Mazmur 16 – Apa yang memuaskan anda?

Mazmur 16:1-11

Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.
2 Aku berkata kepada TUHAN: “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!”
Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku.
4 Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama 
mereka di bibirku.
Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
6 Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.
7 Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku.
Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
9 Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram;
10 sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; 
di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. 

 

Saya tahu ini masi pertengahan tahun, tetapi ada di antara saudara yang begitu mencintai Natal dan sudah menantikan Natal? Ada banyak hal tentang Natal yang menarik hati orang-orang. Bagi sebagian dari kita, yang menarik dari Natal adalah liburan, reuni keluarga, makanan yang berlimpah, hadiah, Sinterklas, Boxing Day sales etc. Tetapi setelah semua itu lewat, kita mengalami “Christmas hangover” – perasaan kecewa setelah semua hadiah telah dibuka dan semua makanan telah disajikan. Kita mengajukan pertanyaan, “Cuman begini?” Jadi apa yang kita coba lakukan adalah kita cepat-cepat menyapu perasaan ini di bawah karpet dan mulai menantikan hal-hal yang menarik berikutnya. Bagi saya, saya tidak perlu menunggu lama untuk hal besar berikutnya setelah Natal. Jika anda mengerti maksud saya. Ulang tahun Ehem. Tapi pada akhirnya kegembiraan memudar dan kita kembali menghadapi dunia nyata. Pertemuan keluarga berubah menjadi keributan keluarga; baju baru yang terlihat sangat bagus ketika anda pertama kali membelinya tidak tampak bagus lagi; makanan enak yang anda konsumsi telah berubah menjadi lemak di tubuh; liburan tiga minggu yang begitu seru telah berubah menjadi pekerjaan rutinitas sehari-hari. Ekspektasi kita yang begitu tinggi bertemu dengan realitas dan harapan yang tidak terpenuhi itu berubah menjadi frustrasi dan depresi. Pada akhirnya kita telah menaruh harapan dan sukacita kita pada sesuatu atau seseorang yang tidak dapat memenuhinya.

Jadi kita mulai menantikan hal besar berikutnya. Liburan berikutnya, Natal berikutnya, sale berikutnya, dll. Tetapi kita hidup dalam generasi yang tidak tahu bagaimana cara menunggu. Banyak dari kita bahkan tidak bisa menunggu Natal untuk membeli hadiah Natal untuk diri kita sendiri. Kita membeli hadiah Natal untuk diri kita sendiri pada bulan Juli “Haly-yearly clearance sale!” Beberapa dari kita bahkan tidak bisa menunggu balasan message di WhatsApp. Orang yang memiliki ide untuk menaruh ‘last seen’ di WhatsApp perlu dirajam batu. Serius saudara. Dalam satu bulan terakhir ini, saya sudah mendengar ada beberapa pasangan yang ribut hanya karena status ‘last seen’ mereka. Fakta menarik: Kamus Oxford “word’ of the year” tahun 2013 adalah selfie. Ini menggambarkan generasi kita. Kita adalah generasi selfie. Tidak ada yang salah dengan mengambil foto selfie. Sebagian besar dari kita sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk menguasai sudut dan posisi yang sempurna untuk selfie. Masalahnya terjadi ketika kita berhenti di situ. Anda tidak akan pernah cukup baik untuk memuaskan diri anda karena anda diciptakan untuk seseorang yang jauh lebih besar dari anda. Sukacita selfie (melihat diri sendiri) tidak akan pernah mengisi kekosongan di hati anda.

Dalam kitab Kejadian, kita menemukan ritme di mana Tuhan membuat segalanya baik. Bahkan, ini jauh lebih dari sekadar baik. Pernahkah anda bertanya-tanya mengapa KFC terasa begitu enak? Karena suatu hari, Tuhan datang ke kolonel Sanders dan memberi tahu dia resep Surga untuk memasak ayam goreng. Itu penjelasan yang mungkin tetapi sangat kecil kemungkinannya. Alasan kenapa KFC begitu enak adalah karena Tuhan menciptakan rasa. Tuhan bisa saja membuat makanan tidak berasa untuk dimakan oleh manusia tetapi Dia tidak lakukan itu. Sama halnya dengan seks. Tuhan bisa saja menciptakan seks tanpa kenikmatan dan hanya untuk tujuan prokreasi, tetapi Dia tidak melakukan itu. Dia menciptakan seks dengan penuh kenikmatan. Pekerjaan diberikan bukan untuk manusia bekerja keras dengan sia-sia tetapi bagi manusia untuk merasakan kenikmatan ketika ia menjalankan kekuasaannya atas ciptaan yang diberikan Tuhan. Tetapi semua karunia indah ini bukanlah tujuan akhir dari segalanya. Ciptaan diciptakan untuk memuja Sang Pencipta. Makanan, seks, dan pekerjaan adalah sarana untuk kita memuliakan Tuhan. Ciptaan diberikan agar kita melihat Sang Pencipta dan menemukan kepuasan kita di dalam Dia.

Tetapi ketika dosa masuk, dosa meretakkan seluruh ciptaan. Apa yang seharusnya baik menjadi rusak. Daripada membuat kita melihat kepada Tuhan, kita membuat ciptaan menjadi nilai tertinggi dan memuliakan ciptaan. Kita mulai mencari dan mengejar ciptaan lebih daripada Sang Pencipta. Jadi kita mencoba untuk menemukan kesukaan utama kita melalui makanan, seks, pekerjaan, gadget baru, pakaian baru, dll. Dan semua ini bisa memberikan kita rasa kepuasan dan sukacita. Tapi itu tidak bertahan lama. Apa yang membuat kita senang pada awalnya pelan-pelan mulai kehilangan daya tariknya. Dan kita berpikir solusinya adalah memiliki lebih banyak hal ‘itu.’ Penelitian menunjukkan bahwa apa yang cukup untuk memberikan kita kesenangan hari ini tidak cukup untuk memberikan kita kesenangan besok. Terjadi yang namanya ‘tolerance dynamic’ untuk hal-hal yang kita dambakan.

Pengkhotbah 1:14 – “Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.” Pernyataan ini ditulis oleh seorang Raja yang memiliki segala sesuatu yang dunia dapat tawarkan – 700 istri dan 300 selir; manusia paling bijaksana yang pernah hidup; raja terkaya dalam sejarah Israel. Dia menikmati semua kesenangan dunia yang dikejar setiap orang di zaman kita. Namun dia mengatakan bahwa semuanya adalah sia sia. Hevel. Berbeda dengan cara pikir yang popular di jaman now, Salomo berkata bahwa memiliki lebih banyak hal dalam hidup tidak akan memberikan kita kepuasan dalam hidup. Bahkan, ia tampaknya mengkomunikasikan sebaliknya. Memiliki apa yang kita inginkan dalam hidup justru akan membuat hidup kita semakin sengsara. Mengapa? Karena kita akan sadar bahwa tidak ada yang bisa memuaskan kita. Kita diciptakan untuk menemukan sukacita dan kesenangan kita di dalam Tuhan. Kita tidak diciptakan untuk kenikmatan sementara tetapi kenikmatan abadi. CS Lewis berkata, “Jika kita menemukan dalam diri kita keinginan yang tidak dapat dipuaskan di dunia ini, maka penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa kita diciptakan untuk dunia lain.”

 

Dalam Mazmur 16, Daud menawarkan kepada kita apa yang benar-benar dibutuhkan hati kita. Mazmur 16:11 – Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. Perhatikan bahwa Daud tidak mengatakan sedikit sukacita melainkan sukacita berlimpah-limpah atau Bahasa Inggrisnya sukacita yang penuh; bukan kenikmatan sementara tetapi kenikmatan senantiasa. Inilah yang Daud miliki dan ini adalah tawaran di atas meja untuk setiap orang percaya. Kita tidak diciptakan untuk kenikmatan sebagian dan sementara; kita diciptakan untuk sukacita yang penuh dan kenikmatan senantiasa. Dan menurut Daud, hanya ada satu orang yang bisa memberikan ini kepada anda – Tuhan. Jika saya dapat menyimpulkan apa yang dikatakan Daud dalam Mazmur 16 dalam satu kalimat, itu adalah – Tuhan tanpa segala sesuatu jauh lebih baik daripada segala sesuatu tanpa Tuhan. Atau jika anda lebih suka Piper, God is most glorified in us when we are most satisfied in him.” Kutipan Piper sedikit lebih terkenal daripada saya. Sedikit saja. Sampai dia menulis semua buku dia didasari satu kutipan ini. Satu hal yang pasti, Mazmur 16 adalah mazmur seseorang yang sangat puas akan siapa Tuhan bagi dirinya.

Jadi, hari ini, saya tidak memiliki 5 langkah bagi anda untuk merasa puas di dalam Tuhan. Saya tidak memiliki itu. Dan saya berpikir tidak mungkin bagi lima langkah untuk menghasilkan kepuasan di dalam anda. Pilihannya adalah apakah anda merasa puas di dalam Tuhan atau tidak. Dalam Mazmur 16, Daud tidak memberi tahu kita bagaimana cara untuk merasa puas di dalam Tuhan, tetapi Daud menunjukkan kepada kita gambaran kehidupan yang puas di dalam Tuhan. Apakah anda melihat perbedaannya? Mazmur ini bukanlah instruksi langkah demi langkah. Jika anda mengikuti ini, ini dan ini, maka anda akan merasa puas di dalam Tuhan. Tapi ini adalah mazmur dan deklarasi Daud tentang siapa Tuhan untuknya. Ini adalah kenyataan yang dia alami. Ini contohnya seperti kalau saya bisa membaca surat cinta yang anda tulis sewaktu anda masi berpacaran. Bukan kalau sudah menikah beberapa tahun. Biasanya kalo suami sudah menikah beberapa tahun, isi suratnya berbeda. “Kepada istriku… jangan belanja kebanyakan. Love, suamimu.” Tetapi sewaktu masi masa pacaran, surat sang pria akan terlihat begitu berbeda. Surat ini akan penuh dengan ungkapan perasaan dan kasih, bahkan anda mungkin akan menulis puisi untuk pacar anda. Tetapi saya tidak bisa membaca surat anda dan merubahnya menjadi 5 langkah cara mengasihi pacar atau istri anda. Ini tidak akan berhasil. Jangan mengubah Mazmur 16 menjadi langkah yang harus dilakukan karena anda akan menjadi frustrasi. Tetapi dengarkan lagu Daud dan berdoalah, “Tuhan, aku ingin merasakan apa yang Daud rasakan. Aku ingin mengalami apa yang dialami oleh Daud. Aku ingin memiliki keyakinan yang Daud miliki di dalam Engkau.” Berdoalah agar mazmur Daud menjadi mazmur anda. Itulah tujuan Mazmur ini – agar anda dapat bermazmur bersama Daud bahwa Allah adalah kepuasan utama anda.

 

Sebelum kita masuk ke isi Mazmur 16, izinkan saya memberi anda konteksnya terlebih dahulu. Ini adalah sesuatu yang selalu saya coba lakukan setiap kali saya berkhotbah. Karena konten tanpa konteks menyebabkan salah pengertian. Mazmur 16 kemungkinan ditulis oleh Daud atau tentang Daud. Tetapi kita tidak tahu konteks tepatnya di balik Mazmur 16. Satu hal yang kita ketahui dengan pasti bahwa mazmur ini adalah mazmur kepercayaan kepada Allah. Dan kepercayaan ini tercermin dalam bentuk permohonan. Kita tahu ini dari baris pertama dalam mazmur, Mazmur 16:1 – Jagalah aku, ya Allah. Jadi di sini kita tahu bahwa Daud berada dalam situasi yang membutuhkan penjagaan Tuhan. Dia memohon kepada Tuhan untuk melindunginya. Isi mazmur ini dibentuk oleh permohonan Daud agar Tuhan menjaga dia. Kita tidak tahu alasan yang tepat untuk permohonannya. Konteks yang paling mungkin adalah bahwa mazmur ini ditulis ketika Daud berusaha bersembunyi dari Raja Saul yang ingin membunuhnya. Tetapi kita tidak bisa sepenuhnya yakin. Satu hal yang pasti adalah bahwa Daud berada dalam situasi yang membutuhkan Tuhan untuk menjaga dia dari sesuatu atau untuk menjaga dia kepada sesuatu. Meskipun kita tidak dapat memastikan konteks tepatnya, tidak ada keraguan bahwa kita dapat yakin siapa Tuhan bagi Daud melalui mazmur ini. Mazmur 16 penuh dengan keyakinan Daud tentang siapa Allah baginya. Dan keyakinan Daud kepada Tuhan inilah alasan mengapa Daud yakin bahwa Allah akan menjaga dia.

 

Empat hal yang dikatakan Daud tentang siapa Tuhan baginya. Tuhan adalah perlindunganku; Tuhan adalah warisanku; Tuhan adalah penasihatku; Tuhan adalah kepuasanku.

 

 

Tuhan adalah perlindunganku

 

Mazmur 16:1-4 – Miktam. Dari Daud. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!” Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku.

Apa itu perlindungan? Tempat perlindungan adalah tempat yang memberikan keamanan. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk membangun kota-kota perlindungan. Fungsi kota-kota ini adalah untuk menjadi tempat yang aman di mana seseorang dapat menerima perlindungan jika mereka secara tidak sengaja membunuh orang lain. Jadi jika anda tidak sengaja membunuh seseorang, anda akan pergi ke kota ini untuk menerima perlindungan dari pembalasan anggota keluarga dari orang yang anda bunuh. Selama anda tinggal di kota-kota perlindungan, tidak ada musuh anda yang bisa menyerang anda. Anda aman di kota-kota perlindungan. Inilah yang dikatakan Daud – Tuhan adalah perlindunganku. Tempat amanku berada di dalam Tuhan. Tidak ada tempat yang lebih aman daripada di dalam Tuhan.”

Kita semua membutuhkan perlindungan dan kita semua memiliki tempat perlindungan. Tempat perlindungan adalah sesuatu yang dapat memberikan anda rasa aman dan tenang. Anda tidak bisa hidup tanpa memilikinya. Pertanyaannya adalah, apakah perlindungan anda? Karena kalau perlindungan anda bukan Tuhan, tempat itu tidak akan bertahan lama. Tidak peduli berapa banyak uang yang anda miliki di rekening bank anda, uang anda bisa hilang dalam satu hari. Tidak peduli betapa cantiknya anda, cepat atau lambat gravitasi akan menang terhadap tubuh anda. Tidak peduli seberapa suksesnya anda, kesuksesan anda dapat dihancurkan dalam satu malam. Tidak peduli betapa bahagianya keluarga anda, itu semua bisa berubah dalam sesaat. Hanya ada satu perlindungan yang tidak akan pernah berakhir dan Daud memilikinya. Tuhan adalah tempat perlindungan Daud.

Itu berarti bahwa setiap kali Daud perlu merasa aman, dia datang kepada Tuhan. Itu sebabnya dia melanjutkan dengan mengatakan, “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!” Wow. Kita berbicara tentang seorang raja di sini. Atau seorang raja masa depan. Ia tidak mengatakan bahwa segala sesuatu selain Allah tidak baik. Itu tidak Alkitabiah. Karena Tuhan menciptakan segala sesuatu baik. Seks itu indah. Makanan itu enak. Keluarga itu baik. Tetapi mereka bukan yang utama. Terjemahan literal dari bahasa Ibrani adalah, “Beyond you, no good.” Kedengarannya seperti bahasa Inggris yang rusak tetapi idenya adalah bahwa tidak ada kebaikan yang melebihi Tuhan. Tuhan adalah harta tertinggi Daud. Tuhan adalah kebaikan tertinggi Daud. Tuhan adalah arti kehidupan Daud. Setiap pemberian lain hanya berfungsi untuk memberikan Daud pribadi Tuhan yang lebih. Inilah artinya. Itu berarti bahwa ketika Daud menikmati kesenangan seks, makanan dan keluarga, itu tidak hanya berhenti di situ. Kesenangan itu membantu Daud untuk lebih menghargai Tuhan. Dan Daud mengerti bahwa semua kesenangan ini dapat diambil darinya kapan saja. Tetapi tidak ada yang dapat mengambil Tuhan dari Daud. Karena Tuhan adalah kebaikan tertinggi Daud, dia dapat hanya memiliki Tuhan saja dan itu sudah cukup. Tetapi jika dia memiliki semua pemberian lain tetapi tidak memiliki Tuhan, semuanya tidak ada artinya. Inilah apa artinya untuk mengatakan bahwa “Tuhan adalah perlindunganku.”

 

Daud kemudian melukiskan apa artinya untuk memiliki Tuhan sebagai perlindungan kita dalam aplikasi sehari-hari. Kita temukan ini di ayat 3 dan 4. Daud mengatakan bahwa orang-orang yang membawa kesukaan adalah umat Allah dan orang-orang yang membawa kesedihan adalah orang-orang yang mengejar allah lain. Ini berarti bahwa ada orang-orang yang membantu Daud untuk lebih mengasihi Tuhan dan ada orang-orang yang mengambil perhatian Daud dari Tuhan. Dan Daud lebih suka berada dengan group yang pertama. Dia senang berada di sekitar orang-orang yang membantunya untuk bertumbuh dalam kasih akan Tuhan. Dia tidak suka orang-orang yang mengejar allah-allah lain. Mereka yang mengejar allah lain hanya memperbanyak kesedihan mereka.

Jadi inilah litmus tes bagi kita yang menyebut diri kita sebagai orang Kristen. Pertanyaan pertama, apakah anda mengasihi sesama orang Kristen? Apakah anda merasa senang dan gembira berada di sekitar mereka? Dapatkah anda melihat diri anda bertumbuh dalam kasih anda kepada Tuhan dengan berada di sekitar mereka? Mereka yang mengasihi Tuhan akan senang berada dengan orang-orang yang juga mengasihi Tuhan. Jadi, kita tidak bisa berkata, “Aku cinta Yesus tapi aku tidak suka gereja. Gereja penuh dengan orang munafik.” Pertama, saya setuju dengan anda bahwa gereja penuh dengan orang munafik. Darimana saya tahu? Saya sedang melihat saudara sekarang. Jadi memang benar bahwa gereja penuh dengan orang munafik. Kalo anda mencari gereja yang penuh dengan orang baik-baik dan sempurna, saran saya saudara jangan bergabung dengan mereka. Karena begitu anda bergabung, gereja itu langsung menjadi tidak sempurna lagi. Dan yang berikutnya, apakah saudara kira Tuhan senang ketika saudara berkata saudara cinta Yesus tapi tidak menyukai gereja? Ini seperti anda berkata kepada Ps. Sem, “Pastor, anda ini luar biasa sekali. Sangat diurapi dan berkarisma. Saya sangat diberkati dengan pelayanan pastor. Tetapi, istri anda…” Saudara tau apa yang akan terjadi? “Keplak.” Saudara tidak bisa berkata saudara mencintai Yesus dan membenci gereja. Ini oxy-moron. Daud tidak berkata bahwa orang-orang yang mengasihi Allah adalah orang yang sempurna. Bahkan anda tau bahwa Daud sendiri jauh dari sempurna. Tetapi Daud berkata bahwa ada sukacita tersendiri sewaktu dia berkumpul bersama dengan saudara seiman. Dalam semua kelemahan kita, kita membantu satu dengan yang lain untuk lebih menikmati Tuhan. Inilah yang Daud katakan.

Pertanyaan kedua, apakah anda merasa tidak nyaman berada di sekitar mereka yang hidup dalam dosa? Apakah anda tidak setuju dengan nilai dan gaya hidup mereka? Atau apakah anda merasa nyaman berada di sekitar mereka? Mungkin anda lebih suka berada di sekitar mereka daripada berada di sekitar saudara dan saudari anda di dalam Kristus. Perhatikan apa yang saya tidak katakan. Saya tidak mengatakan kita tidak boleh berteman dengan orang-orang berdosa. Tetapi saya mengatakan bahwa kesenangan kita harus lebih banyak berada dengan mereka yang mengasihi Tuhan. Hanya ketika kita menemukan kesenangan kita dalam Tuhan dan umat Allah kita bisa menjadi berkat bagi orang-orang yang tidak mengasihi Tuhan.

 

 

Tuhan adalah warisanku

 

Mazmur 16:5-6 – Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.

Oke, anda perlu memahami Perjanjian Lama untuk benar-benar memahami apa yang dikatakan Daud. Saya akan jelaskan. Hari ini, tanah adalah sesuatu yang anda beli dan jual. Benar? Tanah adalah sesuatu yang anda investasikan. Itulah sebabnya bisnis Real Estate mengalami booming. Tetapi ini sangat berbeda dengan Perjanjian Lama. Tanah bukanlah sesuatu yang anda beli dan jual tetapi sesuatu yang anda warisi. Jadi ketika Israel sudah berhasil menguasai Tanah Perjanjian, Tuhan membagi tanah dan memberikan setiap suku bagian mereka tersendiri. Ada garis batasan yang memisahkan tanah masing-masing suku. Daud menyebutnya tali pengukur di Mazmur ini. Garis batasan ini ditetapkan untuk menentukan warisan setiap suku. Anda tidak dapat membeli dan menjual tanah semau anda. Jika anda bangkrut dan berutang, tanah anda dapat diambil dari anda untuk sementara waktu tetapi pada hari Yobel, sekali setiap 50 tahun, tanah harus dikembalikan kepada pemiliknya yang sah. Anda mengikuti saya? Namun, ada satu suku yang tidak menerima tanah atau warisan. Ini adalah suku Lewi atau para imam. Tetapi bagi mereka, Tuhan menjanjikan sesuatu yang lain. Bilangan 18:20 – TUHAN berfirman kepada Harun, “Di negeri mereka engkau tidak akan mendapat milik pusaka dan tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah mereka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah orang Israel.”

Inilah yang dikatakan Daud. “Aku tidak membutuhkan tanah. Aku tidak membutuhkan yang lain. Aku hanya menginginkanmu dan itu sudah cukup. Tuhan Engkaulah bagianku. Tuhan Engkaulah pialaku. Tuhan Engkaulah milik pusakaku.” Ini adalah kata-kata seorang pria yang merasa puas dengan siapa Tuhan bagi hidupnya. Ingat tanah bukanlah sesuatu yang bisa anda beli atau jual. Itu hanya bisa diwariskan. Namun Daud mengatakan dia tidak membutuhkannya. Tuhan adalah satu-satunya tanah yang diinginkan Daud. Dan saudara harus mengerti bahwa Daud bukanlah suku Lewi. Dia bukan imam. Dia punya hak untuk mewarisi tanah. Dia seorang raja! Tetapi jika dibandingkan dengan memiliki Tuhan, tanah tidak berarti apa-apa. Daud memposisikan dirinya sebagai orang Lewi dan dia puas dengan apa yang dia miliki. Dia tidak berkata, “Yah, aku tidak punya pilihan. Aku seorang Lewi dan sudah nasibku untuk tidak mewarisi tanah apa pun.” Tidak seribu kali tidak. Namun dia berkata, “Tuhan adalah bagianku. Garis batasan jatuh di tempat yang permai. Aku memiliki warisan atau milik pusaka yang menyenangkan hatiku.” Begitulah cara Daud melihat Tuhan. Apa yang dia katakan dalam konteks kita hari ini adalah, “Beri aku yang terbaik yang dunia ini dapat tawarkan. Beri aku sebuah istana yang menyajikan daging sapi Kobe untuk sarapan. Tawarkan aku segala kesenangan terbaik yang bisa diberikan dunia ini. Taruh itu semua di atas meja di depanku. Tetapi jika aku harus memilih antara kesenangan itu dan Tuhan, aku akan tetap memilih Tuhan. Karena tidak ada yang bisa memuaskanku seperti Tuhan.” Atau jika Daud hidup di zaman kita, dia mungkin akan bernyanyi, But everything means nothing if I ain’t got you, yeah.”

 

Tetapi itu juga berarti bahwa Daud percaya sepenuhnya terhadap kedaulatan Allah. Dia tidak punya kendali atas bagian yang diundikan kepadanya. Dia tidak tahu di mana garis perbatasan atau tali pengukur akan jatuh. Tuhanlah yang menentukan bagian Daud. Tuhanlah yang memutuskan di mana tali jatuh. Apa pun yang terjadi dalam kehidupan Daud, Allah memegang bagian Daud. Tuhan berdaulat atas setiap detail. Dan karena itu, Daud puas. Daud mungkin memiliki semua kesenangan di dunia ini, tetapi kepuasan utamanya tetaplah Tuhan. Atau jika tebakan saya benar dan Daud menulis Mazmur ini ketika dia diburu sebagai penjahat oleh rajanya sendiri, ini bahkan lebih menakjubkan. Daud mungkin tidak memiliki kesenangan dunia tetapi dia tetap puas karena dia memiliki Tuhan. Sukacita Daud bukan dalam apa yang Tuhan berikan tetapi di dalam pribadi Tuhan. Daud bersukacita atas kekuasaan kedaulatan Allah atas hidupnya. Dalam kemakmuran maupun kesengsaraan, Daud menikmati Tuhan. Whatever my lot, thou has taught me to say, it is well, it is well with my soul.”

 

 

Tuhan adalah penasihatku

 

Mazmur 16:7-8 – Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

Saya suka bagian ini. Ya Tuhan benar-benar berdaulat tetapi kedaulatannya tidak berarti kita tidak melakukan apa-apa. Tuhan mengarahkan jalan Daud melalui nasihatnya. Tuhan adalah penasihat Daud. Meskipun Daud diurapi dan dikaruniai, Daud terus mengandalkan nasihat Allah untuk membimbingnya. Dia tidak membiarkan karunia yang dia miliki mengontrol hidupnya. Dia terus mencari nasihat Tuhan dan Tuhan terus dengan penuh kasih memberikan Daud nasihatnya. Saya suka cara Piper menjelaskannya. Dia mengatakan bahwa Tuhan menjadi tempat perlindungan dan warisan Daud melalui sarana nasihatnya. Tuhan adalah tempat perlindungan Daud karena Daud mendengarkan nasihat Tuhan. Tuhan adalah warisan Daud yang indah melalui ajaran dan janji-janji-Nya. Keindahan dan keagungan Tuhan terungkap melalui nasihatnya. Dan selama Daud menaruh Tuhan di depannya dan percaya pada nasihatnya, maka Daud tidak akan goyah. Daud memahami bahwa ketaatannya terhadap nasihat Allah adalah yang memungkinkan Daud untuk tetap kuat dan tidak goyah. Dan bagaimana Daud menerima nasihat Allah? Melalui hukum Tuhan. Itulah sebabnya anda akan menemukan sering kali Daud menulis dalam Mazmur bahwa ia mencintai hukum Allah. Dia menulis dalam Mazmur 19 bahwa hukum Allah lebih berharga daripada emas dan lebih manis daripada madu.

Refleksi singkat: Apakah itu bagaimana cara kita melihat hukum Tuhan? Sering kali kita melihat hukum-hukum Allah sebagai batasan atas sukacita kita. Kita melihatnya sebagai larangan untuk menikmati hidup. Tetapi itu tidak benar. Hukum-hukum Tuhan diberikan untuk sukacita kita. Tuhan bukanlah pembunuh sukacita; Tuhan adalah pemberi sukacita. Hukum Tuhan diberikan untuk melindungi sukacita kita. Ijinkan saya memberikan satu contoh saja. Hukum Allah mengenai seks. Pertanyaan trivia: Siapa yang menciptakan seks? Ini bukan pertanyaan yang rumit. Tuhanlah yang menciptakan seks. Dia yang mendesainnya. Ini bukan seperti suatu hari Tuhan sedang lelah dan tidur siang dan ketika dia kembali, dia terkejut dengan apa yang dilakukan Adam dengan Hawa. “Adam, apa yang kamu lakukan? Itu menjijikan. Tolong hentikan itu sekarang juga.” Paulus memberitahu kita di Efesus 5 bahwa seks adalah gambaran persatuan antara Kristus dan gereja-Nya. Itu mencerminkan kasih, gairah, dan keinginan Kristus untuk menjadi satu dengan gerejanya. Ini adalah hal yang indah. Allah menciptakan seks bagi kita untuk kenikmatan, kesenangan, dan kepuasan kita karena itu mencerminkan kenikmatan, kepuasan dan kesenangan yang Kristus miliki ketika ia menjadi satu dengan gereja. Jadi ijinkan saya bertanya kepada anda. Apakah hasrat seksual itu baik atau buruk? Ini bukan pertanyaan yang rumit. Hasrat seksual adalah hal yang baik. Ini adalah pemberian Tuhan untuk anda. Jadi para pria, tenang. Anda tidak aneh. Hasrat seksual adalah karunia Tuhan yang baik yang Tuhan ingin anda nikmati. Namun kemudian Tuhan juga memberikan hukum untuk melindungi kesenangan dan kenikmatan seks. Anda hanya bisa berhubungan seks dalam konteks pernikahan. Kenapa hanya dalam pernikahan? Karena itu mencerminkan pengabdian dan komitmen tunggal Kristus kepada gerejanya. Dan bagi kita, kesetiaan dan komitmen satu sama lain ini datang dalam bentuk janji pernikahan. Jadi hasrat seks dan seks adalah karunia Tuhan yang baik untuk kita. Tetapi ketika kita tidak menaati hukum Tuhan, seks kehilangan keindahannya. Seks hanya menjadi kepuasan sementara yang membawa kita menjadi budak dosa. Itu sebabnya kita menemukan banyak orang kecanduan pornography. Itu sebabnya suami meninggalkan istri mereka dan sebaliknya. Itulah mengapa banyak orang mengalami depresi dan bunuh diri. Hukum Tuhan diberikan bukan untuk membatasi sukacita kita tetapi untuk melindungi sukacita kita.

Daud mengerti ini. Dia melihat nasihat Allah sebagai sukacita. Dia merenungkan hukum Tuhan siang dan malam. Dan sekarang dia membuat pernyataan yang begitu luar biasa. “Karena Tuhan adalah perlindunganku, karena Tuhan adalah warisanku, karena Tuhan adalah penasihatku, aku tidak akan goyah.” Mazmur 16 dibuka dengan permohonan, “Jagalah aku ya Allah.” Dan sekarang dia menegaskan, “Oh aku yakin Tuhan akan menjaga aku. Aku tidak akan goyah.” Apapun yang terjadi, ia tahu bahwa Tuhan ada di tangan kanannya karena siapa Allah bagi hidupnya.

 

 

Tuhan adalah kepuasanku

 

Mazmur 16:9-11 – Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. 

Jadi inilah kesimpulan Daud. Tuhan bukan hanya perlindungan, warisan dan penasihat, tetapi Tuhan juga adalah kepuasan Daud. Dan kepercayaan Daud pada Tuhan sangatlah luar biasa. Dia yakin bahwa Tuhan akan melindunginya bahkan dari kematian. Hatinya bersukacita; jiwanya bersorak-sorak; tubuhnya tenteram karena tidak ada yang bisa mengambil kesenangan yang dimiliki Daud di dalam Tuhan, bahkan kematian sekalipun. Ini adalah pernyataan yang luar biasa. Pada zaman Daud, orang-orang Yahudi sudah memiliki gagasan tentang kehidupan setelah kematian. Tapi ide itu belum berkembang dengan baik. Pengertian yang dalam tentang kehidupan setelah kematian datang di kemudian hari melalui Yeremia dan Yesaya. Tetapi di sini kita menemukan Daud mengatakan bahwa Tuhan tidak akan menyerahkan dia ke dunia orang mati. Pada dasarnya, yang Daud katakan adalah, “Hubungan yang aku miliki dengan Tuhan sangatlah indah. Ini adalah sesuatu yang spesial. Ini sangat berharga. Dan aku percaya bahwa Tuhan tidak akan membiarkan hubungan ini berakhir hanya karena kematian. Kematian tidak cukup kuat untuk mengambil sukacita yang aku miliki bersama Tuhan.”

Kemudian Daud menyimpulkan dengan salah satu ayat yang paling indah di seluruh Alkitab. Mazmur 16:11 – Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. Sukacita penuh dan kenikmatan senantiasa. Pikirkan sejenak tentang hal dalam hidup yang memberi anda sukacita terbesar. Hal yang membuat anda tersenyum setiap kali anda memikirkannya. Kenikmatan terbesar yang pernah anda alami, pemandangan paling indah, suara yang paling luar biasa. Daud mengatakan hal-hal itu bukanlah sukacita yang penuh. Hal-hal itu adalah yang terbaik yang dapat anda pikirkan tetapi itu bukan yang terbaik. Itu hanyalah petunjuk kecil bagi sukacita yang akan dialami oleh Daud. Mereka seperti setetes air di hadapan derasan air terjun. Dan bukan hanya itu, tetapi sukacita ini tidak akan pernah berakhir. Setiap kenikmatan yang anda alami saat ini hanya akan berlangsung untuk sementara waktu. Tetapi sukacita yang penuh ini berlangsung selamanya. Tidak akan ada akhirnya dan tidak akan terganggu dengan kesedihan bahkan untuk satu milidetikpun. Itulah yang Tuhan siapkan bagi Daud. Dan itu hanya dapat ditemukan di hadapan Allah dan di sebelah kanan Allah. Sukacita dan kenikmatan tak terbatas. Daud berkata, “Ini milikku!”

 

 

Namun, ada satu masalah dengan Mazmur ini. Beberapa dari anda mungkin sudah menyadarinya. Masalahnya terletak pada ayat 10. Daud yakin bahwa kematian tidak akan memisahkan Allah dan Daud. Tuhan tidak akan membiarkan Daud ke dunia orang mati dan membiarkan orang kudus melihat kebinasaan. Tetapi kita tahu bahwa Daud mati. Daud meninggal dan digantikan oleh putranya, Salomo. Jadi bagaimana dia bisa dengan yakin menyatakan bahwa dia tidak akan melihat kebinasaan? Saya senang anda bertanya. Daud mungkin tidak menyadarinya ketika dia menulis Mazmur ini tetapi dia sebenarnya sedang bernubuat tentang Anak Daud yang akan menaklukkan maut. Dengarkan apa yang dikatakan Petrus beberapa ratus tahun kemudian.

Kisah 2:25-32 – Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.

Terdengar familiar? Seharusnya begitu! Petrus mengutip Mazmur 16. Tetapi sekarang dia mengatakan bahwa Mazmur 16 pada akhirnya dipenuhi oleh Yesus. Mazmur 16 adalah benar tentang Daud tetapi Yesus adalah penggenapan utama dari Mazmur 16. Tuhan adalah tempat perlindungan Yesus. Tuhan adalah warisan Yesus. Tuhan adalah penasihat Yesus. Tuhan adalah kepuasan Yesus. Tetapi untuk sesaat Yesus merasakan kematian. Pada suatu hari Jumat, Yesus disiksa dan mengalami kematian jasmani. Dia adalah satu-satunya yang benar-benar setia tetapi dia diserahkan ke dunia orang mati. Mengapa? Karena dia mengambil dosa kita ke dalam dirinya dan dia dihakimi oleh Allah di kayu salib. Di kayu salib, satu-satunya orang yang setia menjadi dosa dan mati. Namun hal itu tidak berlanjut lama. Hubungan yang dia miliki dengan Tuhan adalah hubungan yang sangat intim dan berharga. Dan Tuhan puas akan hidup dan pengorbanan Yesus. Karena itu, Tuhan tidak meninggalkan Yesus dalam kubur. Tuhan tidak membiarkan tubuh Yesus melihat kebinasaan tetapi pada hari ketiga, Tuhan membangkitkan Yesus dari kematian. Dan Yesus yang sama sekarang duduk di sebelah kanan Allah, menikmati persekutuan yang sempurna dengan Allah. Tapi itu bukan akhir dari cerita. Bagi kita yang percaya kepada Yesus, Yesus menjamin bahwa suatu hari akan datang di mana kita akan dibangkitkan juga. Kematian tidak memiliki kata akhir atas kita. Yesus menaklukkan maut. Kita akan dibangkitkan dan diberikan tubuh baru yang mulia. Tubuh yang tidak akan pernah membusuk dan merasakan kematian. Tidak akan ada lagi sakit punggung yang datang dengan penuaan. Kita akan mengalami sukacita penuh dan kenikmatan abadi. Kebahagiaan abadi tak terputus. Itulah sebabnya mengapa Paulus menulis dalam 1 Korintus 2:9 – Tetapi seperti ada tertulis, “Apa yang tidak pernah dilihat mata, dan tidak pernah didengar telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah bagi mereka yang mengasihi Dia.” Yesus adalah kegenapan Mazmur 16 dan karena Yesus, sekarang kebenaran tentang Mazmur 16 juga berlaku bagi semua orang yang percaya kepada Yesus. Mazmur 16 adalah milik anda jika anda menaruh iman anda dalam karya Kristus yang sempurna. Sukacita yang penuh dan kenikmatan senantiasa menjadi milik anda!

 

Tetapi ada sesuatu yang harus anda pertimbangkan. Anda tidak bisa hanya mengambil ayat 11 dari Mazmur 16 dan mengabaikan sisanya. Apakah anda benar-benar percaya akan realitas Mazmur 16? Daud percaya, tetapi apakah anda percaya? Beberapa pertanyaan untuk kita pertimbangkan:
Apakah Tuhan perlindungan anda? Apakah anda lari kepadanya untuk keamanan anda atau apakah anda lari ke hal-hal lain selain Tuhan?
Apakah Tuhan warisan anda? Apakah dia cukup untuk anda? Apakah anda merasa cukup dengan memiliki dia atau apakah anda masih mencari sesuatu yang lebih?
Apakah Tuhan penasihat anda? Apakah hidup anda ditentukan oleh kata-katanya? Apakah anda suka dengan hukumnya? Apakah anda mendengarkan dia? Apakah anda mempercayai dia melebihi kebijaksanaan anda sendiri dan kebijaksanaan manusia?
Apakah Tuhan kepuasan anda? Apakah dia kesenangan terbesar anda? Bisakah anda berkata bersama dengan Daud, “Tuhan tanpa segala sesuatu jauh lebih baik daripada segala sesuatu tanpa Tuhan”?

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang perlu kita pertanyakan ketika kita merenungkan mazmur ini. Saya tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini untuk anda. Saya tidak dapat memberikan instruksi langkah demi langkah tentang cara menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan, warisan, penasihat, dan kepuasan anda. Pilihannya adalah Tuhan adalah itu semua atau tidak sama sekali. Tapi satu hal yang saya tahu pasti. Jika anda percaya pada kebangkitan Kristus, jika Mazmur 16 adalah milik anda, maka hidup anda akan berubah secara radikal. Jika anda percaya pada kebenaran kebangkitan Kristus dan Mazmur 16, anda tidak lagi hidup untuk saat ini dan sekarang. Kehidupan terbaik anda bukan sekarang. Kehidupan terbaik anda masi akan datang. Kepenuhan sukacita dan kenikmatan senantiasa. Itulah yang menunggu kita. Tapi tidak sekarang. Ini masi ada di depan kita. Hal ini datang ketika kita akhirnya dibangkitkan dan memerintah bersama Kristus. Fokus hidup kita bukanlah dunia ini tetapi kehidupan kekal.

 

Saya akan tutup dengan ini. Tahukah anda apa yang terjadi pada kedua belas murid Yesus setelah kebangkitan? Mari kita lihat kehidupan Petrus sebagai contoh. Sekarang, jika anda tidak tahu banyak tentang Petrus, ia adalah sosok yang paling menonjol dari murid Yesus. Dia selalu yang pertama untuk membuat komentar dan menjawab pertanyaan Yesus. Walaupun ia salah jawab sebagian besar waktu. Petrus adalah orang yang secara terbuka menyatakan kasihnya kepada Yesus. Pada malam sebelum penyaliban, Yesus mengatakan kepada para murid-Nya bahwa mereka semua akan mengkhianatinya. Tetapi Petrus mengatakan bahwa ia tidak akan pernah melakukan itu. Bahkan jika orang lain akan mengkhianati Yesus, dia tidak akan melakukan itu. Yesus menjawab bahwa pada kenyataannya Petrus akan menyangkal dia tiga kali. Dan beberapa jam kemudian, hal itu terjadi. Petrus menyangkal Yesus tiga kali kepada seorang budak perempuan! Petrus adalah seorang pengecut! Namun, ia akhirnya menjadi pemimpin gereja mula-mula. Dan tidak hanya itu, catatan sejarah menunjukkan bahwa Petrus mati disalib terbalik karena dia menolak untuk menyangkal Kristus. Bicara tentang perubahan 180 derajat. Dari pengecut menjadi martir. Apa yang terjadi? Petrus melihat Kristus yang bangkit. Petrus melihat Yesus! Dia mengerti Mazmur 16.

Petrus mengerti bahwa Yesus dibangkitkan dari kematian dan bahwa kehidupan terbaik dia bukan sekarang tetapi nanti. Itulah sebabnya dalam kehidupan ini Petrus dengan senang hati memberikan hidup dia untuk tujuan Kristus. Mengapa? Karena dia tahu sukacita yang penuh dan kenikmatan senantiasa adalah milik dia di dalam Kristus. Petrus tidak menaruh harapannya di dunia yang lewat ini. Harapan Petrus ada di dunia yang akan datang. Petrus mengerti sesuatu yang kita pelajari hari ini melalu Mazmur 16. Dan ini yang saya ingin untuk anda bawa pulang dan pikirkan dan doakan sepanjang minggu. Tuhan tanpa segala sesuatu jauh lebih baik daripada segala sesuatu tanpa Tuhan.

 

Apa yang memuaskan anda? Apakah kepuasan sesaat sekarang? Atau sukacita berlimpah-limpan dan kenikmatan senantiasa? Mari kita berdoa.

 

 

Discussion

  1. Jelaskan apa itu “tolerance dynamic.” Apakah anda bisa melihatnya dalam kehidupan anda?
  2. Apa artinya untuk berkata “Tuhan adalah perlindunganku”?
  3. Apa artinya untuk berkata “Tuhan adalah warisanku”?
  4. Apa artinya untuk berkata “Tuhan adalah penasihatku”?
  5. Apa artinya untuk berkata “Tuhan adalah kepuasanku”?
  6. Apa perbedaan cara Daud melihat hukum Tuhan dengan cara orang melihat hukum Tuhan pada umumnya?
  7. “Kita tidak diciptakan untuk kepuasan sedikit dan sementara.” Jelaskan efek apa yang dimiliki kalimat ini dalam kehidupan kita sehari hari?
  8. Baca Mazmur 16:11. Bagaimana ayat ini harusnya membentuk cara pandang kehidupan kita saat ini?
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.