New Dimension of Holiness

By: Ps. Daniel Prajogo

 

Ada 2 pertanyaan yang ingin saya tanyakan dan kita jawab.

  1. Berapa banyak dari kita yang ingin hidup bahagia?
  2. Berapa banyak dari kita yang ingin hidup kudus?

 

Holiness atau kehidupan kudus selalu mendapat response yang dingin bahkan dari Christians. Mengapa? Karena sedikit orang percaya bahwa kita bisa hidup kudus dan bahagia di waktu yang bersamaan. Seringkali holiness and happiness di kontraskan satu dengan yang lain. Sering juga tertanam dalam persepsi kita bahwa kalau kita ingin hidup kudus, maka kita tidak bisa bahagia dan sebaliknya. Saya di besarkan dengan pandangan seperti ini dan sejak kecil saya diajarkan kalau kita ingin hidup susah di dunia, nanti masuk Surga dan sebaliknya. Perlahan-lahan Tuhan kenalkan saya kepada the truth of grace and gospel.

 

You can be happy in God because when you find God’s beauty, you will find happiness and beholding its beauty.

Lebih lagi saya mengerti tentang apa yang Tuhan ceritakan didalam injil Lukas tentang perumpamaan anak yang hilang.

Lukas 15:11-32
Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh . Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 15:14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. 15:17 Lalu ia menyadari keadaannya , katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh , ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan . Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 15:21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 15:23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 15:25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. 15:26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. 15:27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. 15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.

Sering kita berfikir bahwa hanya satu anak yang hilang dari ayat diatas, yaitu si bungsu. Tapi sesungguhnya kedua anak itu hilang, baik yang sulung maupun yang bungsu. Inilah model yang banyak terjadi di dunia ini.

Apa yang anak bungsu lakukan?
Dia mencari happiness diluar holiness. Dia pesta pora, mabuk-mabukan dan menikmati semuanya diluar holiness, jauh diluar hubungan dengan bapanya , dia tinggalkan rumahnya, se-enaknya sendiri dan banyak orang hidup seperti ini. Jika kita lihat hidupnya; ia berakhir di kandang babi bahkan lebih rendah dari babi. Untuk orang Yahudi, babi adalah binatang najis dan anak bungsu ini bahkan tidak bisa makan dari sisa makanan babi. Ia lebih rendah dari babi. Disini Tuhan tunjukan, ketika kita mencari kebahagiaan diluar kekudusan, kita akan berakhir di tempat/kondisi yang paling bawah.

“When you try to seek happiness without holiness, you will end up in the bottom place you can not even be lower than that.”

Bagaimana dengan anak sulung?
“Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.”
Anak sulung sepertinya hidup holy didalam rumah bapanya tapi dia tidak punya happiness. Baik anak bungsu dan anak sulung, kedua-duanya hilang. Kalau anak bungsu banyak dijumpai “diluar sana” yang kita sebut tempat-tempat maksiat, dsb. Tapi kalau anak sulung, banyak terdapat di gereja. Mau hidup kudus tapi tidak pernah happy dan selalu mereka mengutuk orang-orang yang diluar sana. Anak sulung ini kelihatannya mengejar holiness, tapi hatinya tidak berbeda dengan anak bungsu. Akhirnya keluar juga perkataan: “tidakkah engkau memberikan kepadaku seekor anak kambing untuk aku pesta dengan sahabat-sahabatku”. Sama dengan adiknya yang pesta diluar relationship dengan bapanya, dia juga ternyata tidak mencintai bapanya. Ia tidak berbahagia meskipun kelihatannya ia hidup kudus di dalam rumah dengan bapanya.

 

God doesn’t want us just to be holy. He wants us to be holy happily.
Tuhan ingin kita hidup kudus dengan sukacita. Tuhan bukan hanya ingin kita taat tapi yang Ia inginkan adalah a Joyful obedience. Tuhan ingin ketaan didalam perbuatan yang keluar dari hati yang bersuka cita.

God doesn’t want only an obedience. He wants a joyful obedience. God doesn’t want us to live just a holy life, He wants us to live a holy life that is found in our happiness with HIM

2 Korintus 9:7
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita

Yang dikasihi Tuhan bukanlah persembahannya, tapi orang yang memberikan persembahan itu. Dan bagian mana dari orang itu yang membuat Tuhan Senang? Dari suka cita yang ada di hati. Jadi yang Tuhan lihat adalah hati kita. Sebelum kita memberikan persembahan, Tuhan sudah melihat hati kita. Ketika hati kita tidak bersuka cita/ rela, maka berapapun yang kita berikan dengan tangan kita, Tuhan tidak akan disenangkan dengannya.

When we give out of joy, we will never feel a loss.

Apapun yang kita perbuat, Tuhan ingin lihat apakah ada kesenangan hati dalam melakukannya. Mengapa orang tidak tertarik untuk membahas tentang holiness? Karena kita memberikan nama/ persepsi yang buruk tentang Holiness. Hidup yang horror dan penuh kesusahan dan pendeta sering mengkotbahakan untuk kita hidup sorrow. Holiness sudah dikotbahkan sebagai sesuatu yang begitu menyakitkan, membosankan dan tidak ada kebahagiaan sama sekali.

 

The underlying the root of sin

Apa lawan dari holiness? Berdosa. Seperti ketaatan, prakteknya kita mulai langsung dengan perbuatan bukan dengan hati (karena kita tidak bisa taat di dalam pikiran – taat harus dilakukan), demikian juga dengan dosa, kita mulai dengan perbuatan. Prakteknya tidak dimulai dengan hati.

Jeremiah 2:13
Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat : mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.

Jadi ini bukan 2 kali, tapi rangkap 2. Ini adalah dosa ganda tapi tidak terpisah.

Pertama: mereka meninggalkan Aku – Dosa dimulai dengan kita meninggalkan Tuhan. Kedua: menggali kolam bagi mereka sendiri.

Siapakah Tuhan itu? Tuhan mengumpamakan dirinya sebagai sumber air yang hidup. Jadi pertama mereka meninggalkan Tuhan sebagai sumber air yang hidup, yang kedua adalah menggali untuk diri mereka sendiri sumber air yang lain. This is the underlying root of every sins. Kita meninggalkan Tuhan dan mencari sendiri segala sesuatu yang bisa memuaskan kehausan jiwa kita, yaitu mencari happiness diluar Tuhan.

Setiap daripada kita mulai dari pendeta, pelacur, penjahat, biarawan/wati, dll, semua mencari satu dalam hidup kita yaitu ”happiness”. Kita baca di pengkotbah pasal 1/2: Salomo bercerita bagaimana ia mencari happiness, the meaning of life dan ia tidak pernah mendapatkan. Setiap dari kita mencari happiness dan Tuhan tidak melarang kita untuk mencari happiness. Bahkan Tuhan mau kita mengejar happiness. Tapi Ia mau kita mengejar happiness di dalam Tuhan. Happiness tidak bisa dibeli. Happiness must be found in something. Dan Tuhan berkata: Carilah kebahagiaanmu di dalam-ku.“Seek your happiness in Me.”

Untuk dari kita yang terikat dengan pornografi, apa yang kita cari dalam pornografi? Kita mencari kebahagiaan / happiness. Kita mencoba mencari disana and kita dapatkan setetes happiness diikuti dengan a bucket of guilt and shame. Tapi mengapa kita kembali lagi? Karena kita masih menemukan a drop of happiness dan itu memberikan sedikit kelegaan. Mengapa orang berbuat dosa? Karena mereka mencari kebahagiaan diluar Tuhan. Inilah akar dari dosa.

Karena itu, memberi tahu seseorang untuk berhenti berbuat dosa dengan cara memberikan penjelasan mengenai penghukuman, penghakiman dan akibat dari sebuah dosa, apakah akan menghentikan orang itu untuk berbuat dosa? Orang itu akan takut sebentar dan ia ulangi lagi kesalahannya. Kenapa? Karena kebutuhan untuk happiness itu tidak bisa dibendung. Oleh sebab itu di agama tertentu mengajarkan pada satu titik, mereka perlu menanggalkan happiness supaya kita bisa mendapatkan kehidupan yang holy. Tuhan Yesus tidak demikian. Happiness itu memberikan kepuasan kepada kita pada saat kita haus sekali dan setetes air memberikan kelegaan yang luar biasa.

 

Jadi apa yang kita harus lakukan?

Bertobat dan jangan berbuat dosa. Tapi apa pertobatan itu? Pertobatan itu bukan tidak melakukan lagi apa yang biasa kita lakukan. Tidak cukup dengan itu.

Efesus 4:27-32
4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. 4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. 4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. 4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. 4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Kalau dulu mencuri dan sekarang tidak mencuri lagi, itu tidaklah cukup (harus dipakai untuk sesuatu yang berlawanan). Tapi sekarang engkau harus bekerja dan memberi kepada orang lain. Kalau dulu orang bekerja setengah mati dan kita ambil hasilnya, sekarang kita lakukan yang sebaliknya, bekerja setengah mati dan biarkan orang lain ambil hasilnya. Itu namanya pertobatan.

Jadi kalau kita ingin bertobat dari dosa kita, nomer 1 bukan kita bertobat dari praktek doa, tapi bertobat dari hati kita. yaitu: we decide to seek our happiness in God.

Masmur 37:4
dan bergembiralah karena TUHAN ; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

Delight yourself in the Lord, and he will give you the desires of your heart.

Apa artinya delight yourself in the Lord? Find your happiness in the Lord.

Ayat ini adalah salah satu ayat sering di salah gunakan dan disalah artikan. Bagaimana penyalah artian dari ayat ini? “Apa saja yang saudara inginkan, semua itu bisa kita dapatkan dari Tuhan. Caranya jangan katakan kepada Tuhan apa yang kita inginkan secara langsung, tapi katakan kepada Tuhan bahwa kita bergembira karena Tuhan dan katakan something good about God. Kalau kita bisa berkata seperti itu kepada Tuhan, nanti apa yang kita inginkan akan muncul di hadapan kita.” Pemikiran seperti ini benar-benar melacurkan Firman Tuhan. Ini menghina Tuhan karena kita menganggap bahwa kita bisa membodohi Tuhan dengan cara-cara kita untuk mendapatkan apa yang kita mau.

Apa arti ayat ini sebenarnya? Ketika kita dapat menemukan kebahagiaan yang utuh di dalam Tuhan, Tuhan tidak akan khawatir tentang apa yang kita ingini di dalam hati kita karena Ia tau bahwa kita tidak akan pernah meminta sesuatu yang diluar kehendak-Nya yang akan membawa kita kedalam ketidak-kudusan. This is the scripture of sanctification. Semua yang kita inginkan ada di dalam Tuhan dan Tuhan berkata “kamu tidak perlu khawatir. Kamu tidak perlu bertanya apa yang akan Tuhan berikan kepadamu karena Tuhan akan memberikan semua-muanya karena apapun yang kamu minta adalah sesuatu yang kudus dan Tuhan diperkenankan. Bahkan Tuhan excited untuk memberikan semuanya itu kepadamu.” Ini bukan ayat untuk merayu dan menyogok Tuhan.

Say no to sin will never work because it is not the word of repentence. The word of repentence is seek your happiness in the lord by default you will say no to sin. You say no to sin, you don’t neccesarrily find your happiness in the Lord.

Kenapa seseorang main judi? Dia menemukan kesenangan dalam berjudi. Kalau kita melarang dia bermain judi dan dia pindah mabuk, melacur, apakah itu tidak lebih buruk dari berjudi? Orang itu bukannya senang bermain judi tapi dia mencari kesenangan dalam berjudi. Yang ia butuhkan bukan berhenti main judi, tapi dia harus mendapatkan kesenangan diluar judi dan diluar dosa lainnya. Dia perlu kenal Tuhan Yesus. Sebab kalau tidak, orang itu akan berpindah mencari kesenangan di dalam hal lainnya, mungkin judi, alcohol dan lain sebagainya.

Sama seperti cerita Musa yang meninggalkan 3 hal dari Mesir

  1. The measure of Egypt: prince
  2. The pleasure of Egypt: kesenangan
  3. The treasure of Egypt: kekayaan

Kenapa? Apakah Musa ingin berkorban demi Yesus?
Musa tidak pernah berkorban untuk Tuhan. Dia tinggalkan itu semua karena dia temukan Yesus lebih mulia. Even the least of Christ is more than the best of Egypt, if I have to leave Egypt to gain Christ, it is not a sacrifice, it is a gain. Mungkin kita melihat itu sebagai pengorbanan, tapi kalau kita tanya Musa, dia akan melihat itu sebagai keuntungan.

Mengapa kita sering merasa berat untuk meninggalkan dosa? Karena kita tidak tau kalau kita tinggalkan happiness yang ini, apa yang akan membuat kita happy sekarang? Jadi, to be holy means to be fully happy in God because we can not be truly holy without being happy as we treasure God in our heart.

 

Tuhan tidak menginginkan kita untuk membunuh hasrat kita untuk mengejar kebahagiaan. Tuhan ingin memakai kehausanmu and kebahagiaanmu untuk menarik engkau dekat dengan-Nya. He creates desire for happiness to draw us unto him so we can know Him, love Him and be fully happy in Him. Tidak ada yang salah dengan haus akan kebahagiaan, tapi akan salah ketika kita ingin memuaskan kehausan kita di tempat yang salah dan diluar Tuhan. Lepaskanlah ke-hausanmu dengan sumber air yang hidup dimana hanya Yesus yang bisa memberinya.

 

Worship/ Penyembahan

Worship/penyembahan adalah sesuatu yang sering di abused dan dipakai sebagai “alat” untuk mendapatkan sesuatu. Adalah salah jika kita berfikir bahwa berkat akan turun ketika kita menyembah Tuhan. Kita semua diciptakan sebagai worshiper/penyembah. Pertanyaannya, apa yang kita sembah dan siapa yang kita sembah?

Apa itu worship?
When we behold something beautiful, naluri worship kita langsung bekerja. Worship is spontaneous. Worship is the climax when we enjoy the beauty of something that beholds. Demikian juga dengan Tuhan. Waktu kita menyembah keindahan Tuhan, we don’t want anything beyond that. Sehingga ketika kita menyembah keindahan Tuhan, kita tidak berkata “sekarang berkati aku”. That’s why when our hearts is sanctified and satisfied in the Lord, we don’t want anything else.

Bagaimana kita bisa begitu? Pekerjaan dari Roh Kudus.

Roh Kudus itu tidak membangkitkan. Bagaimana Roh Kudus membantu kita untuk menyembah? Tuhan Yesus berkata: “kalau Roh itu datang nanti dia akan memuliakan Aku. Roh Kudus akan menunjukan kemegahan-Ku kepadamu dan ketika kamu melihat keindahan dan kemegahan-Ku, penyembahan akan muncul/datang”. Itulah pekerjaan Roh Kudus. Dia menunjukan wajah Kristus dalam roh kita. Tidak ada seorang-pun yang bisa menyembah Tuhan jika tidak mereka mereka lakukan di dalam roh dan kebenaran. Artinya? Dengan roh yang diperkenalkan kepada kebenaran oleh Roh Kudus, penyembahan yang sejati akan muncul.

 

Kesimpulannya

Mengapa seseorang yang kembali berbuat dosa dan tidak hidup dalam kekudusan? Karena ia tidak mendapatkan kebahagian di tempat lain. Akhirnya dia kembali ke sumber air yang lama. Tetapi ketika kita menemukan kebahagiaan di dalam Yesus, Roh Kudus bekerja dan menyinari kemegahan Kristus sehingga hati kita bisa berkata “Sungguh indah Kau Tuhan”.

Kita semua selalu ingin yang terbaik dalam hidup dan kalau kita sudah mendapatkannya, kita tidak mau downgrade ke yang kurang baik. Ini naluri / alamiah. Yesus adalah yang terbaik dan Roh Kudus akan menyatakan itu kepada kita

No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.