Pergi dan kawinilah perempuan sundal

Hosea 1-3

Hari ini saya ingin berbicara tentang cerita cinta yang nomor dua terindah dalam Alkitab. Kita tahu bahwa cerita cinta terbesar adalah cerita antara Yesus dan gerejanya. Tapi ini sangat dekat. Bahkan, cerita cinta ini adalah bayangan dari cerita Injil. Segala sesuatu yang terjadi dalam cerita ini adalah cerminan cerita cinta Allah dengan umat-Nya. Ini adalah cerita cinta yang sangat aneh namun indah. Kita semua tertarik pada konsep cinta. Ada sesuatu tentang cinta yang menarik hati setiap manusia. Setiap hati manusia diciptakan untuk menginginkan keintiman.

Biarkan saya menceritakan sedikit tentang diri saya. Ketika saya masih kecil, saya suka bermain permainan imajinasi dengan mainan saya. Saya penggemar berat super hero dan saya memiliki banyak mainan super hero. Jadi sering kali dalam permainan imajinasi saya, saya akan membuat karakter dragon ball bertarung melawan Marvel. Meskipun itu sangat seru, saya tidak bisa tidak merasakan bahwa ada sesuatu yang kurang. Jadi saya akan mengambil salah satu Barbie cece saya dan menggunakannya sebagai objek cinta dalam cerita imajinasi saya. Goku Vs Spiderman untuk memenangkan cinta Barbie.

Kita semua memiliki kerinduan yang mendalam akan cinta. Dan dengan bertambahnya usia, kerinduan itu pun meningkat. Saya tidak lagi puas dengan Barbie yang bisa saya genggam; Saya ingin Barbie yang bisa saya peluk. Jadi kita mulai mengejar. Dan banyak dari kita dapat menandai hidup kita dengan saat-saat penyesalan yang mendalam atas hal-hal yang telah kita lakukan dalam mengejar cinta. Kita jatuh cinta, kita patah hati dan kita berjanji untuk tidak akan jatuh cinta lagi. Namun kita tetap mengejar cinta. Kita mencari dan mencari tetapi kita kecewa lagi dan lagi. Tetapi itu tidak menghentikan kita untuk terus mencoba. Saya percaya itu karena kita dirancang oleh Tuhan sejak awal penciptaan untuk mengejar cinta sejati. Tetapi kita hidup di dunia yang rusak oleh karena dosa. Itu sebabnya kita tahu banyak orang yang menghancurkan kehidupan mereka dan melakukan hal-hal gila atas nama cinta. Kita telah banyak terluka dalam mengejar cinta. Tetapi itu tidak menghentikan kerinduan hati kita untuk ingin mencintai dan dicintai. Saya suka cara Timothy Keller mengatakannya. “Salah satu teka-teki terbesar dari keberadaan manusia dan kondisi kita adalah mengapa kita harus memiliki kasih dari orang lain yang tidak dapat mereka berikan kepada kita dan orang lain harus memiliki kasih dari kita yang tidak bisa kita berikan kepada mereka.” Dan cerita yang akan kita baca ini akan menjadi jawaban bagi kita. Kita diciptakan untuk kasih Tuhan yang kekal dan tidak terbatas dan kita tidak akan pernah puas sampai kita memilikinya. Dan untuk memahami kasih ini, kita akan melihat kitab Hosea.

 

Biarkan saya memberikan anda beberapa informasi tentang konteks kitab Hosea terlebih dahulu. Kitab Hosea adalah kitab pertama dari 12 kitab “minor prophets” dalam Perjanjian Lama. Mereka disebut minor bukan karena mereka tidak penting tetapi karena kitab-kitab ini relatif pendek dibandingkan dengan kitab “major prophets” seperti Yeremia dan Yesaya. Hosea ditulis di masa terbaik dan terburuk Israel. Ini adalah masa terbaik Israel karena pada masa Hosea, Israel sangat makmur. Tuhan telah memberkati dan mensejahterakan umat-Nya. Mereka dinilai berhasil sebagai suatu bangsa. Namun, pada saat yang bersamaan, ini adalah masa terburuk Israel karena mereka mulai hidup untuk kesenangan mereka. Mereka meninggalkan Tuhan yang memberkati mereka dan mengejar berkat Allah. Sepanjang Perjanjian Lama, kita dapat melihat bahwa Israel cenderung melakukan hal-hal yang sangat baik dalam mengikuti Tuhan pada masa kesulitan, tetapi mereka cenderung melakukan hal-hal yang sangat buruk pada masa kemakmuran. Kedengaran tidak asing? Kisah Israel adalah kisah kita. Kita cenderung berhasil mengikuti Kristus dengan baik di hari-hari yang sulit tetapi kita cenderung gagal melakukan hal yang sama di hari-hari yang indah. Dan kepada orang-orang ini, Tuhan menyampaikan pesan yang sangat kuat melalui Hosea.

Pesan Hosea sangat unik. Biasanya ketika Tuhan ingin menyampaikan pesan melalui seorang nabi, nabi tersebut akan berbicara atas nama Tuhan. “Beginilah firman Tuhan.” Tetapi pesan Hosea sangat berbeda. Tuhan tidak hanya menyampaikan pesannya melalui perkataan Hosea tetapi Tuhan juga ingin menyampaikan pesannya melalui kehidupan Hosea. Jadi kehidupan Hosea adalah perumpamaan dari pesan yang ingin disampaikan oleh Tuhan kepada Israel dan kita. Ada 2 karakter utama dalam cerita ini: Hosea dan Gomer. Dan mari saya perjelas. Anda bukan Hosea. Awal tahun ini, saya menggunakan cerita ini ketika saya berkhotbah dipernikahan Albert Cathline dan saya memastikan mereka tahu dari awal. “Albert, kamu bukan Hosea. Kamu tidak menikahi seorang perempuan sundal.” Jika tidak, itu bisa menjadi khotbah pernikahan terburuk yang pernah anda dengar. Hosea adalah gambaran Tuhan dan Gomer adalah gambaran Israel. Jangan terbalik. Hal yang sama berlaku untuk kita. Kisah mereka juga kisah kita. Dan kita bukan Hosea. Tuhan adalah Hosea. Kita adalah Gomer. Jadi cerita cinta ini adalah cerita tentang Hosea dan Gomer, Tuhan dan Israel, dan juga Tuhan dan kita. Jadi, mari kita baca cerita ini bersama-sama. Kita akan baca hampir seluruh tiga pasal dan saya akan berhenti di sini dan di sana untuk menjelaskan dan kemudian saya akan membuat tiga pengamatan yang bisa kita buat melalui cerita ini. Apakah saudara mengikuti saya?

 

Hosea 1:1-2 – Firman TUHAN yang datang kepada Hosea bin Beeri pada zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda, dan pada zaman Yerobeam bin Yoas, raja Israel. Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: “Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN.”

Apa? Kamu ingin aku menikah dengan apa?” Saya yakin Hosea sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. Saya membayangkan diri saya lulus dari Morling College pada akhir tahun 2020, dan hal pertama yang Tuhan katakan kepada saya adalah, “Yosi, aku ingin kamu ke Kingscross dan menemukan Barbiemu di salah satu rumah bordil.”Apa? Tuhan, apakah ini kamu atau pizza yang aku makan tadi malam?” Coba bayangkan percakapan ini antara saya dengan orang tua saya. “Papi mami, Tuhan menyuruhku menikahi pelacur.” Papi mami saya akan langsung berpuasa selama 40 hari dan 40 malam. Hosea adalah seorang nabi Allah, seorang pria yang dipanggil untuk mewakili Allah. Seorang wanita pelacur adalah orang terakhir yang seorang nabi ingin nikahi. Tidak ada yang aneh tentang seorang pria yang mencintai seorang wanita untuk menikahinya. Tetapi perjanjian pernikahan antara seorang nabi dan seorang pelacur tidak pernah terjadi sebelumnya. Sebenarnya, terjemahan literal ayat 2 sangat keras. “Pergilah, nikahilah seorang pelacur, dan milikilah anak dengan pelacur, karena negara Israel telah menjadi pelacur dengan meninggalkan Yahweh.” Ada banyak kata pelacur dalam satu ayat. Intinya jelas. Tuhan ingin Hosea menikahi seorang pelacur. Beberapa komentator mencoba untuk berargumen bahwa Gomer bukan seorang pelacur di awal cerita karena susah bagi mereka menerima kenyataan bahwa Allah memerintahkan nabi-Nya untuk menikahi seorang pelacur. Tapi menurut saya mereka salah. Pemahaman literal dari ayat ini tampaknya menunjukkan bahwa adalah kehendak Tuhan dari awal untuk Hosea menikahi seorang pelacur. Melalui pernikahannya dengan seorang pelacur, Tuhan akan mengomunikasikan kasihnya yang tak terbatas dan abadi terhadap Israel dan kita. Dengan menikahi seorang pelacur, Hosea harus meletakkan reputasi masa depannya sebagai nabi Allah. Dan dia melakukannya.

Perlu juga untuk kita mengerti bahwa Hosea tidak hanya memilih untuk menikah Gomer karena keharusan tapi juga karena ia mencintai Gomer. Kita tidak pernah diberi tahu alasan di balik cinta Hosea kepada Gomer, tetapi fakta bahwa dia mencintainya adalah suatu kepastian saat kita terus membaca cerita ini. Tetapi pada saat yang sama, Tuhan sudah memberi tahu Hosea dari awal, “Hosea, aku ingin kamu tahu bahwa istrimu akan mengkhianati kamu. Dia tidak akan setia padamu. Dia akan menghancurkan hatimu. Tetapi Aku ingin kamu menikahinya.” Mengapa Allah memerintahkan Hosea untuk menikahi seorang pelacur? Jangan kehilangan intinya. Tuhan berkata kepada Hosea, “Hosea, kamu dan Aku akan sama-sama mencintai dan memberikan hidup kita kepada orang-orang yang benar-benar akan mengkhianati kita. Kita akan menghabiskan banyak waktu, uang, dan upaya untuk mengejar mereka. Aku seorang suami yang istrinya tidak setia kepadanya. Dan sama seperti Aku, kamu akan mengalami hal yang sama. Ceritaku akan menjadi ceritamu. Dan apa yang akan kamu lakukan adalah apa yang akan Aku lakukan. Kamu akan menunjukkan kepada umat-Ku betapa Aku mencintai mereka.” Ini adalah pesan Tuhan untuk kita juga. Tuhan ingin menjadi suami kita. Dia ingin menjadi sukacita, kesenangan, dan kepercayaan kita. Tetapi sama seperti Israel, kita mencari hal-hal itu di luar Tuhan dan kita menghancurkan hati Tuhan. Apa yang Tuhan inginkan dari kita adalah hubungan intim yang mendalam sebagai suami dan istri. Tetapi kita terus melakukan penyelewengan rohani dengan mencari kesenangan kita dalam seks, uang, anak dan hal-hal lainnya. Pengkhianatan kita menghancurkan hati Tuhan.

 

Hosea 1:3-5 – Maka pergilah ia dan mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginya seorang anak laki-laki. Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: “Berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel.”

Gomer mengandung dan melahirkan Hosea seorang putra, yang dinamai Allah, Yizreel. Setiap anak yang dilahirkan Gomer memiliki makna spesial untuk Israel. Yang pertama bernama Yizreel untuk mengingatkan bangsa Israel tentang kemarahan Yehu (mantan raja Israel) ketika dia membunuh Izebel dan 70 putra Ahab di kota Yizreel. Yizreel adalah sebuah peringatan bahwa Allah akan menghukum Israel karena pengkhianatan dan kekerasan mereka. Ini pada dasarnya seperti Tuhan berkata kepada Israel, I know what you did last summer.”

 

Hosea 1:6-9 – Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: “Berilah nama Lo-Ruhama kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka. Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda.” Sesudah menyapih Lo-Ruhama, mengandunglah perempuan itu lagi dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah Ia: “Berilah nama Lo-Ami kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu.”

Gomer hamil lagi dan melahirkan seorang putri. Namun yang menarik, Hosea tidak disebut sebagai ayah dari putri Gomer. Tuhan menamai dia Lo-Ruhama, yang berarti “tidak berbelas kasihan.” Setiap ayah menunjukkan belas kasihan kepada anak-anaknya. Jadi fakta bahwa Hosea tidak memiliki belas kasih yang dimiliki seorang ayah untuk anak-anaknya, tampaknya menunjukkan bahwa Hosea bukan ayah dari putri ini. Hal serupa terjadi pada anak ketiga Gomer. Allah menamainya Lo-Ami, yang berarti “bukan umatku.” Ini membuat dugaan menjadi fakta. Mereka bukan anak-anak Hosea. Gomer berselingkuh dan mengandung dua anak dari itu. Nubuatan Tuhan terjadi. Sekarang, pertanyaannya adalah, apa yang akan dilakukan Hosea? Apa yang akan terjadi pada keluarga ini? Akankah kehidupan menjadi lebih baik sekarang setelah nubuatan Tuhan terjadi? Tidak sama sekali. Bahkan, kehidupan menjadi jauh lebih buruk.

 

Hosea 2:1-4 – “Adukanlah ibumu, adukanlah, sebab dia bukan isteri-Ku, dan Aku ini bukan suaminya; biarlah dijauhkannya sundalnya dari mukanya, dan zinahnya dari antara buah dadanya, supaya jangan Aku menanggalkan pakaiannya sampai dia telanjang, dan membiarkan dia seperti pada hari dia dilahirkan, membuat dia seperti padang gurun, dan membuat dia seperti tanah kering, lalu membiarkan dia mati kehausan. Tentang anak-anaknya, Aku tidak menyayangi mereka, sebab mereka adalah anak-anak sundal. Sebab ibu mereka telah menjadi sundal; dia yang mengandung mereka telah berlaku tidak senonoh. Sebab dia berkata: Aku mau mengikuti para kekasihku, yang memberi roti dan air minumku, bulu domba dan kain lenanku, minyak dan minumanku.”

Apa yang kita temukan dalam pasal 2 adalah bahwa suara Hosea dan suara Tuhan menjadi satu. Mereka berbicara bersama-sama. Pasal 2 berbicara tentang keputusasaan Hosea pada ketidaksetiaan Gomer terhadapnya. Kata-kata yang digunakan menunjukan perjuangan dan rasa sakit. Hosea mencintai Gomer tetapi Gomer mengkhianatinya. Pasal ini juga berbicara tentang kata-kata Allah kepada istri-Nya yang tidak setia, Israel. Hosea memberikan kejelasan kepada kita bahwa dua anak terakhir Gomer dikandung karena perzinahan. Dan yang membuat segalanya lebih buruk, Hosea memberi tahu kita bahwa ternyata Gomerlah yang mengejar kekasih-kekasih lainnya, bukan sebaliknya. Gomer mengejar kekasihnya yang dia pikir memberikan apa yang dia perlukan. Ada dua tragedy. Ini adalah tragedi pertama: Hosea adalah suami Gomer tapi Gomer meninggalkan dia dan mengejar kekasih lainnya. Pertanyaan: Apa yang akan anda lakukan jika anda adalah Hosea? Biarkan saya memberi tahu anda apa yang akan saya lakukan: Saya akan menyerah begitu Gomer meninggalkan rumah. Tidak hanya Gomer punya dua anak di luar nikah, dia meninggalkan rumah. Saya akan mengganti semua kunci di rumah untuk memastikan dia tidak akan pernah kembali. Saya akan ganti semua password email dan instagram yang dia ketahui. Sudah cukup. Saya telah cukup menaati Tuhan dengan menikahi pelacur dan mencintai pelacur. Saya bahkan merawat 2 anak yang bukan anak kandung saya. Tentunya itu sudah cukup. Saya sudah cukup mencintainya dan saya sudah cukup berkorban untuknya. Saya akan berhenti mencintainya dan saya akan berhenti mencintai anak-anaknya. TETAPI. Cerita berlanjut …

 

Hosea 2:5-7 – Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menyekat jalannya dengan duri-duri, dan mendirikan pagar tembok mengurung dia, sehingga dia tidak dapat menemui jalannya. Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka; dia akan mencari mereka, tetapi tidak bertemu dengan mereka. Maka dia akan berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari pada sekarang. Tetapi dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi patung Baal.

Apa yang terjadi pada Gomer adalah dia jatuh ke bawah tangga sosial sampai-sampai dia hidup dengan pria yang tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Dia mungkin berada dalam hubungan yang kasar atau mungkin pria yang bersamanya tidak bisa menyediakan kebutuhannya. Dan Hosea mengetahuinya. Hosea mendengar betapa buruknya kehidupan Gomer. Jadi apa yang Hosea lakukan? Dia pergi ke rumah tempat Gomer berada. Dia mengetuk pintu dan seorang pria keluar. “Siapa kamu? Apa yang kamu inginkan?” “Apakah kamu pria yang tinggal bersama Gomer, putri Diblaim?” “Iya, itu aku.” “Aku Hosea, suami Gomer.” Bisakah anda bayangkan betapa canggungnya percakapan itu? Pada saat itu, pria itu mungkin mengira Hosea akan memukul wajahnya. Sebaliknya, apa yang terjadi selanjutnya sangat membingungkan. Bukannya memukul dia, Hosea mengeluarkan dompet. “Aku tahu kamu tidak memiliki apa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan istriku. Ini, ambil uang ini. Gunakan uang ini untuk mencukupi semua yang dia butuhkan. Aku tidak ingin dia menderita. Ini, ambil uangnya.” Pria itu mengambil uang itu dan menggunakan uang itu untuk memenuhi kebutuhan Gomer. Tetapi dia tidak pernah memberi tahu Gomer bahwa uang itu dari Hosea. Gomer menyimpulkan bahwa uang itu berasal dari kekasihnya, bukan dari Hosea. Gomer benar-benar lupa tentang Hosea sementara Hosea terus menyediakan kebutuhan Gomer. Ini adalah tragedi kedua: Gomer berpikir bahwa dia menerima segala sesuatu dari kekasihnya namun Hosealah yang menyediakan segalanya untuk Gomer. Anda pikir kisah cinta dalam drama Korea itu luar biasa? Coba baca Alkitab. Dan untuk kelanjutan pasal 2, kita melihat bagaimana Tuhan terus mengejar Israel. Tapi kasih Tuhan yang mengejar adalah kasih yang disiplin. Tuhan membiarkan umat-Nya mengalami penghukuman atas dosa mereka, tetapi ia tidak pernah berhenti mencintai dan mengejar mereka pada saat yang bersamaan. Dan sekarang kita sampai pada Hosea pasal 3, pasal yang paling aneh namun indah dalam Perjanjian Lama.

 

Hosea 3:1  Berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis.”

Gosh, kasian sekali Hosea! Hosea melakukan segala yang dia bisa untuk menjaga keluarga tidak hancur. Dia bahkan menyediakan kebutuhan Gomer meskipun Gomer tidak pernah menyadarinya. Dia melakukan semua yang dia bisa sebagai pria yang baik. Tapi sekarang apa yang harus dia lakukan? Pergi lagi? Mencintai seorang wanita yang suka bersundal dan seorang pezina? Apakah kamu serius? Jika anda pernah mengalami rasa sakit dikhianati oleh pasangan anda, maka anda akan tahu bahwa tidak ada rasa sakit seperti rasa sakit ini. Ini adalah rasa sakit level tidak ada obatnya. Saya belum menikah tetapi saya tahu sakitnya dikhianati. Ketika saya pertama kali datang ke Amerika, saya berpacaran dengan seorang gadis Korea. Saya berumur 18 dan dia 22. Kami berteman baik dan kami main bersama sampai suatu hari dia mengatakan kepada saya bahwa dia menyukai saya. Apa yang anda lakukan ketika anda berumur 18, tinggal sendirian di negara lain, tidak punya mobil, dan seorang gadis Korea yang punya mobil datang dan mengaku suka kepada anda? Kenapa tidak, setuju? Hanya untuk menemukan empat bulan kemudian bahwa alasan utama dia mendekati saya dan berpacaran dengan saya adalah untuk membuat mantan pacarnya cemburu. Begitu dia berhasil, mereka kembali bersama dan saya dibuang. Habis manis, Yosi dibuang. Itu menyakitkan. Saya butuh hampir dua tahun untuk bisa melihat dia tanpa ingin menyakiti dia. Jika anda mengatakan kepada saya untuk kembali bersamanya setelah apa yang dia lakukan, saya akan menyalib anda dengan terbalik.

Namun Hosea diperintahkan untuk mencari Gomer dan mencintainya lagi. Ini tidak masuk akal dan tidak normal! Gomer telah mengkhianati Hosea berkali-kali. Pasti ada banyak malam di mana Hosea berseru kepada Allah karena ketidaksetiaan istrinya. Hosea harus menjelaskan kepada anak-anaknya mengapa mami tidak di rumah. Dia harus merawat anak-anak tanpa mami mereka. Dan sekarang di saat dia baru mulai terbiasa hidup tanpa Gomer, Tuhan menyuruhnya untuk mengambil Gomer kembali. “Hosea, aku tahu kamu ingin menyelesaikan dan menutup cerita ini. Aku tahu kamu memiliki 10.000 alasan untuk bercerai. Tapi Aku tetap ingin kamu mengambil dia kembali. Dan bukan hanya mengambil dia, Aku ingin kamu mencintai dia lagi!” Perintah yang tidak masuk akal! Ini hampir tidak mungkin secara emosional.

 

Hosea 3:2-3  Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. Aku berkata kepadanya: “Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau.”

Hosea menaati Tuhan. Rupanya Gomer telah tenggelam ke level terendah. Untuk beberapa alasan yang tidak kita ketahui, Gomer telah menjadi budak. Hosea tahu tentang hal itu dan suatu hari, Hosea pergi ke pelelangan budak. Bagaimana kita tahu? Karena harga yang dibayar Hosea untuk Gomer adalah harga seorang budak. Dan jika anda tahu tentang pelelangan budak, para budak biasanya ditelanjangi sehingga orang-orang bisa melihat apa yang akan mereka dapatkan. Jadi di sini kita menemukan Gomer ditelanjangi di sebuah pelelangan budak, menunggu apa yang akan terjadi padanya. Dia berada di titik terendah dalam hidupnya. Orang-orang mulai menawar. “5 syikal.” Orang lain berkata, “9 syikal.” Kemudian tiba-tiba, Gomer kaget mendengar suara yang dikenalnya. “10 syikal.” Dia mengangkat wajahnya dan dia melihat suaminya. “12 syikal.” Hosea menjawab, “14 syikal.” Yang lain berkata, “15 syikal.” Dan Hosea berkata, “15 syikal dan satu setengah homer jelai.” “TERJUAL!” Untuk mendapatkan Gomer kembali, Hosea harus membayar harga seorang budak wanita, yaitu 30 syikal. Hosea tidak mampu membayar tunai. Tapi dia bertekad untuk mendapatkan Gomer kembali berapapun harganya. Hosea membayar harga Gomer dengan penuh. Dia membeli Gomer.

Sekarang pertanyaannya adalah, apa yang akan dilakukan Hosea kepada Gomer? Hosea mendekati Gomer, menutupi ketelanjangannya dengan pakaian, memegang tangannya dan membawanya pergi dari pelelangan. Coba bayangkan apa yang dipikirkan Gomer saat ini. Pria yang membelinya tidak lain adalah pria yang dikhianati dan diinjak-injaknya. Hanya ada satu alasan yang Gomer bisa pikirkan mengapa Hosea membelinya: dia ingin membalas dendam. Dan pada saat ini, Gomer adalah milik Hosea. Hosea membeli dan membayar harga penuh untuk Gomer. Gomer adalah miliknya. Dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan dengan Gomer. Bahkan, hukum Musa mengizinkan Hosea untuk menceraikan Gomer dan melempari dia dengan batu sampai mati. Tetapi apa yang terjadi selanjutnya benar-benar menakjubkan. Bahasa Ibrani untuk kalimat ini sangat rumit. Itulah sebabnya anda menemukan banyak terjemahan berbeda untuk ayat 3. Tetapi apa yang Hosea katakan adalah sesuatu seperti ini. “Gomer, aku tidak menginginimu sebagai budak. Aku menginginimu sebagai istriku. Aku ingin hidup bersama denganmu. Kamu tidak akan memberikan dirimu kepada pria lain. Kamu tidak akan berhubungan seks dengan pria mana pun. Dan untuk jangka waktu tertentu, kamu tidak akan berhubungan seks denganku juga. Tetapi ketika waktu sudah berlalu, aku akan menjadi milikmu kembali dan kamu akan menjadi milikku.” Ini benar-benar indah. Hosea mengakui rasa sakit dan kesenjangan yang ada dalam hubungan mereka dan dan waktu yang diperlukan untuk menutup kesenjangan itu. Namun pada saat yang sama, Hosea memberi tahu Gomer bahwa dia menginginkannya. Dan bukan sebagai budak, Hosea menginginkan Gomer sebagai istrinya. Pemulihan penuh. Cerita yang luar biasa.

 

Kehidupan Hosea dan Gomer adalah pesan Tuhan untuk umat-Nya. Hosea dan Gomer adalah gambaran Allah dan Israel. Ini juga gambaran Kristus dan gerejanya. Kristus adalah Hosea dan kita adalah Gomer. Melalui kisah Hosea, kita belajar beberapa hal tentang kasih Tuhan. Kasih Tuhan adalah kasih yang tidak masuk akal, tidak mengenal henti dan tidak ternilai harganya.

 

 

Kasih Tuhan adalah kasih yang tidak masuk akal.

 

Adalah tidak masuk akal bagi seseorang untuk menikahi seseorang yang mereka tahu persis akan tidak setia kepada mereka. Gomer adalah pelacur sejak awal dan Tuhan tahu persis bahwa dia tidak akan setia kepada Hosea. Ketika Allah memilih Israel, ia tahu persis bahwa Israel akan tidak setia tetapi dia tetap memilih untuk mengasihi mereka. Pertanyaan dari kitab ini bukanlah mengapa Tuhan meminta Hosea untuk menikahi Gomer tapi mengapa Tuhan memilih untuk menikahi Israel? Mengapa tidak memilih umat yang akan setia kepadanya dan berterima kasih atas kasihnya?

Menurut pemahaman logika kita, kasih Tuhan itu adalah kasih yang tidak masuk akal. Kita tidak akan menjalin hubungan perjanjian dengan mereka yang kita tahu persis akan tidak setia kepada kita. Ada saudara yang pernah bermimpi menikahi pelacur? Tetapi satu hal yang perlu kita pahami bahwa di mata Tuhan, setiap orang yang tidak memiliki hubungan perjanjian dengan dia adalah pelacur. Roma 3:23 – Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Sederhananya, kita semua adalah pelacur di mata Tuhan. Tidak seorang pun di antara kita yang layak mendapatkan kasih Tuhan. Karena itu, kalau Tuhan mencintai kita, kasih Tuhan haruslah kasih yang tidak masuk akal atau ber-skandal. Cara lain untuk mengatakannya adalah ini: Kasih Tuhan kepada kita tidak berdasarkan pada kebaikan kita, tetapi berdasarkan pada kebaikan dan pilihan-Nya yang berdaulat. Ulangan 10:14-15 – Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya; tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini. Coba resapi ayat ini. Kita tidak berkontribusi apapun atas kasih-Nya kepada kita. Kasih ini semata-mata berdasarkan pada siapa dia dan tidak ada hubungannya dengan kita. Ini semua tentang pemberi dan tidak ada hubungannya dengan penerima. Adalah masuk akal untuk mencintai hal-hal yang indah. Tapi kasih Allah adalah skandal karena dia membuat objek kasih-Nya menjadi cantik dan bukan mencintai objek karena mereka cantik. Kasih Allah itu tidak masuk akal karena kasih dia tidak membawa perhatian pada objek kasih tetapi kepada keagungan sang pengasih.

 

 

Kasih Tuhan adalah kasih yang tidak mengenal henti.

 

Alkitab dengan jelas memberi tahu kita bahwa Allah mengejar orang-orang yang dia kasihi. Hosea tidak pernah mengecilkan rasa sakit yang menimpanya. Rasa sakit itu nyata. Hosea dikhianati oleh Gomer. Tetapi karena dia mencintainya, dia tidak menyerah. Karena Hosea mencintai Gomer, dia terus mengejar Gomer tidak peduli berapapun harganya. Kita lihat di pasal 2 bagaimana Tuhan mendisiplin Israel justru karena dia mencintai Israel. Alasan di balik pendisiplinan Tuhan dalam hidup kita bukanlah karena dia kejam tetapi karena dia mengejar kita supaya kita bisa tinggal diam dalam kasih dan kebaikan-Nya. Dengan kata lain, disiplin Tuhan adalah ungkapan kasih Tuhan yang tiada henti bagi kita. Pendisiplinan Tuhan adalah tanda penolakan Tuhan untuk menyerah kepada kita ketika kita berjalan menjauh dari dia.

Sama seperti Gomer, sering kali kita harus belajar dengan cara yang sulit. Tuhan harus menunjukkan kepada kita janji kosong dunia dan rasa sakit yang menyertainya sebelum kita menyadari apa yang telah kita lewatkan selama ini, dan berkata “Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari pada sekarang.” Alasan Tuhan mengijinkan keadaan yang menyakitkan dan sulit dalam kehidupan kita adalah untuk menunjukkan keindahan diri-Nya bagi kita. Disiplin Tuhan adakah tanda komitmen tanpa henti Tuhan kepada kita. Tetapi kadang-kadang kita tidak dapat memahami kasih Tuhan seperti bagaimana seorang anak sering tidak dapat memahami kasih orang tua. Anda tahu apa kata favorit seorang anak? “Sekarang! Aku mau sekarang juga!” Tidak ada anak kecil yang suka menunggu. Jika seorang anak kecil ingin membeli mainan seharga $10 dan mereka tahu anda punya uang untuk membeli mainan itu tetapi anda tidak membelinya, tetapi sebaliknya anda membeli rumah $1 juta, mereka akan berkata, “Kamu tidak mencintaiku.” Benar? Mereka tidak mengerti bahwa rumah seharga $1 juta akan memberikan mereka jauh lebih banyak daripada apa yang dapat diberikan mainan seharga $10. Orang tua yang mengasihi anaknya akan sering mendisiplinkan anak-anak mereka dan tidak memberikan apa yang mereka inginkan karena mereka mencintai anak-anak mereka. Bahkan, adalah tindakan tidak menyayangi anak jika orang tua selalu memberikan mereka apa yang mereka minta pada saat itu juga. Hal yang sama dapat dikatakan tentang kasih Tuhan bagi kita. Masalah kita dalam memahami kasih Tuhan adalah kita sering memiliki pandangan anak kecil dalam melihat kasih Tuhan. Jika kita sebagai anak kecil tidak bisa memahami kasih orang tua kita, betapa jauh lebih besar perbedaan antara kita yang terbatas dengan Tuhan yang tidak terbatas dalam memahami kasih Tuhan yang tidak mengenal henti?

 

 

Kasih Tuhan adalah kasih yang tidak ternilai harganya.

 

Kita bisa dengan mudah menyerah dalam menghadapi orang lain, terutama mereka yang mengkhianati kasih dan kepercayaan kita. Tetapi Tuhan berbeda. Dalam pasal 3, ketika dosa Gomer telah membuatnya hancur, ketika dia ada di tingkat terendah, ketika dia dijual sebagai budak di pelelangan, ketika tidak ada kecantikannya yang tersisa selain bekas-bekas dosanya, Tuhan memerintahkan Hosea untuk pergi dan mendapatkan dia kembali berapapun harganya. Nama Gomer berarti sempurna yang mungkin adalah referensi untuk penampilan dan kecantikannya. Tapi sekarang dia adalah budak yang tidak diinginkan di pelelangan. Hosea melewati neraka emosional di bumi karena Gomer. Tetapi sekarang Tuhan berkata kepada Hosea untuk mencintainya seperti Tuhan mencintai bangsa Israel.

Adalah satu hal untuk mengampuni satu kesalahan bodoh yang tidak disengaja. Tetapi adalah hal yang sama sekali berbeda untuk mengampuni dosa yang disengaja yang telah diulang berkali-kali. Gomer tidak pantas mendapatkan pengampunan Hosea. Gomer tidak pantas menerima kesetiaan Hosea. Dan Gomer tentu saja tidak layak bagi Hosea untuk melakukan semua pengorbanan itu. Tapi itulah yang dilakukan Hosea dan itulah yang dilakukan Tuhan terhadap umat-Nya. Dia mengampuni kesalahan umat-Nya. Bahkan ketika kita tidak setia dan mengkhianati dia, “Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” (2 Timotius 2:13). Kita terus melarikan diri dari hadirat Tuhan tetapi Tuhan mengejar kita sampai akhir dan dia membuat pengorbanan terbesar untuk mengejar kita. Inilah pesan dari Hosea secara singkat. Kita bisa lari dari Tuhan tetapi kita tidak pernah bisa bersembunyi dari Tuhan. Kasih Tuhan akan menemukan kita di mana pun kita berada. Kita bisa berlari sejauh yang kita bisa tetapi kita tidak pernah bisa berlari lebih jauh dari kasih Tuhan untuk kita. Dan alasan di balik kebesaran kasih Tuhan bagi kita tidak ada hubungannya dengan kita tetapi semuanya berhubungan dengan sifat dan kasih-Nya kepada kita. Kasih Tuhan adalah kasih yang tidak ternilai harganya.

Kata lain dari tidak ternilai adalah sangat amat mahal. Tuhan tidak harus membayar harga yang dia bayar untuk membeli anda. Tuhan bisa memilih untuk membiarkan anda sebagai budak atau dia bisa memilih untuk mengutuk anda dan membuat anda membayar harga untuk semua yang anda lakukan pada-Nya. Tapi dia tidak melakukannya. Sebaliknya, dia membeli anda dengan harga yang sangat mahal. Hosea memberikan semua yang dia miliki untuk membeli Gomer. Tuhan memberikan dirinya untuk membeli anda dan saya. Dia tidak membeli kita dengan emas dan perak; dia membeli kita dengan darah putra-Nya. Saya akan tunjukkan.

 

Hosea 3:4-5 – Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim. Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir.

Sama seperti Hosea mengatakan kepada Gomer bahwa akan ada waktu di mana mereka tidak akan menjadi satu, Tuhan berkata kepada Israel bahwa akan ada waktu di mana Tuhan menjaga jarak dari Israel. Tetapi ketika waktu itu berakhir, Israel akan mengalami pemulihan total dan mencari Tuhan, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Tunggu? Daud? Daud sudah lama mati di jaman Hosea. Ini adalah nubuatan mengenai putra Daud, yang tidak lain adalah Yesus.

Dan inilah yang terjadi. Yesus datang dan membeli kita dengan darahnya. Di dalam Yesus, Tuhan datang ke pelelangan budak, melihat kita, mengasihi kita, membeli kita, menutupi ketelanjangan kita dengan kebenarannya, dan menjadikan kita miliknya. Kita menjadi mempelai wanita dan ia adalah mempelai pria kita. Dan harga yang dia bayar untuk membeli kita sangat amat mahal. Pada malam sebelum penyaliban, Yesus berkata kepada Allah Bapa, “Bapa, aku tahu kamu dapat melakukan segala hal. Tidak ada yang mustahil bagi-Mu. Kamu sangat berkuasa dan kamu sangat baik. Adakah cara lain untuk kita bisa mengasihi orang-orang ini? Apakah ada cara lain selain salib? Apakah ada cara lain selain harga yang luar biasa mahal ini? Apakah ada harga lain selain darahku?” Allah Bapa berkata, “Ini harganya. Tidak ada jalan lain.” Dan Yesus membayarnya dengan lunas. Dia membeli kita dengan darahnya. Begitulah cara dia membeli kita. Yesus adalah pengantin pria kita dan kita adalah pengantin wanita-Nya yang dibeli oleh darah. Jika kita percaya kepada Yesus, kita dapat dengan yakin berkata, “Aku adalah miliknya dan dia adalah milikku.”

Kasih yang tak ternilai inilah yang sangat diinginkan semua orang. Semua orang tertarik pada kasih ini. Namun mereka tidak dapat menemukan kasih semacam ini di dunia ini. Hosea gagal mencintai Gomer dengan kemampuannya sendiri untuk mencintai. Apa yang memungkinkan Hosea untuk mencintai Gomer lagi adalah pewahyuan dan pemberdayaan kasih Tuhan dalam kehidupan Hosea. Inilah keindahan cerita Hosea. Ketika kasih manusia gagal, kasih Tuhan berhasil. Kasih sejati hanya dapat dialami dan diberikan dalam Kristus.

 

 

Sekarang, saya akan mengakhiri kotbah dengan ini. Apakah anda tahu apa yang terjadi ketika anda memiliki Yesus sebagai pasangan anda? Jika anda sudah menikah, anda mengerti ini. Suami istri, apakah anda menyadari kekuatan besar yang dimiliki pasangan anda untuk memprogram ulang nilai diri dan harga diri anda? Saya belum menikah jadi saya akan meminjam ilustrasi papi saya. Papi saya pernah berkata bahwa jika orang-orang di gereja mendatanginya dan berkata, Ps. Sem, anda adalah pendeta yang luar biasa baik hati dan murah hati,” dia akan merasa baik. Dia akan sangat senang tentang hal itu. Tetapi pada saat yang sama ia berpikir, Orang itu tidak benar-benar mengenal aku.” Dan sebagai seorang pendeta, izinkan saya memberi tahu anda bahwa apa yang anda lihat pada hari Minggu sering kali sangat berbeda dengan apa yang anda lihat di rumah pada hari Senin. Tetapi, jika mami saya menghampiri papi saya dan berkata, “Kamu adalah pendeta terbaik dan pria paling baik yang aku tahu,” papi saya akan meloncat ke bulan. Mengapa? Karena dia bisa menipu anda pada hari Minggu. Tapi dia tidak bisa menipu mami saya yang melihatnya setiap hari. Inilah poin saya. Jika semua orang di dunia memberi tahu anda bahwa anda cantik tetapi pasangan anda memberi tahu anda bahwa anda jelek, anda merasa jelek. Tetapi jika semua orang di dunia memberi tahu anda bahwa anda jelek tetapi pasangan anda memberi tahu anda bahwa anda cantik, anda merasa cantik. Pasangan anda mempunyai kuasa yang besar atas anda.

Di sinilah saya akan pergi dengan ilustrasi ini. Hubungan antara Kristus dan kita pada akhirnya didefinisikan sebagai hubungan antara suami dan istri. Tapi kita adalah istri yang sangat buruk. Kita adalah Gomer. Kita mengkhianati Yesus, menipu Yesus dan menginjak-injak hati Yesus. Tetapi kasih Yesus itu tidak masuk akal. Dia memilih untuk mengasihi kita terlepas dari segala keburukan kita. Dia mengejar kita. Kasih Yesus adalah kasih yang tanpa henti. Dia tidak akan menyerah pada kita apapun yang terjadi. Dia akan menggunakan segala cara yang diperlukan untuk mendapatkan kita kembali, bahkan jika dia harus menyakiti dan mendisiplin kita. Kasih Yesus adalah kasih yang tidak ternilai. Dia rela membayar berapa pun harganya untuk mendapatkan kita kembali, bahkan dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Dia membeli kita dengan darahnya. Dan sekarang setelah kita menjadi miliknya, dia berbisik kepada kita, Aku mencintaimu dan aku menginginkanmu.” Perhatikan perkataan Tuhan dalam ayat ini. Hosea 11:8 – Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuat engkau seperti Zeboim? Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. Tuhan tidak bisa menyerahkan kita! Dia tidak bisa membiarkan kita pergi. Ada lirik satu lagu berkata begini. “Kamu tidak menginginkan surga tanpa kami. Yesus, kamu membawa surga turun.” Saya tahu perkataan ini hampir menghujat Tuhan untuk dikatakan. Bagaimana mungkin Tuhan yang sempurna mengatakan bahwa ia tidak menginginkan surga tanpa kita? Ya Tuhan itu sempurna dan dia tidak membutuhkan kita. Tuhan bahagia dari keabadian masa lalu sampai keabadian masa depan. Tetapi inilah kabar baik tentang Injil: Tuhan tidak membutuhkan kita tetapi dia menginginkan kita. Dengan kata lain, Tuhan telah mengikat sukacita-Nya dengan sukacita kita sehingga sukacita-Nya tidak akan lengkap sampai kita sepenuhnya menjadi milik-Nya. Tuhan yang kekal dan tak terbatas ini mencintai kita seperti itu dan mengikat sukacita-Nya kepada kita dan dia adalah suami kita.

 

Ini pertanyaan saya dan saya selesai. Jika inilah cara bagaimana Tuhan yang kekal dan tanpa batas mengasihi anda, jika inilah cara Yesus berpikir tentang anda, jika inilah yang dikatakan pasangan utama anda tentang anda, lalu mengapa anda peduli dengan apa yang dunia pikirkan tentang anda? What a beautiful name, what a wonderful name, what a powerful name, the name of Jesus!”

 

 

Discussions:

  1. What makes the message of Hosea “unique” in comparison to other prophets?
  2. What is so shocking about God’s commandment to Hosea in Hosea 1:2? What would you do if you were Hosea?
  3. What are the two tragedies in chapter 2? Can you see yourself repeating these tragedies in your relationship with Christ? Share it with others.
  4. What is so shocking about God’s commandment to Hosea in Hosea 3:1? What would you do if you were Hosea?
  5. “Our problem with understanding God’s love is that we often have a child-sized view of God’s love.” Agree or disagree? Give daily life examples.
  6. How did Jesus fulfil the role of Hosea?
  7. How does having Jesus as your ultimate spouse enable you to overcome the lies of the world? Think of specific application on how you can apply this truth in your daily life and share it with others.
No Comments

Sorry, the comment form is closed at this time.