06 Jan Lima Langkah Menuju Sion
Banyak orang beranggapan bahwa hidup seperti suatu perjalanan. Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa kita bisa belajar dari perjalanan hidup dari orang lain. Didalam 1 Korintus 10, Alkitab mengajak anak-anak Tuhan untuk belajar dari Israel. “Semua ini telah menimpa mereka (Israel) sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, dimana jaman akhir telah tiba.” Bangsa Israel dibebaskan Tuhan dari perbudakan, perjalanan mereka dipimpin dengan tiang awan dan api, mendapat makanan dan miniman secara mujisat, dibaptis dan banyak bukti penyertaan Tuhan yang luar biasa lainnya, tetapi mereka mengginginkan hal-hal yang jahat sehingga mereka ditewaskan di padang gurun. Sungguh bukan suatu perjalanan hidup yang menyenangkan. Tuhan menyiapkan tanah Kanaan, tanah yang subur, penuh dengan madu dan susu untuk bangsa Israel, tetapi mereka memilih jalannya sendiri daripada jalan Tuhan. “Dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, yakni pegunungan ini, yang diperoleh tangan kanan-Nya” Maz 78:54 Kita lihat bahwa Tuhan menyiapkan sendiri tanah yang terbaik untuk umat-Nya. Ada satu tempat yang menjadi kesukaan Tuhan, yaitu gunung Sion. “Tetapi Ia memilih suku Yehuda, gunung Sion yang dikasihi-Nya” Maz 78:68. Saudara, Tuhan juga rindu untuk membawa kita kepada gunung Sion. Bagaimana caranya supaya kita sampai di gunung Sion? Kita akan melihat ada lima langkah menuju Sion: Langkah yang pertama adalah Keluar dari Mesir. Apa maksudnya? Artinya adalah pertobatan. Langkah pertama sebelum kita memulai perjalanan kita ke Sion adalah kita perlu dibebaskan dari dosa yang memberatkan perjalanan kita. Pertobatan adalah langkah awal yang engkau butuhkan!
Langkah kedua adalah Menyeberang laut Merah. 1 Kor 10:1. Pengalaman menyeberang laut Merah adalah gambaran dari baptisan air. Yesus menjelaskan kepada Nikodemus bahwa “Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk kedalam kerajaan Allah.” Yoh 3:5. Setelah saudara bertobat maka langkah selanjutnya adalah memberi dirimu dibaptis. Baptisan air merupakan bukti dari pertobatan saudara!
Nah, sekarang saudara sudah dua langkah lebih dekat menuju Sion! Langkah ketiga adalah Gunung Sinai. “Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga.” Pengalaman di gunung Sinai inilah dimana Tuhan turun dan berbicara kepada bangsa Israel. “Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat diatas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan… Lalu turunlah Tuhan keatas gunung Sinai, keatas puncak gunung itu…” Kel 19:16,20. Langkah ketiga yang perlu kita alami adalah dipenuhi Roh Kudus! Roh Tuhan turun keatasmu dan memenuhimu! Roh Kuduslah yang akan menolong saudara untuk terus berjalan sampai saudara tiba di Sion. Saudara, kita bukan hanya dipanggil sampai di Sinai tetapi kita akan meneruskan perjalan rohani kita, sama seperti yang dilakukan bangsa Israel. Mereka melanjutkan perjalanan mereka. Kemana mereka selanjutnya? Ul 2:1-3, “Kemudian kita balik dan berangkat ke padang gurun, kearah Laut Teberau, seperti yang difirmankan Tuhan kepadaku. Lama kita berjalan keliling pegunungan Seir. Lalu berfirmanlah Tuhan kepadaku, demikian: Telah cukup lamanya kamu berjalan keliling pegunungan ini, beloklah sekarang ke utara.” Setelah dipenuhi dengan Roh Kudus maka tempat selanjutnya adalah padang gurun. Memang kedengarannya tidak terlalu enak, tetapi inilah tempat dimana kita akan mengenal diri kita sebenarnya. Apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan atau kita hanya menginginkan berkat-Nya saja. Setelah Yesus dibaptis air di sungai Yordan maka… “Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun” Mrk 1:12. Yesus dicobai oleh iblis di sana dan Dia membuktikan bahwa Dia adalah putra Allah yang sejati. Yesus keluar sebagai pemenang! Ia memberikan jaminan kemenangan bagi kita yang mau dan rela untuk dibentuk oleh Tuhan. Seringkali justru didalam kesulitan, membuat kita bertumbuh cepat! Kenikmatan, kelimpahan seringkali membuat kita ‘tertidur’, lengah. Padang gurun akan menghasilkan ketaatan, Ibr 5:8 “dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.” Penderitaan, kesusahan, akan menguji ketaatan saudara kepada Tuhan. Hal baik lainnya yang dihasilkan dari pengalaman padang gurun ini adalah kerendahan hati, “Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.” Ul 8:2.
Langkah kelima yang saudara harus ambil adalah Menyeberang sungai Yordan. Setelah Tuhan menolong mereka menyeberang sungai Yordan, mereka sampai di Gilgal (artinya ‘Rolling’) Disanalah Tuhan menyuruh Yosua untuk menyunat orang Israel. Bagi setiap kita sekarang sunat berbicara soal sunat hati! Sunat hati adalah kita menahan keinginan-keinginan kita yang tidak berkenan pada Tuhan, kita harus memikul salib, juga berarti kita menolak cinta akan ‘Mesir’ atau dunia.
Saudara yang terkasih, akhirnya untuk kita bisa sampai di Sion atau merebut tanah perjanjian (janji Tuhan atasmu), tidak ada cara lain… kita harus berperang!! Raja Daud telah mengalahkan bangsa Enak, yaitu orang-orang raksasa. Daud telah diurapi tiga kali.
Yohanes didalam penglihatannya melihat “Dan aku melihat: sesungguhnya, Anka Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang… mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan..” Why 14:1,4. Saudara, jika Tuhan ada di bukit Sion, maka kita juga anak-anak-Nya akan ada disana! Tahun 2002 bukanlah tahun yang mudah, kita akan dibawa ke padang gurun tetapi jangan takut, karena Tuhan sudah menyediakan Elim disana, yaitu ada penyediaan dan penyertaan Allah yang mengawal kita!! Mari kita masuki tahun 2002 ini dengan penuh iman, pengharapan dan kasih Tuhan Yesus Kristus. Amin.
No Comments