni dan diadopsi ke dalam keluarga Allah. Rahab memilih untuk menyerahkan hak milik pribadinya dan menerima tawaran kasih karunia, belas kasihan dan pengampunan Tuhan. Seorang wanita, yang seharusnya dibunuh karena kebangsaanya, dan dirajam sampai mati untuk masa lalunya, menjadi bagian dari keluarga Allah dan pewaris janji Abraham. Tapi cerita Rahab tidak berakhir di sana. Dalam kitab Matius pasal 1, nama Rahab muncul dalam silsilah Yesus. Bahkan, ternyata Rahab adalah ibu dari Boas, sang penebus. Rahab tidak hanya berhasil bertahan hidup, tetapi Rahab menjadi sosok yang bernilai di tengah-tengah itu semua. Boas akhirnya menikahi seorang janda Moab bernama Rut yang melahirkan Obed. Obed mempunyai anak Isai dan Isai adalah ayah dari Raja Daud. Rahab tidak hanya menerima hak istimewa untuk diadopsi ke dalam keluarga Allah, tapi dia juga menjadi nenek moyang Daud dan Yesus. Selama bertahun-tahun, Rahab membawa sebuah label dalam hidupnya – Rahab, sang pelacur. Dia telah kehilangan semua hak untuk menjadi utuh. Dia telah memberikan bagian dari dirinya untuk banyak orang dan satu satunya yang tersisa dari hidupnya adalah sebuah label, sang pelacur. Apapun budaya dan agama mereka, perempuan biasanya tidak menjadi pelacur kecuali mereka dipaksa oleh keadaan. Tapi namun ketika ia menyerah kepada Allah dan menaruh kepercayaan di Allah Israel dan tali kirmizi, ia menerima lebih dari dia apa yang dia pernah dapat bayangkan. Dunia mungkin melihat dirinya sebagai Rahab sang pelacur tetapi Allah melihat dirinya sebagai Rahab, ibu dari raja raja. Dalam cara yang berbeda, cerita Rahab adalah cerita setiap kita. Semua dari kita memiliki pengalaman di masa lalu yang membuat kita tidak utuh. Mungkin kita memiliki label dalam hidup kita yang tidak diketahui seorangpun. Kita berusaha keras untuk menyembunyikannya dari orang-orang di sekitar kita supaya kita tidak menjadi malu. Dan label tersembunyi itu telah menyebabkan kita untuk meragukan kepenuhan janji Allah kepada kita. Kita merasa tidak layak untuk menerima janji-janji-Nya dan memasuki Tanah Perjanjian. Tapi hal inilah yang begitu menakjubkan tentang Tuhan kita. Dia tidak mengharuskan kita untuk menjadi utuh memlaui usaha kita sendiri karena Dia tahu bahwa itu adalah mustahil. Kita telah menjadi tidak-utuh di berbagai bidang kehidupan kita, bahkan jika kita berhasil mengumpulkan semua pecahan kehidupan, tidaklah mungkin bagi kita untuk menempelnya kembali. Apa yang Tuhan tawarkan untuk kita bukanlah keutuhan dengan kerja keras. Apa yang Dia tawarkan untuk kita adalah keutuhan dengan substitusi; kehancuran kita untuk keutuhan Tuhan Yesus. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” – 2 Kor 5:21 Dengan kata lain, kita menjadi utuh bukan dengan menjaga and mengusahakan keutuhan kita sebaik mungkin tetapi oleh karena kasih karunia melalui iman. Label Rahab bukanlah sebuah halangan untuk Tuhan. Label kita bukanlah suatu halangan bagi Allah. Kasih karunia Allah tidak memerlukan kita untuk menghapus label kita sebelum kita bisa menjadi utuh. Kasih karunia Allah lah yang memberdayakan kita untuk menjadi utuh. Saat kita menerima Kristus dengan iman, kita diberi label baru: diampuni, diterima dan dicintai. Rahab mungkin melihat dirinya sebagai Rahab, sang pelacur, tetapi Tuhan melihat dia sebagai Rahab, ibu dari raja raja. Jangan biarkan label lama anda menghentikan anda dari memiliki janji Tuhan bagi kehidupan Anda. Kristus telah membayar harga yang mahal untuk Anda dan saya menjadi utuh di mata Tuhan. Silsilah Yesus bukanlah silisah yang orang orang bayangkan. Orang akan berharap untuk Mesias untuk lahir dari silsilah yang sempurna. Namun pada kenyataannya, silsilah Yesus penuh dengan orang-orang berdosa. Daud adalah seorang pezinah dan pembunuh. Rut seorang Moab. Rahab adalah seorang pelacur. Dan salah satu cerita terburuk dalam Alkitab adalah kisah Yehuda dan Tamar. Kisah Yehuda dan Tamar adalah cerita yang penuh dengan kacau balau. Tamar menyamarkan dirinya sebagai pelacur dan tidur dengan ayah mertuanya, Yehuda, dan melahirkan Peres. Tetapi kitab Matius menunjukkan bahwa dari dua belas bersaudara, Allah memilih Yehuda dan anak yang dikandung oleh dia dan menantunya untuk membawa silsilah Yesus. Bahkan, Yesus dikenal sebagai Singa Yehuda. Tuhan ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Dia dapat mengambil yang TERBURUK dalam kehidupan dan mengubahnya menjadi yang TERBAIK. Semua dari kita mempunyai masa lalu dan pada kenyataannya, kita semua kacau kalau bukan karena kasih karunia Tuhan. Tapi melalui semua kekacauan kita, Tuhan bekerja untuk menghasilkan yang terbaik. Tidak ada yang sulit untuk Tuhan. Dia bisa membuat sesuatu dari ketidak adaan. Cerita Allah dengan kita belumlah selesai. Kita bukanlah sekelompok orang baik yang Allah pilih. Kita semua adalah orang berdosa diselamatkan oleh kasih karunia. Allah memilih Yehuda dan Rahab sang pelacur dalam silsilah-Nya untuk menunjukkan bahwa Ia selalu bekerja untuk kemuliaan Nama-Nya dan untuk kebaikan kita. Pada akhirnya, kita harus mengerti bahwa kita menjadi utuh oleh karena iman dalam kasih karunia-Nya. Dan Tanah Perjanjian kita bukanlah certa tentang kita. Tanah Perjanjian kita adalah tentang cerita-Nya dalam membuat diriNya terkenal melalui kita.
Sorry, the comment form is closed at this time.