21 Apr Menghargai Panggilan Allah
“Sesudah Musa, hamba Tuhan itu mati, berfirmanlah Tuhan kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu…” Yosua1:1-3 Saudara yang terkasih, jika kita perhatikan dari ayat diatas, maka kita temukan bahwa Musa dikatakan sebagai hamba Tuhan dan Musa adalah abdi Musa. Pada jaman dulu seorang abdi berarti seorang yang bekerja pada raja atau suatu kerajaan secara turun menurun. Sebagai contohnya, jika ada seoarang abdi yang mengabdi disuatu kerajaan keraton di Solo. Biasanya dari kakek, ayah, anak, mereka semua menjadi abdi di kerajaan itu. Walaupun gajinya sedkit tetapi mereka bangga bisa menjadi abdi. Mereka senang bisa mengabdi kepada raja mereka. Alkitab mencatat setelah Musa mati, maka Tuhan meminta Yosua untuk menggantikan Musa memimpin bangsa Israel. Coba kita berhenti sebentar dan merenungkan sejenak keadaan Yosua itu. Yosua yang telah bertahun-tahun menjadi abdi Musa, yang kerjanya sehari-hari hanya melayani Musa, melayani… dan melayani, tidak pernah sekolah, tidak pernah ikut semininar kepemimpinan, tidak pernah ikut SOM… tiba-tiba waktu tuan yang biasa dia layani mati lalu Tuhan berkata: “Engkaulah yang menggantikan Musa!” Bisa dibayangkan betapa kaget dan takutnya Yosua waktu itu. Mungkin Yosua sampai stress memikirkan itu. Mengapa? Karena ia tahu dan melihat dengan mata kepala sendiri betapa susah dan keras kepalanya bangsa Israel untuk diatur. Tetapi Yosua lebih memilih untuk taat kepada Allah dari pada pikirannya sendiri.
Waktu itu sungai Yordan sedang banjir dan diseberangnya ada Yerikho. Melihat itu Yosua pasti gentar juga, itulah sebabnya Tuhan berkali-kali harus menguatkan Yosua, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu!” Bagaimana caranya? Ayat 8 berkata, “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam…” Tuhan menyuruh Yosua menguatkan hatinya dengan memperkatakan kitab Taurat. Maka Yosua pun mulai mengucapkan firman dan perkataan-perkataan iman sampai hatinya yang lemah menjadi kuat dan teguh. Dia mulai memperkatakan bagaimana ia melihat sendiri Tuhan telah menolong Musa dan membuat perkara-perkara ajaib. Saudara, kita juga harus menguatkan hati kita dengan memperkatakan firman Tuhan sehingga iman kita menjadi bangkit dan kita tidak menjadi lemah dan dikalahkan oleh masalah dan keadaan. Kita semua tahu karena ketaatan Yosua kepada petunjuk Tuhan ini, maka ia menjadi seoarang pemimpin yang luar biasa! Dia menyeberangi sungai Yordan, mengalahkan Yerikho dan bangsa-bangsa lainnya bahkan ia yang membawa masuk bangsa Israel masuk tanah perjanjian. Saudara yang terkasih, Tuhan mengijinkan selama bertahun-tahun menjadi seoarang abdi sebelum ia menjadi seorang pemimpin suatu bangsa, apa maksudnya? Tuhan mau supaya Yosua selalu ingat dari mana ia berasal. Tuhan mau ia tidak melupakan kebaikan dan pertolongan-Nya. Demikian juga dengan kita semua, janganlah kita lupakan anugerah yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Yosua sadar bahwa ia telah mendapat kehormatan untuk menggantikan Musa. Dia menghargai panggilan Tuhan! Sebetulnya jika Yosua tidak mau, maka Tuhan bisa memilih dan memakai orang lain. Saudaraku, janganlah sia-siakan kepercayaan yang Tuhan sudah berikan. Itu adalah suatu kehormatan. Waktu itu Yosua tidak berkata bahwa ia tidak ada pengalaman tetapi ia hanya memberi dirinya untutk taat dan percaya bahwa Tuhan pasti bertanggung jawab atas panggilan-Nya sendiri. Janganlah kita seperti anak-anak Eli yang bertindak jahat dimata Tuhan. Mereka tidak menghormati Tuhan dengan jalan menganggap remeh korban persembahan untuk Tuhan. Akhirnya Tuhan menghukum mati mereka!
Oleh sebab itu saudaraku yang terkasih, biarlah kita menghargai, menghormati kepercayaan yang Tuhan sudah berikan. Coba ingat-ingat kepercayaan apa saja yang telah Ia berikan dalam hidupmu! Itu bisa keluargamu, sekolahmu, pekerjaanmu, teman-temanmu, keahlian, talenta, bahkan uangmu. Sudahkah engkau menjaga dan menggunakannya dengan cara yang benar dan berkenan kepada Tuhan? Marilah kita menjadi seperti Yosua yang betul-betul menghargai panggilan Tuhan.
No Comments