17 Mar New season of blessings 8
5. Mengalami kebangkitan pada imam dan raja melayani Tuhan dengan dasar kasih Agape di setiap bidang kehidupan mereka yang hanya melakukan kehendak Bapa di surga dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Luke 4:25-27).
Pastor percaya pada tahun ini kita akan mengalami kebangkitan kepada para imam dan raja dimana kita melayani Tuhan dengan kasih Agape di bidang kita masing-masing.
Kita adalah para imam dan juga raja , dimana pengurapan dua jabatan itu sebenarnya ada pada satu orang. Karena kebandelan orang Israel sehingga pengurapan ini dibagi menjadi dua , Imam dan Raja, Clergy and Rity.
Pada setiap bidang kita yang melakukan kehendak Bapa dalam bidangnya, bukan cuman orang yang aktif (gembala, apostle, pendeta , nabi dan sebagainya ) di gereja saja, tetapi pada setiap orang ( bisa saja di bidang musik, business, politik, farmasi, kesenian, Ilmu pengetahuan –science dan sebagainya).
Kasih Agape bisa dilakukan oleh manusia apabila ‘mau menyangkalkan diri dan memikul salibnya setiap hari’. Responsif kita kepada Tuhan dalam kasih Agape, Tuhan juga meminta dalam alkitab Yohanes , Tuhan Yesus meminta Petrus bisa “Kasih Agape” kepadanya, Dalam bahasa English , Yesus said “ Do you love me, Peter ?” , Love di sini adalah kasih Agape.” Do you AGAPE to me?” .
Saudara tidak bisa melakukan kasih Agape tanpa mengalami memikul salib dan menyangkalkan diri.
Untuk ini, akan dijelaskan pengertian Salib supaya kita bisa bangkit sebagai imam dan raja dalam bidang sekolah , profesi , business and apa saja dalam hidup kita.
Lukas 9: 23-24
23 Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.
Ayat ini bukan buat nabi, gembala tetapi kepada semuanya.
“Semuanya yang mau ikut Aku “ ; Apakah saudara mau ikut Tuhan ? Kalau mau, maka ayat ini berlaku bagi anda.
“Memikul salib” adalah dalam setiap hari, bukan sebulan sekali, seminggu sekali saja di gereja. Ayat ini berlaku pada yang ingin mengikuti Tuhan, harus menyangkal diri dan memikul salibnya ‘SETIAP HARI’.
Siapa yang didisplin /ikut Tuhan dengan sukarela ? Pada mulanya kita semua belajar disiplin , belajar disalib, mau menjadi baik , itu semua dipaksa pada mula-mulanya. Kita belajar dari satu orang Simon dari Kirene, yang memikul salibNya , ‘dipaksa’.
- Matius 27 : 32
32 Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Orang ini ‘dipaksa’ memikul salib Yesus, pada awalnya ‘dipaksa’.
- Markus 15 : 21
21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Orang ini ‘dipaksa’ untuk memikul salib Yesus . Sekali lagi kita mengenal Simon, dia ‘dipaksa’.
Dari 2 ayat ini , kita mendapatkan suatu cerita dengan keterangannya.
- Simon dari Kirene
- Simon mempunyai dua anak, Rufus dan Alexandria
- Simon dipaksa memikul salib Yesus
Kenapa Simon bisa ke Yerusalem ? apakah pergi untuk holiday ? Tidak, Simon ke Yerusalem untuk mempersembahkan dan menunaikan ibadah paskah ‘tiap tahun’. Simon adalah orang Kirene, di Afrika Utara yang berkulit hitam , tetapi dia Yahudi.
Yesus dari Nazareth, tidak berdosa, tetapi dihukum bersalib.
Secara kesastraan ( dalam bentuk cerita) , ternyata Kematian di salib itu adalah begitu kejam, mati disalib bisa dengan pelan-pelan, berhari-hari , rasa kehausan,tangan dan kaku dipaku, kelaparan, luka semua dibadan, dengan infeksi, demam, berdarah,badan menggigil dan sangat sakit. Bayangkan Yesus di cambuk dalam 39 cambukan, dimana ujung cambuk dipakai tentara romawi adalah yang berduri. Punggung dagingnya kebawa , punggung Yesus dirobek, dagingnya hancur dan berdarah,karena dimasukin Duri dalam cambuknya. Dalam keadaan begini, perjalanann Via Dolorosa yang jauh ( kira-kira 30 menit) memikul balok kayu salib seberat kurang lebih 20-25 kg.Jalan Via Dolorasa adalah jalan yang memanjat dan di pasar. Mengapa mau di jalan itu ? Karena sengaja dipasar, Yesus bisa dipermalukan.
Mari ke Alur balik, 2-3 malam sebelumnya ada Last Supper ( Perjamuan terakhir) Yesus juga Suffering / menderita . Sakit itu ada di jiwaNya yang tergoncang , karena dia dikhianati oleh Yudas. Di taman Getsemani , Dia minta murid-muridNya berdoa sejam saja, namun semua tidak melakukannya. Apa mereka tidak bisa? Tidak, murid-murid Yesus jagoan berdoa tetapi tidak satupun yang berdoa bersama Dia. Dia begitu kecewa. 3 kali Dia meminta muridnya untuk berdoa bersama Dia , namun tidak ada yang bisa berdoa bersama Dia.Dia ditarik oleh pengawal romawi and apa yang dilakukan oleh muridNya Petrus ? Dia memotong kuping Markus , tentara yang mau menangkap Yesus, Apa Yesus senang ? Bukan pembelaan itu yang Yesus minta. ini bukan yang Yesus mau, Dia mau muridNya berdoa bersama Dia , mendampingiNya. Sampai Yesus harus memungut kuping Markus dan memulihkannya. Dia dibawa , diborgol seperti penjahat oleh tentara.
Maka dari semua kondisi diatas, bayangkan Yesus memikul salib berjalan di pasar, saat dia sudah tidak punya tenaga lagi, berdarah, tidak tidur, emosi, jiwaNya yang hancur.Dalam keadaan begini Simon Kirene dengan 2 anaknya , demi menunaikan tugas mereka yang beragamawi , dia datang ke Yerusalem, melihat seorang yang memikul salib, dengan mahkota berduri, berdarah, di depan mata Simon , Jesus jatuh dan pingsan dalam perjalanan Via Dolarosa. Apakah itu kebetulan ? Kenapa bukan 50 meter, 100 meter sebelum Simon melihatnya? Ini semua diatur oleh Bapa di Surga.
Kenapa tentara Romawi memanggil Simon , dari Kirene,menggantikan Yesus , memaksa dia untuk memikul salibNya Tuhan?
Simon sendiri adalah gambaran hidup kita,harus dipaksa untuk memikul salib Yesus.Yang harus dipaksa adalah memikul salib kita. Kita senang ke gereja dan melakukan aktivitas-aktivitas. Tetapi kita sukar untuk memikul salib Tuhan.Kita sangat sukar untuk melakukan apa yang Tuhan senang .
Mari intropeksikan anda sendiri , Jam berapa anda tiba di gereja ? apakah terlambat datang ?
Apakah anda masih mau berpacaran dengan orang yang tidak mengenal Tuhan? Apakah jawabanmu “Tidak bisa, saya mesti dengan orang ini”. Bayar perpuluhan ? Apakah jawabanmu “Itu GST, gila” . Apakah masih dalam perselisihan dalam kehendak hati sendiri dan kehendak Tuhan ? Bagaimana anda mendidik anak-anakmu untuk mengenal cara beribadah? Ada yang merasa kasihani anak yang tertidur untuk dibangunkan ke gereja. Sebenarnya itu tidak akan menyebabkan kematian. Bangunin anak-anak pada waktu ibadah, mereka bisa menyelesaikan dengan waktu mereka untuk tidur kembali lagi. Apa kita mau diatur oleh jam-jam tidur anak atau kita yang mendisplin mereka waktu-waktunya beribadah dengan Tuhan ? Kita yang harus menegakkan displinkan dan paksakan mereka. Disiplinkan hidupmu sesuai dengan memikul salibnya Tuhan.
Tahukah anda, bagaimana orang Yahudi mendidik anaknya mengenal Tuhan? Mereka tidak diberikan makananan apabila belum menghafal hukum-hukum Taurat. Itu kelihatan kejam tetapi semua pelaksanaan agama mereka sangat pentingkan demi mengenal Tuhan. Apa yang telah anda ajarkan kepada anak-anakmu untuk mengenal Tuhan ?
Bagaimana Simon mengajar anak-anaknya ? Mungkin dia berkata “ Ayo , putraku Rufus dan Aleksander, kita yang berkulit hitam tetapi adalah keturunan Yahudi, kita perlu melakukan agama.Kita mesti berdoa dan percayakan Tuhan. Mari kita perlu berupacara hari Paskah ke Yerusalem setiap tahun”.
Apa yang membuat Simon berbeda dari cara beragama dengan Yahudi yang lain ?
Dia ‘dipaksa’ memikul salibnya Tuhan Yesus. Memikul salibnya Tuhan membuat kita berbeda dengan orang lain.
Kenapa orang Romawi memilih Simon ?
- Dia adalah orang asing, bukan dari Yerusalem.
- Dia berkulit hitam, seperti identik dengan seorang budak. Tidak ada obligasi.
Kalau tentara Romawi memilih Yahudi yang di Yerusalem ( dimana banyak yang berwarga negara Roma) , Mereka akan menuntut ke pengadilan akan hak-hak mereka.Maka tentara Romawi bisa saja dihukum. Orang Yahudi yang berwarga negara Roma punya hak yang sama dengan tentara Romawi, bisa saja tentara Romawi yang dituntut mati. - Karena Yesus jatuh persis dekat Simon Kirene
Banyak yang diantara kita sering bertanya ,” Mengapa dulu sebelum saya dekat sama Tuhan , saya bisa melakukan apa saja ? Ke Club main, ke tempat Dugem, kerja apa saja, tidak ada yang bilang tidak boleh, berkawan dengan dengan siapa saja, persoalan tidak ada. Bagaimana dengan saya sekarang ini ? Semakin dekat Tuhan, semakin banyak masalah? “
Memikul salib sering dilihat oleh dunia adalah sesuatu yang susah.
Simon Kirene, dekat dengan Yesus saat itu, Dia jatuh didepan Dia. apa dia juga memikirkan yang sama ? Begitu dekat, sehingga ketimban sial, harus memikul salib orang ini? Seperti kesialan tetapi sebenarnya Tidak. Bukan kebetulan , tetapi sudah diaturkan oleh Tuhan.
Kita semua sama pada mulanya kita ‘dipaksa’ untuk memikul salib. Apakah ada orang yang pada mulanya , senang-senang saja didisiplin ? apakah ada murid yang begitu senangnya menghadapi tes maka dengan sangat rajin bangun pagi, sukacitanya belajar dan belajar ? Doa puasa dengan senang hati ? Jawabannya Semua tidak. Kita pada mulanya juga dipaksa untuk memikul ‘salib’.
Simon di paksa dalam memikul salibnya Yesus , dalam arti rohaninya Tidak ada Korban Paskah yang sempurna selain dari gambaran Yesus.Korban paskah dagingnya di potong dan dipanggang, dimakan dengan rempah-rempah pahit dan dibumbukan khusus tetapi dimakan adalah sedap. Yesus di cambuk dan berdarah.Tetapi Dia mau melaksanakan kehendak Bapa di Surga.
Ditaman Gethsemane , dimana Lukas 22:42 berkata “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Orang yang dekat denganmu( orang tua, teman dekat ) yang membuat anda sakit hati, mari janganlah kepahitan. Justru semakin dibumbukan/disalibkan , maka hidupmu akan ‘sedap’.Salib-salib ini semua adalah bumbu kehidupan kita untuk menjadi lebih ‘sedap’.
Menjadi pahit atau tidak, bukan perlakukan orang lain, atau perkataan orang lain kita hidup, jangan salahkan orang lain, Mulut orang lain tidak dibayar untuk berkata , bertuduh, berfitnah. Semua tergantung kepada keputusanmu. Ayo, ampuni mereka, mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Justru karena orang-orang yang menyakiti kita , yang memfitnah kita,daging kita semakin seperti dagingnya Yesus, adalah menyenangkan kehendak Bapa.
Pada pelajaran Tabernakel di kitab Keluaran , pada hari besar Pengampunan, Gravifat Besar ( The day of Atonement) Imam memberi dua macam korban paskah ,domba yang dipersembahkan dalam upacara Paskah.
- Domba yang dibakar, dan di kasih rempah-rempah.
- Domba yang ditumpangin tangan dan dosa umat orang Israel dilimpahkan itu adalah Scapegoat , domba yang membebani dosa, dilepaskan ke padang pasir dengan harapan terjadi 2 hal , dia bisa mati di padang pasir / mati jatuh ke jurang ; atau bisa bertemu dengan orang Musafir/orang asing di padang pasir, domba ini boleh mereka tangkap, dan memperlakukan apa saja.
Cerita Simon Kirene ini adalah Scapegoat , domba tipe ke-dua. Jadi pada waktu Tuhan Yesus jatuh, dan di depan Simon ,dia adalah orang asing yang tidak dikenal Yesus. Jadi Sama saja dengan kita , Scapegoat Tuhan Yesus adalah Scapegoat yang dipertemukan dengan orang asing. Kita adalah orang asing yang tidak dikenal oleh Yesus , jadi waktu Yesus melakukan the Day of Atonement / Pendamaian , maka dia dilepaskan dan bertemu dengan kita sebagai orang asing, yang akhirnya kita ditangkap oleh Dia dan kita menjadi milik Dia.
Kitalah orang asing (Musafir) yang menemukan Scapegoat dipadang pasir. Kita orang asing menangkapnya dan diselamatkan oleh Scapegoat. Daripada mati dipadang pasir, kita bisa memotong Scapegoat itu.
Waktu Yesus jatuh didepan Simon, lalu tentara Romawi berkata “ You , take that cross “, ( Hei Engkau , pikul salib itu ) ; senangkah Simon ? Mungkin dia tidak senang dan dihati mulai memaki-maki. Tapi dia dipaksa , dan tidak bisa berbuat apa-apa, tentara Romawi membawa senjata.Di sepanjang jalan, dia dekat bersama Yesus, dia bisa melihat muka Yesus , mungkin saja dia berkata ‘orang itu kasihan sekali, mengapa orang ini kelihatan seram, berdarah, punggung bercucuran darah , dalam perjalanan dia melihat wajah Yesus , kenapa Yesus tidak kelihatan seperti seorang criminal, tidak mengeluarkan perkataan maki-makian, sambil jalan , dia semakin personal encounter ( pertemuan pribadi ) dan bertanya-tanya kenapa orang ini dijatuhin hukuman mati disalib, kejahatan apa yang diperlakukanNya? Dia terus bertanya-tanya, dan kasih dalam diri Yesus, memancar keluar, roh dan kasih dalam diri Yesus, meyakinkan Simon.
Waktu sampai kepada tujuan, waktu bulu palang itu diangkat dari Simon , salib itu di pindahkan kembali kepada Yesus, waktu cross itu dinaikan, alkitab tidak menuliskan Yesus berkata apa-apa , waktu dinaikkan di atas kayu salibnya ,sepatah kata dari tentara Romawi berkata ‘Sesungguhnya Dia anak Allah “. Mungkin Simon mendengar dan Pastor percaya bahwa Simon berlutut dan berkata, “benar, memang Dia anak Allah,” dia pun ikut menangis di sana, and berkata “ mulai hari ini Saya mau menyembah Dia”.
Roh keyakinan ( Spirit of Conviction) itu muncul setelah dia dipaksa memikul salib Yesus, sepanjang jalan bersama Yesus, dia menemukan secara pribadi siapa Yesus sebenarnya.
Roh keyakinan ( Conviction Spirit) muncul setelah sepanjang memikul salibnya Tuhan Yesus. Kita perlu dipaksa untuk menemukan Yesus secara pribadi. Mungkin salibmu adalah hal-hal yang kecil menurutmu, egomu,kesombongangmu, hal-hal yang tidak bsia ditinggalkan , hal-hal tidak bisa anda lakukan, tetapi anda butuh memaksa dirimu untuk Personal Encounter dengan Dia. Personal Encounter dengan dia, walaupun dalam kebisuan, tetapi Spirit of Yesus, akan menjamah, mengubah seluruh jalanan hidupmu.
Satu bukti Lewat pendekatan bersama Yesus dalam perjalanan Via Dolarosa ( kurang lebih 30 menit) , itu mengubah kehidupan Simon.Ini membuat total sejarah berubah.
Dari Cuma beragama, percaya ada Tuhan, yang akhirnya Simon menyembah Yesus sebagai raja dan Tuhan dalam hidupnya , bisa dilihat di surat Paulus dalam Roma 16: 13.
Roma 16 : 13
Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu.
Rufus, orang pilihan dalam Tuhan , Mengapa disebut orang pilihan dalam Tuhan? Karena papa Rufus adalah Simon dari Kirene, yang mengalami perjumpaan dengan Yesus, yang dipaksa memikul salib , yang akhirnya menjadi Imam dan Raja yang melayani Tuhan , yang mengikuti kasih Agapenya Tuhan.
Sering kita melayani hanya kewajiban agama, menginginkan berkat, hidup hebat, pribadi jadi terkenal, mari kita melayani Tuhan dengan kasih yang benar, dan tidak bisa kita melayani Tuhan dengan kasih yang benar tanpa kita memikul salibnya Tuhan.Bukan mencari popularitas, keuangan, kehebatan, tapi pikul salib dan menyangkal diri, itu kuncinya memuliakan Tuhan.
Paulus menganggap ibunya Rufus, istrinya dari Simon Kirene sebagai ibunya. Demikian, bisa disimpulkan jika suamimu mau memikul salib, istri dan anak-anakmu akan diubahkan/dijaga oleh Tuhan, demikian dengan sebaliknya.
Paksakan dirimu dan pikul salibmu setiap hari. Maka rumah tangga akan bahagia, keberhasilan dalam rumah tangga akan bahagia, keuangan, sekolahmu, dan anak-anakmu akan bahagia. Kenapa anda gagal dalam rumah tangga ? karena anda tidak mau memikul salib. Kenapa anda gagal dalam sekolahmu ? Karena anda tidak mau memikul salib. Kunci keberhasilan dalam hidup, Intim dengan Tuhan. Dengan tidak adanya keintiman dengan Tuhan, engkau tidak memikul salib. Mungkin pada awal-awal ,anda perlu dipaksa.
Izinkan Tuhan memaksa anda.
Seperti Simon dari Kirene Pada mulanya Pastor juga dipaksa melayani. Kita melihat , mendengar sendiri , ditengah-tengah kita memikul salib, kita mengomel,bertanya-tanya, tetapi justru disitu kita menemukan Tuhan , dan berkata “ Sungguh Dia adalah anak Tuhan yang hidup’.akhirnya kita memikul salib dengan hati sukacita. Dari situ, Tuhan mengubah cara pikir kita , Dan Dia menjadi Tuhan dari tuhan, Raja dalam hidup kita, bukan perkataan orang lain lagi. Akhirnya kita bisa mengasihi Tuhan dengan kasih yang tulus, seperti dalam minggu lalu “ Bukan kita bermegah karena berkat , bukan karena bermegah kepada kuadsa, tetapi bermegahlah karena kita mengenal Dia dalam penderitaaanNya ; sehingga kita nanti juga bermegah dalam kuasa KebangkitanNya”
Sorry, the comment form is closed at this time.